Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67880 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feriandri Utomo
"Pendahuluan: Penurunan kadar Zink (Zn) pada prostat berkorelasi dengan peningkatan skor Gleason adenokarsinoma prostat dan menyebabkan rendahnya Caspase-3 sebagai eksekutor apoptosis. Tingkat ekspresi transporter Zn pada sel tumor prostat berhubungan dengan tingkat keganasannya. ZnT-1 merupakan transporter Zn ke luar sel prostat, sedangkan ZIP-1 merupakan transporter Zn ke dalam sel prostat. Ekspresi ZIP-1 turun pada adenokarsinoma prostat. Korelasi ZnT-1, ZIP-1 dan Caspase-3 diduga berpengaruh dalam karsinogenesis prostat, sehingga berpotensi untuk menjadi faktor prognosis adenokarsinoma prostat.
Tujuan: Mempelajari korelasi ekspresi ZnT-1 dan aktivasi Caspase-3 terhadap skor Gleason, menganalisis korelasi ekspresi ZIP-1, ZnT-1 dan aktivasi Caspase- 3, serta mengetahui profil ekspresi ZnT-1 pada jaringan adenokarsinoma prostat yang berbeda skor Gleason, dibandingkan dengan jaringan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).
Desain: Studi retrospektif analitik potong lintang. Metode: Sampel penelitian ini adalah 31 blok parafin prostat yang dikelompokkan menjadi BPH, adenokarsinoma prostat skor Gleason ≤ 7 dan skor Gleason > 7. Ekspresi ZnT-1 dinilai dengan pulasan imunohistokimia. Data ekspresi ZIP-1 dan Caspase-3 merupakan data sekunder dari penelitian Septiawan et al.
Hasil: Ekspresi ZnT-1 berkorelasi dengan skor Gleason adenokarsinoma prostat. Ekspresi ZIP-1 berkorelasi dengan aktivasi Caspase-3 pada adenokarsinoma prostat dan adenokarsinoma prostat skor Gleason ≤ 7. Ekspresi ZnT-1 berkorelasi dengan ekspresi ZIP-1 pada adenokarsinoma prostat skor Gleason > 7. Ekspresi ZIP-1 berkorelasi kuat dengan aktivasi Caspase-3 pada adenokarsinoma prostat skor Gleason 8. Ekspresi ZnT-1 pada adenokarsinoma prostat skor Gleason > 7 lebih rendah dibandingkan pada skor Gleason ≤ 7, tetapi tidak dapat dianalisis kemaknaan perbedaannya dengan BPH karena hanya diperoleh 1 sampel BPH pada penelitian ini.
Kesimpulan: Transporter Zn berpotensi untuk menjadi faktor prognosis adenokarsinoma prostat.

Background: Decreased levels of Zinc ( Zn ) in the prostate correlates with an increase in the grade Gleason score of prostate adenocarcinoma and decrease in Caspase-3 as apoptosis executor. Zn transporter expression levels in prostate tumor cells associates with the level of malignancy. The ZnT-1 is Zn exporter, while the ZIP-1 is Zn importer of prostate cells. ZIP-1 expression drops on adenocarcinoma prostate. Correlation ZnT-1, ZIP-1 and Caspase-3 allegedly influential in prostate carcinogenesis and potential to be prognostic factor of prostate adenocarcinoma.
Objective: To analyze the correlation ZnT-1 and Caspase-3 activation of the gleason score, to analyze the correlation of the expression of ZIP-1, ZnT-1 and Caspase-3 activation in adenocarcinoma prostate, and to study the profile expression of ZnT-1 in prostate adenocarcinoma with different grading of Gleason scores, compared with benign prostatic hyperplasia (BPH).
Design: A cross-sectional retrospective study analytic . Methodology: The sample is 31 paraffin blocks were grouped into BPH, prostate adenocarcinoma Gleason scored ≤ 7 and prostate adenocarcinoma Gleason scored > 7. Samples are analyzed expression of ZnT-1 by immunohistochemical staining. ZIP-1 and Caspase-3 expression is secondary data of Septiawan et al?s immunohistochemical staining.
