Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransiskus Aquino Rudianto Lajur
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Timur, sektor mana saja yang menjadi unggulan dan bagaimana peranan Pemerintah Daerah untuk mendorong berkembangnya sektor-sektor perekonomian tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Input-Output (I-O). Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil yaitu tahun 2010 sektor kunci dalam perekonomian Provinsi NTT adalah sektor bangunan. Nilai pengganda output terbesar adalah Industri Semen. Nilai pengganda pendapatan dan tenaga kerja terbesar adalah Jasa-jasa lainnya. Grafik MPM paling tinggi pada tahun 2010 adalah Sektor bangunan Kajian ini berkesimpulan bahwa anggaran dan belanja pemerintah daerah bisa mendorong perekonomian tumbuh lebih baik apabila dialokasikan ke sektor perkebunan dan sektor bangunan.

The research wants to analyze which one is the leading sector of Nusa Tenggara Timur Province and how gornment spend their budget to stimulate these sector. The result shows that the leading sector in economy of Nusa Tenggara Timur Province on 2010 is building sector. While sector with highest output multiplier is cement industry and sector with highest income multiplier and employment multiplier is Others Service sector. Base on simulation there are two sector that can be priority sector namely plantion sector and building sector. The conclusion of this research is government spending will give big impact to the economy of Nusa Tenggara Timur Province if they spend more in bulding sector and plantation sector.
"
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nor Rofika Hidayah
"Stunting merupakan gambaran masalah status gizi yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Dampak stunting menurunkan kapasitas intelektual dan produktivitas sumber daya manusia di masa mendatang. Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Tahun 2010. Faktorfaktor tersebut antara lain konsumsi energi, konsumsi protein, umur, jenis kelamin, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, status ekonomi keluarga, serta jumlah anggota rumah tangga. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional dan melibatkan 411 sampel. Data penelitian menggunakan data sekunder yang diambil dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2010. Pengambilan data tersebut dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2010. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan gambaran balita stunting di NTT sebesar 67,2%. Terdapat hubungan bermakna antara konsumsi protein, jenis kelamin, serta pendidikan ibu balita dengan kejadian stunting. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menyarankan agar konsumsi protein balita ditingkatkan sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG). Perbaikan di bidang pendidikan, khususnya pendidikan ibu, juga perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan penanganan stunting pada balita. Selain itu, upaya pencegahan stunting perlu dilakukan dengan memberikan pendidikan gizi dan kesehatan kepada ibu hamil.

Stunting is a description of nutritional problem lasting on longer period of time. It could result in the lowering of intellectual capacity and the impoverishing of human resource productivity of future generation. This study explicates stunting-related factors on children aging 24–59 months in the Province of Nusa Tenggara Timur (NTT) in 2010. Those expected-variables are energy intake, protein consumption, age, sex, mother's level of education, mother's occupation, family economical status, and number of family member. It employs quantitative approach using cross-sectional design involving 411 samples. All data used are secondary, obtained from Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas) in 2010. The data gathering ensued from May to August 2010 in NTT. Analyses taken are univariate and bivariate analyses by using Chi-Square.
It shows that 67.2% of children aging 24–59 months in NTT are stunting. There is significant relationship between protein consumption, sex, and mother's education level of the children towards stunting. Observing the findings, the writer recommends boosting children’s protein consumption as balanced to Recommended Dietary Allowance (RDA) standard. Education to the family, especially mothers, is imperative to cover succesful treatment of the stunting children. Furthermore, nutritional and health socialization for pregnant mother is needed in preventing stunting children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Handayani
"Kecukupan konsumsi zat gizi termasuk protein penting untuk terpenuhi pada Anak dalam proses pertumbuhan memasuki usia remaja. Salah satu faktor yang memengaruhi kecukupan konsumsi zat gizi termasuk protein adalah proporsi pengeluaran rumah tangga untuk makanan terhadap pengeluaran total. Semakin tinggi kemiskinan suatu keluarga, maka semakin tinggi pula proporsi pengeluaran untuk makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengeluaran rumah tangga dan faktor lainnya berhubungan terhadap asupan protein. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain cross sectional menggunakan data Riskesdas 2010 di Nusa Tenggara Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 82% anak usia 7 - 12 tahun di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2010 mengonsumsi protein kurang dari yang seharusnya. Rata - rata proporsi pengeluaran rumah tangga untuk makanan adalah 69,3%. Hasil uji statistik dengan uji multivariat menunjukkan bahwa proporsi anak yang kurang konsumsi protein pada Anak Usia 7 - 12 tahun lebih banyak terjadi pada Anak dengan asupan energi yang rendah, pekerjaan orang tua yang berpenghasilan tidak tetap, tinggal di daerah perdesaan, keluarga yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan, pengeluaran rumah tangga untuk makanan yang rendah serta persentase pengeluaran rumah tangga untuk makanan terhadap pengeluaran total. Sedangkan faktor yang paling dominan adalah asupan energi (OR 13,5). Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui hubungan antaran energi dan protein lebih dalam.

