Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120295 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laila Amirah Syahroel
"Dalam sistem transportasi dari Kota Depok menuju DKI Jakarta, moda transportasi publik yang bersifat massal memiliki peran sangat penting terutama kereta api. Dengan adanya kereta api, penglaju tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. Mereka dapat melakukan pergantian moda di stasiun kereta api. Pergantian moda ini dilakukan dengan mudah karena adanya tempat penitipan motor atau mobil di sekitar stasiun kereta api. Gagasan menitipkan kendaraan pribadi di stasiun kereta api merupakan bentuk aplikasi dari konsep park and ride yang dipahami sebagai suatu fasilitas perpindahan antar moda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal tempat tinggal pengguna dan pola keruangan park and ride Stasiun KA Depok dan Stasiun KA Depok Baru. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah asal tempat tinggal, titik rawan kemacetan, dan trayek angkutan kota. Pengumpulan data menggunakan metode survei berupa wawancara dan observasi lapangan.
Pengolahan data dlakukan dalam dua tahap, yakni pengklasifikasian data yang selanjutnya diolah dalam bentuk gambar (informasi spasial). Analisis menggunakan metode pendekatan keruangan yang membandingkan pola keruangan antar lokasi dan menemukan persamaan juga perbedaan dari gejala yang terjadi.
Dari analisis yang dilakukan didapatkan hasil bahwa mayoritas asal tempat tinggal pengguna adalah dari kelurahan yang tidak berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta dan tidak memiliki akses langsung dengan pintu tol Cibubur (sisi Timur Laut) atau Tanjung Barat (sisi Utara). Area tangkapan park and ride Stasiun KA Depok Baru lebih luas cakupannya dibandingkan Stasiun KA Depok.

Mass transportation infrastructure has an important role in serving dwellers from Depok City to DKI Jakarta, especially train. By the existence of train, commuters do not have to use their private vehicles. They can shift on a railway station. The modal shift activity can be done easily because there are several motorcycle or car parking areas around the railway stations. The idea of parking private vehicles on a train stations is an application of park and ride concept which is understood as an intermode shifting facility.
The objective of this research is to find out the residential location of park and ride customers and the spatial pattern of park and ride Depok Railway Station and Depok Baru Railway Station. Variables that been applied in this research are residential location, traffic congestion point, and public transportation route. Data collecting was done by using survey method which consists of interviewing key informants and observing the park and ride locations.
Data processing done by dividing the tabular data into two classes using range formula and processing the spatial data. Spatial approach method, which was done by comparing spatial patterns between location and discovering similarities and differences among locations, was used in analyzing information.
At the end, this research found out that the majority of residential location of the park and ride customers are from districts which are not located directly next to DKI Jakarta province and do not have direct access to Cibubur toll gate (North East of Kota Depok) or Tanjung Barat toll gate (North of Kota Depok). The catchment area of park and ride on Depok Baru Railway Station is larger than Depok Railway Station.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S58580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Dalam sistem transportasi dari Kota Depok menuju DKI Jakarta, moda
transportasi publik yang bersifat massal memiliki peran sangat penting terutama
kereta api. Dengan adanya kereta api, penglaju tidak perlu menggunakan
kendaraan pribadi. Mereka dapat melakukan pergantian moda di stasiun kereta
api. Pergantian moda ini dilakukan dengan mudah karena adanya tempat penitipan
motor atau mobil di sekitar stasiun kereta api. Gagasan menitipkan kendaraan
pribadi di stasiun kereta api merupakan bentuk aplikasi dari konsep park and ride
yang dipahami sebagai suatu fasilitas perpindahan antar moda. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui asal tempat tinggal pengguna dan pola keruangan
park and ride Stasiun KA Depok dan Stasiun KA Depok Baru. Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah asal tempat tinggal, titik rawan
kemacetan, dan trayek angkutan kota. Pengumpulan data menggunakan metode
survei berupa wawancara dan observasi lapangan. Pengolahan data dlakukan
dalam dua tahap, yakni pengklasifikasian data yang selanjutnya diolah dalam
bentuk gambar (informasi spasial). Analisis menggunakan metode pendekatan
