Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72569 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"In the discussion on any urban development, one can not neglect the so-called centrifugal and centripetal forces causing the flow of either people and functions from and to the inner parts of the city or the fringe. These two forces constitute the dynamic doers for the development of the city concerned. One of the aspects of urban development is a change in physical performance of the city itself and the sprawling process of urban features in the surrounding countrysides. The study is carried out in one of the portions of the fringe areas of the city of Yogyakarta that is receiving many arrivals either from the inner parts of the city or from the more remotely located areas. The discussion is morely focussed on one of these broad scopes, i.e., movement of people either coming from the inner parts of the city and coming from the more remotely located hinterlands. One of the subdistricts located next to the municipal boundaries is chosen as a case study and the respondents are selected randomly among new migrants in the last ten years. The result shows that nine reasons constitute attracting factors to the fringe areas. Centrifugal movement is predominated by those who are looking for more spacious place/space for living and the lower price of land whereas centripetal movement is predominate by those who are approaching their place of work."
GEOUGM 21:62 (1991)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This article is aimed at discussing the structure of non-farm employment and small-scale non-agricultural enterprises in the rural areas where the rural-urban relation is increasing tremendously in the last decade. A special attention is devoted to the structure and sectoral as well as spatial linkages of small non farm enterprises (SNFE). In this context, rural-urban linkage is simply measured in terms of flow of materials, and labor from both rural to urban as well as from urban to rural areas. Interpretation of those flows is made to understand their respective implication for rural and regional development from which some policy recommendation are offered. An intensive single visit survey and rapid rural appraisal are conducted, covering three villages (Maguwoharjo, Kembang, Putat) in Yogyakarta Special Region (DIY). To some extent a qualitative information is also available for two additional villages of Pendowoharjo and Murtigading. This enables to draw a more complete picture of rural-urban linkage from and to all directions between Yogyakarta Municipality and its vicinity."
GEOUGM 29:73 (1997)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"In the last two decades, the small scale industrial sector, due to various reasons, has increasingly received attention from Indonesian policy makers. In the research area, rural small scale industrial activities play an important role, yet in a varying way. Production factors like labor and capital as well as the degree of localism are used to illustrate the differences in character. Attention is also paid to the linkages of those small scale industrial units and sectors. Based on the main characteristics and the function of those rural small scale industrial activities, a distinction is made between basic and non-basic activities. A short description is given of the most important government programs in the sphere of SSI development. It is concluded that policy makers have given insufficient attention to the differences within the sector. As a result, most of the small scale industrial units are deprived of the programmes which are specifically designed for them.
"
GEOUGM 20:60 (1990)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Kumoro
"Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yang dapat di salurkan melalui LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) di Indonesia. Khususnya di Yogyakarta belum dapat di capai dengan baik. Lemahnya partisipasi masyarakat ini diduga kuat ada hubunganya dengan faktor gaya kepemimpinan ketua LKMD dan tingkat pendidikan masyarakat itu sendiri. Berdasarkan pada asumsi tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan: (1) mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan ketua LKMD dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa ini kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta; (2) mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan warga masyarakat dengan partisipasinya dalam pembangunan desa di kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta. Selanjutnya ditetapkan empat teori utama sebagai logika berfikir pada tahap pertama penelitian ini., yaitu: Teori pembangunan desa, yang mengacu pada pradigma pembangunan yang mengutamakan manusia (people-centered development) yang di kemukakan oleh David C. Korten.
Pengukuran terhadap variabel gaya kepemimpinan ketua LKMD mempergunakan teorikepemimpinan yang dikembangkan oleh Pusat Studi kepemimpinan, Universitas Iowa. Variabel tingkat pendidikan operasionalisasinya berdasrkan asas pendidikan seumur hidup, yaitu bahwa pendidikan dapat diperoleh melalui jalur sekolah, non-formal maupun informal. Partisipasi masyarakat dalan pembangunan desa sebagai variabel tergantung diukur dengan mempergunakan teori partisipasi prosesional dari Cohen dan Uphoff. Pada tahap kedua; analisis terhadap hubungan variabel bebas dengan variabel tergantung mempergunakan teknik korelasi product Moment dari Karl Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan ketua KLMD dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa di kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta. Demikian pula penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa di kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta. Oleh karena itulah agar partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa di kecamatan godean, Sleman, Yogyakarta dapat meningkat perlu diterapkan gaya kepemimpinan ketua LKMD yang cenderung ke arah demokratis dan perlu senantiasa diupayakan perbaikan tingkat pendidikan masyarakat.
