Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77597 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pemakaian pengobatan medis anti ansietas dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan resiko ketergantungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi kognitif keperilakuan pada program penurunan dosis anti ansietas secara bertahap serta untuk menurunkan gejala ansietas. Subjek penelitian adalah dua orang pasien yang mendapatkan pengobatan anti ansietas. Perlakuan yang diberikan adalah terapi kognitif keperilakuan sebanyak 8 sesi dengan rentang waktu masing-masing sesi antara 4 sampai 5 hari. Desain penelitian adalah eksperimen N kecil dengan disain AB. Dosis (frekuensi dan jumlah) pemakaian pengobatan medis diukur menggunakan lembar monitoring pemakaian obat setiap hari dan menunjukkan gejala ansietas diukur menggunakan Beck Anxiety Inventory (BAI). Hasil penelitian menunjukkan terapi kognitif keperilakuan dapat mengurangi dosis (frekuensi dan jumlah) pemakaian pengobatan medis anti ansietas, menurunkan gejala ansietas.
"
JIPSIUG 5:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Madepan Mulia
"Peningkatan angka kriminalitas perlu mendapatkan perhatian, terutama terkaitpenyalahgunaan NAPZA. Di Indonesia, jumlah pengguna NAPZA yang berada dilapas diperkirakan hampir mencapai 40 dari keseluruhan narapidana. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapikognitif perilaku dan terapi psikoedukasi keluarga terhadap penggunaan NAPZA,ansietas dan harga diri narapidana remaja di lapas narkotika. Desain penelitian iniquasi eksperimental pre-post test with control group. Kelompok intervensi 1diberikan tindakan keperawatan ners serta kelompok intervensi 2 diberikantindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku dan terapi psikoedukasikeluarga dengan jumlah sampel masing-masing kelompok adalah 31 orang.Instrumen yang digunakan adalah Drug Abuse Screening Test-20 DAST-20 ,Hamilton Anxiety Rating Scale HAM-A dan Rosenberg Self Esteem Scale RSES . Uji analisis yang digunakan adalah uji repeated ANOVA, independent ttestdan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tindakan keperawatan ners,terapi kognitif perilaku dan terapi psikoedukasi keluarga menurunkan ansietas danmeningkatkan harga diri secara bermakna p value < 0,05 lebih besar daripadasetelah mendapatkan tindakan keperawatan ners, penggunaan NAPZAmempunyai hubungan yang lemah secara bermakna p value < 0,05 denganansietas dan harga diri, dan pola asuh berhubungan secara bermakna p value.

Increasing the crime rate needs to get attention, especially related to drug abuse.In Indonesia, the number of drug users in prisons is estimated to be almost 40 ofall inmates. This study aims to determine the effect of nursing actions ners,behavioral cognitive therapy and family psychoeducation therapy against druguse, anxiety and pride of juvenile inmates in prison narcotics. The study designwas quasi experimental pre post test with control group. The intervention group 1was given nursing action ners as well as the intervention group 2 were givennursing actions ners, behavioral cognitive therapy and family psychoeducationtherapy with the number of samples each group was 31 people. The instrumentsused are Drug Abuse Screening Test 20 DAST 20 , Hamilton Anxiety RatingScale HAM A and Rosenberg Self Esteem Scale RSES . The analysis test usedis repeated ANOVA test, independent t test and chi square. The results showedthat nursing behavior, behavioral cognitive therapy and family psychoeducationtherapy decreased anxiety and increased self esteem significantly p value "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjanti Kristyaningsih
