Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kristaufan Joko Pramono
"ABSTRAK
Salah satu manfaat dari teknologi Internet adalah kemudahan memperoleh informasi. Hal ini akan mempengaruhi tingkat permintaan kertas koran, kertas cetak dan tulis. Selain itu, kemajuan teknologi Internet telah memungkinkan penjual untuk memperluas pasar mereka ke negara-negara lain, sehingga akan mempengaruhi tingkat permintaan kertas kemasan sebagai pelindung barang sejak dari penjual hingga ke pembeli. Penelitian ini menggunakan metodologi analisa korelasi data untuk mempelajari dampak Internet terhadap perubahan konsumsi dan produksi produk kertas di dunia dan Indonesia. Perangkat digital akan membuat orang gemar memperoleh berita di dunia maya daripada koran, sehingga dapat mengurangi tingkat konsumsi dan produksi kertas di berbagai negara. Persaingan antara buku cetak dan digital, dan pemasaran tradisional dan periklanan tidak akan membuat perubahan yang berarti terhadap tingkat konsumsi dan produksi kertas cetak dan tulis di banyak negara. Secara keseluruhan dampak Internet pada tingkat penggunaan dan produksi kertas kemasan tidak menunjukkan arah yang jelas di banyak negara. Di Cina, Internet telah meningkat konsumsi dan produksi semua produk kertas tersebut. Hubungan yang erat antara Indonesia dan Cina telah menciptakan perdagangan bilateral di bidang pulp untuk memperluas industri kertas, sehingga dapat memenuhi besarnya permintaan produk kertas di Cina. Kenaikan tingkat melek huruf di Indonesia telah meningkat konsumsi koran dan membuat media cetak tradisional memiliki pangsa pasar yang tinggi di Indonesia. Indonesia memiliki keunggulan untuk meningkatkan ekspor karena bantuan Internet dalam mengakses pasar global; dengan demikian akan membutuhkan lebih banyak kertas kemasan. Di Indonesia, dampak Internet terhadap konsumsi dan produksi kertas koran, dan kertas cetak dan tulis tidak begitu berarti namun Internet menjadi faktor penting dalam meningkatkan konsumsi dan produksi kertas kemasan.

ABSTRACT
One of the interesting features of the Internet is online information. It would likely affect demand for newsprint, and printing and writing paper. Moreover, the advance of the Internet has enabled sellers to expand their market to other countries, influencing demand for packaging paper to protect product from sellers to purchasers. This research applied correlation data analysis methodology to study impact of the Internet to the change of consumption and production of paper products in the world and Indonesia. Digital devices would make people prefer access online news rather than newspapers, reducing newsprint consumption and production level in many countries. Competition among printed and digital books, and traditional marketing and advertising would make insignificant change world’s consumption and production of printing and writing paper in many countries. The impact of Internet on packaging paper use rates was unclear in overall, making insignificant change of the production rates in many countries. In China, the Internet has increased consumption and production of all these paper products. Strong relationship between Indonesia and China has created bilateral trade of pulp to expand paper industries, meeting huge demand for paper products in China. The rise of literacy rate in Indonesia has increased newspaper consumption and made traditional print media have higher market share in Indonesia. Indonesia has advantages to increase export because of the Internet help in accessing global market; then it would need more packaging paper. In Indonesia, there was insignificant impact of the Internet on consumption and production of newsprint and, printing and writing paper; however, the Internet would be an important factor in boosting consumption and production of packaging paper."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhadi Mulyana
"ABSTRACT
Skripsi ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan untuk menganalisa dampak liberalisasi perdagangan –yang disebabkan oleh adanya penurunan tarif yang signifikan pada tahun 1995 –terhadap efisiensi teknis industri Kertas dan Barang dari Kertas (KBK) Indonesia. Dengan mengambil sample data tahun 1990-2011, penelitian ini ingin melihat dampak dari pemberlakuan penurunan tarif yang secara resmi dimulai pada tahun 1995. Untuk mengukur tingkat efisiensi teknis industri, penelitian ini menggunakan metode Stochastic Frontier Approach (SFA). Sedangkan untuk mengetahui dampak liberalisasi perdagangan, penelitian ini menggunakan variabel dummy sebelum dan sesudah penurunan tarif dan variable liberalisasi perdagangan lainnya yang kemudian diregresi terhadap nilai efisiensi teknis industri dengan menggunakan metode Ordniary Least Square (OLS). Penelitian ini menemukan bahwa pemberlakuan penurunan tarif yang bisa disebut sebagai liberalisasi perdagangan –berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi teknis pada industri KBK Indonesia.

