Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133473 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teknologi multimedia berkembang terus dan semakin banyak digunakan dalam konten komunikasi. Konten multimedia memungkinkan interaksi yang lebih kaya jika dibandingkan dengan konten tekstual. Citra merupakan komponen komunikasi yang banyak digunakan. Pertumbuhan penggunaan citra sebagai konten komunikasi menyebabkan meningkatnya kebutuhan infrastruktur telekomunikasi pita lebar. Pengembangan algoritma pemampatan citra dapat dimanfaatkan untuk mengifisienkan pemampatan yang lebih tinggi dibandingkan algoritma pemampatan tak merugi (lossy) memberikan rasio pemampatan yang lebih tinggi dibandingkan algoritma pemampatan tak merugi (lossless). Algoritma pemampatan merugi memanfaatkan sifat sparsitas dari citra. Citra akan ditransformasikan ke domain basis tertentu yang merepresentasikan citra tersebut lebih sparse (kompresif). Basis yang diusulkann dalam penelitian ini adalah basis latih K-SVD. Penggunaan basis latih ini dapat mentransformasikan citra ke domain yang lebih komprehensif. Hal ini disebabkan karena penggunaan pustaka latih lebih mengeksplorasi sifat-sifat dari citra."
JURTEL 17:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Makalah ini mengusulkan suatu Virtual Tutor Agen (VTA) berbasis antarmuka yang mampu berinteraksi dengan multi pengguna (multi user) dalam proses Pembelajaran berbasis masalah (problem base learning) di Lingkungan virtual kolaboratif (virtual collaborative environments) dengan menggunakan teknologi MMOG (Massive Multiplayer Online Game). Disini dijelaskan mengenai dua hal utama, yaitu yang berkaitan dengan konseptual dan teknologi. Dalam masalah konseptual dijelaskan mengenai konsep yang berkaian dengan Pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), dimana proses belajar disajikan dalam konteksi antar muka di dalam lingkungan virtual kolaboratif, sedangkan dalam hal teknologi, dijelaskan mengenai teknologi MMOG, diantaranya penggunaan Teknologi multi agen, yang mana difokuskan pada penggunaan Virtual Tutor Agen (VTA) dan penerapan bahasa AIML (Artificial Intelligence Markup Languange)."
[s.l.]: [s.n.], 2012
JURTEL 17:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suarjaya Alit Mandala
"Perkembangan teknologi telekomunikasi begitu pesatnya pada dasawarsa terakhir ini, perkembangan ini diikuti pula oleh perkembangan teknologi komputer dan penyiaran. Perkembangan ketiga teknologi ini menjadi semakin manarik manakala ketiga teknologi tersebut mangarah pada perkembangan yang sama menuju teknologi multimedia interaktip. Konvergensi ketiga teknologi ini melahirkan pelayanan multimedia yaitu layanan telekomunikasi dalam bentuk suara, teks, dan gambar yang dilewatkan pada satu media. Perubahan teknologi ini mengakibatkan adanya perubahan paradigma dalam perkembangan bisnis telekomunikasi, dari segmen bisnis vertikal yang tergantung pada jaringan penyampai menjadi tersegmentasi secara horizontal.
Perubahan ini .diantisipasi oleh PT. TELKOM dengan membentuk divisi Multimedia pada pertengahan tahun 1997 bertepatan dengan dimulainya krisis ekonomi melanda Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya.Tumbuh dalam kondisi krisis yang berkepanjangan ini menyebabkan beberapa kendala bagi pengembangan bisnis Divisi Multimedia, terutama berkaitan dengan upaya membiayai investasi yang nilainya cukup besar pada saat ini.
Evaluasi terhadap faktor - faktor lingkungan eksternal (EFE) Divisi Multimedia - PT. TELKOM menunjukkan bahwa divisi tersebut berada posisi rata - rata baik dalam posisi mengantisipasi peluang maupun menghindari ancaman yang datang dari lingkungan eksternalnya. Sedangkan hasil evaluasi terhadap faktor - faktor lingkungan internalnya juga menunjukkan angka rata - rata yaitu 2,67. Hasil evaluasi ini selanjutnya dianalisa dengan menggunakan matrik SWOT, SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) dan matrik Internal - Eksternal menghasilkan 9 (sembilan) pilihan strategi.