Results: ZnT-1 expression correlated with gleason score. ZIP-1 correlated with the activation of Caspase-3 in prostate adenocarcinoma and prostate adenocarcinoma Gleason score ≤ 7. ZnT-1 correlated with ZIP-1 in prostate adenocarcinoma Gleason score > 7. ZnT-1 expression in prostate adenocarcinoma Gleason scored > 7 was lower than prostate adenocarcinoma Gleason score ≤ 7, but could not be analyzed the difference significance with BPH because there was only 1 BPH sample in this research.
Conclusion: Zn transporters have the potential to be a prognostic factor of prostate adenocarcinoma.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T58771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Widya Rukmi
"ABSTRAK
Latar belakang : Insiden Adenokarsinoma di RSCM meningkat pada periode 2001-2006 dibanding periode sebelumnya 1995-2000 . Banyak penderita yang resisten terhadap pengobaan hormonal. Resistensi ini diduga akibat sel tumor mengalami transformasi Neuroendokrin. Akan dilakukan penelitian untuk melihat ekspresi Androgen Receptor AR dan Chromogranin A CgA pada adenokarsinoma prostat di RSCM tahun 2011-2015.Tujuan : Membuktikan korelasi ekspresi AR dan CgA dengan derajat keganasan.Metode : Studi potong lintang analitik terhadap 70 kasus adenokarsinoma prostat di departemen PA FKUI/RSCM tahun 2011-2015. Kasus dipulas imunohistokimia AR dan Cg A serta dilakukan interpretasi hasil. AR dinilai prosentase positivitasnya pada inti epitel dan stromal. CgA dinilai prosentase positivitasnya pada sitoplasma. Uji korelasi dilakukan untuk melihat kemaknaan dan kekuatan korelasi antar variabel terikat.Hasil : Karakteristik sampel usia 47,1 >70 tahun; diferensiasi histopatologik/skor gleason 42,9 buruk/>7, grade group 28,6 grade5 dan PSA 64,3 dalam rentang 11-100ng/ml. Ekspresi CgA berkorelasi negatif lemah dengan ekspresi AR epitel r=-0,288;p=0,016 . Ekspresi CgA tidak berkorelasi dengan ekspresi AR stromal p=0,886 . Terdapat hubungan bermakna ekspresi AR epitel dengan grade group p=0,003 . Tidak terdapat hubungan bermakna ekspresi AR epitel dengan usia, diferensiasi histopatologik/skor gleason dan PSA. Ekspresi CgA berhubungan bermakna dengan diferensiasi histopatologik/skor gleason dan grade group p=0,018;p=0,038 . Tidak terdapat hubungan bermakna ekspresi CgA dengan usia dan PSA. Ekspresi AR stromal tidak berhubungan bermakna dengan usia, diferensiasi histopatologik, grade group, skor gleason, maupun PSA.Kesimpulan : Terdapat korelasi yang lemah antara AR dan CgA sehingga pulasan AR dan CgA dapat dipakai untuk pemilihan terapi.

ABSTRACT
Background Prevalence of prostate adenocarcinoma doubled in 2001 2006 compared to 1995 2000 in RSCM. Many patients resistant to hormonal treatment. This resistance is thought to be due to tumor cells undergoing neuroendocrine transformation. Study will be conducted to analyze the expression of Androgen Receptor AR and Chromogranin A CgA in prostate adenocarcinoma at RSCM in 2011 2015. Objective To prove correlation of expression of AR and CgA with degree of malignancy. Methods A cross sectional study was carried out on 70 cases of prostate adenocarcinoma in department of Anatomic Pathology FKUI RSCM from 2011 2015. AR expressed in stromal and epithelial nuclei, CgA expressed in cytoplasm. Statistical tests used to discover significance and correlation between the dependent variables. Results Most samples are more than 70 years old 47,1 , has poor histologic gleason score 42.9 , are in clinical grade 5 28.6 , and has PSA score range between 11 100 ng ml. CgA expression negatively correlates to epithelial AR expression r 0,288 p 0.016 , while no correlation are found between CgA expression and stromal AR expression p 0.886 . There is significant difference between epithelial AR expression with grade group p 0.003 , but not with age, histopathologic differentiation Gleason score and PSA. There are significant difference between CgA expression and histopathologic differentiation grade group and Gleason score p 0.018 p 0.038 , but not with age and PSA. No significant difference observed between stromal AR expression with age, histopathologic differentiation gleason score, grade group or PSA. Conclusion There rsquo s a weak correlation between AR and CgA so that AR and CgA expression can be used for the selection of therapy. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandi Haryono
