Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Savira Ivonne
"Penelitian ini sepenuhnya fokus pada bagian penting dalam pertumbuhan seorang anak, yaitu konsep diri dan komponen relevan yang disebut dengan rasa harga diri. Disamping dari menjelaskan arti luas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu para orang tua mengerti betapa pentingnya konsep diri dan untuk menghindari anak dari mengalami kekurangan dalam mengadakan dan membangun konsep diri dari masa muda. Definisi dari topik ini akan dijelaskan secara rinci pada bagian pertama diikuti dengan kerangka pemikiran dan metodologi untuk memperkuat topik dari penilitian tersebut. Maka dari itu untuk mendapatkan hasil penelitian yang tepat, penelitian ini akan diperdalam berdasarkan teori Interaksi Simbolis dikarenakan teori tersebut mewakili topik ini dengan sangat baik. Selanjutnya, penelitian berjenis kualitatif ini akan memperlihatkan penemuan begitu pula dengan hasilnya dan rekomendasi untuk penelitian mendatang akan dilampirkan pada bagian akhir dari penelitian ini.

This research is entirely focused on the critical part of a child’s growth, which is self-concept and its relevant component called self-esteem. Other than explaining the general definition, this research’s other attempt is to help parents understand the importance of self-concept and to prevent their children from experiencing any lacking in conducting and building a self-concept from the early years. The topic’s definition will be explained in a detailed manner on the first section followed by framework and methodology to support in strengthening the topic. Thenceforth in order to find the right approach to create a proper result, this research will be based on Symbolic Interaction theory due to the fact that the selected theory represents the topic on a large scale. Furthermore, this qualitative research will show findings as well as the results and recommendations for further upcoming research will as well be attached on the last section.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alqurina Norizka
"ABSTRAK
Konsep diri terbentuk dari interaksi seseorang dengan orang lain serta lingkungan. Anak-anak di Indonesia yang melakukan tindakan kriminal ditempatkan di Lembaga Khusus Pembinaan Anak LPKA dan dapat mempengaruhi konsep diri karena memiliki lingkungan tempat tinggal yang berbeda dengan anak yang berada di luar LPKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan konsep diri pada anak di Lembaga Khusus Pembinaan Anak Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan menggunakan sampel sebanyak 171 narapidana anak usia 9 - 18 tahun dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Tennese Self Concept TSCS dengan nilai Alpha Cronbach rsquo;s 0,944. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia, pendidikan dan penyebab penahanan dengan konsep diri nilai p > 0,05 . Sebaliknya, terdapat hubungan antara konsep diri dengan lama masa penahanan, suku, dan dukungan keluarga nilai p < 0,05 . Proses pembinaan pada narapidana anak di LPKA perlu dengan mengoptimalkan fasilitas, tenaga yang ada, serta dukungan keluarga.

ABSTRACT
Self concept is formed from one 39 s interaction with others and the environment. Children in Indonesia who commit crimes are placed in the Special Institution for Child Development LPKA and may influence the concept of self because it has a different living environment with children outside the LPKA. This study aims to determine the relationship characteristics with self concept in children in Special Institution of Child Development Tangerang. This research is descriptive research and use sample as many as 171 convict children aged 9 18 years by using random sampling technique. Data collection using Tennese Self Concept TSCS questionnaire with Alpha Cronbach 39 s value 0.944. The results showed that there was no correlation between age, education and causes of self concept detention p 0,05 . Conversely, there is a relationship between self concept and duration of detention, ethnicity, and family support."
2017
S68812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harfidyah Rahmi
"Penelitian ini membahas tentang kasus pernikahan anak yang terjadi dalam budaya lokal di Indonesia yang ditinjau berdasarkan konsep perlindungan anak dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Konsep perlindungan anak yang dimaksud meliputi kerangka asesmen untuk child safeguarding and promoting welfare serta mengulas tentang kebijakan yang berhubungan dengan pernikahan anak. Penelitian dilakukan dengan metode penulisan context review dan tahapan tinjauan pustaka. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus pernikahan anak di Indonesia dari tahun ke tahun. Beberapa wilayah di Indonesia dengan kasus pernikahan anak yang tinggi memiliki unsur budaya yang melanggengkan praktik pernikahan anak. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa terdapat budaya lokal di Indonesia yang mendukung terjadinya pernikahan anak, seperti ketentuan pernikahan adat Kaharingan, nilai Urang Banjar, tradisi uang panai, kebiasaan kawin paksa, dan budaya merariq. Penelitian menyimpulkan bahwa budaya yang dianut oleh suatu komunitas atau kelompok masyarakat seolah ‘mengatur’ cara berpikir seseorang dan bagaimana mereka mengambil keputusan, terutama dalam kasus pernikahan anak. Demi menjaga tradisi budaya dan nama baik keluarga, anak dapat terjebak dalam praktik pernikahan anak yang dapat membahayakan kesejahteraan dan perlindungan kehidupan mereka sebagai anak. Urgensi dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana budaya pernikahan anak menempatkan anak pada posisi yang rentan dan berbahaya serta memberikan penjelasan bagaimana unsur kebudayaan tertentu dapat menimbulkan masalah yang berpotensi membahayakan kehidupan anak.