ABSTRACT
This thesis is the first research performed with aim to analyze the impact of trade liberalization which cause by decreasing tariff significantly in 1995 –on technical efficiency with sub-industry level data in Indonesian pulp and paper industry. Having a data sample from 1990 to 2011, this research focus on the impact of decreasing tariff significantly which was officially conducted in 1995. In order to estimates sub-industry technical efficiency score, this research use Stochastic Frontier Approach (SFA). Next step, the Ordinary Least Square (OLS) method is used to analyze the dummy variable pre- and post- trade liberalization and others trade liberalization’s variable to capture the impact of this trade liberalization on technical efficiency. This research find that decrease on tariff significantly in 1995 has a significant and positive impact on technical efficiency in Indonesian pulp and paper industry."
2014
S56240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariono Sutjipto
Jakarta: Halaman Moeka Publishing, 2022
676 HAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Mardliah
"ABSTRAK
Limbah pulp kertas dari proses daur ulang kertas diketahui memiliki potensi nilai kalor yang dapat dijadikan solid recovered fuel. Limbah pulp kertas pada penelitian ini diketahui memiliki kadar air yang tinggi (84,82%) dengan kadar volatile solid sebesar 79,60%, dan rasio C/N 33,58%. Komposisi limbah pulp kertas terdiri dari kertas sebanyak 69,40% dan komposisi plastik sebanyak 30,60%. Dalam upaya menurunkan kadar air dan meningkatan nilai kalor limbah pulp kertas, akan dilakukan pretreatment dengan metode biodrying. Pada penelitian ini, dilakukan biodrying pada feedstock limbah pulp kertas dengan menggunakan campuran sampah daun. Rasio limbah pulp kertas pada tiap reaktor dibuat berbeda. Rasio antara limbah pulp kertas dengan sampah daun pada Reaktor 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 50:50; 60:40; 80:20. Suhu tertinggi pada biodrying dihasilkan pada Reaktor 3, tetapi Reaktor 3 mengalami penurunan kadar air akhir terkecil (9,13%) dengan penurunan volatile solid terbesar (13,12%). Namun hasil uji ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan (p<0,05) untuk suhu pada tiap reaktor. Performa biodrying yang paling baik dicapai oleh Reaktor 2 karena mengalami penurunan kadar air akhir terbesar (23,04%) dengan penurunan volatile solid terkecil (7,84%). Nilai kalor (LHVwet) produk biodrying pada Reaktor 1, 2, dan 3 berturut-turut 5,95 MJ/kg; 4,68 MJ/kg; 2,86 MJ/kg. Berdasarkan nilai kalor, produk biodrying yang memenuhi standar SRF adalah Reaktor 1 dan Reaktor 2. Panas yang dihasilkan pada proses biodrying merupakan tanda terjadinya aktivitas mikroorganisme dalam mendegradasi senyawa organik. Jenis mikroorganisme yang terdapat pada feedstock biodrying berdasarkan fase suhu yang dihasilkan terdiri dari mikroorganisme mesofilik dan mikroorganisme termofilik. Pada penelitian ini juga diteliti jumlah bakteri mesofilik dan bakteri termofilik selama proses biodrying. Dari pengujian jumlah bakteri dengan metode Total Plate Count (TPC) dihasilkan bakteri mesofilik terbanyak ada pada Reaktor 3 dengan rata-rata 17 x 109 CFU/gram, begitu pula dengan bakteri termofilik dengan rata-rata 13 x 106 CFU/gram. Uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) untuk jumlah bakteri mesofilik antar reaktor. Jumlah bakteri termofilik juga menghasilkan perbedaan yang signifikan antar reaktor (p>0,05).

