Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113632 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramadhanti Chairunisa
"Program acara reality show pencarian bakat adalah salah satu tayangan televisi yang cukup diminati masyarakat saat ini. Salah satu program reality show pencarian bakat tersebut adalah MasterChef Indonesia yang ditayangkan di RCTI. Dalam ketatnya persaingan program antar stasiun televisi di Indonesia MasterChef Indonesia mampu memiliki rating dan share yang cukup tinggi. Hal tersebut diduga akibat adanya konten yang mengandung unsur drama untuk ditampilkan dan kepada penonton. Dalam tulisan ini dibahas mengenai bagaimana drama dalam tayangan MasterChef Indonesia dibangun dan apa yang menjadi tujuannya.
Tulisan ini menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan minat penonton yang tinggi drama dalam tayangan MasterChef Indonesia dibangun berdasarkan realitas konflik yang terjadi selama kompetisi. Pihak yang terlibat dalam membangun drama tersebut tidak hanya tim kreatif namun juga melibatkan peran kontestan dan juri dengan cara mengimprovisasi karakter. Cara yang dilakukan tim kreatif dalam membangun drama dengan memanfaatkan realitas agar meningkatnya rating program berujung pada terbentuknya komodifikasi yang menguntungkan pihak stasiun televisi.

Talent search reality show programme is one of television shows that attract public's interest at this time. One of the talent search reality show programme is MasterChef Indonesia which is aired on RCTI. In the firm competition among television stations in Indonesia MasterChef Indonesia is able to gain high share and rating. This is suspected that it is a result of their contents programme which contain element of drama to be shown to the audience. This article discusses about how the drama in MasterChef Indonesia is built and what is the purpose.
This article concludes that in order to get a high interest of audience drama in MasterChef Indonesia is built upon the reality of conflicts that occur during the competition. The parties who involved in building the drama is not only the creative team but also the role of contestants and the judges by improvising of characters. The way that the creative team used for building the drama by making use of reality in order to gain the rating programme indicates a commodification that prosper the station itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Putri Andari
"Penelitian ini membahas mengenai preferensi khalayak terhadap program reality show kompetisi dangdut. Program reality show kompetisi dangdut pada penelitian ini merujuk pada program Liga Dangdut Indonesia di Indosiar. Dalam penelitian ini, penjelasan mengenai preferensi khalayak terhadap program Liga Dangdut Indonesia akan dipaparkan dengan berbagai konsep seperti konsep pengisi acara, strategi dan elemen kreatif program, serta integrasi media sosial. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif, dengan paradigma konstruktivisme.
Hasil penelitian menemukan bahwa penonton memiliki preferensi terhadap program Liga Dangdut Indonesia. Preferensi yang terbentuk adalah preferensi yang positif dimana khalayak menyukai atau memiliki ketertarikan terhadap Liga Dangdut Indonesia. Preferensi terhadap Liga Dangdut Indonesia terbentuk berdasarkan dua hal, yaitu latar belakang khalayak sebagai penggemar dangdut, serta pengisi acara Liga Dangdut Indonesia yang merupakan arti-artis dangdut terkenal yang menghibur.

This study discusses audience preferences towards dangdut reality competition show. Dangdut reality competition show in this study refers to Liga Dangdut Indonesia on Indosiar. Through this study, an explanation of audience preferences towards Liga Dangdut Indonesia will be presented using various concepts such as the concept of performers, strategies and creative elements of television program, and social media integration. This study was conducted using qualitative approach with constructivist paradigm.