keruangan yang membandingkan pola keruangan antar lokasi dan menemukan
persamaan juga perbedaan dari gejala yang terjadi. Dari analisis yang dilakukan
didapatkan hasil bahwa mayoritas asal tempat tinggal pengguna adalah dari
kelurahan yang tidak berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta dan tidak
memiliki akses langsung dengan pintu tol Cibubur (sisi Timur Laut) atau Tanjung
Barat (sisi Utara). Area tangkapan park and ride Stasiun KA Depok Baru lebih
luas cakupannya dibandingkan Stasiun KA Depok., Mass transportation infrastructure has an important role in serving
dwellers from Depok City to DKI Jakarta, especially train. By the existence of
train, commuters do not have to use their private vehicles. They can shift on a
railway station. The modal shift activity can be done easily because there are
several motorcycle or car parking areas around the railway stations. The idea of
parking private vehicles on a train stations is an application of park and ride
concept which is understood as an intermode shifting facility. The objective of
this research is to find out the residential location of park and ride customers and
the spatial pattern of park and ride Depok Railway Station and Depok Baru
Railway Station. Variables that been applied in this research are residential
location, traffic congestion point, and public transportation route. Data collecting
was done by using survey method which consists of interviewing key informants
and observing the park and ride locations. Data processing done by dividing the
tabular data into two classes using range formula and processing the spatial data.
Spatial approach method, which was done by comparing spatial patterns between
location and discovering similarities and differences among locations, was used in
analyzing information. At the end, this research found out that the majority of
residential location of the park and ride customers are from districts which are not
located directly next to DKI Jakarta province and do not have direct access to
Cibubur toll gate (North East of Kota Depok) or Tanjung Barat toll gate (North of
Kota Depok). The catchment area of park and ride on Depok Baru Railway
Station is larger than Depok Railway Station.]"
Universitas Indonesia, 2011
S58580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrovi Nur Ihsan
"Cakupan pelayanan suatu fasilitas P&R merupakan gambaran mengenai seberapa jauh jarak seseorang dari titik asalnya masih mau menggunakan fasilitas tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun model empiris untuk mengestimasikan cakupan pelayanan fasilitas P&R. Model cakupan pelayanan dikembangkan dalam nilai breakeven distance (BED). Model yang dikembangkan meliputi origin BED. Model dikembangkan melalui kalibrasi terhadap variabel-variabel penting pada karakteristik perjalanan, sosial-ekonomi, parkir dan angkutan umum dengan menggunakan teknik regresi linear. Total jarak dan total waktu tempuh dari titik asal ke titik tujuan akhir dengan pola perjalanan P&R merupakan variabel yang memiliki pengaruh besar pada model yang dihasilkan. Variabel yang berpengaruh pada model terbaik adalah total waktu tempuh dari titik asal ke titik tujuan akhir dengan pola perjalanan menggunakan fasilitas P&R.

Catchment area of a P&R facility can explain how far the users are willing to travel from their origin to this facility. The purpose of this study is to develop an empirical model of the P&R facility’s catchment area. The (model) of catchment area is developed by the value of breakeven distance (BED). The developed model covers BED origin. The model was developed through calibration of important variables correlated with the characteristics of the trip, socioeconomic, parking and public transportation utilizing linear regression method. Total travel distance and travel time with P&R from the origin to the destination are variables that have a major influence from the resulted model. Variable that have the best affects is total travel time with P&R from the origin to the destination.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi David Pakia Rizki