"Latar belakang: Kanker prostat merupakan tumor ganas terbanyak ketiga pria di dunia. Penyebabnya dipengaruhi faktor usia, genetik, ras, hormonal, diet dan lingkungan. Kanker prostat dapat mengalami Neuroendocrine Differentiation NED , meningkat pada kanker prostat berdiferensiasi buruk terutama yang tidak merespon baik terhadap terapi hormonal. NED akan menentukan prognosis dan pemilihan alternatif terapi.Tujuan: Mengetahui perbedaan ekspresi Chromogranin A CgA pada adenokarsinoma prostat berdiferensiasi baik, sedang dan buruk serta kaitannya dengan derajat keganasan berdasarkan grading tumor yang diharapkan dapat menentukan prognosis dan pemilihan alternatif terapi.Metode: Studi potong lintang terhadap jaringan biopsi yang difiksasi formalin, diletakkan dalam parafin dari pasien dengan adenokarsinoma prostat berdiferensiasi baik, sedang dan buruk. Sampel penelitian dipulas dengan pewarnaan imunohistokimia CgA, diidentifikasi dan dianalisa hubungan ekspresi CgA berdasarkan usia, diagnosis histopatologik, grade groups, skor Gleason dan kadar PSA.Hasil: Ekspresi CgA positif dengan median 40 0,4-100 banyak terjadi pada kelompok usia 7. Ekspresi CgA positif dengan median 35,4 0,4-88,6 banyak terjadi dengan kadar PSA > 52,4 ?g/ml. Didapatkan hubungan bermakna antara ekspresi CgA dengan diagnosis histopatologik, grade groups dan skor Gleason p = 0, 006;p = 0,021;p = 0,006 . Tidak didapatkan hubungan bermakna antara ekspresi CgA dengan usia dan kadar PSA p = 0,412;p = 0.969 . Kesimpulan: Terdapat kecenderungan positivitas ekspresi CgA lebih banyak terjadi pada kasus adenokarsinoma prostat berdiferensiasi buruk dengan grade tinggi, yang dapat mempengaruhi prognosis dan pemilihan alternatif terapi.Kata kunci: Ekspresi Chromogranin A, adenokarsinoma prostat, grade groups, skor Gleason.

Background Prostate cancer is the third most common malignant tumor in men worldwide. Predisposing factors of prostate cancer are influenced by age, genetics, race, hormonal, diet and environment. Prostate cancer may undergo Neuroendocrine Differentiation NED , and it found to be increase in poorly differentiated type of prostate cancer, especially who do not respond well to hormonal therapy. NED will determine the prognosis and selection of therapeutic alternatives.Objective To determine differences in expression of Chromogranin A CgA in prostate adenocarcinoma well, moderately and poor differentiated and its relationship to the tumour grading, and its effect on determining prognosis and selecting therapeutic alternatives.Methods A cross sectional study conducted to formalin fixed paraffin embedded biopsy tissue that are taken from a patient with prostate adenocarcinoma well, moderately and poor differentiated. The sample are immunohistochemical stained with CgA, identified and analyzed. The reviewed and analized it rsquo s relationship to the parameter on age, histopathological diagnosis, grade groups, Gleason score and PSA level.Results Chromogranin A positive expression with median 40 0.4 100 was found in the age 7 of prostate adenocarcinoma. CgA positive expression with median 35.4 0.4 88, 6 was found with PSA level 52.4 g ml. There were a significant difference between CgA expression with histopathological diagnosis, grade groups and Gleason score p 0, 006 p 0.021 p 0.006 . There were no significant difference between CgA expression with age and PSA level p 0.412 p 0969 .Conclusion There is a statistically significant difference of CgA expression with histopathologycal diagnosis and grade groups of prostate adenocarcinoma that reflect a worse prognosis in CgA positive group among prostate adenocarcinoma, which will need alternative therapies beside widely used hormonal therapy.Keywords Expression Chromogranin A, prostate adenocarcinoma, grade groups, Gleason score."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya D. Septiawan
"Objective: Carcinogenesis of adenocarcinoma of the prostate occurs due to dysregulation of zinc level within the cells.