The results of this study found that the audience have preference towards Liga Dangdut Indonesia. The preferences that are formed in this study is positive preferences, which audience likes or has interest towards Liga Dangdut Indonesia. Their preferences towards Liga Dangdut Indonesia are based on two things. First, the background of the audience as dangdut fans. Second, the performers of Liga Dangdut Indonesia are well-known dangdut singers who can entertain the audience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Rizkanda Adrian Rachim
"Tugas Karya Akhir ini berpandangan bahwa produk jurnalistik berupa reality show terkait pemolisian selalu membangun citra yang positif terhadap kepolisian itu sendiri. Program reality show yang diteliti dalam tulisan ini cenderung lebih menonjolkan fungsi jurnalisme sebagai media hiburan saja. Padahal, jurnalisme memiliki fungsi lain seperti informasi, pendidikan, dan kontrol sosial, yang dapat ditunjukkan melalui penjelasan mengenai penyebab dan proses penyelesaian dari sebuah kasus kejahatan. Dengan menggunakan teknik analisis naratif, penulis menganalisis episode terpilih yang diperoleh dari masing-masing akun resmi YouTube program tersebut. Tulisan ini menggunakan konsep Media and The Social Construction of Crime dan mengaitkannya dengan perspektif infotainment criminology dalam mengkaji konstruksi yang dibangun oleh media massa pada program reality show terkait pemolisian. Hasil dari kajian pada tulisan ini menunjukkan bahwa aktor utama pada setiap episodenya selalu dari otoritas penegak hukum, yaitu polisi yang digambarkan sebagai pihak berwenang. Sedangkan masyarakat hanya dijadikan sebagai objek liputan. Selain itu, kajian ini membuktikan bahwa program reality show tersebut cenderung lebih menekankan pada tujuan menghibur daripada memberikan informasi berupa edukasi kepada masyarakat. Dengan begitu, media massa mampu mengkonstruksi bahwa polisi sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Maka, program reality show ini dapat menjadi wadah pencitraan bagi kepolisian untuk menunjukkan produktivitasnya sehingga memperoleh citra positif.

This thesis discuses that journalistic products in the form of policing-themed reality show program always build a positive image of the police themselves. The reality show program studied in this paper tends to emphasize the function of journalism as an entertainment medium only. In fact, journalism has other functions such as information, education, and social control, which can be demonstrated through an explanation of the causes and the process of solving a crime case. By using narrative analysis technique, the writer analyses selected episodes obtained from each of the program's official YouTube accounts. This paper uses the concept of Media and The Social Construction of Crime and relates it to the perspective of infotainment criminology in examining the constructions built by the mass media on policing-themed reality show program. The results of the study in this paper show that the main actor in each episode is always from the law enforcement authorities, namely the police who are described as the authorities. While the citizen is only used as the object of coverage. In addition, this study proves that the reality show program tends to emphasize more on entertaining purposes than providing information in the form of education to the public. In this way, the mass media are able to construct that the police have carried out their duties properly. So, this reality show program can be an public relations platform for the police to show their productivity so as to obtain a positive image."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Reality show merupakan jenis tayangan televisi yang semakin diminati dan bahkan mampu menempati posisi prime time di televisi. Kemiskinan dan kehidupan kaum miskin merupakan salah satu tema yang cukup populer yang diangkat dalam tayangan realita ditelevisi. Tulisan ini membahas fenomena tayang anrealitas di Indonesia, khususnya bagaimana program tayangan realitas mengkontruksi ibadah keagamaan dan distingsi kelas. Empat tayangan realitas yang disiarkan pada momen bulan suci Ramadhan 1432 H yaitu "bukan puasa biasa" (Trans TV). "orang pinggiran" (Trans 7), "jika aku menjadi-Ramadhan" (Trans TV) dan "big brother Indonesia" (Trans TV) menjadi focus kajian dalam tulisan ini. Kajian mendalam terhadap ke empat tayangan realitas tersebut menunjukkan bahwa ada proses tertikasi dan obyektifikasi realitas kemiskinan guna mendefinisikan dan menggarisbawahi ibadah kelas. Tayangan realitas tentang kelas bawah cenderung menampilkan banalitas pesan tentang kemiskinan. Realitas hidup dan ibadah agama kelas bawah hanya menjadi project bagi kelas diatasnya untuk memperbaiki kualitas spiritual keagamaannya dan untuk membangun citra positif tentang sikaya. Persolan kemiskinan, pada akhirnya, hanya dianggap sebagai problem individual yang bisa dilalui atau diatasi dengan religiu sitas dan ketekunan ibadah individual."
