Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17125 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tujuan penelitian ini ialah melakukan pemetaan terhadap naskah SWI sekaligus mengungkap naskah SWI yang asli atau mendekati asli guna mendapatkan informasi mengenai SWI secara mendalam dan masif supaya bermanfaat untuk penelitian lebih lanjut. Ihwal tersebut tidak lepas dari naskah SWI yang jamak. Penelitian ini merupakan penelitian filologi yang berfokus pada tujuan kodikologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik analisis dokumen dan observasi. Teknik analisis dokumen diikhtiari dengan studi pustaka melalui berbagai katalog yang ada sekaligus mencari ragam informasi SWI melalui naskah yang ada sedangkan observasi dilakukan dengan mendatangi tempat penyimpanan naskah SWI."
JMN 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susuhunan Pakubuwana IX
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
899.222 SUS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Winter, Karel Fredrik
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980
899.231 WIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
K.P.A. Santakusuma
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1981
899.24 SAN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Di antara ribuan karya sastra Jawa, jenis babad merupakan salah satu yang sangat mengesankan. Ratusan babad menceritakan perkembangan historis dan mistis dalam masyarakat Jawa, biasanya terfokus kepada lingkungan keraton. Babad itu sering terdiri dari ratusan halaman dan tembang, ada yang isinya tidak bisa dipertanggungjawabkan nilai sejarahnya tetapi masih bermanfaat sebagai pintu masuk ke dalam dunia pikiran penulis. Ada pula babad yang dapat disandingkan dengan surat kontrak serta laporan Belanda yang merupakan sumber sejarah yang dapat dimanfaatkan. Akan tetapi, juga ada beberapa kesulitan mengenai babad jika digunakan sebagai sumber sejarah, yang paling penting di antaranya adalah anonimitas babad sehingga sulit untuk melakukan pendekatan historis."
JMN 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada abad ke-18 sd 19, Surakarta mengalami puncak kesustraan dikarenakan wilayah pesisir yang notabene menjadi aset perdagangan telah dikuasai Belanda, maka dari itu Istana mengarahkan ke berbagai bidang kesenian terutama susastra. Ada tiga tokoh besar dalam kesustraan Surakarta, yaitu Yasdipura I, Yasdipura II, dan Ranggawarsita."
JMN 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M.B. Hadiatmojo
Soerabaja: [publisher not identified], 1941
899.252 HAD s I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mas Riya Jayadiningrat I
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1981
899.222 RAD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yusro Edy Nugroho
"Wulang Putri (WP) adalah nama salah satu teks didaktik moralistik bagi wanita dalam kesusastreraan Jawa klasik. Dari sejumlah teks piwulang wanita, WP karya Nyi Adisara adalah salah satu dari sedikit teks didaktik yang yang lahir dari tangan wanita. Teks WP ditulis dalam bentuk fembcmg mencapai yang berisi tuntunan hidup bagi wanita yang hidup di lingkungan kraton Jawa khususnya pada kurun waktu akhir abad XIX. Karya yang ditulis oleh Nyi Adisara ini terbukti cukup banyak diminati pembaca sehingga banyak dilakukan penyalinan terutama oleh kerabat raja dan tersebar hingga ke kraton-kraton Jawa yang Iain di luar kraton Surakarta.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana memahami dan mengerti eksistensi karya sastra piwuiang karya seorang wanita Jawa pada kurun waktu kurang lebih satu abad yang lalu. Memahami sebuah teks yang lahir pada masa lalu, dengan bahasa dan latar belakang sosial yang berbeda, tentu saja tidak semudah memahami teks yang lahir pada dunia kekinian. Usaha untuk mengerti sebuah teks sastra Jawa klasik dengan segala latar belakang sosialnya selanjutnya dicoba dilakukan melalui pendekatan hermeneutika.
Tujuan penelitian ini yang mula-mula adalah menghadirkan suntingan teks WP karya Nyi Adisara dan selanjutnya mencoba mengerti isi ajarannya dengan cara membuka tabir maknanya dalam dua tingkat pemahaman, yaitu interpretasi gramatikal dan interpretasi psikologis.
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teks WP yang pada mulanya beljumlah 13 naskah, namun karena adanya perbedaan versi naskah yan cukup jauh maka hanya 9 naskah saja yang dikaji dalam penelitian ini. Kesembilan naskah itu meripakan naskah yang diyaldni dapat dikelompokkan ke dalam satu versi dan diberi nama WP versi Nyi Adisara
Hasil penelitian terhadap teks WP karya Nyi Adisara menunjukkan bahwa secara gramatikal teks piwulang itu dapat diinterpretasikan sebagai sebuah wacana nasihat yang dituturkan dalam sebuah kalimat panjang tentang sikap hidup yang harusnya dimiliki oleh wanita, khususnya para putrl kraton Surakarta yang hidup di akhir abad XIX. Sementara secara psikologis gagasan Nyi Adisara dalam teks WP dapat ditafsirkan sebagai produk pengajaran bagi wanita yang tidak semata-mata menonjolkan ketrampilan mempercantik diri secara fisik saja, namun lebih dari im seorang wanita, putri kraton tentunya, harus marnpu rnengendalikan did terhadap sifat-sifat buruk manusia dan menjalankan rapabrata hingga dilimpahi rahrnat oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran yang disampaikan oleh pengarang Iebih rnenekankan pada usaha pembentulckan kepribadian wanita secara ideal untuk menyikapi situasi dan zaman yang sangat tidak memihak pada kepentingan wanita_ Nyi Adisara menyarankan agar wanita seialu cermat dalam hidup, bemsaha selalu berintrospeksi, Serta mampu mengendalikan hati dari dorongan-dorongan nafsu indrawi. Teks WP merupakan kata hati seorang wanita Jawa yang berusaha menyikapi zaman dengan bahasa batin yang sangat halus, menyiapkan generasi penerusnya agar mampu meredarn nafsu indrawi dan mendekatkan did kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Wulang Putri (Teachings for Women) is one of didactic moralistic texts, in Javanese classical literature, for women. Out of many texts of teachings for women, WP written by Nyi Adisara was born from a female?s hands. WP texts are written in the form of macapat (a specific kind of song) which contain guidance for life for women living in Javanese Palaces, particularly during the period of late 19 century. This work of Nyi Adisara attracts a fairly big number of readers that it had been copied quite considerably by royal families and had also spread over Javanese Palaces other than Surakarta palace.