Dengan menggunakan alat bantu Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) terhadap 9 (sembilan) pilihan strategi tersebut maka strategi yang paling tepat untuk diimplementasikan adalah strategi penetrasi pasar melalui peningkatan upaya - upaya pemasaran dan promosi produk layanan. Dua strategi lainnya yang diusulkan kemudian adalah pengembangan pasar pada daerah baru dan integrasi vertikal.

The development in telecommunication technology is so rapidly occurred in this last decade, this development is also followed by computer and broadcasting technological development. These tree technological developments be come so attractive one when those tree technologies directs to the same expansion toward an interactive multimedia technology. These tree technological convergences express multimedia services, that is telecommunication services in voice, text, and graphic formats that would be passed over a media. These technological change results in a change in paradigm with telecommunication business expansion, from vertical business segment that dependent on provider networks to be horizontally segmented.
This change is anticipated by PT. TELKOM by establishing a Multimedia division in the mid of 1997 when economic crisis begun to attack Indonesian economy and other countries in Asia. Growing in this crisis conditions make in surface some constraints for Multimedia Division business expansion, especially related with efforts to finance an investment in sufficient large values.
An evaluation on external environmental factors of the Multimedia Division of PT. TELKOM shows that this division stay on average position in its position to anticipate opportunities and avoid threats which come from their external environments. Meanwhile evaluation result on their internal environmental factor also showed an average number as 2.67. This evaluation output furthermore is analyzed by using SWOT, SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) matrix and Internal-Eksternal matrix provides 9 (nine) strategic alternatives.
With using of the Quantitative strategic Planning (QSPM) tool on those 9 (nine) strategic alternatives, therefor the best strategy for implementation is market penetration strategy through increasing marketing effort and promotion of service product. Two other proposed strategies are then market development and vertical integration.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Andrianto
"Tugas akhir ini merancang suatu implementasi playback multimedia dengan menggunakan antarmuka metoda filter. Sistem yang dikembangkan dalam tugas akhir ini merupakan penyempurnaan aplikasi playback yang menjadi standar untuk sistem multimedia pada platform desktop PC dengan sistem operasi Microsoft WindowsTM dimana sistem tersebut menggunakan Media Control Interface (MCI) untuk Application Programming Interface (API)-nya. Penyempurnaan yang dilakukan adalah mengganti struktur antarmuka tersebut dengan antarmuka yang memilki filter-filter. Dengan melakukan modifikasi terhadap konfigurasi dan isi filter-filter tersebut memungkinkan untuk dilakukannya integrasi suatu proses pengolahan data ke dalam alur data multimedia yang dijalankan.
Dalam tugas akhir ini playback multimedia diimplementasikan dalam bentuk dynamic link library yang dinamakan samsys.dll, yang memberikan kemampuan pada Windows untuk menjalankan aplikasi playback yang berbasiskan sistem tersebut. Pengendalian jalannya playback dilakukan melalui antarmuka pemakai yang dirancang khusus. Dengan memanfaatkan metoda filter, dalam tugas akhir ini diperlihatkan kemampuan antarmuka untuk melakukan integrasi media / informasi tambahan berupa tampilan teks, animasi, atau suara terhadap tampilan multimedia yang berjalan, tanpa merubah alur data multimedia yang asli, dan tanpa melakukan perubahan terhadap rancangan antarmuka secara permanen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Djauhari
"Dalam teknologi informasi saat ini multimedia merupakan salah satu aspek yang sangat digemari. Salah satu teknologi baru yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan manusia adalah multimedia melalui jaringan internet atau yang lebih dikenal dengan nama Multimedia Over Internet Protocol (MoIP). Agar komunikasi dapat dilakukan maka diperlukan sebuah gatekeeper yang berfungsi sebagai central point untuk semua call dan memberikan layanan kontrol call ke endpoint-endpoint. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis, pengumpulan data, dan perancangan. Perancangan program manajemen user dibuat untuk melakukan fungsi - fungsi manajemen pada user seperti misalnya registrasi, mengganti nomor telepon, unregister user, dan sebagainya. Kualitas gambar pada endpoint mempengaruhi besarnya bandwidth dan delay yang terjadi saat endpoint saling berkomunikasi.