Intracellular zinc molecules influx is regulated by a transporter protein ZIP1, whose non-presence is predicted to inhibit
apoptosis, thus leads to the development of prostate adenocarcinoma. Methods: This study was aimed to analyze the
correlation of ZIP1 and Caspase-3 expression in prostate adenocarcinoma on its grading as represented by Gleason
Score. This was a cross-sectional, retrospective analytical study on 31 formalin-fixed, paraffin-embedded tissue that
meets inclusion criteria. The specimen was stained using the immune-histochemistry technique for ZIP1 and Caspase-3.
Protein expression of each case was counted using ImageJ analysis. Gleason score was acquired as secondary data from
the cases’s reports. The correlation of their expression with respect to Gleason score was analyzed with Pearson’s
correlation using SPSS 11.5. Results: Mean expression level of ZIP1 and Caspase-3 in prostate adenocarcinoma were
35% and 33%, respectively. There was a significantly positive correlation between ZIP1 and Caspase-3 expression
(r = 0.379; p = 0.018). However, their correlation was stronger in intermediate-grade group (r = 0.73; p = 0.01) and the
correlation was much weaker in high-grade group (r = 0.04; p = 0.48). Conclusions: There was a positive correlation
between ZIP1 and Caspase-3 expression in prostate adenocarcinoma."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yanuar Amal
"Latar Belakang:Kanker prostat merupakan keganasan ketiga yang paling sering ditemukan di Indonesia. Sekitar 90-95% kanker prostat adalah adenokarsinoma asinar. Prognosis kanker prostat dan strategi tatalaksana didasarkan pada derajat keganasan. Tujuan penelitian ini untuk evaluasi rasio ADC dalam menentukan agresivitas kanker prostat.
Metode:Sebanyak 32 sampel kanker prostat dari zona perifer yang terbukti dengan biopsi dan telah dilakukan pemeriksaan MRI 1,5T dengan body coil. Rasio ADC dihitung menggunakan nilai ADC tumor dengan urin di vesika urinaria, otot obturator, dan ramus pubis sebagai referensi. Analisis rasio ADC dengan hasil histopatologi grade group <2 dan >3 menggunakan student t. Kurva ROC digunakan untuk akurasi diagnostik rasio ADC dalam menentukan grade group.
Hasil:Terdapat 12 dan 20 sampel grade group <2 dan >3. Rasio ADC tumor-urin 0,24, tumor-obturator internus 0,64, dan tumor-ramus pubis 0,85, lebih rendah dan bermakna pada pasien dengan grade group >3 (p <0,005). AUC dihitung menggunakan rasio ADC tumor-urin menunjukkan hasil tertinggi (0,988) di antara rasio ADC tumor-obturator internus (0,887) dan tumor-ramus pubis (0,783).Kesimpulan:Ketiga rasio ADC berbeda bermakna dalam membedakan grade group<2 dan grade group>3, serta merupakan prediktor signifikan dari kanker prostatgrade group >3.

Background: Prostate cancer is the third most common malignancy in Indonesia. Approximately 90-95% of prostate cancers are adenocarcinoma acinar. Prostate cancer prognosis and treatment strategies are based on degree of malignancy. Objective of this study was to evaluate the ADC ratio in determining the aggressiveness of prostate cancer.
Method: Thirty two prostate cancer samples from peripheral zones were proven by biopsy and 1.5T MRI examination was performed with body coil. ADC ratio was calculated using ADC value of tumor with urine in bladder, obturator muscle, and pubic ramus as a reference. Analysis ADC ratio with grade group <2 and >3 using a student T-test. The ROC curve is used for the accuracy of ADC ratio in determining the grade group.
Results: Twelve and 20 samples of grade group <2 and >3. Three ADC ratio (0.24, 0.64, and 0.85, respecively) lower in grade group >3 (p <0.002). AUC was calculated, ratio ADC tumor-urine show the highest results (0.988) among tumor-internal obturator (0.887) and tumor-pubic ramus (0.783).