This study discusses cases of child marriage that occur in local culture in Indonesia which are reviewed based on the concept of child protection from the discipline of Social Welfare Studies. The concept of child protection in question includes an assessment framework for child safeguarding and promoting welfare as well as reviewing policies related to child marriage. The research was conducted using a context review writing method and the literature review stage. This research is motivated by the high number of cases of child marriage in Indonesia from year to year. Some areas in Indonesia with high cases of child marriage have cultural elements that perpetuate the practice of child marriage. This is evidenced by the results of research which reveals that there is a local culture in Indonesia that supports child marriage, such as the provisions of the Kaharingan traditional marriage, the Urang Banjar value, the tradition of uang panai, the habit of forced marriage, and the merariq culture. The research concludes that the culture adopted by a community or group of people seems to 'regulate' a person's way of thinking and how they make decisions, especially in the case of child marriage. To maintain cultural traditions and the good name of the family, children can be trapped in child marriage practices that can endanger their welfare and the protection of their lives as children. The urgency of carrying out this research is to reveal how the culture of child marriage places children in a vulnerable and dangerous position and provide an explanation of how certain cultural elements can cause problems that have the potential to endanger children's lives.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Velly Flaviani
"Setiap manusia memiliki kompetensi yang beragam, kompetensi tersebut digunakan agar manusia dapat tetap survive bertahan hidup dengan segala keterbatasannya. Kehidupan manusia yang kompetitif mendorong manusia untuk selalu berusaha agar menjadi pribadi yang berkualitas untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Meskipun parameter kualitas hidup manusia itu relatif, tetapi manusia mempunyai pemahaman sendiri mengenai hal tersebut, baik secara materi maupun non-materi.

Every human has variety competency, and that comptency should used so human still can survive with their limitation. Human lifes which very competitive encourage human to try to be a better person who qualified to achived a better quality of life. However, the parameter of life quality are relative, but human has their own comprehension about that, either material or nonmaterial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Andina Ratnaning Dyah
"Harter (dalam Papalia, 2004) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan konslruksi kognitifyang menentukan bagaimana seseorang mcmandang dirinya serla mcnentukan perilakunya. Beberapa anak ada yang memiliki konsep diri akadcmik positifdan ada yang memiliki konscp diri akademik negatif. Anak dcngan dengan konsep diri akademik yang positif Icbih termotivasi untuk meraih sukses dan lebih tertantang untuk menyelesaikan Lugas atau masalah yang dihadapi sebaliknya anak dengan konsep diri akademik negaxif kurang memiliki motivasi untuk belajar dan cenderung mudah menyerah (Boggiano dalam Vasla, Hai1h_ Miller, 1999).
Program ini benujuan untuk mengubah konscp diri akademik anak pada pclajaran matematika dark ncgatifmenjadi positif' yang dilakul-can melalui pcrubahan pada pola pikirnya yang ncgatif menjadi positif. D telah berhasil mengubah konsep diri akdcmiknya pada pelajaran matematika dari negatifmenjadi positif dengan ditandai adanya perubahan pola pikir dari negalifmenjadi positif dan adanya perubahan perilaku. Kesimpulannya, Cognitive Behavior Therapy dapat diterapkan untuk menangani konsep diri akadcmik pada khususnya dan konsep diri pada umumnya. Meskipun begitu, masih ada beberapa kelemahan dalam program ini yang perlu diperbaiki dalam penerapan intervensi cagnilivc behavior rherapy sclanjutnya.

