Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131074 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Untuk memperoleh hasil yang memuaskan dalam pemberantasan cacing yang ditularkan melalui tanah dipakai obat cacing berspektrum luas terutama bila ada infeksi campuran dengan T.trichuria. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat potensi trasmisi A.lumbricoides dan T.trichuria pada murid sekolah dasar. Cara Kato-Katz digunakan dalam pemeriksaan tinja 684 murid SD. Murid yang terinfeksi diobati dengan oksantel pirantel pamoat (OPP) atau mebendazol (MBZ) dosis tunggal. Biakan tinja pada genting steril yang direndam dalam formalin 1,0% dilakukan pada 15 anak kelompok OPP dan 15 anak kelompok MBZ. Angka penyembuhan dan angka penurunan telur pada askariasis sangat baik, sedangkan pada trikuriasis diperoleh angka penyembuhan dan angka penurunan telur yang lebih kecil. Hambatan pertumbuhan telur A.lumbricoides ditemukan 2 hari pasca pengobatan OPP. Pada kelompok MBZ, hambatan pertumbuhan telur ditemukan pada hari ke-5 pasca pengobatan, dan ditemukan telur yang degenerasi pada tinja 2 hari dan 5 hari pasca-pengobatan MBZ. Angka transmisi pada kelompok OPP dan MBZ tidak berbeda bermakna. Pada penelitian ini tidak ditemukan pengaruh obat terhadap angka transmisi maupun pertumbuhan telur T.trichuria."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Prevalensi cacing-cacing yang ditularkan melalui tanah, khususnya pada anak sekolah di Jakarta masih tinggi. Demikian juga dengan hasil studi ini yaitu 73,72% dan 78,10% pada 2 kelompok murid sekolah Tsanawiyah, Pondok Pesantren Jakarta. Pada penelitian ini digunakan antihelmintikalbendazol dan mebendazol khusus untuk mempelajari efektivitasnya terhadap trikuriasis. Albendazol diberikan kepada 312 murid (kelompok I) sebagai dosis tunggal, 400 mg selama 3 hari berturut-turut, sedangkan mebendazol diberikan kepada 169 murid (kelompok II) dengan dosis 2 kali sehari, 100 mg, 3 hari berturut-turut. Terjadi penurunan prevalensi pada kelompok I yaitu 62,50% menjadi 15,32% dan 15,00%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan trikuriasis dengan albendazol dan mebendazol memberikan hasil yang sangat memuaskan bilamana diberikan 3 hari berturut-turut dengan dosis seperti di atas. "
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian di daerah kampus UI, Depok untuk mengetahui jenis-jenis cacing endoparasit pada saluran pencernaan bangkong (Bufo spp.) dan jenis-jenis bangkong yang terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 ekor bangkong yang tertangkap ada 2 jenis, yaitu Bufo melanostictus 25 ekor (terinfeksi 24 ekor) dan Bufo bipocartus 5 ekor (terinfeksi semua). Cacing endo parasit terdiri dari 58 ekor Oxyuride dari kelas Phasmidia dan 149 ekor Acanthocephalus sp. filum dari Acanthocephala. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai keragaman fauna cacing parasit pada Amphibia, khususnya pada bangkong di Indonesia. "
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Cendawan selain digunakan untuk keperluan industri, dapat pula digunakan sebagai alat pengendali parasit. Beberapa jenis kapang tanah dapat diuji potensinya untuk digunakan sebagai agen alternatif biokontrol terhadap cacing nematoda parasit. Penelitian di beberapa negara di kawasan beriklim dingin telah membuktikan beberapa kapang nematofagus potensial, baik yang tumbuhnya cepat maupun lambat, mampu menurunkan populasi parasit. Kapang tersebut bertindak sebagai predator potensial dengan cara membuat perangkap, merusak telur dan berfungsi sebagai endoparasit nematoda."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan pada murid sekolah dasar di Jakarta. Murid yang terinfeksi T.trichuria dibagi menjadi dua kelompok (masing-masing n=15). Kelompok I diobati dengan mebendazol (MBZ), sedangkan kelompok II dengan oksantel-pirantel pamoat (OPP). Tinja pada masing-masing kelompok dibiak dalam bejana Stoll dengan medium larutan formalin 1%, sebelum pengobatan, 2 hari, 5 hari, dan 30 hari setelah pengobatan. Masing-masing biakan diinkubasi selama 4-8 minggu. MBZ dan OPP dapat menghambat perkembangan telur T.trichuria pada 2 dan 5 hari setelah pengobatan. Selain itu, MBZ dan OPP dapat mempengaruhi perubahan bentuk telur T.trichiura. Setelah 30 hari pengobatan tidak ditemukan pengaruh obat terhadap perkembangan telur tersebut."