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif terhadap perubahan harga diri dan kondisi depresi pasien gagal ginjal kronik (GGK) di ruang Haemodialisa RSUP Fatmawati Jakarta. Metode penelitian adalah quasi experiment dengan desain pre-post test design with control group. Data diambil sebelum dan sesudah pemberian intervensi terapi kognitif pada pasien GGK yang mengalami harga diri rendah dan kondisi depresi di kelompok intervensi. Sampel penelitian diperoleh secara consequtive sampling yang berjumlah 56 responden, terdiri dari 28 responden untuk kelompok intervensi dan 28 responden untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat harga diri dan kondisi depresi menggunakan kuesioner modifikasi dari Test Skrining Depresi Beck (Beck Depresion Inventory/BDI) yang berjumlah 25 pertanyaan. Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat harga diri meningkat lebih bermakna dan kondisi depresi menurun lebih bermakna pada kelompok pasien gagal ginjal kronik yang mendapatkan terapi kognitif dibanding kelompok pasien gagal ginjal kronik yang tidak mendapatkan terapi kognitif (p value = 0,000; α = 0,005). Terapi kognitif bila dilaksanakan secara konsisten oleh pasien secara mandiri berpeluang untuk meningkatkan harga diri sebesar 18,9% dan diperkirakan mampu meningkatkan nilai harga diri sebesar 20,43 poin dan juga berpeluang untuk menurunkan depresi sebesar 31,2% dan diperkirakan mampu menurunkan nilai kondisi depresi sebesar 6,29 poin. Ruang Haemodialisa RSUP Fatmawati dapat mengupayakan peningkatan harga diri dan penurunan kondisi depresi pasien GGK yang menjalani terapi haemodialisa melalui pemberian intervensi keperawatan spesialistik agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, paripurna dan bermutu serta terintegrasi dalam pelayanan kesehatannya.

The aim of this study was to investigate the influence of cognitive therapy to self esteem degree and depression condition of the patient with chronic renal failure (CRF) at Haemodialysis unit of Fatmawati Hospital, Jakarta. The research method was quasi experimental pre-post test with control group. The data was gathered at before and after giving the cognitive therapy to the patient with CRF who had low self esteem and was depressed. The amount of samples were 56 respondents which 2 were 28 respondents of intervention group and 28 respondents of control group and determined by consequtive sampling method. The research instrument was a questionnaire consisted 25 questions of Likert scale statement which were modified from Beck Depresion Inventory (BDI). The result of this study showed that the level of self esteem in the intervention group was increased higher significantly and also the depression condition was decreased lower significantly than the control group (p value = 0,000; α = 0,005). The conclusion is that the level of self esteem will be higher and depression condition will be decreased whether the patient does the cognitive therapy by himself routinely (consistently) in his activities daily life with the probability score is 18,9% for self esteem degree and 31,2% for depression condition and there will be enhanced 20,43 point for self esteem degree and 6,29 point for depression condition. Fatmawati Hospital especially Haemodialysis unit could increase the patient self esteem and decrease the patient depression condition with delivering specialistic nursing intervention to their patient so that they could achieve the comprehensive, holistic and qualified nursing care which is integrated in their health services for their patient."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Rochdiat M.
"Klien yang dirawat di rumah sakit umum memiliki risiko untuk mengalami harga diri rendah (HDR) situasional dan ketidakberdayaan. Jumlah klien yang memiliki HDR situasional dan ketidakberdayaan di Ruang Dahlia Atas dan Soka Atas RSUP Persahabatan adalah sebanyak 56%. Tujuan penulisan yaitu menjelaskan hasil manajemen kasus klien HDR situasional dan ketidakberdayaan dengan melakukan terapi kognitif dan logoterapi di Ruang Dahlia Atas dan Soka Atas RSUP Persahabatan. Metode penulisan adalah studi serial kasus dengan pemberian tiga paket terapi. Evaluasi menunjukkan bahwa paket tindakan ketiga: kombinasi terapi kognitif dan logoterapi paling efektif menurunkan respon HDR situasional dan ketidakberdayaan serta meningkatkan kemampuan klien dan keluarga dalam mengatasinya. Rekomendasi laporan ini adalah penggunaan terapi kognitif dan logoterapi dapat menjadi standar terapi spesialis keperawatan jiwa pada klien HDR situasional dan ketidakberdayaan. Selain itu, laporan ini menjadi data dasar dari penelitian selanjutnya.

