Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52523 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjipta Lesmana
Jakarta: Puspa Swara, 1965
363.47 TJI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanggidae, Erdhy
"Analysis of Jakarta's single working women's viewpoints on sex and pornography in Indonesian mass media."
Jakarta: Eukalyptus, 2006
363.47 ERD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Junaidi
"Since the downfall of President Soeharto in May 1998, printed Media has been growing. Many printed media which exploit women's sexuality are still survived. Meanwhile, some parts of the society protest the phenomenon of pornography. They are currently proposing anti-pornography bill. The protests are believed triggered by the controversial performance of dangdut singer Inul Daratista. Using framing analysis, the research explains the position of printed media on pornography, freedom of expression and sexual exploitation. As a feminist research, it relates feminist theories, especially on pornography, with mass media. At least three schools in feminist theory discuss the topic: radical libertarian feminism, radical cultural feminism and post feminism. The research used articles in six media; Kompas, Tempo, Gatra, Republika, Sabili and Basis as data. Almost all of the media have no clear definition on pornography although some "religious media" related the performance of Inul Daratista with pornography. The thesis recommended that such a law on anti-pornography should be thought further before it reached clear definition on pornography."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanggidae, Erdhy
"Reformasi pada tahun 1998 memunculkan kebebasan bagi media massa di Indonesia dalam menjalankan praktek media, ditandai dengan munculnya fenomena di mana sensualitas dan seksualitas dalam berbagai bentuk yang hampir selalu ada. Banyak pihak kemudian yang memprihatinkan hal ini, meminta agar kalangan media massa merespon apa yang disebut dengan keprihatinan dan tuntutan masyarakat terhadap maraknya pornografi. Tercetus rencana pembentukan Undang-Undang Anti Pomografi dan Pornoaksi. Komite Penyiaran Indonesia (KPI) berjanji akan menetapkan sebuah standar penyiaran dan pemerintah juga mempersiapkan empat rancangan peraturan pemerintah (RPP) berkenaan dengan bidang penyiaran.
Wacana regulasi tentang pomografi sebenarnya baik, namun pertanyaan mengenai realitas pornografi menurut perspektif apa dan siapa yang sebaiknya digunakan dalam penyusunan dan implementasi regulasi terkait, serta faktor-faktor apa saja yang nantinya perlu mendapat penekanan dalam regulasi itu, harus dijawab terlebih dahulu. Sebabnya, realitas dibentuk dan dikonstruksi, berwajah ganda/jamak, setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Setiap orang yang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstruksinya masing-masing.
Sejalan dengan pandangan realitas menurut paradigma konstruktivisme, bahwa realitas adalah hasil dari konstruksi mental, bersifat sosial dan tergantung pada orang yang memahaminya, penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme ini berusaha untuk melihat bagaimana kalangan perempuan informan penelitian ini melakukan penerimaan dan juga pemaknaan terhadap realitas praktek media massa yang membahas seksualitas dari sensualitas. Selanjutnya penelitian dengan metode fenomenologi ini juga berusaha mengetahui realitas mengenai isu pornografi di media massa Indonesia menurut para informan, mengenai sejauh mana praktek media massa dengan bahasan seksualitas dan seksualitas tersebut bisa dikategorikan sebagai pornografi dalam pemaknaan mereka.
Menggunakan tiga kategori pemetaan dalam kerangka Audience Reception Theory.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audiens melakukan pemaknaan sendiri ketika melakukan konsumsi media massa. Dalam realitas bahasan seksualitas, para informan penelitian ini tidak keberatan dan mendukung adanya bahasan seksualitas di media massa. Penelitian ini juga memperlihatkan bagaimana ada perbedaan dalam pemaknaan pornografi dan juga realitasnya dalam praktek media massa di Indonesia sendiri. Temuan lainnya adalah bahwa laki-laki dianggap sebagai bagian masyarakat yang paling rentan terhadap dampak dari pomografi.