ABSTRACT
The waste of paper pulp from the paper recycling process is known to have potential heating values ​​that can be used as solid recovered fuel. The paper pulp waste in this study is known to have high water content (84.82%) with a volatile solid content of 79.60%, and C/N ratio of 33.58%. The composition of paper pulp waste consists of 69.40% paper and 30.60% plastic. In an effort to reduce water content and increase the calorific value of paper pulp waste, a pretreatment will be carried out using the biodrying method. In this study, biodrying was carried out on paper pulp waste feedstock by using a mixture of leaf waste. The ratio of paper pulp waste to each reactor is made different. The ratio between paper pulp waste and leaf waste in Reactors 1, 2, and 3 respectively is 50:50; 60:40; 80:20 The highest temperature on biodrying was generated in Reactor 3, but Reactor 3 decreased the smallest final moisture content (9.13%) with the largest decrease in volatile solids (13.12%). However, the ANOVA test results showed no significant difference (p <0.05) for the temperature of each reactor. The best biodrying performance was achieved by Reactor 2 because it experienced the largest decrease in final moisture content (23.04%) with the smallest volatile solid decline (7.84%). Calorific value (LHVwet) of biodrying products in Reactor 1, 2, and 3 respectively 5.95 MJ/kg; 4.68 MJ/kg; 2.86 MJ/kg. Based on the heating value, biodrying products that meet the SRF standard are Reactor 1 and Reactor 2. The heat generated in the biodrying process is a sign of the activity of microorganisms in degrading organic compounds. The types of microorganisms found in biodrying feedstock based on the resulting phase temperature consist of mesophilic microorganisms and thermophilic microorganisms. In this study also examined the number of mesophilic bacteria and thermophilic bacteria during the biodrying process. From testing the number of bacteria using the Total Plate Count (TPC) method produced the most mesophilic bacteria in Reactor 3 with an average of 17 x 109 CFU/gram, as well as thermophilic bacteria with an average of 13 x 106 CFU/gram. ANOVA test showed that there were significant differences (p> 0.05) for the number of mesophilic bacteria between reactors. The number of thermophilic bacteria also produced a significant difference between reactors (p> 0.05)."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatnya perkembangan industri yang diikuti dengan meningkatnya masalah lingkungan yang disebabkan kapasitas alam dalam mendaur ulang hasil pencemaran yang terbatas, menjadikan pertimbangan bagi pemerintah untuk menggalakkan perubahan arah dalam mengurangi pencemaran lingkungan dari pengolahan pada limbah yang dihasilkan kearah pencegahan pencegahan pencemaran yang bersifat proaktif yaitu dengan program produksi bersih yang lebih ditekankan pada efisiensi proses produksi suatu industri. Penelitian yang dilakukan penulis dalam rangka penerapan program diatas dilakukan pada pabrik kertas PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tangerang yang pada saat ini telah mendapatkan sertirikat ISO 9000 dan ISO 14001. Penelitian diarahkan pada proses produksi kertas terutama terhadap pemakaian bahan baku dan bahan pembantu, serta melakukan pengkajian proses recycle dan re-use pada penggunaan air produksi yang disebut dengan White Water close system. Hasil analisa ditemukan adanya penggunaan bahan baku yang tidak sesuai dengan ketentuan sehingga menimbulkan limbah, dengan prosentase kadar limbah dibandingkan dengan hasil produksi kertas seperti berikut ini : Pada jalur produksi #1, limbah yang dihasilkan sebesar 2,17%. Pada jalur produksi #2, limbah yang dihasilkan sebesar 28,52% (akibat adanya pembuangan bubur sisa selama pergantian jenis produksi kertas. Pada jalur produksi #3, limbah yang dihasilkan sebesar 4,57%. Dalam upaya pelaksanaan produksi bersih untuk mengurangi limbah tersebut, penulis memberikan masukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut : 1. Pembuatan landasan peluncuran pulp yang memasuki pulper yang secara ekonomi memiliki Pay Back Periode (PBP) dalam kurun waktu 48,63 hari produksi. 2. Pembuatan secondary white water untuk mengantisipasi luapan air akibat terhentinya proses produksi. 3. Perbaikan bentuk permukaan lantai pada chest untuk mengurangi limbah akibat penyedotan bubur yang tidak sempurna. 4. Mengadapakan pelatihan bagi para karyawan dalam meningkatkan kemampuan dalam bekerja."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alin Erlita Nurfatiha
"Industri farmasi saat ini sedang berkembang di seluruh dunia. Produksi industri farmasi khususnya pada obat herbal berbentuk padat kategori Immunomodulator dalam skala besar setiap harinya dapat memberikan masalah yang signifikan terhadap lingkungan. Pada masa munculnya kasus COVID-19 di seluruh Dunia, obat herbal berbentuk padat kategori Immunomodulator dari PT X berperan penting untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Masalah dalam penelitian adalah belum adanya penilaian secara menyeluruh dari penerapan produksi bersih di PT X, sehingga penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengembangan produksi bersih pada industri farmasi di PT X DKI Jakarta. Metode yang digunakan adalah Life Cycle Assessment (LCA), deskriptif, analisis tren dan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Hasil penelitian menunjukkan kategori dampak MAETP merupakan dampak lingkungan potensial tertinggi, sikap stakeholder terhadap penerapan produksi bersih baik dan analisis tren pada biaya yaitu negatif. Strategi menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang. Kesimpulan pada penelitian ini, dampak lingkungan potensial, sikap stakeholder, dan biaya pemerliharaan dan operasional memiliki hubungan untuk pengembangan penerapan produksi bersih. Strategi pengembangan prduksi bersih yang dipilih adalah kekuatan-peluang, sistem manajemen, alokasi biaya, meningkatkan citra perusahaan serta pengembangan inovasi mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penerapan produksi bersih.