Berdasarkan pada temuan diatas, maka diajukan saran agar dipertimbangkan materi gaya kepemimpinan sebagai salah satu bahan uji bagi calon kepala desa (ex-officio ketua LKMD). Disamping itu perlu diprogramkan peningkatan pendidikan masyarakat baik melalui pendidikan formal, nonformal maupun informal sehingga diharapkan wawasan dan pemahaman tentang pembangunan dapat meningkat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The study aims to identify the complex of population movement in two dukuh, Kadirojo, and Piring, in Yogyakarta Special Region. There are three kinds of population movement in these two dukuh: commuting, circulation, and migration. A dramatic increase since the seventies in the volume and distance of commuting and circulation reflects the extension of rural roads and the growth of the mini-bus. Rising levels of formal education and the adoption of agricultural innovation also have increased the number of individuals who aspire to spend longer periods in towns and cities. Despite these changes, the mobility of dukuh people remains a bio-local system, tightly anchored to the home village and various destinations. Circular movement is a form of linkage between rural and urban areas and is important in achieving a closer interaction between rural and urban people."
GEOUGM 10:40 (1980)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aims at finding the Javanese attributes of the social structure of changing village community and social and economic life of the village people. In general the spread effects of economic development and the process of social change in the rural areas are different between the village communities which are near from the cities or distant. To accomplish the research purpose, the research was carried out in the two villages in Bantul, Yogyakarta.
"
GEOUGM 20:60 (1990)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"After outlining the shift in interpretation of the concept and objectives of rural development since the mid-1960s, the main consequences of the new role assigned to formal credit in the desired rural transformation process are explored. Against this background, some general characteristics of rural credit provision in Indonesia are summarized. Subsequently, the study deals with the present-day role of formal rural credit in the area, the actual use of credit by the households in the various agro-physical zones, and the appraised needs with recommendations for a policy of rural credit provision which is better attuned to the socio-economic circumstances as present in the geographical setting of this part of central Java, Indonesia.
"
GEOUGM 20:60 (1990)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hudit Wahyudi
"Tesis ini tentang sistem pengamanan yang dilakukan oleh Satuan Samapta Poltabes Yogyakarta dan warga komuniti lainnya di kawasan Malioboro. Perhatian utama tesis ini adalah mengenai corak kegiatan pengamanan dengan pendekatan pemolisian komuniti, terhadap komuniti-komuniti yang melakukan sistem pengamanan secara swakarsa di kawasan Malioboro. Dalam kajian ini menekankan kepada tindakan pengamanan dan penerapan konsep pemolisian, bertujuan adanya kemitraan, pemberdayaan, dan peran serta warga komuniti untuk membantu Polri melaksanakan fungsi kepolisian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamanan terlibat dan wawancara dengan pedoman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pengamanan belum menunjukan adanya suatu keterpaduan dalam satu sistem, antara pengamanan formal oleh polisi maupun pengamanan swakarsa oleh warga komuniti. Petugas Sat Samapta mengalami kesulitan dalam menerapkan gaya pemolisian untuk mendekatkan diri dengan warganya, sehingga tujuan pemolisian belum mendapat respon warga. Beberapa faktor yang mempengaruhi gaya pemolisian petugas dilapangan adalah faktor konsep pemolisian komuniti (community policing) yang diterapkan, kebijaksanaan pimpinan kesatuan, sumber daya personal, budaya polisi, dan budaya warga komuniti setempat. Sedangkan faktor yang mempengaruhi tidak berjalannya pengamanan dalam satu sistem karena masing-masing pelaksana pengamanan belum memahami peran masing-masing dalam melaksanakan fungsi kepolisian.
Fungsi kepolisian menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Fungsi kepolisian tidak hanya diemban oleh Polri semata, tetapi Polri dibantu oleh kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan atau bentuk-bentuk pengamanan swakarsa sebagai mana diamanatkan dalam pasal 3 UU Polri. Satuan Samapta Poltabes Yogyakarta adalah salah satu kesatuan yang berperan melakukan fungsi tersebut di kawasan Malioboro Yogyakarta.