Conclusion: Three ADC ratio have differed significantly in distinguishing grade group <2 and >3, and were a significant predictor of grade group >3 prostate cancer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Rizky Prasetya
"Latar Belakang: Pasien adenokarsinoma prostat sering kali datang dalam kondisi telah lanjut atau bermetastasis. Terapi yang dapat diberikan pada kasus adenokarsinoma stadium lanjut umumnya pengobatan androgen deprivation therapy (ADT), namun sebagian pasien mengalami castration-resistant prostate cancer (CRPC). Jalur inhibitor immune check point dapat menjadi alternatif pilihan terapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi ekspresi PD-L1 dengan gambaran histopatologik dan gejala klinikopatologis adenokarsinoma prostat.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi terhadap kasus-kasus adenokarsinoma prostat retrospektif. Dilakukan pulasan imunohistokimia PD-L1 klon 22C3 terhadap 30 subjek dan dinilai menggunakan combined proportion score (CPS). dilakukan penilaian ulang skor Gleason dan WHO/ISUP grade, serta penilaian tumor infiltrating lymphocytes (TILS). Dilakukan uji korelasi menggunakan SPSS 20.0 untuk melihat korelasi dengan derajat WHO/ISUP, TILS, nilai PSA dan body mass indek (BMI).
Hasil: Dari 30 sampel yang dipilih secara acak didapatkan rata-rata usia 63 tahun. Body mass index antara 17,6 hingga 35,2. Nilai PSA antara 4,1 ng/ml hingga 973 ng/ml. Tidak terdapat korelasi antara ekspresi PD-L1 dengan derajat WHO/ISUP, BMI dan nilai PSA. Didapatkan korelasi dengan intratumoral TILS tapi tidak pada Stromal TILS.
Diskusi: Pada penelitian ini didapatkan korelasi bermakna dengan intratumoral TILS, namun sebagian besar penelitian lain pada umumnya menggunakan hanya stromal TILS. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk diaplikasikan secara klinis.

Background: Prostate adenocarcinoma patients often present in an advanced or metastatic condition. Treatment that can be given in cases of advanced adenocarcinoma is androgen deprivation therapy (ADT), but some patients experience castration-resistant prostate cancer (CRPC). Immune check point inhibitor pathways can be an alternative treatment option. The aim
of this study was to determine the correlation of PD-L1 expression with histopathologic features and clinicopathological symptoms of prostate adenocarcinoma.
Methods: This study is a retrospective correlation analytic study of cases of prostate adenocarcinoma. 30 subjects were performed with PD-L1 clone 22C3 immunohistochemistry and assessed using a combined proportion score (CPS). a reassessment of the Gleason score and WHO/ISUP grade, as well as an assessment of tumor infiltrating lymphocytes (TILS). Correlation test was performed using SPSS 20.0 to see the correlation with WHO/ISUP degrees, TILS, PSA values and body mass index (BMI).
Results: From 30 randomly selected subjects, the mean age was 63 years. Body mass index between 17.6 and 35.2. PSA values are between 4.1 ng/ml to 973 ng/ml. There was no correlation between PD-L1 expression and WHO / ISUP degree, BMI and PSA value. There was a correlation
with intratumoral TILS but not Stromal TILS,
Discussion: PD-L1 expression with TILS has been shown to be associated with various tumors. In this study, there was a significant correlation with intratumoral TILS, but most other studies generally used only stromal TILS. Further research is needed for its clinical applicatio.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmala Dewi
"Perawat residensi spesialis medikal bedah kekhususan respirasi yang melakukan praktik di RSUP Persahabatan Jakarta diharapkan dapat menerapkan proses asuhan keperawatan profesional dalam mengatasi masalah pernapasan yang dialami pasien untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Kompetensiyang harus dimiliki perawat spesialis diantaranya melakukan asuhan keperawatan profesional dan advokasi, berperan sebagai konsultan keperawatan Clinical Care Manajer (CCM ) bagi staf keperawatan dan pemberi terapi keperawatan kepada pasien. menjadi peneliti dan menerapkan evidence-based nursing practice (EBN), memimpin perubahan (inovator), Kompetensi tersebut sejalan dengan kompetensi yang telah dicapai pada praktik residensi ini. Peran pertama yaitu memberikan asuhan keperawatanprofesional pada pasien utama kanker paru dan 30 kasus resume menggunakan pendekatan teori Self Care Dorothea Orem. bertujuan untuk membantu individu kegiatan memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit yang dilakukan oleh individu itu sendiri. Pasien dengan diagnosa kanker paru, untuk mengetahui stadium nodul kanker parunya. Maka dokter akan melakukan prosedur bronkoskopi. Pasien yang akan menjalani prosedur bronkoskopi, 57.2% pasien merasa takut/cemas. Pada penerapan Evidence Base Nursing (EBN), residen melakukan penerapan pemberian terapi musik binaural beat untuk mengurangi kecemasan pada pasien yang menjalani prosedur bronkoskopi. Hasil penerapan EBN menunjukan bahwa penerapan pemberian terapi musik binaural beat signifikan dalam menurunkan skor kecemasan pasien yang menjalani prosedur bronkoskopi. Implementasi proyek inovasi booklet bundle tracheostomy. Tujuan dari inovasi ini untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan perawat dalam melakukan perawatan trakeostomi. serta perawat dapat memberikan edukasi terhadap pasien dalam melakukan perawatan trakeostomi secara mandiri.