Client who's nursed at general hospital had risk of having situational low self esteem and powerlessness. The amount of client that nursed at Dahlia Atas and Soka Atas ward of Persahabatan Hospital who had situational low self esteem and powerlessness are fifty six percent. The purpose of this report is to show nursing care management result of situational low self esteem and powerlessness client. This report used serial case study method using three therapy package. The results showed that the third package of therapy (cognitive and logotherapy) had most effective to reduce situational low self esteem responses and also improve the ability of client and family to overcome the problem. Based on the result, it’s important to recommended that cognitive and logo therapy can be made standard of therapy of nursing specialist to client with situational low self esteem and powerlessness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yonni Prianto
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan penyakit neurobiologis berat dan terus menerus yang mengakibatkan terganggunya respon seseorang dan berdampak pada kehidupan individu, keluarga dan masyarakat. Tanda gejala yang muncul diantaranya berupa harga diri rendah HDR dan risiko perilaku kekerasan RPK . Hasil penanganan kasus ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan perubahan tanda gejala dan kemampuan pasien HDR dan RPK antar yang diberikan tindakan keperawatan terapi kognitif perilaku dengan yang diberikan latihan asertif menggunakan teori Stuart dan adaptasi Roy. Penanganan kasus ini menggunakan pendekatan multiple case study, yaitu kasus HDR dan RPK dengan jumlah partisipan 16 orang, Hasil penanganan kasus menunjukan bahwa pasien dengan jenis kelamin laki-laki yang berusia rata-rata 34.4 tahun, terjadi penurunan tanda gejala HDR dan RPK terutama pada aspek perilaku, kognitif dan afektif setelah diberikan tindakan keperawatan ners dan ners spesialis berupa terapi kognitif perilaku dan latihan asertif. Rekomendasi dari penanganan kasus ini adalah latihan asertif bisa diprioritaskan karena menurunkan tanda gejala lebih banyak pada diagnosis HDR dan RPK

ABSTRACT
Schizophrenia is a severe and continuous neurobiological disease that results in disruption of one 39 s response and impacts on the lives of individuals, families and communities. Symptoms that appear include low self esteem HDR and the risk of violent behavior RPK . The results of this case handling aims to analyze the comparison of symptom change and ability of HDR and RPK patients among those given behavioral cognitive therapy nursing behaviors with those given assertive exercise using Stuart 39 s theory and Roy 39 s adaptation. The handling of this case using a multiple case study approach, namely cases of HDR and RPK with the number of participants 16 people, The results of case handling showed that patients with male gender aged average 34.4 years, decreased signs of HDR and RPK symptoms, especially on aspects behavioral, cognitive and affective after being given nursing actions ners and specialist ners in the form of cognitive behaviour therapy and assertiveness tarining. The recommendation of this case is that assertiveness training can be prioritized because it decreases more symptoms symptoms in HDR and RPK diagnoses."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arlita Permanasari
"HIV menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia, dan berkembang sangat pesat di antara perempuan. Pasien HIV akan menghadapi banyak perubahan, mulai dari perubahanan medis hingga perubahan sosial dan psikologis. Kondisi ini membuat level depresi para pasien HIV menjadi lebih tinggi, sehingga kualitas hidupnya menurun. Intervensi perlu diberikan agar pasien HIV dapat melakukan rekonstruksi pandangan negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan masa depan. Salah satu intervensi yang efektif adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yang bertujuan untuk merestrukturisasi kognitif agar muncul respon yang lebih adaptif.
Metode penelitian dilakukan dengan one group before-after study design dan convenience sampling di RS POLRI, Jakarta Timur. Intervensi dengan CBT dilakukan sebanyak enam sesi.
Hasil dari empat partisipan, tiga diantaranya dapat mengikuti intervensi sampai selesai dan menunjukkan pengurangan simtom depresi serta peningkatan kemampuan coping terhadap perasaan negatif. Hal ini dapat dilihat dari penurunan skor BDI dan evaluasi kualitatif.
