Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162722 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Salah satu spesies jamur yang banyak dilaporkan terdapat di dalam air adalah Candida. Air yang telah tercemar Candida dapat menjadi sumber infeksi kandidiasi misalnya kandidiasis vagina. Infeksi ini diduga akan mudah berpindah jika airnya digunakan oleh umum, mislanya air kamar mandi umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi Candida pada kamar mandi umum di beberapa pasar di Jakarta yang meliputi pasar Inpres dan pasar swalayan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 53,3% dari 60 pasar yang diteliti airnya mengandung Candida. "
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Candida merupakan salah satu genus jamur yang dapat menyebabkan vaginitis dengan menimbulkan keluhan keputihan (fluor albus). Karena banyaknya wanita yang menderita vaginitis oleh Candida, dan salah satu sumber infeksi diduga adalah air yang dipakai untuk membersihkan diri, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah air kamar mandi yang mengandung Candida dapat menjadi sumber infeksi. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian terhadap 40 sampel sekret vagina dan 40 sampel air mandi rumah penderita keputihan yang diperiksa di bagian Parasitologi FK UI, Jakarta. Hasil yang diperoleh dari 40 wanita dengan keluhan vaginitis yang diperiksa, 28 (70%) positif Candida. Air kamar mandi dari 40 yang diperiksa, sebanyak 22 (55%) positif Candida. Pada 20 wanita dengan kandidiasis vagina ditemukan air kamar mandinya juga mengandung Candida. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa air kamar mandi dari rumah penderita keputihan yang tercemar oleh Candida, dapat menjadi sumber infeksi bagi bagi penderita kandidiasis vagina tersebut. "
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Menemukan parasit malaria dalam darah tepi smapai saat ini masih merupakan cara diagnostik malaria yang paling diandalkan. Walaupun demikian, di daerah dengan endemisitas tinggi, hal ini merupakan suatu kendala, sebab di daerah tersebut biasanya parasit sulit ditemukan di dlaam darah, karena densitas parasitnya rendah. Keadaan ini disebabkan oleh adanya kekebalan yang meninggi pada penderita. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pemeriksaan parasit malaria dengan metode QBC (quantitative buffy coat) dan dengan metode konvensional (pulasan Giemsa) pada penduduk daerah mesoendemi di Kepulauan Riau. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa walaupun ada kelemahannya, metode QBC cukup sensitif dan spesifik dalam mendiagnosis malaria, sehingga metode QBC dapat menggantikan metode konvensional. "
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian mengenai lalat punuk telah dilakukan di lima wilayah di kabupaten Bogor, yaitu di Ciledug, Darmaga, Sukamantri, Cisarua, dan Tugu pada bulan Januari sampai Juni 1992. penelitian tahap pertama mengenai lalat punuk ini ditekankan pada masalah sistematika terutama mengenai taksonomi dan ekologi. Koleksi larva dan pupa lalat punuk dilaksanakan dengan mengambilnya langsung dari perairan dan dengan tangguk serangga untuk koleksi lalat dewasa. Perangkap lampu dan perangkap berumpan hewan juga digunakan untuk mengumpulkan lalat dewasa yang aktif sore/malam hari. Keragaman jenis yang tinggi terdapat pada lokasi dengan ketinggian lebih dari 600 meter dari permukaan laut serta memiliki perairan bersih dari limbah."
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian di daerah sekitar kampus UI Depok untuk mengetahui jenis-jenis ektoparasit pada Rattus spp. dan jenis-jenis tikus yang terinfestasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara 55 ekor tikus yang ditangkap pada tahun 1991 dan 1992 ada dua jenis ektoparasit ialah pinjal Xebopsylla sheopis dan kutu Holopleura pasifica. Jenis-jenis tikus (Rattus) yang tertangkap dan terinfestasi ada 5 jenis, yaitu R. norvegicus, R.tiomanicus, R. rattus diardi, R.argentiventer, dan R.exulans."