"Spillar (1997) dalam bukunya Park and Ride Planning and Design Guidelines, mendefinisikan park and ride sebagai suatu sistem transportasi di mana pengguna dapat menitipkan kendaraan pribadi mereka (mobil atau sepeda motor) di fasilitas parkir, lalu melanjutkan perjalanannya menggunakan moda transportasi umum. Idealnya, dengan tersedianya fasilitas park and ride diharapkan dapat menekan angka penggunaan angkutan pribadi dan meningkatkan penggunaan angkutan umum sehingga angka kemacetan dapat menurun. Namun, fakta lapangan yang terjadi di Kota Bekasi mengatakan sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus memetakan pola area tangkapan park and ride stasiun yang terbentuk di Kota Bekasi dan menganalisis pola perjalanan pengguna park and ride di Kota Bekasi dalam memilih fasilitas park and ride. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial deskriptif dan analisis tabulasi silang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwasanya pola area tangkapan park and ride stasiun di Kota Bekasi dominan berasal dari wilayah yang didominasi oleh jenis penggunaan tanah berupa pemukiman. Namun, hal ini tidak berlaku untuk pengguna yang berasal dari zona dengan radius 0-2 km dari lokasi stasiun. Hal tersebut dikarenakan pengguna yang berasal dari zona dengan radius 0-2 km tersebut memiliki pilihan lain untuk tidak melakukan park and ride tetapi juga bisa melakukan kiss and ride dikarenakan jaraknya yang dekat dengan stasiun tersebut sehingga tidak perlu memerlukan biaya tambahan untuk membayar parkir. Pola perjalanan pengguna park and ride di Kota Bekasi Bekasi dalam memilih fasilitas parkir dipengaruhi oleh karakteristik demografi pengguna dan karakteristik perjalanan pengguna tersebut. Pengguna yang memilih fasilitas park and ride yang resmi lebih mementingkan faktor kenyamanan dan keamanan sedangkan pengguna yang memilih fasilitas park and ride yang non resmi lebih mementingkan faktor biaya.

Spillar (1997) in his book “Park and Ride Planning and Design Guidelines”, defines park and ride as a transportation system where users can leave their vehicles (cars or motorbikes) in a parking facility, and then continue their journey using public transportation modes. Ideally, the availability of park and ride facilities is expected to reduce the use of private transport and increase the use of public transport so that the number of congestion can be reduced. However, the facts on the ground that occurred in Bekasi City say otherwise. This study aims to determine the catchment area patterns of park and ride stations formed in Bekasi City and to analyze the patterns of park and ride users in Bekasi City in choosing park and ride facilities. The analytical method used in this research is spatial descriptive analysis and cross-tabulation analysis. The results of this study indicate that the park and ride station catchment area pattern in Bekasi City is dominantly derived from areas dominated by land use types in the form of settlements. However, this does not apply to users from a zone with a 0-2 km radius of the station location. This is because users who come from a zone with a radius of 0-2 km have other options not to park and ride but can also do kiss and ride because they are close to the station so there is no need to incur additional costs to pay for parking. The travel pattern of park and ride users in Bekasi Bekasi City in choosing parking facilities is influenced by the demographic characteristics of the users and the characteristics of the user's journey. Users who choose official park and ride facilities prioritize comfort and safety factors, while users those who choose non-official prioritize cost factors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Nadhif
"Kota Depok termasuk dalam model perwilayahan transportasi yang berarti wilayah ini mempunyai karakteristik sistem transportasi bersifat modern, berciri perkotaan yang dikaitkan dengan keterkaitan yang erat dengan sistem transportasi metropolitan Jakarta. Konsekuensi dari adanya pola komuter yang tinggi adalah dibutuhkannya sistem transportasi terpadu antara jalan rel dan jalan raya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan wilayah jangkauan pelayanan stasiun KRL Kereta Rel Listrik di kota Depok Stasiun Depok, Stasiun Depok Baru, Stasiun Pondok Cina dan Stasiun Universitas Indonesia.
Analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif dan analisis data deskriptif secara spasial. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Stasiun dengan karakteristik sangat strategis-fasilitas sangat baik memiliki aksesibilitas tinggi dan fasilitas terlengkap terdapat pada stasiun Depok Baru. Perubahan wilayah jangkauan pelayanan stasiun di Kota Depok yang signifikan dari wilayah pelayanan dan jangkauan pekerjaan penumpang memiliki karakteristik stasiun strategis-fasilitas baik dan stasiun sangat strategis-fasilitas sangat baik yaitu stasiun Pondok Cina dan stasiun Depok Baru.

Depok become a part of transportation region model that means has transportation system characteristic that modern. This urban transport system link with Jakarta metropolitan transportation system. The consequence of commuter pattern that high is the need of integrated transportation system between rail and road. The purpose of this research is to know the change of service coverage area of KRL Railway Station in Depok city Depok Station, Depok Baru Station, Pondok Cina Station and University of Indonesia Station.