One of new technology which can fulfill community need is multimedia by internet system or it's more famous with multimedia over internet Protocol (MoIP). In order community can communicate are needed gatekeeper which function for central point to all call and give control call service end point to end point. Method of research use analyst data collection and design. Design of user management program have been for do function of user like registration, change number of phone, and register user, etc. The qualities of picture on MoIP can influent large of bandwidth and result of value when end point communicate each other."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Triyanto
"Salah satu kemampuan dari komunikasi multimedia adalah melakukan proses pengiriman gambar. Dalam proses tersebut akan sangat banyak membutuhkan ruang pengingat serta kanal transmisi. Pengembangan teknologi telekomunikasi dewasa ini lebih banyak ditujukan untuk lebih mengefisienkan penggunaan ruang pengingat dan saluran (kanal) transmisi yang dipakal. Semakin efisien penggunaan ruang pengingat maka akan semakin meningkat kecepatan pengolahan data dan selanjutnya akan meningkatkan kecepatan pengiriman gambar tersebut.
Salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pengingat tersebut adalah dengan memampatkan gambar tersebut sebelum dilakukan proses selanjutnya. Dalam tulisan ini dijelaskan dan dibahas salah satu cara untuk mengefisienkan data image tersebut dengan menggunakan bantuan arsitektur jaringan saraf jenis MLP. Jaringan MLP ini dapat digunakan sebagai salah satu altematif untuk pemampatan data gambar dikarenakan kesederhanaan arsitektur dan imptementasinya.
Salah satu tahap yang penting dari keseluruhan proses yang terjadi dalam jaringan MLP ini adalah tahap penentuan bobot-bobot hubungan node-node (simpul) jaringan MLP. Proses penentuan bobot-bobot yang biasa disebut sebagai proses learning dan suatu jaringan saraf, akan sangat berpengaruh terhadap sifat (chi) dan unjuk kerja keseluruhan jaringan MLP. Jika konfigurasi berubah maka secara keseluruhan sifat (ciri) maupun unjuk kerja jaringan tersebut akan berubah pula.
Dua buah teknik learning yang banyak digunakan dalam proses learning (optimasi) adalah dengan memanfaatkan konsep backpropagation (BP) (metoda steepest descent) dan konsep Levenberg-Marquadt (LM) (salah satu pendekatan metoda Gauss-Newton). Tulisan ini menyajikan perbandingan unjuk kerja dua buah metoda tersebut dalam proses learning jaringan MLP serta gambar recall yang dihasilkannya. Hasil simulasi program menunjukkan bahwa metoda LM memberikan hasil recall gambar yang lebih bagus (high fidelity Irma recall kecil) serta mempunyai kecepatan konvergensi yang lebih tinggi jika dibandingkan metoda BP (SD).

One of the capabilities of the multimedia communication is the image communication. With this service, we will use so many memory spaces and transmission tines. Many of the development in telecommunication technologies are aimed to have the higher efficiency in using the memory spaces. The more efficient we use the memory spaces, the higher speed of the image data processing, and finally we can increase the speed of the image transmission.
One of the technique to have more efficiency in using the memory spaces is by compressing the image data before we stored and transmitted them. In this writing, we discussed one of the techniques for solving the image data compression, especially for still picture, by using the architecture of the neural networks. One of those types for this purpose is Multi Layer Perceptron (MLP). The MLP was choice in this purpose because of the simplicity of the architecture and the implementation.
One of the credal stages of the whole process in the MLP network is configuring the link weights of the nodes in the MLP network. Since the link weights are actually internal parameters associated with each node, changing the weights of the node will alter the behavior of the whole MLP network and then will change the MLP's performances.