361 JPS 1:1(2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Agung Ayu Tehilla Putri Cahyadi
"Korea Selatan merupakan salah satu negara yang telah berhasil menerapkan gastrodiplomasi melalui kampanye terhadap peningkatan keuntungan ekonomis dan pembentukan citra nasional Korea di mata internasional. Selain itu, promosi oleh masyarakat publik, diaspora Korea, bahkan media massa berperan dalam gastrodiplomasi Korea. Salah satunya adalah acara realitas memasak. Acara realitas memasak tidak hanya menghibur, namun menjadi instrumen gastrodiplomasi Korea. Gastrodiplomasi Korea juga berpengaruh pada peningkatan interaksi silang budaya antar negara. Acara realita memasak memiliki penonton global yang signifikan sehingga meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap makanan Korea. Salah satunya adalah acara realitas memasak berjudul “The Genius Paik”. “The Genius Paik” merupakan acara realitas memasak yang menampilkan Baek Jong Won (chef terkenal di Korea) dan para selebritas lain yang berusaha membuka restoran makanan Korea di negara asing dengan berbagai tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi gastrodiplomasi yang ditampilkan dan dampak yang dihasilkan melalui acara realitas memasak “The Genius Paik”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan studi literatur berupa jurnal, berita, dan korpus utama yaitu acara realitas memasak “The Genius Paik”. Hasil dari penelitian ini adalah acara ini meningkatkan pemahaman lintas budaya antara Korea dengan Napoli dan Maroko melalui 15 strategi dan komunikasi lintas budaya dalam proses gastrodiplomasi.

South Korea is one of the countries that has successfully used gastrodiplomacy to increase economic benefits and shape Korea's national image in the eyes of the international community. Furthermore, public, Korean diaspora, and even mass media promotion plays a role in Korea's gastrodiplomacy. Cooking reality shows are one of them. Cooking reality shows are not only entertaining, but they are also used as a tool in Korean gastrodiplomacy. Cooking reality shows have a large global audience, which greatly improves people's understanding of Korean food. A cooking reality show called "The Genius Paik" is one of them. "The Genius Paik" is a cooking reality show starring Baek Jong Won (a well-known Korean chef) and other celebrities as they attempt to open Korean food restaurants in foreign countries while facing various challenges. The purpose of this study is to examine the gastrodiplomacy strategy displayed and the impact generated by the cooking reality show "The Genius Paik." The descriptive qualitative research method was used, with literature studies in the form of journals, news, and the main corpus, namely the cooking reality show "The Genius Paik." According to the findings of this study, this show can help to increase cross-cultural understanding between Korea, Naples, and Morocco by utilizing 15 strategies and cross-cultural communication in the gastrodiplomacy process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Esra Leonora
"Korean Reality show "Let 美人" adalah sebuah program reality TV yang memanfaatkan para peserta perempuan yang memiliki ketidakpuasan dan penolakan terhadap penampilan mereka, untuk mempromosikan operasi plastik. Fokus utama dari makalah ini adalah bagaimana kecantikan yang ideal direpresentasikan dan bagaimana perempuan diposisikan dalam season kedua Korean reality show "Let 美人". Secara khusus, tiga episode, yaitu episode keenam, ketujuh, dan kesembilan dalam season ini, dianalisis untuk melihat bagaimana acara reality show ini menghadirkan peserta sebelum dan setelah mereka menjalani operasi plastik. Dengan menggunakan analisis semiotik John Fiske, penulis menemukan bahwa kecantikan yang ideal dikonstruksikan di acara reality show ini, yaitu kecantikan yang mengarah kepada kecantikan ideal Barat. Bersamaan dengan itu, bagaimanapun, perempuan diobjektifikasikan sebagai objek seksual, objek kecantikan dan objek konsumsi. Makalah ini menyimpulkan bahwa meskipun "Let 美人" membantu peserta untuk menjadi perempuan yang cantik, mereka juga diperdaya pada waktu yang sama.

Korean reality show "Let 美人" is a reality TV program that exploits female participants with dissatisfactions and resistances on their appearance, to promote plastic surgery. The main focus of this paper is how the ideal beauty is represented and women are positioned in the second season of Korean reality show "Let 美人". Specifically, the three episodes, which are the sixth, the seventh, and the ninth episode in this season, are analyzed to examine the way this reality show presents participants before and after they undergo plastic surgery. By using John Fiske's semiotic analysis, I found out that the ideal beauty constructed in this reality show pointed to Western ideal beauty. Along with it, however, women are objectified as sexual objects, beauty objects and objects of consumption. This paper concludes that even though "Let 美人" assists participants to be beautiful women, they are also victimized at the same time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Fitrianto
"BAGIAN 1
Analisis Situasi
Fenomena eskapisme pada masyarakat urban makin marak terjadi, hal ini di dukung oleh desakan, himpitan dan permasalahan sosial di kota metropolitan, akibatnya banyak masyarakat yang melakukan berbagai macam cara untuk melakukan eskapisme, program reality show ini akan mengulas berbagai macam cara eskapisme yang menarik sehingga dapat dijadikan inspirasi untuk melakukan eskapisme di kota besar.