The pharmaceutical industry is currently developing throughout the world. The production of the pharmaceutical industry, especially solid herbal medicines in the Immunomodulator category on a large scale every day, can cause significant problems for the environment. During the emergence of COVID-19 cases throughout the world, solid herbal medicines in the Immunomodulator category from PT X played an important role in meeting the health needs of the Indonesian people. The problem in the research is that there needs to be a comprehensive assessment of the implementation of clean production at PT. The methods used are Life Cycle Assessment (LCA), descriptive, trend analysis, and SWOT Analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats). The research results show that the MAETP impact category has the highest potential environmental impact, stakeholder attitudes towards implementing clean production are good, and trend analysis on costs is negative. The strategy uses internal strengths to take advantage of opportunities. This research concludes that potential environmental impacts, stakeholder attitudes, and maintenance and operational costs have a relationship to the development of the implementation of cleaner production. The selected clean production development strategy is strengths-opportunities, management systems, cost allocation, improving the company's image, and developing innovation, which has an important role in increasing the implementation of clean production."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ventin Ariandy
"ABSTRAK
Industri daur ulang pulp dan kertas Indonesia menghasilkan pembentukan limbah baru berupa limbah pulp kertas mencapai 300.000 ton/tahun dimana sebagian besar dibuang langsung ke TPA. Padahal potensi limbah pulp kertas dengan energi mencapai 20 MJ/kg dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan sampah yang lebih efektif yaitu Waste to Energy (WTE). Namun, prinsip mengubah limbah industri menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF) menjadi tantangan baru dalam pengolahan limbah yang memiliki karakteristik yang lebih kompleks. Salah satunya adalah kadar air yang cukup tinggi dan bervariasi antara 40-85 persen yang menjadi tantangan dalam teknologi WTE khususnya unit pengolahan termal sehingga dibutuhkan pre-treatment seperti biodrying untuk mengubah karakteristik awal limbah pulp kertas menjadi RDF yang lebih mudah diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki performa proses biodrying limbah pulp kertas dan sampah daun dalam berbagai rasio pencampuran dengan hasil menunjukkan bahwa degradasi sampah daun sangat berperan dalam menurunkan kadar air (6-15 persen), namun menghasilkan suhu yang cenderung lebih rendah (36-42 derajtC). Penurunan kadar air terhadap kadar VS (7-10 persen) menghasilkan performa dengan indeks biodrying 3,85. Terhadap hubungannya proses biodrying dengan bio-stabilitas sampah, rasio pencampuran yang hampir setara (50:50 atau 60:40) menghasilkan produk yang relatif stabil setelah proses biodrying 7-15 hari dengan kualitas RDF kelas 5 (>3 MJ/kg).

ABSTRACT
Indonesian pulp and paper recycling industry produces paper waste up to 300,000 tons/year, which is discharged directly into landfill while its potential of energy, which can reached up to 20 MJ/kg, can be used for more effective waste management, such as Waste to Energy (WTE). However, the principle of converting waste into Refuse-Derived Fuel (RDF) is a new challenge in waste management because of its complex characteristics, such as moisture content that is quite high (40-85%) which is another challenge in WTE technology, especially thermal treatment units. So, it has to be treated using pre-treatment such as biodrying to reach the initial characteristics of paper pulp waste into easier-applied RDF. This study discusses the process performance of paper waste and waste biodrying mixing ratio which showing the degradation of leaf waste correlated to decreased water content (6-15 persen), but producing lower temperatures than normal biodrying (36-42 derajat C). The decrease in moisture content against the volatile solid degradation (7-10 persen) resulted in a performance with biodrying index up to 3.85. Regarding connection of biodrying processes with waste biostabilization, a higher mixing ratio (50:50 or 60:40) produces a relatively stable product after 7-15 days refining process with grade 5 RDF quality (>3 MJ/kg).