Adequacy intake of nutrients including protein is important for the children in process of growing into adolescence. One of the factors that influence the adequacy of nutrients including protein consumption is the proportion of household expenditure on food to total expenditure. The higher of poverty level in a family, the higer proportion of expenditure on food. This study aimed whether the household expenses and other factors affect the intake of protein. This study was a quantitative study with cross sectional design using Riskesdas data in 2010 in East Nusa Tenggara.
The results show that 82% of children aged 7-12 years consumed protein less than they should. The average proportion of household expenditure on food is 69,3%. Multivariate statistical test shows that the proportion of children who lacked protein intake was more common in children with low energy intake, parents who had irregular income, lived in rural areas, family who does not utilize the service health, low in food expenditure and the percentage of food expenditure to total expenditure. While the factor that dominant the most is energy intake (OR 13,5). Further research is needed to determine the deeper relationship of energy and protein conduction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Ansori
"Tujuan utama penelitian ini adalah untulc menganalisis pertumbuhan ekonomi kabupaten dan kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat dari tahun 1994 sampai 2006 yang antara lain dipengaruhi oleh pengeluaran pemcrintah, kredit perbankan dan angkatan kerja dengan menggunakan metode analisis data panel dcngan mengacu pada Model Solow yang dikembangkan oleh Ram Rati (1986), Data pertumbuhan ekonomi didasarkan pada data PDRB Kabupaten dan Kota di Provinsi NTB tahun 1994 sampai 2006 atas dasar harga konstan tahun 2000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi belanja pembangunan berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,0067 terhadap permmbuhan PDRB Kabupaten dan Kota di Provinsi NTB. Peningkatan proporsi belanja pembangunan sebesar 1% absolute mdca PDRB akan bertuznbuh relative sebesar 0,0067% Selain itu proporsi knedit konsumsi terhadap PDRB juga berpengaruh positif dan signiiikan sebesar 0,0096 terhadap pertumbuhan PDRB. Peningkatan proporsi kredit konsumsi sebesar 1% absolute maka PDRB akan bertumbuh relative sebesar 0,0096%. Sedangkan pertumbuhan angkatan kenja berpengaruh positif dan signiflkan terhadap pertumbuhan PDRB sebesar 0,2685. Pertambahan angkatan kezja sebanyak 1% akan mendorong pertumbuhan PDRB sebesar 0,2685%. Proporsi bel ja pembangunan, proporsi krcdit konsumsi dan angkatan kexja merupakan faktor yang determinana mempengaruhi pertumbuhan PDRB Kabupaten dan Kota di Ptovinsi NTB selama tahun 1994 - 2006. Efek individu kabupaten dan kota dan efek waktu, jika diasumsikan variabel bebas yang tidak berubah maka pada Kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat dan Sumbawa merupakan Kabupaten yang memiliki tingkat pertumbuhan relatif yang tertinggi di Provinsi NTB bail: pada saat pelaksanaan otonomi daerah maupun sebelum otonomi daerah.
Hasil penelitian merekomendasikan agar proporsi belanja pembangunan, proporsi kredit modal kelja dan proporsi kredit investasi ditingkatkan nilainya guna mendomng pertumbuhan PDRB yang lebih berarti.