Kawasan Malioboro adalah salah satu tujuan wisata dan perdagangan yang paling ramai dikunjungi para wisatawan dalam dan luar negeri. Sehinggga citra baik dan buruknya Yogyakarta dilihat dari aman dan nyamannya para wisatawan tersebut. Warga Paguyuban Pedagang Kakilima (PKL), Paguyuban Pengusaha Malioboro (PPM), dan Paguyuban Petugas Parkir, adalah komunitikomuniti yang melakukan pengamanan secara swakarsa untuk melindungi diri dan lingkungannya dengan melibatkan warga sendiri, menggunakan Satpam, maupun dengan membayar penjaga malam.
Satuan Samapta bertugas mengamankan dan menertibkan kawasan Malioboro melalui kegiatan patroli, penjagaan, pengaturan, pengawalan dan pengendalian massa di beberapa sasaran yaitu pengamanan terhadap individu, komuniti maupun lembaga negara yang ada di kawasan Malioboro. Bersamaan dengan itu juga melaksanakan kegiatan pemolisian terhadap warganya agar dapat bekerjasama dengan polisi untuk bersama-sama merencanakan dan memutuskan cara mengatasi masalah warga oleh mereka sendiri. Kehadiran polisi di tengah-tengah warganya berpengaruh terhadap gaya pemolisian yang diterapkan dan keberhasilan pemolisian terhadap warga komuniti setempat.
Kegiatan community policing yang dilakukan oleh personal Sat Samapta dipengaruhi oleh gaya pemolisian yang masih bersifat reaktif dan formalitas. Faktor yang mempengaruhi gaya pemolisian tersebut adalah konsep community policing yang diterapkan, kebijaksanaan pimpinan, sumber daya personelnya, budaya polisi dan budaya warga setempat. Oleh sebab itu sistem pengamanan di kawasan Malioboro belum terwujud dan sesuai dengan konsep pemolisian komuniti. Pengamanan dan penertiban, berjalan menurut program kegiatan masing-masing instansi, tidak menyertakan warga komuniti sebagai pelaksana pengamanan swakarsa dalam menentuan kebijakan serta mengambil keputusan yang sesuai aspirasi warga sendiri.
Daftar Kepustakaan: 42 Buku, dan 9 Dokumen"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthan Abyan Nurihsan
"Migrasi dari pedesaan ke perkotaan telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk kesehatan mental. Di Indonesia, percepatan urbanisasi memicu perubahan demografis dan sosial yang signifikan. Studi ini menginvestigasi dampak migrasi internal terhadap kesehatan mental, mengungkap faktor-faktor yang berkontribusi seperti stres ekonomi, isolasi sosial, dan adaptasi budaya. Metodologi yang digunakan melibatkan analisis regresi logistik menggunakan data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) yang mencakup riwayat migrasi dan indikator kesehatan mental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk yang tinggal atau migrasi ke perkotaan cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih buruk dibandingkan perdesaan. Migrasi memiliki dampak ganda; di satu sisi meningkatkan akses terhadap peluang ekonomi dan sosial, sementara di sisi lain meningkatkan risiko masalah kesehatan mental akibat tekanan adaptasi dan isolasi sosial. Studi ini menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam kebijakan urbanisasi yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tapi juga integrasi sosial dan dukungan kesehatan mental untuk migran

Migration from rural to urban areas has become a global phenomenon affecting various aspects of community life, including mental health. In Indonesia, accelerated urbanization triggers significant demographic and social changes. This study investigates the impact of internal migration on mental health, revealing contributing factors such as economic stress, social isolation, and cultural adaptation. The methodology used involves logistic regression analysis using data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS), which includes migration history and mental health indicators. The findings indicate that residents who live or migrate to urban areas tend to have worse mental health compared to rural areas. Migration has a dual impact; on one hand, it increases access to economic and social opportunities, while on the other, it increases the risk of mental health issues due to adaptation pressures and social isolation. This study emphasizes the importance of a holistic approach in urbanization policies that not only focus on economic growth but also on social integration and mental health support for migrants"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>