The main issue in this study was how the existence of a work of teachings written one century ago by a Javanese woman can be understood. Understanding a text which was born in an ancient time and which has different language and social background is certainly not as easy as understanding texts born in present time. To understand this
Javanese classical work with all of its social background, then a hermeneutic approach had been used.
This study was intended first to present a Nyi Adisara?s WP text and then to disclose their meanings in two types of understandings, i.e. grammatical and psychological interpretations.
The data source used for this study was initially 13 WP texts. However, because there were quite significant differences in the versions of' the texts, only 9 texts were reviewed in this study. These nine texts can be conceived as having properties that allow the grouping of them into one single version called Nyi Adisara?s version of WP.
The review on these WP texts of Nyi Adisara. shows that grammatically these texts of teachings can be interpreted as advises presented in a long sentence illustrating the attitudes in life that should be adopted by women, particularly the royal females of Surakartan palace of late 19 century. Psychologically, Nyi Adisara?s ideas contained in her WP texts can be interpreted as the products of teachings for women. According to Nyi Adisara, women should not just emphasize the skills in showing OE their bodily beauties, but should also be able to refrain themselves from bad conducts and undergo tapabrata (a hermeneutic conduct), in order that the God will always bless them. The teachings conveyed by Nyi Adisara emphasize more on attempts that should be made by women for establishing ideal personalities suitable for acting on the situations and eras not favorable for the interests of women, Nyi Adisara recommends that women should always be careful in life, sensible, introspective and able to refrain from the temptations of sensory desires. WP texts constitute the voices of the deepest heart of a Javanese woman trying to act on her era by using the finest inner body language and to prepare her younger generations who should be able to control their sensory desires and to keep close to the God.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T4916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sastri Sunarti
"Penelitian sastra lisan perlu dilakukan untuk memahami hakikat sistem kelisanan dan sekaligus mengetahui masyarakat yang melahirkan sastra tersebut, seperti penelitian terhadap sastra lisan bailau sebagai salah satu ragam sastra lisan dari daerah Bayang Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Selain dari itu, penelitian terhadap sastra lisan baiIau dapat juga mengungkapkan bahwa sastra lisan ini pernah ada keberadaannya pada saat kepunahan khasanah sastra lisan di Indonesia sedang di ambang pintu. Saya mendukung pernyataan James J. Fox (1986:3) yang menyatakan bahwa sastra lisan merupakan sesuatu yang lebih dari sekadar cermin masa lampau suatu masyarakat; melainkan bahwa sastra lisan itu juga merupakan gambaran tentang rakyat yang diungkapkan dan diproyeksikan sepanjang waktu.
Pandangan J. Fox tersebut diperkuat oleh pernyataan Finnegan (1973:3) yang menyebutkan bahwa sastra lisan adalah salah satu gejala kebudayaan yang terdapat pada masyarakat dan isinya mungkin mengenai berbagai peristiwa yang terjadi atau kebudayaan masyarakat pemilik sastra tersebut. Finnegan (1978:7) juga menjelaskan bahwa membicarakan sastra lisan tidak sempurna kalau kita hanya membicarakan karya sastranya saja melainkan kita harus juga menghubungkannya dengan pencerita, penceritaan, pendengar, atau khalayaknya. Untuk menghargai sepenuhnya karya lisan, menurut Finnegan, tidak cukup hanya kalau berdasarkan hasil analisis melalui interpretasi kata-kata, nada, struktur statistik, dan isinya saja. Gambaran tentang sastra lisan hendaknya juga membicarakan penggubah atau pencerita, variasi yang terjadi yang disebabkan oleh khalayak, saat penceritaan, reaksi khalayak, sumbangan alat-alat musiknya, dan konteks sosial tempat cerita itu dilaksanakan.
Saya sangat terkesan dengan pernyataan Ibu Pudentia di ruang kelas mata kuliah sastra lisan bahwa peneliti sastra lisan Indonesia saat ini berpacu dengan kematian sastra lisan itu sendiri. Hal yang senada dengan pernyataan tersebut juga dilontarkan oleh Nani Tuloli (1991:2) bahwa besar kemungkinan akan hilangnya kekayaan budaya seiring berubah dan hilangnya ragam sastra lisan jika tidak segera diadakan penelitian dan usaha-usaha melestarikan sastra lisan ini. Setidaknya kita akan kehilangan proses pewarisan sastra lisan ini karena penutur sastra lisan yang ada saat ini kebanyakan adalah penutur yang sudah berusia lanjut, sebagaimana yang saya temukan pada tukang bailau dari daerah Bayang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>