Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193241 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doni Wibowo
"Investasi human capital melalui sektor pendidikan menjadi pilihan negara berkembang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Kemampuan kognitif merupakan output penting dalam proses pendidikan. Berbagai studi empiris telah banyak dilakukan dalam mengkaji pengaruh kemampuan kognitif terhadap penghasilan.
Tujuan dari studi ini adalah mengkaji tentang pengaruh kemampuan kognitif terhadap besarnya penghasilan yang didapatkan oleh seorang individu di Indonesia. Metode two step Heckman digunakan sebagai dasar analisis studi ini.
Studi ini memberikan kesimpulan bahwa dampak kemampuan kognitif terhadap penghasilan bersifat ambigu. Penghasilan individu dalam penelitian ini lebih dipengaruhi tempat tinggal, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan sektor pekerjaan.

Human capital investment through education sector becoming the choice of many developing countries to promote economic sector. Cognitive ability is an important ouput of eductional process. Various emperical studies have been caried out to examine the effect of cognitive ability on earning.
The purpose of this study is to examine the effect of cognitive ability on the amount of individual income in Indonesia. Heckman two steps method is used as the basis of analysis of this study.
This study concludes that the impact of cognitive ability on earning is ambiguous. Earning in this study are influenced by place of residence, educational level, occupation and sector of employment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Modal manusia diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara langsung dalam proses produksi, serta secara tidak langsung melalui Total Factor Productivity (TFP). Penelitian ini menggunakan metode analisis data panel provinsi-provinsi di Indonesia dalam rentang 2004-2012.
Hasil empiris menunjukkan bahwa modal manusia, yang diwakili oleh tenaga kerja berpendidikan minimal SMA, berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Sementara modal manusia, yang diwakili oleh penduduk berpendidikan minimal SMA, berpengaruh positif terhadap pertumbuhan TFP regional di Indonesia dalam periode 2006-2012, baik secara langsung melalui inovasi domestik dan secara tidak langsung melalui efek spillover.
Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa modal fisik berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Selain itu perbedaan pertumbuhan rasio modal fisik per tenaga kerja regional berpengaruh positif terhadap perbedaan pertumbuhan output per tenaga kerja regional.

This research aims to analyze the influence of human capital on regional economic growth in Indonesia. Human capital expected takes effect on economics on production process and indirectly through Total Factor Productivity (TFP) growth. This research was using panel data analysis method of provinces in Indonesia in period 2004-2012.
Empirical result shows that human capital, represented by labor with minimum high school educated, has positive effect on regional economic growth in Indonesian. Meanwhile, the effect of human capital that represented by population with minimum high school educated has positive effect on regional TFP growth in Indonesia period 2006-2012, directly through domestic innovation and indirectly through spillover effect.
This research also shows that physical capital has positive effect on regional economic growth in Indonesia. Furthermore, the difference of physical capital ratio growth per regional labor has positive effect on the difference of regional economic growth per regional labor.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik J. Rachbini
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001
338.9 DID p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chalin Antinia Agustin
"Penelitian ini merupakan studi empiris pengembangan dari model Mankiw, Romer dan Weil yang membagi modal manusia menjadi pendidikan dan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontribusi dari modal fisik, kesehatan dan pendidikan terhadap output per pekerja di Indonesia serta di kawasan barat dan timur Indonesia. Analisis menggunakan sistem persamaan simultan dengan metode three stage least square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi modal fisik sebesar 0,35; kontribusi modal kesehatan sebesar 0,75; dan kontribusi modal pendidikan sebesar 0,84 terhadap output per pekerja di Indonesia.