BAGIAN 2
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype
Manfaat utama pengembangan prototype ini adalah untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat yang jenuh dengan rutinitas kota yang penat yang ingin mencari kesegaran baru. Tujuan utama pengembangan prototype ini adalah untuk membuat suatu program hiburan di televisi Indonesia yang tidak hanya menghibur namun juga menginspirasi.
BAGIAN 3
Prototype yang Dikembangankan
Prototype yang dikembangkan adalah prototype tayangan reality show yang berjudul “Great Escape” yang bercerita tentang perjuangan 3 orang laki-laki yang selalu ingin lari dari desakan dan himpitan Ibu Kota.
BAGIAN 4
Pre-Test dan Rencana Evaluasi
Pre-test dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan melakukan wawancara praktisi. Sementara rencana evaluasi program akan dilakukan dengan metode focus group discussion ( FGD).
BAGIAN 5
Anggaran
Anggaran pembuatan prototype ini sebesar Rp 1.150.000,- . Rencana anggaran produksi program untuk satu episode sebesar Rp 32.500.000,-. Penghitungan pendapatan program bukannya dihitung melainkan ditetapkan berupa target revenue.

PART 1
Situation Analysis
The phenomenon of escapism was a often occurs in urban society , it is supported by the insistence, crush and social problems in metropolitan, as a result many people doing eskapisme in various ways, this reality program will review fun ways of eskapisme so that inspiring perform eskapisme in the big city.
PART 2
Benefits and Goals of the developing Prototype.
The main benefit of this prototype development is inspiring for people to bore with the routine who want to refreshing. The main purpose of prototype development is to create an entertainment program on Indonesian. television that not only entertain, but also inspiring. television that not only entertain, but also inspire.
PART 3
The development of Prototype
Prototype "The Great Escape" which tells the story of the struggle of three men always runs away from insistence and pressure of Capital.
PART 4
Pre-Test and Evaluation
The pre-test was implemented use a survey by means of questionnaires and interviews practitioners. While the program evaluation plan will be carried out by the method of focus group discussion (FGD).).
PART 5
Budgeting
This prototype budget of Rp 1.150.000, -. Plan program production budget for one episode of Rp 32.5 million, -. Calculated program income calculation but instead set a revenue target.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54197
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jorine Utari Soetjahjo
"Industri televisi mengalami perkembangan sejak dikeluarkannya ijin pendirian stasiun televisi oleh swasta pada tahun 1988, dengan dipelopori oleh PT Rajawali Citra Indonesia (RCTI), yang selanjutnya diikuti stasiun-stasiun lainnya, seperti Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Surya Citra Televisi (SCTV), Andalas Televisi (ANTV) dan Indosiar. Perkembangan televisi ini dimungkinkan karena kelonggaran-kelonggaran perijinan yang diberikan pemerintah, kecepatan antisipasi pihak swasta dan perkembangan teknologi pertelevisian itu sendiri.
Situasi dan kondisi eksternal yang cepat berubah menjadikan suatu tantangan tersendiri bagi manajemen RCTI untuk mampu bersaing di Industri televisi nasional. Kejelian manajemen RCTI dalam melakukan positioning pasar dan perencanaan keputusan yang tepat akan sangat menentukan dalam mengantisipasi peluang yang ada. Tujuannya adalah untuk peningkatan kepuasan pelanggan dan citra terbaik perusahaan di masa yang akan datang.
Hasil analisis SWOT dari posisi bersaing RCTI di industri televisi telah menunjukkan strategi agresif dapat dilakukan. Hasil analisis menunjukkan keunggulan relatif RCTI dalam hal kualitas siaran, inovasi program, inovasi teknologi, dan citra. Kelemahan relatif RCTI terletak pada faktor pelayanan dan ketersediaan faktor iklan.