Competencies that are required with specialized nurse is to be able do professional nursing care plan, to advocate, to act as nursing consultant in Clinical Care Manager (CCM) for other nursing staff, to give therapy for patients, to be a a researcher and implement evidence-based nursing (EBN) practice, and to be an innovator. These competencies is in line with the competencies that was achieved during this residency practical. The first role is to give professional care plan for patients with primarily lung cancer and 30 case-resumes with the Dorothea Orem Self Care Theory approach, aiming to help individuals with life-sustaining needs, health care needs, and welfare needs during health condition or during illness of the individual. To know the stage of the lung cancer nodules for lung cancer diagnostics, the doctor is required to do bronchoscopy procedure. 57.2% of patients that will undergo bronchoscopy procedure felt scared or worried. In this implementation of Evidence-Based Nursing (EBN), binaural beat music therapy was given for the patients that will be having bronchoscopy procedure to help to reduce the patient's anxiety. The results of the EBN showed that giving binaural beat musical therapy significantly reduced the anxiety score for lung cancer patients that is undergoing bronchoscopy procedure. To implement the innovation project of Tracheostomy Bundle Booklet. The aim for this innovation is to increase the knowledge and ability for nurses to be able to do tracheostomy care. In addition, nurses will be able to educate patients and their families to do tracheostomy care independently if needed for home care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ali Asdar
"Pendahuluan: Tyrosine Kinase Inhibitors (TKIs) sangat efektif terhadap Kanker
Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK) dengan mutasi Epidermal
Growth Factor Receptor (EGFR). Gefitinib dan Erlotinib adalah generasi pertama
EGFR-TKI untuk pengobatan KPKBSK dengan mutasi EGFR. Obat-obat ini telah
tersedia melalui asuransi kesehatan di Indonesia untuk pasien Adenokarsinoma
paru dengan mutasi EGFR. Data mengenai efikasi dan toksisitas EGFR-TKI saat
ini belum tersedia di Indonesia.
Metode: Kami melakukan analisis observasional kohort retrospektif pada pasien
Adenokarsinoma paru dengan mutasi EGFR di RSUP Persahabatan, Jakarta
Indonesia dari Januari 2015 sampai dengan Desember 2017. Kami meninjau
rekam medis 331 pasien dengan diagnosis Adenokarsinoma paru dengan mutasi
EGFR stage lanjut yang diobati dengan EGFR-TKI generasi pertama. Sebanyak
192 subjek yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil: Subjek yang mendapatkan Gefitinib (n=132) dan Erlotinib (n=60). Median
progression free survival (PFS) sebanding antara Gefitinib dan Erlotinib (9,0 dan
7,0 bulan, interval kepercayaan 95% [IK] 0,57-1,07, p=0,126). Median Overall
survival (OS) dan angka tahan hidup 1 tahun masing-masing kelompok adalah
44,5 vs 39,5 bulan (95% IK 0,35-1,29, p=0,670) dan 92% berbanding 92%
(p=0,228). Terdapat toksisitas termasuk diare, paronikia, skin rash dan stomatitis
yang diamati tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna pada toksisitas derajat 3
atau 4 antara kedua kelompok (p=0,713).
Kesimpulan: Kedua EGFR-TKIs generasi pertama sebanding dalam PFS dan OS,
meskipun Gefitinib terlihat lebih tinggi, tetapi secara statistik tidak bermakna dan
keduanya memiliki toksisitas yang sebanding dan dapat ditoleransi.

Introductions: Tyrosine kinase inhibitors (TKIs) are effective against non-small
cell lung cancer (NSCLC) with epidermal growth factor receptor (EGFR)
mutation. Gefitinib and erlotinib are the first-generation EGFR-TKIs
recommended as first-line treatments for NSCLC with EGFR mutations and are
available through Universal Health Coverage in Indonesia for lung
adenocarcinoma patients with EGFR mutations. However, the efficacy and safety
data of EGFR-TKIs are unavailable in Indonesia.