Data analysis that used are comparative analysis and spatial descriptive data analysis. The results of this study indicate that stations with very good strategic facility characteristic have high accessibility and the most complete facilities. That characteristic of station is in Depok Baru station. The change of service coverage area in Depok significantly from the service area and the range of passenger occupations that have the characteristics of strategic facility station is good and strategic facility is very good are Pondok China Station and Depok Baru Station.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Febrina
"Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada beberapa negara di dunia (WHO, 2010). Keselamatan lalu lintas di Indonesia adalah yang terburuk se-ASEAN (ADB, 2006) dan hampir setengah dari kasus kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh perilaku tidak aman (Raymond, 2008).
Dalam prasurvei awal tahun 2012 yang dilakukan pada pengendara ojek stasiun Citayam, ditemukan hampir seluruhnya tidak menggunakan helm, +50% ugal-ugalan, +30% berkendara sambil menggunakan telepon genggam, dan sebagainya, sehingga sangat berbahaya dan tidak sesuai dengan regulasi UU Lalin No. 22/2009, PP No. 43/1993 mengenai batas kecepatan, dan tata cara berkendara motor dari Dirjen Perhubungan RI tahun 2005.
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran faktor resiko perilaku tidak aman pengendara ojek stasiun Citayam, Depok tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Informan dari penelitian dipilih sebanyak 4 orang pengendara ojek, dan 2 orang penumpang serta 2 orang pejalan kaki untuk triangulasi data. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, yang kemudian dikroscek sebagai validitas data. Data diolah dalam bentuk narasi dan tabel.
Penelitian ini menggunakan teori Safety Triad dari Geller (2001) dimana perilaku dipengaruhi oleh adanya faktor manusia dan faktor lingkungan. Teori ini digunakan karena dianggap cukup tepat dalam menganalisis perilaku tidak aman pengendara ojek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara ojek stasiun Citayam, Depok berperilaku tidak aman dalam berkendara. Faktor manusia yang mempengaruhi perilaku tidak aman adalah ketiadaan motivasi dalam bentuk pengalaman celaka, rendahnya pengetahuan mengenai regulasi berkendara, dan ketidaktahuan standar keterampilan berkendara yang baik, sedangkan kondisi fisik tidak terlalu berhubungan dengan perilaku tidak aman. Pada faktor lingkungan yang berhubungan dalam membentuk perilaku tidak aman adalah kondisi kendaraan, kondisi cuaca, dan intervensi penumpang, sedangkan kondisi jalan tidak berpengaruh.
Untuk itu disarankan ada penegakkan hukum yang konsisten dan melaksanakan penyuluhan melalui media sosialiasi, diskusi, poster, atau stiker yang berisi pengenalan regulasi berlalu lintas dan berkendara dan penjelasan mengenai bahaya resiko kecelakaan jalan raya.

Traffic accident is the one of the highest cause of death of several countries in the world (WHO, 2010). Road safety in Indonesia is the worst in ASEAN (ADB, 2006) and almost half of motorcycle accidents are caused by unsafe behavior (Raymond, 2008).
At the pra-survey in early 2012 on a ojek riders in Citayam railway station, found that almost entirely riders did not use helmet, +50% bad riding, +30% using their cell phone while riding, etc., so that really dangerous and not compliance with Traffic Act No.22/2009, PP about speed limit No. 43/1993, and safety riding procedures from Dirjen Perhubungan RI 2005.
This study intends to see the description of risk factors related with unsafe behavior of ojek riders in Citayam railway station, Depok 2012 by using descriptive approach and qualitative method. Informants was chosen amounted 4 ojek riders, 2 passengers, and 2 pedestrians for triangulated purposes. In collecting data, the study using observation and in-depth interview methods which later be cross-checked for validation. Then data being processed in narative and table.
This study is using Safety Triad Theory by Geller (2001) which explained that behavior is influenced by individual factor and environmental factor. It is used because it quite appropriate to analize unsafe behavior of ojek riders.