The focus of this research is to analyze economics growth of region and municipality in West Nusa Tenggara Province 1994 - 2006 which for example influenced by expenditure of local govemment, banking credit and labor force by using method analyse panel data relateed with Model of Solow developed by Ram Rati (1986). Growth of economics data based on data of GDRP Region and Municipality in West Nusa Tenggara Province for 1994 until 2006 on the basis of constant price of year 2000.
The result of research indicate that proportion of development spending have a positive eifect and significant in 0,0067 value to GDRP growth. Increwing of proportion spending development will have push increase of GDRP growth 0,0067%. ln addition to proportion of consume credit have a positive effect and signiicant to GDR? growth in 0,0096 value. Greating of consume credit proportion 1% absolute will progressively push increase of GDRP growth 0,0096%. The other estimation result indicate that growth of labor force have a positive effect and significant to GDRP growth. Individual effect and time effect of region and municipality evidence at Lombok Timur Region, Lombok Barat Region and Surnbawa Region owning highest growth level relative at the time of autonomy and at the time of outonomy before.
Result of research recommend proportion of development spending, proportion of working capital credit and proportion of investment credit improved by value of utilizing to push a signihcant of GDRP growth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33628
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jifvy Magdalena Dina Paomey
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk menganalisis kualitas informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebelum dan sesudah penerapan basis akrual, upaya Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam meningkatkan kualitas LKPD dan rancangan pemanfaatan LKPD sebagai bahan pengambilan keputusan kebijakan belanja modal dan aset tetap. Penelitian ini menarik dilakukan karena dapat memberikan hasil evaluasi kualitas
informasi LKPD pada sektor publik, saat menerapkan standar akuntansi
pemerintahan berbasis akrual dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis kas menuju akrual. Selanjutnya, dapat menganalisis upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas informasi LKPD dengan adanya perubahan basis akuntansi. Hasil evaluasi ini dapat menjadi dasar penentuan kelayakan LKPD Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai bahan pengambilan keputusan. Temuan berulang Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia atas aset tetap selama empat tahun terakhir mengindikasikan
pengambilan keputusan terhadap manajemen aset tetap belum menggunakan pertimbangan berdasarkan LKPD. Dengan demikian dapat diajukan metode konkrit penggunaan informasi LKPD dalam pengambilan keputusan belanja modal dan aset tetap. Penelitian ini menggunakan dasar teori agensi dan melakukan operasionalisasi karakteristik kualitatif laporan keuangan yang disesuaikan dengan standar akuntansi pemerintahan di Indonesia. Metode penelitian ini yakni studi kasus eksplanatoris-deskriptif. Hasil penelitian kualitas
informasi LKPD Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur berada pada level moderate yang berarti informasi LKPD memadai untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yakni peningkatan komitmen atas kebijakan akuntansi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan peningkatan sistem informasi. Selanjutnya dalam merancang pemanfaatan informasi LKPD untuk pengambilan keputusan belanja modal, disiapkan SOP perencanaan kebutuhan aset tetap berdasarkan dokumen dan pihak-pihak yang terkait serta output yang dihasilkan
dalam rancangan APBD.

ABSTRACT
This thesis aims to analyze the information quality of Local Government Financial Statement (LGFS) of East Nusa Tenggara Provincial Government before and after the implementation of the accrual basis, the efforts of East Nusa Tenggara Provincial Government to improve the quality of LGFS and the LGFS utilization design as material for policy decisions on capital expenditure and fixed assets. This research is interesting because it can provide results of evaluating the quality