Kesimpulan CBT efektif untuk menurunkan simtom depresi pada perempuan yang mendapatkan diagnosis positif HIV tanpa melakukan perilaku beresiko. Teknik yang dianggap membantu adalah sharing, penulisan berkat, keeping-diary, identifikasi jenis pemikiran, metode A-B-C-D, behavior experiment, dan teknik relaksasi.

HIV is one of the common causes for death throughout the world also widely spread among women. HIV patients would encounter many changes, beginning from medical condition alteration, social and psychological changes in their life. These conditions lead HIV patients to have severe depression, thus a low quality of life. An intervention is crucial to help them reconstruct the negative negativistic view of oneself, others, and patient's future. One effective intervention would be a Cognitive Behavioral Therapy (CBT), aiming to restructure their thinking thus having more adaptive responses later on.
Methods. The research design for this study is one group before-after study design and convenience sampling was done in the National Police Hospital (Rumah Sakit POLRI), Jakarta Timur. Intervention was done with six sessions of CBT.
Results. Among all four participants, three of them completed the whole session and showed a significant decrease for their depressive symptoms and an increase coping ability towards negative emotions. This was obtained through BDI scoring results and qualitative evaluations.
Conclusion. CBT is effective to reduce depressive symptoms among HIV-positive women without risky behaviors conduct. Some techniques that would be helpful are sharing, blessings writing (gratefulness), diary keeping, thoughts identifications, A-B-C-D methods, behavioral experiments, and relaxation technique.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T36781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Rahayu Utami Rahman
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mengelola marah pada anak usia sekolah yang agresif dengan penerapan anger management dengan pendekatan cognitive behavioral. Partisipan dalam penelitian ini adalah anak laki-laki berusia 8 tahun yang memiliki kesulitan dalam mengelola marah yang termanifestasi dalam bentuk perilaku agresif. Program intervensi yang diterapkan mengacu pada program anger management dengan pendekatan cognitive-behavioral yang disusun oleh Novaco (Beck & Fernandez, 1998; Westbrook, Kennerly, & Kirk, 2007; Cavell & Malcolm, 2007) dan dilengkapi dengan materi psikoedukasi orangtua yang disusun berdasarkan materi CDI (child-directed interaction) dan PDI (parent-directed interaction) dalam PCIT (parent-child interaction therapy) oleh McNeil dan Hembree-Kigin (2010). Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah intervensi melalui wawancara orangtua dan subjek, self rating berupa anger thermometer dan thought thermometer, self monitoring berupa anger log dan diary, dan penggunaan skala perilaku CBCL (child behavioral checklist) yang diisi oleh ibu.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan anger management dengan pendekatan cognitive behavioral dapat meningkatkan keterampilan mengelola marah, yang dilihat dari beberapa aspek, yaitu aspek pemikiran berupa perubahan pikiran negatif menjadi positif, aspek perasaan berupa tidak mudah terpancing kemarahan atas keinginan yang tidak terpenuhi, dan aspek perilaku berupa menerapkan relaksasi progressive muscle dan komunikasi asertif dalam mengekspresikan kemarahan.

The aim of this research is to improve skill on management of anger in aggressive school-aged child through applying Anger Management based on Cognitive Behavioral approach. The participant of this research is a eight-year-old boy who has difficulty in managing his anger that manifested in aggressive behavior. The program of this research refers to anger management based on cognitive-behavioral approach developed by Novaco (Beck & Fernandez, 1998; Westbrook, Kennerly, & Kirk, 2007; Cavell & Malcolm, 2007) and equipped with a parent psychoeducation based on CDI (child-directed interaction) and PDI (parent-directed interaction) in PCIT (parent-child interaction therapy) by McNeil & Hembree-Kigin (2010). Measurements were taken before and after intervention program through interviews, self rating such as anger thermometer and thought thermometer, self monitoring such as anger log and diary, and behavior scale such as CBCL (child behavioral checklist).