Harler (it1Papalia, 2002) said that se¢concept is a cognitive construction, a system of descriptive and evaluative representations about the seyf which determines how wefeel about ourselves and guides our action Some chlidren do have positive academic seMconcept, while the others have the negative one. Children who view them seU as academically skilled are more motivated to succeal more pensistent in their work. and more willing to seek out challenging tasks or problems. As signyicant, children with low opinions of their academic abilities are less motivated to work(Boggiano in Vasta, Haith, Miller, I 999).
The purpose of this program is to change client is academic selfwoncept _/rom negative to positive through changing child 's cognition from negative into positive. D succeeded change her academic seMeonceptj'om negative to positive. She shows the changing through cognition and behavioral change. The conclusion is Cognitive Behavioral Therapy can be applied to treat academic self-concept and seMconcept, in general. However, there are several things that need improvement in jivture Cognitive Behavior Therapy program in treating academic sehlconcept.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Alifia
"ABSTRAK
Tesis ini mendeskripsikan bagaimana pemaknaan anak perempuan pra-remaja terhadap konsep cinta dan hubungan percintaan yang terdapat dalam konten musik Coboy Junior. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan adanya ideologi dominan yang menyertai pemaknaan anak perempuan pra-remaja terhadap konten musik Coboy Junior. Dengan menggunakan dua metode, yaitu analisis encoding/decoding dari Stuart Hall dan analisis semiotika Roland Barthes, ditemukan bahwa pemaknaan anak perempuan pra-remaja berada pada posisi dominan dan negosiasi dalam membaca teks, berupa konten musik Coboy Junior. Sosok Coboy Junior menjadi salah satu mediator bagi anak perempuan pra-remaja dalam memaknai teks. Berdasarkan hasil penelitian, anak perempuan pra-remaja yang memiliki tingkat konsumsi media dan musik yang tinggi, pengalaman tentang cinta, dukungan dari lingkungan keluarga dan teman, serta memiliki pandangan yang positif terhadap sosok idolanya, akan memaknai konten musik Coboy Junior secara dominan.

ABSTRACT
This thesis describes how the meaning of pre-teen girls towards the concept of love and relationships contained in the Coboy Junior music content. In addition, this study also showed a dominant ideology that accompanies the interpretation of pre-teen girls towards the music content of Coboy Junior. By using two methods, which are encoding/decoding analysis proposed by Stuart Hall and Roland Barthes' semiotic analysis, it was found that the interpretation of pre-teen girls were in a dominant position and negotiated in reading the music content of Coboy Junior. Coboy Junior’s figure becomes one of the mediators for pre-teen girls in interpreting the text. The result of this study was the pre-teen girls who have high levels of media and music consumption, experiences of love, the support of family and friends, and have a positive outlook towards the figure of her idol, will interpret the music content of Coboy Junior dominantly."
2013
T36127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jatayu Jiwanda M
"Pemaknaan penderitaan sebagai realitas kehidupan adalah momen yang dapat kita temukan dalam pemikiran Buddhisme. Latar belakang pemikiran buddhisme baik secara ontologis, epistemologis dan aksiologis terhadap pemaknaan realitas kehidupan inilah menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan fenomenologi-hermeneutis dalam menganalisa konsep Dukkha. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan penderitaan sebagai pemaknaan realitas kehidupan, hal tersebut memberikan relevansi terhadap kehidupan manusia. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman terhadap penderitaan (dukkha) yang tidak hanya dipahami sebagai konsepsi semata melainkan bentuk penghayatan dari pengalaman-pengalaman hidup Siddhatta Gautama. Sang Buddha melihat kondisi kehidupan manusia dan proses kehidupan yang berjalan terus menerus.