Keberhasilan RCTI di masa yang akan datang sangat tergantung dari upaya penyempurnaan kinerja dan sikap profesionalisme manajemen yang tinggi dalam meningkatkan mutu siaran dan pelayanan pelanggan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maritta Cinintya Rastuti
"Tipe program berita morning show di Indonesia mengalami kenaikan popularitas beberapa tahun belakangan ini, bahkan ada yang menamakannya 'televisi primetime baru'. Berbeda dari program berita konvensional, morning show memiliki keunikan. Makalah ini meneliti isi dari tiga morning show yang tayang di stasiun televisi nasional - Apa Kabar Indonesia Pagi (tvOne), 8-11 Show (Metro TV), dan Indonesia Morning Show (NET.) - dengan tujuan memaparkan usaha-usaha para produser dalam membedakan program mereka dengan program saingannya.
Dengan analisis kualitatif terhadap morning show, makalah ini berargumen mengenai kompleksitas dan inovasi dalam industri televisi, yang kemudian memunculkan disagregasi dalam program berita. Meskipun fenomena morning show di stasiun televisi komersial menunjukkan adanya homgenisasi, ditemukan bahwa demi menjangkau segmentasi yang berbeda, ketiga program yang diteliti mencoba membedakan muatan dan menunjukkan adanya inovasi serta arah baru.

As a type if news programme, Indonesian morning shows are experiencing an increase in popularity in the past few years. Some have even labeled them as 'new prime time television'. Morning shows differ itself from conventional news programmes, and posses several unique traits. This article examines three morning shows currently being aired on national television stations - Apa Kabar Indonesia Pagi (tvOne), 8-11 Show (Metro TV, and Indonesia Morning Shows (NET.) - to describe the attempts made by their producers to differentiate their programme from their competitors.
By using qualitative analysis on morning shows, this paper argues on the complexities and innovations within the television industry, which further leads to disaggreagtion in news programmes. Although the phenomenon of morning shows in commercial television stations show homogenisation, it is found that in order to reach different segments, these three studied programmes attempt to produce distinctive content that shows innovation and new directions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Balda Zain Fauziyyah
"Dalam makalah ini, penulis menganalisa penggabungan dua bahasa secara bersamaan oleh para penutur dwibahasa. Penggabungan bahasa ini disebut campur kode. Makalah ini membahas penggunaan campur kode antara dua kelompok penutur yang berbeda dalam acara kompetisi memasak Master Chef Indonesia (RCTI). Dua kelompok tersebut terdiri dari koki amatir dan koki profesional. Para penutur tersebut mencampurkode kata, frase, klausa, dan kalimat dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Makalah ini bertujuan untuk membuktikan apakah kecenderungan pemakaian campur kode yang berbeda antara kedua kelompok penutur secara tidak sadar dimaksudkan untuk menunjukkan keakraban dan hubungan kuasa di antara mereka. Dalam pembuktian tersebut, penulis menggunakan pola-pola campur kode dari Musyken dan teori bahasa dan hubungan kuasa dari El-daly. Karena adanya hubungan sosial di antara mereka, yaitu hubungan guru-siswa, ditemukan bahwa koki profesional lebih cenderung menggunakan campur kode dan memiliki kuasa yang lebih tinggi daripada koki amatir dalam kompetisi tersebut.

In bilingual phenomenon in Indonesia it is very common that speakers especially who sn bilingual phenomenon in Indonesia, it is very common that speakers, especially who speak two languages, combine two languages altogether in one sentence. This language combination is called code-mixing. This paper discusses the use of code-mixing between two different groups of speakers in the cooking competition show Master Chef Indonesia (RCTI). They are amateur chefs and professional chefs. The speakers code-mix words, phrases, clauses, and sentences from Indonesian into English. The purpose of this paper is to examine whether the different tendencies of code-mixing between them are unconsciously meant to show their solidarity and power relation by utilizing Muysken's fundamental patterns of code-mixing and El-daly's theory of language and power relationship. Due to their social relationship which is teacher-student relationship, it is found that the professional chefs have more tendencies in using code-mixing and higher power than the amateur chefs in the competition show.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>