The results of this study indicate that anger management based on cognitive behavioral approach is succeed in order to improve the anger management skill. These results are viewed from various aspects, such as aspects of thought is negative thought change into positive thought, aspects of feeling is not easily upset over unfulfilled desire, and aspects of behavior is applying progressive muscle relaxation and assertive communication in expressing anger.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Rahayu
"Prodroma early psychosis merupakan perubahan-perubahan sebelum mengalami psikotik yang banyak terjadi pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga terhadap prodroma early psychosis, ansietas dan harga diri remaja di panti asuhan. Desain penelitian ini quasi eksperimental pre-post test with control group dengan sampel 77 remaja yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, 38 remaja mendapatkan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga dan 39 remaja mendapatkan tindakan keperawatan ners. Uji analisisnya menggunakan ANNOVA Repeated Measure dan Independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan pemberian tindakan keperawatan ners, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga menurunkan gejala prodroma early psychosis dan ansietas serta meningkatkan harga diri remaja secara bermakna p value < 0,05 . Prodroma early psychosis berhubungan dengan ansietas dan harga diri p value < 0,05 . Terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada remaja panti asuhan yang mengalami prodroma early psychosis, ansietas dan harga diri rendah.

Prodroma early psychosis is the changes before psychotic occurs in adolescents. This study aims to determine the effect of nursing actions ners, cognitive therapy and family psychoeducation towards prodroma early psychosis, anxiety and Self esteem and of adolescents in orphanages. The research design was quasi experimental pre post test with control group with 77 adolescent samples selected using purposive sampling technique, 38 adolescents got nursing action ners, cognitive therapy and family psychoeducation and 39 adolescent got nursing action ners. Test analysis using ANNOVA Repeated Measure and Independent t test. The results showed that nursing care, cognitive therapy and family psychoeducation decreased prodroma early psychosis and anxiety symptoms as well as increased adolescent self esteem significantly p value "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guritnaningsih A. Santoso
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas tiga jenis program intervensi, yaitu Cognitive Behavior Therapy (CBT), iklan dengan tampilan humor (iklan positif), dan iklan dengan tampilan menakutkan (iklan negatif) dalam menurunkan perilaku menge mudi secara agresif. Partisipan terdiri atas 196 pengemudi yang tergolong dalam kelompok usia dewasa muda (usia 18?35 tahun), yaitu usia dimana individu berisiko untuk menampilkan perilaku mengemudi secara agresif. Kepada partisipan dilakukan pengukuran de ngan menggunakan empat macam inventori lapor diri, yaitu inventori untuk mengukur persepsi mengenai kondisi lalu lintas, derajat frustrasi, emosi marah, dan perilaku mengemudi. Analisis dengan menggunakan desain mix-faktorial menunjukkan bahwa program intervensi CBT lebih efektif dibandingkan program intervensi iklan, khususnya dalam menurunkan derajat frustrasi dan emosi marah. Sedangkan antara iklan dengan tampilan humor dan iklan dengan tampilan menakutkan tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dalam menurunkan derajat frustrasi dan emosi marah. Baik program CBT maupun kedua jenis program intervensi iklan tidak cukup efektif untuk menurunkan perilaku mengemudi secara agresif. Mengacu pada Teori A-B-C tentang ketergugahan emosi yang dikemukakan oleh Ellis, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sasaran akhir yaitu perilaku mengemudi secara aman (faktor C) pada pengemudi usia dewasa muda tidak dapat tercapai walaupun keyakinan dan emosi mereka (faktor B) berhasil diubah menjadi lebih positif. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa untuk sampai terjadinya perubahan perilaku mengemudi secara aman diperlukan teknik modifikasi perilaku yang lain, misalnya pemberian sangsi yang kuat dari pihak otoritas yaitu polisi.