There are two methods that often have been used in the learning process, the one was backpropagation (BP) method (steepest descent) and the other one was Levenberg-Marquadt (LM) concept (one of the approximations of the Gauss-Newton method). This writing is presenting the comparison between the performances of the LM method to the BP method in the learning process also the results of the recall pictures. The simulation shows that LM method gives the better image recall (higher fidelity) and has the higher convergence speed in the learning process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Daryanto
"Tujuan utama dari tesis ini adalah merancang sebuah sistem adaptive transcoding yang mampu membaca kondisi bandwidth yang dilewati oleh data multimedia Streaming sehingga memenuhi standar Quality of Service (QoS) untuk data multimedia streaming. Pada sistem adaptive transcoding tersebut proses transcoding yang digunakan, sesuai dengan kapasitas dari bandwidth yang dilewati oleh data multimedia streaming pada jaringan Local Area network (LAN). Transcoding sendiri adalah sebuah suatu proses untuk mengkoversi file dengan bit rate yang tinggi ke file dengan bit rate yang lebih rendah dan sebaliknya berdasarkan penurunan dari bandwidth consumer sampai dengan bandwidth efficient.
Sistem adoptive transcoding dirancang dengan menggunakan algoritma prioritas yang melakukan proses pengecekan jumlah bit loss dan packet loss yang diterima oleh pengguna (client). Untuk menghitung jumlah bit loss adalah mencari nilai selisih dari bit data yang dikirim oleh server dengan bit data yang di terima oleh client. Jika didapatkan bit loss lebih besar dari 10% dari total data bit yang dikirimkan oleh server, maka sistem adoptive transcoding akan melakukan penurunan prioritas transcoding ke level yang lebih rendah. Dimana kualitas format encoding video dan audio dari hasil transcoding lebih rendah dari prioritas sebelumnya.
Berdasarkan analisa pada sistem tersebut didapatkan nilai packet loss rata-rata sebesar 4,2% dari total paket data yang dikirim oleh server ke client, jumlah tersebut masih memenuhi standar minimum QoS sebesar 5% sampai dengan 10%. Jumlah packet loss semakin menurun seiring dengan bertambahnya kapasitas bandwith yang dipakai, delay rata-rata pada sistem ini sebesar 7 ms. Sistem adoptive transcoding bekerja dengan baik jika bandwidth yang digunakan sebesar 1024 kbps. Sistem adaptive transcoding yang dirancang hanya mampu mencapai nilai frame rate maksimum sebesar 10 fps, dimana nilai tersebut masih dibawah standar Quality of Service (QoS) untuk frame rate video streaming sebesar 15 fps.

The main target of this thesis is developing and analyzing an adaptive transcoding system is capable of adapting the forwent of multimedia traffic traversing network to which fulfill the standard of Quality of Service (QoS) for multimedia streaming data. Transcoding is a process to convert file with high bit rate into a lower bit rate and via-versa, based on degradation from bandwidth consuming format to bandwidth efficient format.
The adaptive transcoding system has been developed using priority algorithm which perform the process of checking quantity of bit loss and packet loss. To count the number of bit loss is to find difference of value of bit data sent by server with bit data accepted by client. If in one condition bit loss is bigger than 10%, than adaptive transcoding system degrades priority transcoding to lower level. On the contrary bit loss is lower than 10%, than adaptive transcoding system up grade priority transcoding to higher level.
Based on the analysis the system has average value of packet loss equal to 4,2% which is below of minimum QoS standard between to 5% to 10%. The amount of Packet loss is decreasing progressively along with the increasing of bandwidth capacities. The average delay on this system is equal to 7 ms. An adaptive transcoding system works better if bandwidth equal to 1024 kbps. However maximum value of frame ratethat can be achieved is equal to 10 fps, which is below the standard of Quality of Service (QoS) for frame rate video streaming (15 fps).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Laksmiati
"Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) dibangun berdasarkan standar yang dibuat oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan akses nirkabel berkecepatan tinggi. WiMAX memungkinkan akses terhadap aneka aplikasi multimedia via koneksi nirkabel termasuk diantaranya teknologi streaming yang mentransmisikan data, video atau audio secara real time / pre-recorded dari sender ke receiver. Pada thesis ini dilakukan pembangunan simulasi performa layanan video streaming pada jaringan WiMAX.
Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan membangun simulasi menggunakan aplikasi Network Simulator (NS-2) versi 2.29 yang berjalan dalam system Windows XP dengan menggunakan cygwin sebagai environment Linuxnya. Pada NS-2.29 yang diinstall ditambahkan modul QoS-included WiMAX prerelease-09-04-2008 yang dikembangkan oleh Aymen Belghith dan modul Evaluation Video (Evalvid) untuk NS-2 yang dikembangkan oleh Chih-Heng, Ke.Hasil output akhir pada NS-2 akan divisualisasikan berupa Tabel, grafik dan video yang kemudian akan dianalisa lebih lanjut menggunakan metrik pengukuran nilai throughput, frame loss, delay, jitter, Mean Opinion Score (MOS), Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) dengan menggunakan script AWK beserta beberapa tambahan modifikasinya.
Hasil simulasi yang didapatkan dari penelitian ini: Pada skenario SS Tunggal untuk SS dengan QoS UGS, rtPS, BE didapatkan throughput 3509.661kbps, 3822.564kbps, 1211.189kbps, delay sebesar 447.59ms, 43.224ms, 451.66ms, jitter 157.577ms, 504.307ms, 655.447ms, frame loss 9,75%, 10.75%, 11%, PSNR 33.23, 32.70, 32.73, dan MOS 3.82, 3.73, 3.74. Pada skenario dengan 4 SS untuk SS video dengan QoS UGS, rtPS dan BE didapatkan : throughput 3509.661kbps, 4502.601kbps, 1229.134kbps, delay 447.59ms, 43.224ms, 307.521ms, jitter 168.927ms, 504.306ms, 774.004ms, PSNR 33.23, 32.70, 32.48, dan MOS 3.82, 3.73, 3.68.
Secara keseluruhan video-video hasil simulasi tidak menampakkan banyak perbedaan, hal ini tidak berbeda dengan nilai PSNR keseluruhan simulasi yang sama pada sebagian besar frame. Masing-masing video hasil simulasi pada setiap SS hanya menampakkan hasil yang berbeda pada titik tertentu dimana terjadi kemacetan trafik yang mengakibatkan packet drop.

Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) built based on the standard made by Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). It designed to fulfill needs of broadband access. WiMAX enable access to various multimedia application through wireless connection, includes streaming technology that transmits real-time/pre-recorded data, video, or audio from sender to receiver. In this thesis, the development of video streaming service performance simulation on WiMAX network is conducted.
The research methods is building the simulation using Network Simulator (NS-2) version 2.29 application that runs inside Windows XP, by using Cygwin as Linux. The installed NS-2.29 is added with QoS-included WiMAX prerelease-09-04- 2008 module developed by Aymen Belghith and Evaluation Video (Evalvid) for NS-2 module developed by Chih-Heng, Ke. The final output from NS-2 will be visualized to video, graphic, and table that will be analyzed using Mean Opinion Score (MOS) measurement metric, Peak Signal to Noise Ratio (PSNR), throughput, and delay using AWK scripts with added with several modifications.
The simulation result from this research is, on single video SS scenario for SS with QoS UGS, rtPS, BE : throughput 3509.661kbps, 3822.564kbps, 1211.189kbps, delay sebesar 447.59ms, 43.224ms, 451.66ms, jitter 157.577ms, 504.307ms, 655.447ms, frame loss 9,75%, 10.75%, 11%, PSNR 33.23, 32.70, 32.73, and MOS 3.82, 3.73, 3.74. On 4 SS scenario for video SS with QoS UGS, rtPS dan BE, the result are: throughput 3509.661kbps, 4502.601kbps, 1229.134kbps, delay 447.59ms, 43.224ms, 307.521ms, jitter 168.927ms, 504.306ms, 774.004ms, PSNR 33.23, 32.70, 32.48, and MOS 3.82, 3.73, 3.68.