Methods: We did a retrospective cohort analysis of the patients of lung
adenocarcinoma with EGFR mutations treated in Persahabatan Hospital Jakarta,
Indonesia, between January 2015 and December 2017. We reviewed the records
of 331 patients with advanced stage lung adenocarcinoma with EGFR mutation
treated with the first-generation EGFR-TKIs. The subjects were 192 patients who
met the inclusion criteria.
Results: Subjects were receiving gefitinib (n=132) and erlotinib (n=60). Median
progression-free survival (PFS) was comparable between gefitinib and erlotinib
(9.0 vs 7.0 months, 95% confidence interval [CI] 0.57-1.07, p=0.126). The
median overall survival (OS) and 1-year survival were 44.5 vs 39.5 months
(95%CI 0.35-1.29, p=0.228; and 92% vs 92%, p=0.228, respectively). Reported
toxicities were diarrhea, paronychia, rash, and stomatitis but not of significant
difference between grade 3 or 4 toxicities (p=0.713).
Conclusions: The PFS and OS of the first-generation EGFR-TKIs were
comparable, although gefitinib PFS and OS was shown to be better, but without
significance. Both gefitinib and erlotinib had comparable and tolerable adverse
effects"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Angasreni
"Latar Belakang: Kanker paru merupakan kanker terbanyak kedua yang terdiagnosis dan menjadi penyebab terbanyak kematian akibat kanker. Pemberian afatinb sebagai terapi target Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR)-Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI saat ini telah menjadi terapi standar untuk pasien adenokarsinoma paru dengan mutasi EGFR di Indonesia, termasuk di RSUP Persahabatan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pemberian terapi afatinib pada pasien adenokarsinoma paru dengan mutasi EGFR di RSUP Persahabatan.
Metode: Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif menggunakan data rekam medis fisik dan elektronik, dilakukan di Poli Onkologi RSUP Persahabatan, dengan teknik total sampling. Subjek penelitian adalah pasien adenokarsinoma paru dengan mutasi EGFR yang mendapatkan afatinib pada Januari 2018-Desember 2021 di Poli Onkologi RSUP Persahabatan yang memenuhi kriteria penelitian.
Hasil: Didapatkan 116 subjek penelitian, pasien adenokarsinoma paru dengan mutasi EGFR yang mendapatkan afatinib di RSUP Persahabatan dengan karakteristik lebih banyak laki-laki (52,6%), kelompok usia <65 tahun (80,2%), suku Jawa (81,9%), tanpa faktor risiko keganasan di keluarga (82,8%). Saat terdiagnosis subjek penelitian lebih banyak dengan stage IVA (75%), metastasis pleura (59,5%), mutasi EGFR delesi ekson 19 (53,4%) status tampilan 0-1 (75,9%) dan metastasis otak didapatkan pada 19% subjek. Nilai median progression free survivival (PFS) subjek penelitian yang mendapat afatinib adalah 13 bulan (95%IK 10,5-15,5 bulan), dan nilai median overall survival (OS) adalah 17 bulan (95%IK 14,9-19,1 bulan). Angka tahan hidup satu tahun yang didapat 65,1% dan Objective Respons Rate (ORR) adalah 36,1%. Sebanyak 35,3% subjek mendapatkan penurunan dosis afatinib 20 mg atau 30 mg. Toksisitas nonhematologi tersering pada pada penelitian ini adalah diare (74,1%), diikuti oleh stomatitis (61,2%), ruam kulit (59,5%) dan paronikia (49,1%).
Kesimpulan: Afatinib sebagai terapi lini pertama memberikan luaran yang cukup baik untuk pasien adenokarsinoma paru dengan mutasi EGFR di RSUP Persahabatan dengan efek samping samping nonhematologi yang dapat dikelola. Riwayat penurunan dosis afatinib tidak memengaruhi angka kesintasan.

Background: Lung cancer is the second most diagnosed cancer and the most common cause of death from cancer. Afatinib as targeted therapy with Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR)-Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) has now become standard therapy for lung adenocarcinoma patients with EGFR mutations in Indonesia, including at RSUP Persahabatan. This study was conducted to analyze the administration of afatinib therapy in lung adenocarcinoma patients with EGFR mutations at Persahabatan General Hospital.