This study is an empirical study based on an augmented Mankiw, Romer and Weil 39 s model which considers human capital in the forms of both health and education. The purpose of this study to determine the share of physical capital, health and education to output per worker in Indonesia and in the western and eastern Indonesia. The analysis uses a simultaneous system equations with three stage least squares method. The results showed that the share of physical capital is 0.35 share of health capital is 0.75 and the share of education capital is 0.84 to output per worker in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Istiqomah
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi wilayah di satu sisi dimotori oleh salah satunya modal manusia sedangkan di sisi lain pertumbuhan ekonomi itu sendiri memicu kesenjangan yang berakibat pada kesejahteraan manusia, sehingga dalam penelitian ini ingin mengetahui konstruksi spasial antara kesenjangan ekonomi dan pembangunan modal manusia di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan analisis location quotient LQ , gini ratio, dan tipologi klassen dalam menemukan kondisi kesenjangan dan membangun konstruksi dengan menggunakan analisis deskriptif. Konstruksi spasial antara kesenjangan pembangunan ekonomi wilayah dan modal manusia menunjukkan pola daerah maju dengan modal manusia tinggi terpusat di sekitar Kota Surabaya, hal ini dipengaruhi oleh posisinya sebagai pusat pemerintahan, pelayanan, atau letaknya yang berdekatan dengan pusat pertumbuhan, dimana faktor kepadatan penduduk dan struktur ekonomi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut, sedangkan daerah tertinggal dengan modal manusia rendah mendominasi sebagian besar wilayah di Propinsi Jawa Timur yang memiliki karakteristik rural dengan basis sektor primer yang dipengaruhi oleh rendahnya kepadatan penduduk dan kualitas pembangunan manusia, terbatasnya aksesibilitas dan belum masuknya teknologi dalam pengelolaan sumber daya alam.

ABSTRACT
Regional economic development driven by human capital, while on the other hand economic development itself trigger gaps that result in human well being, so this study wanted to know spatial construction between economic inequality and human capital development in East Java Province. This study uses Location Quotient analysis LQ , Gini ratio, and Klassen typology in finding gaps and building construction conditions by using descriptive analysis. Construction spatial between regional economic development and human capital disparities shows the pattern where rapid growth high human capital region centered around Surabaya city, it is influenced by its position as a center of government, services, and located adjacent to the center of growth, where population density and economic structure factor affect economic growth of this region, while relatively backward region low human capital region dominates most areas in East Java Province which has rural characteristics and primary sectors base that are affected by low population density and quality of human development, limited accessibility and limited technology in management of natural resources."
2016
T47121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rionanda Dhamma Putra
"Indonesia adalah negara dengan ketimpangan antarwilayah yang tinggi. Nilai Indeks Williamson sebesar 0,76 pada tahun 2016 menunjukkan kesenjangan ekonomi yang lebar antara Indonesia bagian Barat dan Timur. Hal ini seharusnya tidak terjadi dalam paradigma Neoklasik karena Indonesia Timur akan memiliki kekuatan sentripetal yang menarik aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji pengaruh faktor-faktor seperti lokasi, ketimpangan kaya-miskin, ketimpangan miskin-miskin, dan demokrasi terhadap modal manusia di Indonesia serta hubungan dua arah antara modal manusia dan kemakmuran ekonomi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan model regresi variabel instrumental (IV) panel simultan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini akan memberikan kontribusi pada bukti empiris pengaruh ketimpangan dalam hal pendapatan dan kualitas demokrasi, terhadap modal manusia. Oleh karena itu, model ini menemukan bahwa ketimpangan kaya-miskin merupakan satu-satunya faktor signifikan yang berhubungan dengan modal manusia di seluruh wilayah di Indonesia, di mana setiap kenaikan 1% akan menurunkan kualitas modal manusia sebesar 0,06-0,21%. Kemakmuran ekonomi dan modal manusia juga memiliki hubungan yang positif signifikan di Indonesia bagian Barat dan Timur. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa ketimpangan sosial ekonomi merupakan satu-satunya faktor signifikan dari dinamika kelembagaan yang berhubungan dengan kualitas modal manusia, dan hubungan rekursif juga terjadi antara modal manusia dan kemakmuran ekonomi di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2021.