Dikaitkan dengan pengaruh latar audiens ketika melakukan pemaknaan, penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pemaknaan para informan tidak bergantung kepada latar belakang lingkungan tempat tinggal dan mobilitas mereka dan bahwa faktor agama jarang digunakan untuk memaknai isu pomografi di media massa.
Implikasi teori dari penelitian ini adalah bahwa audiens memang mempunyai pemaknaan sendiri ketika mereka berhadapan dengan praktek media massa. Secara metodologis, dengan memperhatikan keterbatasan dari penelitian ini, di mana para informannya adalah hanya mereka yang menepakan perempuan lajang pekerja profesional yang berkantor di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, akan sangat menarik jika di kemudian hari bisa dilakukan sebuah eksplorasi bahasan yang sama.terhadap variabel-variabel yang lebih beragam dalam skala penelitian yang lebih luas secara kuantitatif menggunakan metode survey."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahajeng Sari putri
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26577
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Faridanto
"Munculnya media massa yang memuat unsur pornografi memicu sebagian masyarakat untuk bereaksi dengan mewujudkannya melalui sikap mereka yang pro (mendukung) maupun sikap mereka yang kontra (menolak), hal ini dikarenakan adanya perbedaan pola pandang dari tiap individu yang berbeda dalam mempersepsikan anti pornografi dan hal ini umumnya dipengaruhi oleh faktor agama, pendidikan, sosial budaya, seni, hukum ataupun kebiasaan masyarakat setempat.
Reaksi tersebut pada akhirnya berimbas pada tatanan kehidupan masyarakat itu sendiri dimana kejahatan seksual disertai dengan kekerasan seksual semakin hari semakin bertambah seiring dengan pertambahan jumlah media massa.
Pornografi dalam media massa menurut beberapa ahli memiliki pengaruh terhadap maraknya tindak kejahatan dan kekerasan seperti perkosaan, pencabulan dan pelecehan seksual. Media massa pun turut membentuk realitas sosial yang ada dimasyarakat sehingga mampu menarik masyarakat untuk bersikap maupun bertindak atas segala pemuatan yang ada di dalamnya. Dengan dernikian diperlukan penyeimbang dalam kehidupan sosial masyarakat berupa pengendalian sosial yang nantinya mampu menjaga masyarakat itu sendiri baik dan dalam maupun dari luar diri individu sehingga keberadaan pornografi dapat disikapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik norma masyarakat maupun hukum negara.
Penelitian ini berangkat dan rasa keprihatinan penulis terhadap gencarnya serangan pornografi yang ditujukan langsung kepada masyarakat luas dan berbagai media, ditambah pula adanya keinginan untuk menggambarkan secara langsung sejauhmana reaksi masyarakat yang diwujudkan melalui sikap maupun tanggapan mereka terhadap maraknya pemuatan pornografi melalui media massa saat ini yang hasil akhirnya dituangkan kedalam bentuk prosentase jawaban para responden.
Metode penelitian yang dilakukan dalam meneliti gejala sosial yang ada di masyarakat (wilayah penelitian) menggunakan dua tehnik pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif serta pengukuran dilakukan dengan statistik non inferensial. Untuk memperkuat analisa data dari hasil jawaban responden penulis memanfaatkan tabel silang (jenis kelamin, pendidikan, agama dan pekerjaan responden) yang memungkinkan bagi para pembaca untuk turut dalam melengkapi kesimpulan penulis.
Temuan akhir penelitian ini menunjukkan bahwa reaksi para responden yang ditunjukkan melalui sikap maupun tanggapan mereka terhadap pemuatan pornografi diberbagai media massa cenderung menolak, tidak setuju dan menyatakan pornografi tidak sopan untuk dipublikasikan disebabkan dampak yang akan muncul lebih besar dibandingkan manfaatnya. Tetapi tidak sedikit pula responden yang menyatakan sikap mereka mendukung pemuatan pornografi di media massa dengan alasan keindahan, seni, maupun sebagai sarana memperoleh pengetahuan seputar seks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rachma Murti
"Kehidupan remaja itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari media massa. Kegiatan mereka adalah menonton televisi dan film, membaca majalah, mendengarkan musik dan radio, serta browsing internet. Remaja kini memang semakin mudah mengakses media massa. Namun, hanya sedikit remaja yang paham tentang betapa besar pengaruh apa yang mereka dengar, baca dan tonton. Mereka tidak percaya bila dikatakan bahwa media dapat mempengaruhi cara berfikir mereka hingga perilaku mereka, dan beberapa fakta menunjukkan bahwa remaja kerap dijadikan target utama media massa. Isi mediapun semakin beragam dan sayangnya pornografi kerap hadir dimasyarakat melalui media massa. Padahal remaja merupakan sosok yang paling rentan terkena bahaya pornografi setelah kelompok anak-anak Secara signifikan, pornografi mewabah dan melanda seluruh umat manusia di muka bumi ini.