Metode: Design of the study was retrospective cohort using secondary data, physical and electronic medical records at Oncology Clinic Persahabatan Hospital with total sampling technique. Subject of this study were medical records of lung adenocarcinoma patients with EGFR mutation and received afatinib therapy by January 2018- December 2021 which met the inclusion criteria.
Results: There were 116 subjects of lung adenocarcinoma with EGFR mutation and received afatinib at Persahabatan Hospital, with predominant of male (52,6%), age <65 years old (80,2%), Javanese (81,9%), without history of cancer in family (82,8%). Most of subjects are diagnosed as lung adenocarcinoma at stage IVA (75%), with most of them have pleural metastases (59,5%), EGFR mutation with exon 19 deletion (53,4%), performa status 0-1 (75,9%), and brain metastases were found in 19% of subject. The median progression free survival (PFS) of subjects was 13 months (95% CI 10.5-15.5 months), and the median overall survival (OS)was 17 months (95% CI 14.9- 19.1 months). The one-year survival rate was 65.1% and the Objective Response Rate (ORR) was 36,1%. As many as 35.3% of subjects had adjustment dose of afatinib to 20 mg or 30 mg The most common non-hematological toxicity found was diarrhea (74.1%), followed by stomatitis (61.2%), skin rash (59.5%) and paronychia (49.1%).
Conclusion: Afatinib as a first-line therapy provides a good outcome for lung adenocarcinoma patients with EGFR mutations at Persahabatan General Hospital with manageable non-hematological adverse events. History of adjustment dose of afatinib did not affect survival rate.
"
2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fedry Yance
"Pembesaran Prostat Jinak ( PPJ ) merupakan penyakit yang tersering kedua di klinik urologi di Indonesia setelah batu saluran kemih. Penyakit ini mengenai laki-laki terutama mulai dari dekade kelima dan prevalensinya meningkat dengan makin bertambahnya umur. Gejala pada PPJ berhubungan dengan meningkatnya jumlah sel-sel epitel dan peningkatan tonus otot polos yang berada pada kelenjar prostat, leher kandung kemih dan kapsul prostat yang diatur oleh saraf otonom. Pada awalnya pembesaran prostat tersebut menekan uretra dan selanjutnya dapat mengalami herniasi ke dalam kandung kemih yang akhirnya dapat menyebabkan gangguan aliran kencing lebih lanjut.
Ezz, et al melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara gejala gangguan berkemih dengan besarnya volume prostat. Data dari Olmstead County Study of Urinary Symptoms and health Status Among Men mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara besamya volume prostat dengan terjadinya gejala-gejala gangguan berkernih, pancaran urin dan kemungkinan terjadinya retensio urin pada pasien PPJ. Menurut data tersebut, pancaran urin maksimal yang rendah secara bermakna berhubungan dengan beratnya gejala gangguan berkemih dan besamya volume prostat.
Penonjolan prostat ( protrusi ) ke dalam kandung kemih dapat diukur dengan ultrasonografi ( USG ) transabdominal. Menurut Poo terdapat korelasi antara tingkat protrusi prostat intravesika dengan beratnya obstruksi. Melihat adanya perbedaan di atas maka dilakukan penelitian mengenai hubungan antara kejadian retensi urin pada pasien PPJ dengan besarnya volume prostat dan tingkat protrusi prostat intravesika
Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besarnya volume prostat yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan berkemih pada pasien PPJ dan adakah hubungan antara besarnya volume prostat dengan terjadinya retensi urin. Juga dievaluasi hubungan antara terjadinya retensi urin dengan protrusi prostat intravesika.
PPJ adalah kelainan berupa kelenjar prostat yang mengalami hiperplasia terutama kelenjar periuretral. Jaringan prostat asli terdesak ke perifer menjadi kapsul bedah. Bila pembesaran tersebut mendesak ke arah luar dari uretra pars prostatika maka tidak menimbulkan gejala. Tetapi jika mendesak ke dalam uretra, akan menekan uretra dan menimbulkan gejala sumbatan saluran kencing bagian bawah. Pembesaran prostat dapat terjadi pada lobos medius sehingga menimbulkan penonjolan ( protrusi ) ke dalam kandung kemih yang dapat dideteksi dengan USG transabdominal. Protrusi prostat ini dapat mengganggu proses pengosongan urin di dalam kandung kemih pada waktu berkemih.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>