This study was conducted to examine the effectiveness of three intervention programs, i.e. CBT (Cognitive Behavior Therapy), humor appeal advertisements (positive ads), and fear appeal advertisements (negative ads) in reducing aggressive driving behavior. 196 young adults age between 18?35 years old, who are considered to be at risk in performing aggressive driving behavior had completed four self report inventories. The four inventories measures perception on traffic conditions, degree of frustration, anger emotion, and driving behavior. Analysis of mix factorial desigm shows that CBT intervention program is more effec tive than the advertising intervention program, particularly in reducing the degree of frustration and emotional upset. However, no significant difference between humor appeal and fear appeal advertisements in reducing the level of frustration and anger emotion. Moreover, CBT program as well as the other two advertising intervention programs is not sufficient enough to reduce driving behavior. Based on the A-B-C Theory of Emotonal Arousal proposed by Ellis, this result indicates that safety driving behavior (factor C) among young drivers cannot be achieved through these intervention programs, although their belief and emotion (factor B) has been changed. This study implies that other modification behavior technique, i.e. strong penalty from the authority (police) is needed to encourage safer driving behavior of Indonesian young driver."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Utari Hanum Ayuningtyas
"ABSTRAK
Penurunan jumlah aktivitas pada lansia biasa dikaitkan dengan pengalaman tidak menyenangkan seperti tidak memiliki teman, perasaan hampa dan kesepian. Pengalaman tersebut didefinisikan sebagai loneliness yang sifatnya subjektif dan mempengaruhi kualitas hidup serta kesehatan individu. Loneliness ditemukan dapat mempengaruhi tekanan darah sistolik pada lansia yang mengarahkan lansia pada gangguan hipertensi.
Fenomena terkait loneliness dapat ditemukan pada para lansia di Depok. Peneliti memberikan Cognitive Behavior Therapy (CBT) pada 3 (tiga) orang lansia untuk menurunkan tingkat loneliness yang dialaminya. Jika loneliness telah menurun, maka peneliti juga mengharapkan tekanan darah lansia dapat turun dan stabil. Penelitian dijalankan dengan menggunakan desain single-subject repeated measures dengan melakukan tiga kali pengukuran di awal, pertengahan dan akhir rangkaian intervensi untuk melihat pengaruh pemberian terapi terhadap loneliness yang dialami partisipan.
Hasil dari penelitian adalah ketiga partisipan mengalami penurunan loneliness yang terlihat dari wawancara, observasi, dan pengukuran menggunakan The Revised UCLA Loneliness Scale, The De Jong Gierveld Loneliness Scale, dan Personal Definitions of Loneliness. Seluruh partisipan juga mengalami penurunan tekanan darah menurut hasil pemeriksaan menggunakan tensi meter digital. Penurunan loneliness diperkirakan terjadi karena ketaatan partisipan dalam menjalani terapi terutama dalam melakukan perubahan perilaku serta adanya motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan terapi. Penurunan loneliness akan lebih signifikan jika partisipan memiliki dukungan sosial untuk mempertahankan perilaku positif serta kemampuan bahasa yang lebih baik. Selain itu, Partisipan telah mampu mempraktikkan teknik-teknik yang diberikan dalam terapi seperti mengenali loneliness yang dialami, relaksasi, pemecahan masalah, dan melawan pikiran buruk.

ABSTRACT
In older adults, reduced activities often related to unpleasant experiences, such as having no friends, feeling of emptiness and loneliness. Feeling of loneliness is subjective to individuals and affects their health and quality of life. It is found that loneliness can have impact on systolic blood pressure among older adults and result in hypertension.
Phenomena related to loneliness happen among older adults in Depok. This study evaluated the efficacy of Cognitive Behavior Therapy (CBT) in reducing level of loneliness among older adults, so that their blood pressure would get lower and stay in a stable condition. Design of the study was single-subject repeated measures with three participants, and three times measurement (initial, middle, final).
Results of the study suggest that all three participants' level of loneliness reduced, which can be seen from interview, observation, and scores of quantitative inventories (The Revised UCLA Loneliness Scale, The De Jong Gierveld Loneliness Scale, and Personal Definitions of Loneliness). Participants' blood pressure also reduced. Participants' compliance to therapy processes, such as high motivation and changes in behavior, contributed to the reduced level of loneliness. It is assumed that loneliness scores would be reduced more significantly if participants had better social support, maintained positive behaviors, and had better verbal capacity. Despite of lack of verbal capacity, participants were able to practice some techniques, such as identifying loneliness, relaxation, problem solving, and countering negative thoughts.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>