Adanya teknologi televisi, komputer, digital, handphone dan internet semakin mempercepat penyebaran informasi mengenai materi pornografi berkali-kali lipat dibandingkan media informasi lainnya. Meningkatnya kemudahan mengakses informasi dan banyaknya kesempatan mendapatkan berbagai peralatan serta waktu, memberi efek yang cukup mengkhawatirkan bagi anak muda jaman sekarang. Bicara masalah pornografi, berarti kita harus menyiapkan diri untuk mengetahui mulai dari efek kecanduan sampai efek pelampiasan hasrat seksual yang diakibatkan materi-materi pornografis. Itu berarti bicara pornografi tidak bisa lepas dari perilaku-perilaku seksual sampai kejahatan seksual. Jika kita terlibat dalam isu pornografi, maka kita akan melihat mata rantai dari perilaku seks bebas, aborsi, kehamilan remaja, perkosaan, berjangkitnya penyakit menular seksual,HIV/AIDS, perselingkuhan, dan narkoba dengan industri pornografi. Bisa dibayangkan bagaimana perilaku seksual remaja kita jika terus dihujani materi bermuatan pornografi melalui media, tentu remaja kita akan terpengaruh ke arah yang negative bahkan rawan untuk berperilaku menyimpang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey dengan rancangan cross sectional (potong lintang) dimana variabel independen dan variable dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan antara frekuensi pemaparan pornografi melalui media massa (media cetak dan media elektronik) dengan tingkat perilaku seksual pada siswa SMU Muhammadiyah 3 Jakarta Selatan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa proporsi paparan pornografi melalui media massa pada siswa SMU. Muhammadiyah 3 adalah hampir seluruh siswa pernah terpapar media pornografi, hanya ada dua orang siswa yang tidak pernah terpapar. Diketahui bahwa proporsi pemaparan atau keterpaparan siswa terhadap pornografi melalu media cetak,adalah 32,7% memiliki frekuensi terpapar tinggi dan 67,3% siswa termasuk ke dalam frekuensi terpapar rendah melalui media cetak. Sedangkan untuk proporsi pemaparan atau keterpaparan siswa terhadap pornografi melalu media elektronik adalah sebesar 50,7% siswa termasuk ke dalam frekuensi tinggi dan 49,3% termasuk kedalam frekuensi rendah. Diketahui bahwa proporsi tingkat perilaku seksual siswa SMU. Muhammadiyah 3 sebesar 30% termasuk ke dalam tingkat perilaku seksual berat dan 70% termasuk dalam perilaku seksual ringan.
Hipotesa dapat dibuktikan, karena ada hubungan bermakna antara jenis kelamin, frekuensi paparan di media cetak dan media elektronik, frekuensi paparan melalui komik, frekuensi paparan melalui foto/gambar, frekuensi paparan melalui video/vcd/dvd, frekuensi paparan melalui internet, dan frekuensi paparan melalui handphone dengan tingkat perilaku siswa. Hipotesa tidak dapat dibuktikan karena tidak ada hubungan bermakna antara usia, paparan pornografi di media massa, frekuensi paparan melalui majalah, koran, tabloid, novel, televisi, radio, games PC, telfon seks dengan tingkat perilaku seksual siswa."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
499.222 PEM (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamad
Jakarta: Granit, 2004
302.23 Ham k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>