The meaning of Suffering as a reality of life is the moment where we can found in the thought of buddhism. The basic reason of the thought view as well as ontological, epistemological and axiological of the meaning of Buddhism become a basic in this research.This research uses the descriptive analysis and hermeneutic phenomenology method to analyze the concept of dukkha. The purpose of this study is to explain suffering as a meaning of life, which give a relevance to human life. The result of this study is an understanding of suffering that is not only understood as concept merely, although as a form contemplation Siddhatta Gautama. Buddha’s view is human condition and processes of life always continuous."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tya Ramadhyanti
"Pada tahun 1953, sensus menunjukkan pertumbuhan penduduk Cina yang mengkhawatirkan. Pemerintah Cina pada tahun 1953-1978 menerapkan aturan keluarga berencana. Namun hal itu belum mampu untuk mengatasi masalah pertumbuhan penduduk di Cina. Tahun 1979, pemerintah Cina menerapkan kebijakan satu anak. Sejak kebijakan satu anak diterapkan muncul budaya aborsi dan kasus pembunuhan pada bayi perempuan. Pada Oktober 2015, pemerintah Cina mengumumkan kebijakan satu anak di Cina resmi dihapus dan diganti dengan kebijakan dua anak. Kebijikan satu anak dinilai kurang efeketif bahkan bila diteruskan dapat membebankan pemerintah Cina karena akan terus mengurangi porsi penduduk usia produktif. Perubahan ini sangat penting karena untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 36 tahun, orang di Cina boleh memiliki anak lebih dari satu. Dengan dihapusnya kebijakan satu anak maka pemerintah cina memberlakukan kebijakan dua anak. Kebijakan dua anak ini diperkirakan tidak akan mengakibatkan lonjakan jumlah penduduk; diperkirakan jumlah penduduk cina pada tahun 2029 berjumlah 1,45 milyar dibandingkan dengan penduduk cina sekarang yang berjumlah 1,4 milyar. Kebijakan baru ini akan memungkinkan semua orang Cina memiliki anak sesuai harapan mereka. Dampak dari kebijakan baru ini pada aspek sosial budaya dan kesehatan meliputi: berkurangnya kasus aborsi, berkurangnya masalah anak-anak yang tidak terdaftar didalam akte, dan meningkatnya masalah kesuburan. Kemudian dampak dari kebijakan baru pada aspek demografi yaitu angkatan kerja yang menyusut dan penuaan populasi yang cepat tidak akan terbukti selama dua dekade. Sementara itu, diperlukan tindakan kebijakan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan sosial, kesehatan, dan perawatan masyarakat usia lanjut. Fokus penelitian berkaitan erat dengan aspek demografi dan sosial budaya Cina. Dengan tujuan untuk mengetahui dampak demografi dan sosial budaya dari kebijakan dua anak.

In 1953, a census showed a dramatic increase in Chinas population. The government of China thus imposed a Family Planning policy from 1953 to 1978. However, such attempt was considered inadequate to solve the population growth problems. In 1979, the government introduced the One-Child policy. The policy evoked abortion culture and killing of baby girls. In October 2015, the government terminated the One-Child policy and changed it into Two-Child policy. The previous policy was proved ineffective and it is projected to burden the government further due to the lack of citizen in their productive age. The change of policy is a historical event for the Chinese are allowed to have more than one child in 36 years. The Two-Child policy is estimated not cause overpopulation in China. By 2029, China has a population of 1.45 million, compared to the current 1.40 million. The new policy makes the Chinese have children as they desired. The policys effects on social, cultural, and health aspects are: decrease of abortion rate, decrease case of children do not obtain their official birth certificates and increase in fertility. The policy also affects Chinas demography by the rise of working-age population and the rapid population ageing is not going to happen in two decades. Policies regarding the improvement of social and healthcare for the elderly are also required. The objective of this research is to seek the impacts of Two-Child policy in socio-cultural aspects of the Chinese as well as Chinas demography.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Febriyeni
"Banyak penelitian membuktikan bahwa insiden ISPA semakin meningkat. Salah satunya dipengaruhi oleh pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada periode tahun pertama kehidupan anak di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas, Depok. Desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Sampel penelitian sebanyak 62 orang ibu yang dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Hasil penelitian mendapatkan ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada periode tahun pertama kehidupan anak (ρvalue = 0,021; α = 0,05). Sedangkan berdasarkan karakteristik, didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin anak, status gizi, berat badan lahir, status imunisasi, pemberian vitamin A, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan status ekonomi keluarga dengan kejadian ISPA.Penelitian ini merekomendasikan pentingnya sosialisasi terus-menerus mengenai pemberian ASI eksklusif untuk menurunkan kejadian ISPA pada anak.

Many studies prove that incidence of acute respiratory infections (ARI) has increased. One of which is influenced by exclusive breastfeeding. The aims of this study were to identify the correlation between exclusive breastfeeding with ARI incidence in child's first year of life period in Puskesmas Pancoran Mas, Depok. The design of this study was correlative with the descriptive approach (cross-sectional). Thestudy using 62 samples of mothers that was recruited by consecutive sampling technique. The results showed that there was a significant correlation between exclusive breastfeeding with the incidence of ARI in child's first year period of life (ρ value = 0.021; < α = 0,05). Meanwhile,based on the characteristics,there were no significant correlations between genders of child, nutrition status, birth weight, and immunization status, administration of vitamin A, mother’s education, mother’s employment, and economic status of the family, with incidence of ARI.The study recommended the importance of sustained socialization of exclusive breastfeeding is in order to decrease the incidence of ARI in children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>