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian di daerah kampus UI, Depok untuk mengetahui jenis-jenis cacing endoparasit pada saluran pencernaan bangkong (Bufo spp.) dan jenis-jenis bangkong yang terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 ekor bangkong yang tertangkap ada 2 jenis, yaitu Bufo melanostictus 25 ekor (terinfeksi 24 ekor) dan Bufo bipocartus 5 ekor (terinfeksi semua). Cacing endo parasit terdiri dari 58 ekor Oxyuride dari kelas Phasmidia dan 149 ekor Acanthocephalus sp. filum dari Acanthocephala. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai keragaman fauna cacing parasit pada Amphibia, khususnya pada bangkong di Indonesia. "
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bertujuan untuk meninjau hasil studi terhadap jenis-jenis cendawan yang dapat diisolasi dari sampel organ tubuh dan produk unggas, pakan, komponen pakan dan sampel lain yang diperiksa di Laboratorium Mikologi balai Penelitian Veteriner Bogor selama periode 1992 – 1996. Studi dilakukan dengan cara memilah-milah dan mengelompokkan jenis sampel yang diperiksa, kemudia dievaluasi. Sampel itu sendiri sebelumnya telah mengalami pemeriksaan secara mikologik. Hasil studi menunjukkan bahwa banyaknya sampel dari tahun ke tahun selama periode pengamatan berfluktuasi. Dari sebanyak 114 sampel yang diperiksa, terdapat 35,97% organ tubuh dan produk unggas, serta 64,03% pakan, komponen pakan dan sampel lain. Sampel-sampel tersebut didiagnosis 70,18% positif mikosis atau tercemar kapang dan 29,82% negatif, sedangkan dalam pembiakan dapat diisolasi cendawan, yakti 93,16% kapang dan 6,84% khamir. Karena cendawan lebih banyak ditemukan pada pakan dan komponennya dibandingkan dengan pada organ tubuh unggas, dapat disimpulkan bahwa perhatian terhadap masalah kontaminasi kapang dan produk toksiknya pada pakan lebih tinggi dibandingkan dengan pada masalah penyakit (mikosis).
"
MPARIN 12 (1-2) 1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam mengevaluasi aspergillos pada unggas selama 11 tahun (1979 – 1989), telah diperiksa 873 spesimen dengan hasil 221 spesimen (25,32%) positif aspergillos. Ada 16 jenis unggas yang diperiksa positif, meliputi ayam (ras dan buras), itik, dan berbagai jenis burung. Hasil positif terbanyak berasal dari ayam 154 spesimen (69,69%), lalu burung kakatua 24 spesimen (10,86%), kemudian itik 9 spesimen (4,0750, selebihnya burung-burung lain kurang dari 4%/ rgan tubuh yang diserang pada umumnya alat pernapasan (paru-paru dan kantong udara), organ tubuh lainnya. Komposisi hasil diagnosis aspergillos pada ayam adalah fumigatus 59,74%, flavus 32,47%, dan niger 7,79%, sedangkan hasil diagnosis pada unggas secara keseluruhan adalah fumigiatus 68,78%, flavus 24,89%, dan niger 6,33%. Selama pengamatan tidak ditemukan infeksi oleh spesies Aspergillos lain."
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Skistosomiasis di Indonesia ditemukan hanya di dua daerah terpencil di Sulewesi Tengah, yaitu dataran tinggi Lindu dan Napu. Siput Oncomelania hupenis lindoensis merupakan hospes perantara penyakit tersebut. O.h.lindoensis ditemukan di tempat becek, terlindung dari sinar matahari dan mengandung banyak humus. Siput tersebut bersifat amfibius. Telah dilakukan pemberantasan dengan berbagai metoda dan yang terakhir dengan cara pemberantasan secara terpadu yang melibatkan berbagai instansi. Hasilnya cukup abik pada tahun 1993 prevalensi turun dari rata-rata 33,8% menjadi 1,5% di Napu dari rata-rata 17% menjadi 1,9% di Lindu. Angka infeksi siput menjadi 0,2% dan 2,5% di Lindu.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah ditemukan kasus aspergillos pada ayam hutan hijau (Gallus varius) yang mati dan diperiksa di Laboratorium Patologi Unggas, Fakultas kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor dari bulan Agustus 1992 hingga bulan Januari 1993. Dari sebanyak 62 ekor ayam yang diperiksa, 9 ekor (14,5%) di antaranya ditemukan aspergillos yang disebabkan oleh Asspergillos fumigatus. Gambaran patologik anatomi yang tampak berupa sarang-sarang radang berbentuk nodul dan bercak perkijauan berwarna putih kekuningan, serta jejar terbuka berwarna abu-abu gelap atau hijau kebiruan pada lokasi infeksi. Lokasi infeksi penyakit ini selain ditemukan pada paru-paru dan kantung udara, juga dijumpai pada hati, proventrikulus dan ventrikulus."
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>