Overall videos from the simulations do not showing many differences, it is suited with PSNR value in all simulations that shows same value at most of the frames. Every simulations video only show differences in particular frame where traffic congestion happened and causing packet drop.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26244
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Yudhistira
"Driver radio merupakan suatu perangkat lunak yang digunakan untuk menghubungkan dan mengatur fungsionalitas antara mikrokontroler dengan sistem radio yang digunakan pada suatu sistem IoT (Internet of Things). Tulisan ini membahas implementasi driver radio yang berbasis standar IEEE 802.15.4 dengan mikrokontroler berjenis ARM pada suatu sistem jaringan sensor sederhana. Sistem jaringan sensor dibuat untuk membantu menggambarkan fungsionalitas dari radio yang disediakan oleh driver. Jaringan sensor terdiri dari dua buah divais jaringan yang masing-masing dapat saling berkomunikasi secara nirkabel. Masing-masing divais jaringan menggunakan radio MRF24J40 sebagai transceiver-nya dan mikrokontroler ARM STM32F407VG. Driver yang dibuat dalam penelitian ini mengikuti standar yang dispesifikasikan oleh dokumentasi teknis 802.15.4-2003. Performa dari driver didapat dengan menganalisa hasil pengujian yang terdiri dari perhitungan Round Trip Time (RTT), Response Time, dan Throughput. Rata-rata nilai throughput untuk pengiriman 45-bit data adalah 41.263825 bit/s, 80-bit data adalah 72.7877 bit/s, dan 160-bit data adalah 143.01065 bit/s. Hasil pengujian menunjukkan bahwa driver sudah dapat menjalankan fungsinya cukup stabil, namun masih diperlukan evaluasi lanjut untuk mengoptimalkan waktu pengiriman pesan.

Radio's Driver is a software that help connecting and configuring some functionalities between microcontroller and radio system that is used in the IoT (Internet of Things) system. This paper describes the implementation of radio?s driver based on IEEE 802.15.4 standard with ARM microcontroller in the simple wireless sensor network. Wireless sensor network is made to help depict the functionality of the radio that is provided by the radio?s driver. Wireless sensor network is consisted by two network devices which can communicate wirelessly with each other. Each of the network device use MRF24J40?s radio as the transceiver and ARM STM32F407VG as the host microcontroller. The driver that is made in this research following the standard that is specified by technical documentation of 802.15.4-2003. The driver performance is obtained by analyzing testing results that consist of Round Trip Time (RTT), Response Time, and Throughput measurement. The average throughput for delivery of 45-bit data is 41.26 bit/s, 80-bit data is 72.78 bit/s, and 160-bit data is 143.01 bit/s. The testing result conclude that the driver is able to work fairly stable, but still need further evaluation to optimize message delivery time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Novisianto
"Multimedia merupakan salah satu cara paling inovatif pada penggunaan jaringan telekomunikasi untuk mendapatkan komunikasi yang efektif dalam mengirimkan suatu informasi. Bermacam-macam bentuk layanan multimedia yang ada, banyak diantaranya disediakan oleh server-server multimedia. Tetapi sebagian besar merupakan server multimedia umum, dimana server-server tersebut tidak memperhatikan hal-hal penting dari suatu layanan seperti kebutuhan kualitas layanan (QOS) media. Dengan adanya kebutuhan QOS dari media heterogin maka diperlukan suatu metode yang dapat mengontrol QOS sistem multimedia tersebut. Sistem GRAMS adalah sistem multimedia yang menggunakan logika konfigurasi bintang, dengan ATM sebagai sistem switchingnya dan server sentral yang dapat menyediakan layanan multimedia untuk banyak user dengan waktu real time. Sistem tersebut dirancang agar setiap server dapat menentukan kecepatan media dan memiliki pengontrolan terhadap kebutuhan QOS dari media."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>