of information on LGFS in the public sector, when implement accrual-based government accounting standards compared to the implementation of cash towards accruals. Furthermore, it can analyze the efforts made to improve the quality of information on LGFS with a change in accounting basis. The results of this evaluation can be the basis for determining the feasibility of the LGFS of the East Nusa Tenggara Provincial Government as a material for decision making. The recurring findings of the Audit Board of The Republic of Indonesia on fixed assets over the past four years indicate that decision making on fixed asset management has not used consideration based on the LGFS. Thus, it can be proposed a concrete method of using LGFS information in making capital expenditure and fixed asset decisions. This study uses the basis of agency theory and operationalizes the qualitative characteristics of financial statements that are adjusted to government accounting standards in Indonesia. This research method is explanatory-descriptive case study. The results of LGFS information quality research in the East Nusa Tenggara Provincial Government are at a moderate level, which means that the LGFS information is sufficient to be used in decision making. Efforts made by the East Nusa Tenggara Provincial Government are increasing commitment to accounting policies, increasing human resource capacity and improving information systems. Furthermore, in designing the utilization of LGFS information for capital expenditure decision making, a fixed asset needs planning SOP is prepared based on the documents and related parties as well as the output produced in the draft of local government budget."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia, 2009
910SINP029
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Ambarsari
"ABSTRAK
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) menjadi masalah kesehatan masyarakat
utama di dunia maupun Indonesia. Pada tahun 2002, PPOK menduduki peringkat ke-
5 sebagai penyebab kematian di dunia, dan diperkirakan pada tahun 2030 PPOK akan
menempati peringkat ke-3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
kejadian serta faktor risiko kejadian PPOK pada penduduk usia ≥ 30 tahun di Provinsi
Nusa Tenggara Timur tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian sekunder
menggunakan data Riskesdas 2013 dengan desain cross sectional. Analisis data
menggunakan chi-square. Hasil analisis univariat diperoleh proporsi PPOK
berdasarkan gejala pada penduduk usia ≥ 30 tahun di Provinsi Nusa Tenggara Timur
sebesar 50,5 %. Berdasarkan analisis bivariat faktor individu dan lingkungan, yang
menjadi faktor risiko seseorang mendapat PPOK adalah kelompok umur produktif
(PR= 1,427; 95% CI= 1,243-1,638), berjenis kelamin perempuan (PR=1,093; 95% CI=
0,845-0,990), memiliki riwayat infeksi pernafasan (PR=1,213; 95% CI= 1,058-1,390),
menggunakan obat nyamuk bakar (PR= 1,384; 95% CI= 1,258-1,522) dan melakukan
penanganan sampah dengan cara dibakar (PR= 1,312; 95% CI= 1,212-1,420).

ABSTRACT
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) has become an eminent public health
problem worldwide including Indonesia. At 2002, COPD become the 5th leading
caused of death worlwide, and it?s estimated to be 3rd caused of death in 2030. This
study aims to describe and determine risk factors of COPD aged ≥ 30 years in Nusa
Tenggara Timur Province in 2013. This study is secondary research using data from
Riskesdas 2013 with a cross-sectional design study Data analyzed using chi-square
analysis. Result of univariate analysis acquired proportion of COPD symptomaticbased
in Nusa Tenggara Timur Province in 2013 amounted 50,5 %. Result of bivariate
analysis showed that individual and enviromental factors that become risk factors for
someone getting COPD are productive age (PR= 1,427; 95% CI= 1,243-1,638), female
(PR=1,093; 95% CI= 0,845-0,990), having history of respiratory infection (PR=1,213;
95% CI= 1,058-1,390), burning mosquito coils (PR= 1,384; 95% CI= 1,258-1,522)
and handling rubbish by burning (PR= 1,312; 95% CI= 1,212-1,420)."
2016
S63078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Cinantya Ramadani
"Penelitian ini membahas tentang kekurangan gizi berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kekurangan gizi berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) dan indeks konvensional serta diketahuinya hubungan karakteristik anak, asupan energi dan protein, ASI eksklusif, inisiasi MP-ASI, karakteristik ibu serta karakteristik keluarga dengan kekurangan gizi pada balita berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF).
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2010 yang analisisnya dilakukan selama bulan Februari ? Juni 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang mewakili Provinsi Nusa Tenggara Barat, sedangkan sampelnya adalah anggota rumah tangga yang berumur 0 ? 59 bulan yang berjumlah 445 anak.
Hasil penelitian mendapatkan prevalensi kekurangan gizi pada anak balita berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) sebesar 62,7%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara asupan energi, ASI eksklusif, wilayah tempat tinggal dan status sosial ekonomi dengan kekurangan gizi pada balita berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF). Namun, tidak mendapatkan hubungan yang bermakna antara kelompok umur balita, jenis kelamin, berat lahir, asupan protein, inisiasi MP-ASI, pendidikan ibu, serta status pekerjaan ibu dengan kekurangan gizi pada balita berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF).