MPARIN 11 (1) 1998
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi tiga macam obat cacing terhadap jumlah telur dan jenis cacing pada anak babi. Sejumlah 24 ekor anak babi yang terinfeksi cacong parasit secara alami dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan derajat infeksi cacing dan bobot badan. Kelompok 1 tidak mendapat obat cacing; kelompok 2 mendapat febantel 10% dosis tunggal 50mg per bobot badan; kelompok 3 mendapat albendazol 20% dosis tunggal 25mg/kg bobot badan; dan kelompok 4 mendapat oksibendazol dosis tunggal 10mg/kg bb. Sampel tinja diambil 3 hari pertama setelah pengobatan. Setelah itu penimbangan dan pengambilan sampel tinja dilakukan setiap 10 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai hari ke-60, kelompok yang mendapat albendazol tidak memperlihatkan telur cacing Ascaris, sedangkan cacing Trichuris sp. walaupun berkurang, tapi masih ditemukan telurnya. Untuk cacing tipe strongyle dan Strongyloides sp., hasil ini terlihat setelah hari ketiga pemberian antelmintik."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Cacing yang ditularkan mellaui tanah sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Ascaris lumbricoides adalah salah satu cacing yang ditularkan melalui tanah. Infeksi cacing ini berhubungan dengan keadaan sanitasi yang buruk di antaranya pencemaran tanah dengan tinja secara terus-menerus sepanjang waktu. Pencemaran memudahkan transmisi telus A.lumbricoides dari tanah ke manusia melalui tangan yang kotor ke mulut bersama makanan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 yang sebagian besar muridnya ada di RW 03 dan RW 04, dan SDN 06 yang meliputi RW 06 dan RW 09 di kelurahan Duren Sawit Jakarta Timur. Dipilih keempat RW tersebut dalam keadaan yang hampir sama. Pada murid dua sekolah dasar ini dilakukan pemeriksaan tinja dan pengobatan infeksi A.lumbricoides dengan pirantel pamoat 10 mg/Kg berat badan. Sabun untuk mencuci tangan selama satu bulan diberikan hanya pada murid SDN 01 dan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak balita di tempat kediaman murid tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat akibat penerapan cuci tangan dengan sabun terhadap transmisi A.lumbricoides. Dari penelitian ini terdapat perbedaan angka reinfeksi pada bulan ketiga setelah pengobatan yang mungkin disebabkan oleh adanya penerapan mencuci tangan memakai sabun sebelum makan pada SDN 01. Jadi pengaruh cuci tangan yang benar dapat mengurangi reinfeksi A.lumbricoides.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian untuk menentukan prevalensi dan tingkat keparahan serangan cacing mata Thalezia sp. dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan terhadap 240 ekor Sapi Bali pada dua daerah, yang satu terletak di dataran tinggi dan yang lain di dataran rendah Kabupaten Badung Bali. Prevalensi serangan cacing mata Thalezia sp. pada sapi Bali di kabupaten Badung adalah 33,7%, dengan tingkat keparahan serangan ringan 73,8% dan 26,1% bersifat sedang. Serangan yang parah sifatnya tidak ditemukan dalam penelitian ini. "
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan pada sebuah sekolah dasar negeri di Jakarta. Dari 265 murid yang tinjanya diperiksa ternyata 261 contoh tinja (98,4%) yang positif dengan telur cacing usus yang ditularkan melalui tanah. Prevalensi trikuriasis 94,7%, askariasis 81,8% dan infeksi cacing tambang 0,37%. Murid yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian ini hanya 232 anak dan mereka diberi pengobatan dengan 400 mg Albendazol dosis tunggal selama 2 hari berturut-turut. Penurunan jumlah telur yang tinggi dapat menyebabkan berkurangnya pencemaran tanah dengan telur-telur tersebut sehingga kejadian infeksi baru dan reinfeksi dapat menurun. Pengobatan Albendazol selama 2 hari, dosis tunggal terhadap askariasis dan trikuriasis ternyata memberikan hasil yang tidak banyak berbeda bila dibandingkan dengan pengobatan 1 hari 400 mg dosis tunggal."
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan pemeriksaan terhadap lebih dari 450 sampel tinja dan darah sapi potong yang diambil di rumah pemotongan hewan (RPH) Kotamadya Bogor. Tinja diperiksa teradap adanya telur cacing, sedangkan darah diperiksa terhadap nilai PCV, kadar Hb, jumlah sel darah merah dan darah putih serta diferensiasi lekosit. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa jumlah telur dalam satu gram tinja (EPG) sangat bervariasi antara 20-3.140 untuk telur cacing trematoda. Demikian juga hasil pemeriksaan darah menunjukkan bahwa variasi yang cukup berarti. Hasil sepenuhnya akan didiskusikan di dalam makalah lengkap. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam pengamatan selama setahun terlihat adanya puncak produksi telur cacing nematoda, yakni pada bulan November dan April. Namun, gambaran pada telur cacing trematoda tidak begitu jelas (terjadi tiga titik puncak dan tertinggi pada bulan Juli). Gambaran ini tidak diikuti oleh gambaran darahnya."
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>