The result showed that almost all ojek riders in Citayam railway station, Depok, do unsafe behavior while riding. Individual factors that influenced unsafe behavior are lack of motivation in having a bad experience while riding, lack of knowledge about riding regulation, and the ignorance of standards in good riding skill, whereas the physical condition is not really related with unsafe behavior. Environmental factors that related with unsafe behavior are motorcycle condition, weather condition, and passengers intervention, whereas bad road condition is not really influenced in making an unsafe behavior.
It is recommended to consistently enforce the law and do a kind of counseling by using social media, discussion, poster, or sticker which contain the regulation of traffic and riding, and also about hazards & risks of road accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syahri Mubarok
"Stasiun Depok Baru merupakan salah Stasiun terpadat di jabotabek karena di Stasiun Depok Baru terdapat arus perpindahan antar moda transportasi yaitu dari moda rel kereta ke moda darat yaitu Terminal Depok. didepan Stasiun tidak terdapat jalur pejalan kaki yang jelas sehingga terkesan tidak nyaman Oleh karena itu dilakukan penelitian terhadap karakteristik arus pejalan kaki pada pukul 07.00.00-08.00.00 dan pukul 17.00.00-18.00.00 dengan membagi menjadi 5 ruas yaitu dari Stasiun Depok Baru ke ITC Depok, Dari Stasiun Depok Baru ke Terminal Depok, Dari Stasiun Depok Baru ke Pasar, dari ITC Depok ke Pasar, dan Dari Terminal Depok ke Pasar. Sehingga diaharapkan dari hasil tersebut dapat di buat jalur pedestrian yang jelas dan nyaman. Dari hasil penelitian didapat arus terbesar di daerah tersebut pada pagi hari yaitu dari Stasiun Depok Baru ke Pasar sebesar 3.407 (org.m/min) dengan tingkat pelayanan B dan pada sore hari yaitu dari Stasiun Depok Baru ke ITC Depok sebesar 3.5 (org.m/min) dengan tingkat pelayanan A.

Depok Baru Station is one of the crowded station in jabotabek station because there is an intermodal outflow between rail modes of transportation to land mode. There is no clear pathway for pedestrian so that makes uncomfortable. This research is to analyze the characteristc of that pedestrian flow between 07:00:00 to 08:00:00 and 17:00:00 to 18:00:00 pm by dividing into 5 sections. The 5 sections are Depok Station New to ITC Depok, Depok Baru Station Baru to Terminal Depok, Depok Baru Station to market, ITC Depok to market, Terminal Depok to Market. The results of this research, obtained on the area in the morning, from Depok Baru Station to Market is 3407 (org.m / min) with a level of service B and in the afternoon, from Depok Baru station to ITC Depok is 3.5 (org.m / min) with a level of service A. The result of this research can be made clear pedestrian pathways.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Kurnia Ramadhan
"Transportasi publik, khususnya kereta api, merupakan kendaraan yang banyak digunakan masyarakat sebagai alat transportasi dan, pada umumnya, berjalan kaki menjadi pilihan pergerakan dalam penggunaan transportasi publik. Keberadaan ruang gerak pejalan kaki menjadi penting sebagai penghubung antar moda transportasi maupun tempat tujuan. Tulisan ini membahas pengaruh aksesibilitas dan permeabilitas ruang gerak tersebut dalam mobilitas kawasan stasiun. Aksesibilitas dan permeabilitas ruang gerak merupakan kemudahan dan kontinuitas ruang yang dilengkapi dengan fasilitasnya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan lingkungan menghadirkan kondisi yang ramah pejalan kaki (walkability). Walkability mengakomodasi lingkungannya dengan beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam faktor lingkungan.