This study discusses malnutrition based Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) in West Nusa Tenggara Province in 2010. The purpose of this study is known picture of malnutrition based on the Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) and conventional indices as well as knowing the characteristics of child relationships, energy and protein intake, exclusive breastfeeding, initiation of complementary feeding, maternal characteristics and family characteristics with nutritional deficiencies in toddlers based on the Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF).
The study design used was cross sectional using a secondary data analysis Riskesdas 2010 during the month from February to June 2012. This study population is all households that represent the province of West Nusa Tenggara, while the sample was of household members aged 0-59 months, amounting to 445 children. The results of a study on the prevalence of malnutrition among children under five based on the Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) of 62.7%.
The results of statistical tests showed no significant association between intake of energy, exclusive breastfeeding, residential areas and socio-economic status with nutritional deficiencies in infants based Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF). However, do not get a significant association between toddler age group, gender, birth weight, protein intake, initiation of complementary feeding, maternal education, and employment status of mothers with malnourished children under five by Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Grace Meyanti Putri
"ABSTRAK
Pembangunan berprespektif gender merupakan upaya mengintegrasikan masalah gender dalam pembangunan melalui pemenuhan hak-hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, kredit, pekerjaan, dan peningkatan peran serta perempuan dalam kehidupan pada sektor publik. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan dinilai dari kinerja Gender Development Index GDI atau Indeks Pembangunan Gender IPG ; Provinsi NTT adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki trend angka IPG yang terus meningkat, namun disisi lain capaian IPM nya masih rendah. Pada tahun 2014 dan 2015, angka IPG provinsi NTT berturut-turut sebesar 92,76 dan 92,91 dimana secara nasional berada diatas capaian IPG Indonesia. Akan tetapi angka IPM nya masih sangat rendah peringkat ke-4 dari belakang dibandingkan IPM rata-rata provinsi di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan pembangunan berprespektif gender pada kabupaten/kota di provinsi NTT serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut baik dari indikator ekonomi dan non ekonomi; Metode analisis secara deskriptif dan regresi linear berganda menggunakan data panel dengan program pengolahan EVIEWS.Hasil penelitian menunjukan bahwa kesetaraan gender pada kabupaten/kota di provinsi Nusa Tenggara Timur dipengaruhi oleh variabel-variabel porsi pengeluaran pemerintah kabupaten/kota di provinsi Nusa Tenggara Timur di bidang pendidikan dan kesehatan dalam APBD, besarnya pengeluaran pemerintah perkapita di bidang pendidikan dan kesehatan dalam APBD, proporsi belanja rumah tangga untuk pendidikan dan kesehatan, serta porsi angkatan kerja perempuan dalam angkatan kerja total. Dampak peningkatan seluruh variabel bebas tersebut terhadap kesetaraan gender sangat kecil terlihat dari nilai kooefisien regresinya yang sangat kecil. Variabel bebas yang menunjukan arah pengaruh yang positif, yaitu belanja pemerintah perkapita untuk pendidikan dan kesehatan serta proporsi angkatan kerja perempuan dalam angkatan kerja total.
ABSTRACT
Developing gender perspective is an effort to integrate gender issues into development through the fulfillment of basic rights such as education, health, credit, employment, and increasing the participation of women in public sector living. One of the indicators of development success is judged by the performance of the Gender Development Index GDI NTT Province is one of the provinces in Indonesia which has a trend of increasing GDI numbers, but one the other hand the achievement of HDI is still low. In 2014 and 2015, the GDI of the province of NTT is 92.76 and 92.91, respectively, which is nationally above the achievement of GDI Indonesia. However, the HDI is still very low ranked 4th from behind than the average HDI of the province in Indonesia. This study aims to analyze the success of developing gender perspective in districts of NTT province and to know the factors that influence the success both from economic and non economic indicators. Descriptive analysis method and multiple linear regression using panel data with EVIEWS processing program. The research results show that gender equality in districts of East Nusa Tenggara province is influenced by the variables of government expenditure portion in education and health on APBD, the amount of government expenditure per capita in education and health on APBD, the proportion of household expenditure on education and health, and the share of the female labor force in the total labor force. The impact of the increase of all independent variables on gender equality is very small from the very small regression coefficient. The independent variables indicate the direction of positive influence, ie per capita government expenditure on education and health and the proportion of female labor force in total labor force "
2017
T48658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>