Indonesia is the country with a high degree of interregional inequality. The Williamson Index score of 0.76 in 2016 shows a wide economic gap between Western and Eastern Indonesia. That should not happen in the Neoclassical paradigm because Eastern Indonesia will have a centripetal force that attracts economic activity. Hence, this research will examine the influence of factors like location, rich-poor inequality, poor-poor inequality (poverty severity), and democracy on the human capital in Indonesia and the two-way relationship between human capital and economic prosperity in Indonesia. It would employ a simultaneous panel instrumental variable (IV) regression model in this examination. The result of this research would contribute to the empirical proof of inequality's influence, in terms of income and the quality of democracy, on human capital. Hence, this model found out that rich-poor inequality is the only significant factor that relates to human capital across Indonesia's regions, with a 1% increase would reduce human capital quality by 0.06-0.21%. Economic prosperity and human capital also had positive significant relationships in Western and Eastern Indonesia. Therefore, this paper conclude that socioeconomic inequality is the only significant factor from institutional dynamics that relates to human capital quality, and a simultaneous two-way relationship also exists between human capital and economic prosperity in Indonesia from 2010 to 2021."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Amanah Primaningrum
"Sesuai dengan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024, untuk mengupayakan agenda meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, dibutuhkan penduduk yang tumbuh seimbang dan tata kelola penduduk yang kuat. Umur kawin pertama merupakan salah satu faktor dari pertumbuhan penduduk, dimana waktu saat pertama kali melakukan perkawinan akan mempengaruhi individu yang terlibat dan keturunan yang dilahirkan di waktu mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh modal manusia terhadap umur kawin pertama. Sumber data penelitian ini adalah hasil Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) 2007 dan 2014. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode regresi logistik biner. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, status kesehatan, dan pengeluaran per kapita mempengaruhi umur kawin pertama. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan menurunkan kemungkinannya untuk melakukan perkawin pada umur 25 tahun atau kurang. Seseorang dengan riwayat penyakit kronis akan meningkatkan kecenderungan untuk melakukan perkawinan pada usia 25 tahun atau kurang, dan pengeluaran per kapita keluarga yang lebih tinggi mengurangi kecenderungan untuk melakukan perkawinan pada usia 25 tahun atau kurang.

As stated in Indonesia’s RPJMN 2020-2024, to pursue the agenda of increasing human resources with high quality and competitive, population growth that is balance and a good population management are needed. The timing of entry to marriage is one of the factors of population growth. The timing of entry to marriage would affect people involved in family. This research aims to do a study on the impact of human capital on age at first marriage. Using the IFLS 2007 and 2014, the author regressed the data with binary logistic regression method, this study show that educational attainment, health status, and per capita expenditure affect age at first marriage. Someone with higher educational attainment less likely to marry when they are 25 years old or younger. Someone with chronic disease diagnose more likely to marry when they are 25 years old and younger. Lastly, the higher per capita expenditure the family of someone spent, will lessen the probability of that someone to marry when they are 25 years old or younger."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resita Nurbayani
"Wasting merupakan kurangnya berat badan terhadap tinggi badan (low weight for height). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian wasting pada anak usia 0-23 bulan di 13 provinsi di Indonesia (Studi Data IFLS-2 Tahun 1997, IFLS-3 Tahun 2000, dan IFLS-5 Tahun 2014). Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel anak yang berusia 0-23 bulan pada tahun 1997 sebanyak 582, tahun 2000 sebanyak 1263, dan tahun 2014 sebanyak 1609. Wasting diperoleh dari pengukuran berat badan dan panjang badan dengan tingkat ketelitian 0,1 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi wasting pada tahun 1997 adalah sebesar 12,20 %, pada tahun 2000 sebesar 11,96 % dan pada tahun 2014 sebesar 10, 13 %. Hasil bivariat menunjukkan bahwa pada tahun 1997 terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian MPASI, status kemiskinan, dan jenis kelamin dengan kejadian wasting,  sedangkan pada tahun 2000 tidak terdapat variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian wasting, dan pada tahun 2014 terdapat hubungan yang signifikan antara status kemiskinan dan panjang lahir. Hasil multivariat menunjukkan bahwa status kemiskinan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian wasting pada tahun 1997 dan 2014. Pencegahan wasting sebaiknya dilakukan sebelum masa kehamilan dan berfokus pada masyarakat dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.