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Riona Syamikha
"Skripsi ini menganalisis hambatan dan kriteria pemilihan pemasok hijau dalam industri konstruksi Indonesia dari perspektif kontraktor. Industri konstruksi merupakan kontributor signifikan terhadap masalah lingkungan selama meningkatnya perhatian lingkungan yang disebabkan oleh urbanisasi yang tidak teratur dan ekspansi industri yang cepat. Pemasok hijau dalam konstruksi berkelanjutan memperkenalkan metodologi yang bertujuan mengatasi dampak negatif terhadap lingkungan dan memfasilitasi integrasi praktik konstruksi berkelanjutan di masa depan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan dan kriteria pemilihan pemasok hijau dalam industri konstruksi di Indonesia, sebagaimana dipersepsikan oleh kontraktor. Penelitian ini menggunakan dua metode: RII untuk menyelesaikan pertanyaan penelitian pertama dan AHP untuk menyelesaikan pertanyaan penelitian kedua. Penelitian ini menganalisis hambatan yang dihadapi kontraktor saat mengadopsi praktik pemasok hijau, menggunakan metodologi Indeks Kepentingan Relatif (RII). Hambatan-hambatan ini mencakup hambatan ekonomi, teknologi, kesadaran, dan pemerintah. Evaluasi kriteria pemilihan pemasok hijau dari metode AHP didasarkan pada karakteristik perusahaan, tawaran teknis dan komersial, serta aspek sosial-ekonomi. Hasil penelitian mendapatkan pentingnya kriteria ini dalam mempromosikan metode konstruksi berkelanjutan dan meminimalkan dampak lingkungan dalam industri konstruksi di Indonesia.

This undergraduate thesis analyzes obstacles and criteria for green supplier selection in the Indonesian construction industry from a contractor's perspective. The construction industry is a significant contributor to environmental issues during increased environmental concern resulting from unregulated urbanization and rapid industrial expansion. Green suppliers in sustainable construction introduce methodologies that aim to address negative environmental effects and facilitate the integration of sustainable construction practices in the future. The primary aim of this study is to find out the obstacles and criteria for selecting green suppliers in the construction industry of Indonesia, as perceived by contractors. This research employs two methods: RII for solving research question 1 and AHP for solving research question 2. The research analyzes the obstacles that contractors face while adopting green supplier practices, using the Relative Importance Index (RII) methodology. These challenges include economic, technological, awareness, and government obstacles. The evaluation of green suppliers' selection criteria from AHP method is based on firm characteristics, technical and commercial bids, and socio-economic aspects. The results highlight the significance of these criteria in promoting sustainable construction methods and minimizing environmental impacts in Indonesia's construction industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dean Triwandari
"Perkembangan industri di dunia termasuk di dalamnya industri pulp dan kertas Indonesia telah memberikan dampak buruk pada lingkungan hidup. Untuk mengatasi hal tersebut diperkenalkanlah prinsip sustainable development yang bertujuan agar pembangunan dapat terus berjalan tanpa merusak lingkungan. Salah satu metode yang berkaitan erat dengan prinsip sustainable development adalah life cycle assessment. Melalui life cycle assessment, diharapkan pembangunan dan kelestarian lingkungan dapat berjalan seiringan, yakni dengan cara melihat dampak lingkungan dari suatu produk dalam tiap fase kehidupannya.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bagaimana peran LCA dalam melindungi lingkungan dan bagaimana penerapan LCA di Indonesia. LCA adalah metode yang sifatnya voluntary, di mana LCA memiliki keunggulan dalam melindungi lingkungan dibandingkan dengan tool/ metode lain karena LCA telah distandarisasi oleh ISO. Akan tetapi LCA di Indonesia belum banyak dilakukan oleh pihak swasta/industri padahal mampu menunjukkan dampak lingkungan yang paling lengkap dalam tiap tahapan dalam siklus hidup. LCA perlu diterapkan karena LCA tidak hanya terbukti secara ilmiah dapat melindungi lingkungan, namun juga dapat membuat suatu produk memiliki daya saing di pasar global yang memiliki kecenderungan untuk memilih produk yang ramah lingkungan dan sustainable. Apabila LCA diterapkan bagi produk maka konsumen dapat memilih produk yang ramah lingkungan dan melindungi lingkungan. Kemudian Pemerintah diharapkan dapat mempromosikan LCA kepada industri agar lebih banyak industri yang akan paham dan menggunakan metode LCA sehingga tercapai sustainability.