Wasting is low weight for height. This study aims to determine the difference factors associated with wasting in children aged 0-23 months in 13 provinces in Indonesia (Study of IFLS-2 in 1997, IFLS-3 in 2000, and IFLS-5 in 2014).The research design was used cross sectional with  total sample of children aged 0-23 months was 582 in 1997, 1263 in 2000, and 1609 in 2014. Wasting was measured using weight scale, length board with  level of accuracy was 0,1 cm.
The results showed the decrease in the prevalence of wasting from 12,20%  in 1997, 11,96%  in 2000 and 10,13% in 2014. Bivariate results showed that in 1997 there were a significant relationship between provision of companion breastfeeding food, poverty status, and sex with wasting events, while in 2000 there were no variables that significantly associated with wasting events, and in 2014 poverty status and body length birth were the significant factors. Multivariate results showed the poverty status was the dominant factor associated with wasting in 1997 and 2014. Prevention of wasting should be started prior pregnancy and focused on community with high poverty level."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Indrastuty
"Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya melampaui defisit -2 standar deviasi di bawah median panjang atau tinggi badan. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada balita mulai dari faktor gizi sampai faktor sosial ekonomi. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, praktik pemberian air susu ibu, umur kepala rumah tangga, usia ibu pertama kali melahirkan, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan rumah tangga, daerah tempat tinggal, dan juga sarana sanitasi. Multi dimensi faktor yang menyebabkan stunting memiliki dampak bagi kehidupan balita dan mempengaruhi perekonomian bangsa akibat meningkatnya pembiayaan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak stunting terhadap sosial ekonomi rumah tangga di Indonesia, menggunakan data panel Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 1993 dan IFLS 2014. Unit analisis penelitian ini adalah individu bayi usia 0-59 bulan (balita) dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 1.295 individu. Analisis multivariat pada data dilakukan dengan pendekatan Propensity Score Matching (PSM) untuk melihat pencocokan nilaikedekatan antar dua kelompok. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, tempat tinggal, sanitasi pembuangan kotoran manusia dan pendapatan rumah tangga memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian balita stunting. Dampak stunting terhadap pendidikan anak ketika dewasa sebesar 2,3%, dampak stunting terhadap status pekerjaan sebesar 3,7% dan dampak stunting terhadap status ekonomi sebesar 8,3%.

Stunting is a problem of growth and development in children under five who are malnoutrished because children lack -2 deviation standart below the median length or height. Many factors improve nutrition in toddlers ranging from nutrition to socio-economic factors. Malnutrition occurs from the womb baby and at the beginning of life after birth, the practice of giving mothers milk, the age of the housewife, the age of the mothers first childbirth, the mothers education level, mothers employment status, household income, housing, and sanitation facilities. Multi-dimensional factors that cause stunting have an impact on the lives of toddlers and have an impact on improving state finances to improve publi finances. This study aims to analyze the impact of stunting on household socioeconomics in Indonesia, using a panel data of Indonesian Family Life Survey IFLS) in 1993 and 2014. The unit of analysis of this study was individuals aged 0-59 months with a number of samples fulfilled the inclusion and exclusion criteria of 1,295 individuals. Multivariate analysis of the data was carried out with the aim of Propensity Score Matching (PSM) to see the value of proximity between two groups. The results of research obtained from maternal education factors, maternal employment status, place of residence, sanitation of human waste and household income have a significant relationship to the incidence of stunting in children under five. Stunting effect the education of adult is 2.3%, stunting effect on employment status is 3.7% and stunting effect on economic status is 8.3%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>