The developing of industry in the world, including pulp and paper industry came with negative impact for environment. To address that issue sustainable development is introduced with the purpose to reach developments goal without damaging the environment. One of the method thats closely related to sustainable development is life cycle assessment. Through life cycle assessment, environmental impact can be assessed throughout products entire life cycle.
This writing will discuss how LCA can protect the environment and how LCA is implemented in Indonesia. LCA in Indonesia is voluntary based, in which LCA is better than other tool / method because LCA is standardized by ISO. Despite all of that private party and government has not been implementing LCA much even though it can show the most through environmental impact in its entire life cycle. LCA need to be implemented because not only it can be proven scientifically to protect the environment, it also can make a product have competitiveness in global market which show tendency towards environmental friendly and sustainable product. LCA. If LCA is implemented in a product consumer can choose more environmental friendly product and therefore can protect the environment. Government is expected to promote LCA so industries can get better knowledge about LCA therefore can implement LCA to reach sustainability goal. 
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Anna Tul Munikhah
"Tesis ini membahas mengenai ketahanan rantai pasok pada industri Nikel di Indonesia. Permasalahan yang terjadi pada rantai pasok industri nikel Indonesia adalah adanya undang-undang mengenai pelarangan ekspor bijih nikel dan kebijakan mengenai hilirisasi industri yang menyebabkan terhambatnya proses produksi olahan nikel. Hal ini disebabkan karena industri pertambangan Indonesia masih belum mampu melakukan hilirisasi. Selain itu bencana alam yang kemungkinan akan terjadi di industri pertambangan juga menghambat proses produksi karna beberapa usaha pertambangan menghentikan produksi sehingga kapasitas produksi nikel menurun drastis. Ketika diberlakukannya pelarangan ekspor bijih nikel, maka jumlah permintaan merosot tajam yang menyebabkan harga nikel acuan turun sehingga berdampak pada terhambatnya proses produksi nikel di Indonesia. Emisi karbon yang dihasilkan dari proses pertambangan dan pengolahan nikel juga dapat merusak lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik. Rantai pasok dihadapkan pada peristiwa yang dinamis dan kompleks sehingga dapat mengganggu aktivitas operasional. Rantai pasok perlu menahan gangguan dan pulih dari gangguan dengan cepat. Oleh karena itu dibutuhkan Supply Chain Resilience yang merupakan kemampuan bertahan, beradaptasi, dan pulih dari gangguan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Sistem dinamis digunakan pada penelitian ini karena mampu menganalisis sistem yang kompleks dan dinamis sehingga dapat memberikan saran kebijakan yang lebih efektif.

This thesis discusses supply chain resilience in the nickel industry in Indonesia. Problems that occur in the supply chain for the Indonesian nickel industry are the existence of laws regarding the export ban on nickel ore and policies regarding industrial downstream which hamper the process of nickel refined production. This is because the Indonesian mining industry is still unable to carry out downstream activities. Apart from that, natural disasters that are likely to occur in the mining industry also hamper the production process because several mining businesses have stopped production so that nickel production capacity has drastically decreased. When the export ban on nickel ore was imposed, the demand for nickel fell sharply which caused the reference nickel price to fall, which resulted in the obstruction of the nickel production process in Indonesia. Carbon emissions resulting from mining and nickel processing can also damage the environment if not handled properly. The supply chain is faced with dynamic and complex events that can disrupt operational activities. The supply chain needs to withstand disruption and recover from a disruption quickly. Therefore, Supply Chain Resilience is needed, which is the ability to survive, adapt, and recover from disruption so that it can meet customer needs. Dynamic systems are used in this study because they can analyze complex and dynamic systems so that they can provide more effective policy advice."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>