Public transportation, especially trains, is widely used by the community as a mean of transportation and, generally, people walk as a part of using public transportation modes. The existence of pedestrian space is important as a connector between modes of transportation or destinations. This writing discusses the effect of space accessibility and permeability in mobility of train stations. Space accessibilty and permeability is the convenience and continuity of space equipped with its facilities. This is related to the ability of the environment to present a pedestrian-friendly environment known as walkability. Walkability accommodates its environment with several aspects considered in environmental factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Khalid
"Pemerintah Kota Depok bekerjasama dengan developer PT Andyka Investa untuk melakukan pembenahan dan pembangunan kawasan yang akan disebut Metrostater Depok. Proyek Metrostater Depok ini diwacanakan akan menaggunakan konsep Transit Oriented Development (TOD) yang mengintegrasikan Stasiun Depok Baru dan Terminal Kota Depok. Namun, setelah beberapa tahun proyek ini terlihat mandek penyelesaian pembangunannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apa saja yang faktor yang menyebabkan proyek ini tertunda dan apa saja dampak yang ditimbulkan dari tertundanya proyek integrasi komplek Metrostater Depok ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam sebagai sumber data primer serta studi kepustakaan dari penelitian terdahulu, observasi langsung dan rilis berita sebagai sumber data sekunder. Penelitian ini menggunakan kerangka teori utama Project Delay Factors dari Tavassolirizi et.al (2020) dan elaborasi dari teori dampak dari Drucker (1986), Subarto (2015), Latif (2022). Hasil dari penelitian ini mengidentifikasikan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tertundanya proyek ini diantaranya adalah kurang tepatnya prediksi dana anggaran, adanya dugaan penyalahgunaan anggaran, kurangnya koordinasi teknis yang baik antar stakeholder, kurangnya peran sentral untuk membuat keputusan, kurangnya otoritas yang memimpin proyek di lokasi, kurangnya desakan untuk menyelesaikan proyek dengan tepat waktu, kurangnya koordinasi matang terkait penyelesaian konflik/sengketa, serta kurang tepatnya estimasi waktu penyelesaian proyek. Selain itu, teridentifikasi pula beberapa dampak yang ditimbulkan dari tertundanya proyek ini diantaranya adalah efek sistemik kemacetan, kerusakan terhadap lingkungan sekitar, berkurangnya kualitas hidup masyarakat kota, dampak ke kesehatan mental masyarakat, kendala para instansi yang tidak bisa mengeluarkan anggaran karena proyek ini masih dalam masa kontrak dengan developer, persepsi negatif yang timbul dari masyarakat Kota Depok terhadap Pemerintah Kota Depok karena tertundanya proyek integrasi Metrostater Depok ini, dan terhambatnya potensi pertumbuhan transportasi dan perekonomian Kota Depok.

The Depok City Government is collaborating with developer PT Andyka Investa to improve and develop the area which will be called Metrostater Depok. The Depok Metrostater project is planned to use the Transit Oriented Development (TOD) concept which integrates Depok Baru Station and Depok City Terminal. However, after several years this project seemed to have stalled in completion. Therefore, this research aims to analyze what factors caused this project to be delayed and what impacts resulted from the delay in the Depok Metrostater complex integration project. This research uses a post-positivist approach with qualitative data collection techniques through in- depth interviews as primary data sources and literature studies from previous research, direct observation and news releases as secondary data sources. This research uses the main theoretical framework of Project Delay Factors from Tavassolirizi et.al (2020) and elaboration of impact theory from Drucker (1986), Subarto (2015), Latif (2022). The results of this research identify that there are several factors that cause delays in this project in accordance with the Project Delay Factors framework, including inaccurate predictions of budget funds, allegations of budget misuse, lack of good technical coordination between stakeholders, lack of a central role in making decisions, lack of authority. who leads the project at the location, lack of sufficient pressure from the unit supervisor or other parties who are also responsible for completing the project on time, lack of thorough coordination regarding conflict/dispute resolution, and inaccurate estimates of the project completion time. Apart from that, several impacts resulting from the delay of this project were also identified, including systemic effects of traffic jams, damage to the surrounding environment, reduced quality of life for city residents, impacts on people's mental health, obstacles to agencies not being able to spend budgets because this project was still in its infancy. contracts with developers, negative perceptions arising from the people of Depok City towards the Depok City Government due to delays in the Depok Metrostater integration project, and hampered transportation and economic growth potential in Depok City."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Muhammad Alfatih
"ABSTRAK
Adanya fasilitas Park and Ride (P&R) di stasiun-stasiun KRL kota satelit DKI Jakarta membuat adanya potensi penggunaan kembali kendaraan pribadi di kota satelit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penggunaan kembali kendaraan pribadi di Stasiun Bogor, Stasiun Bekasi, dan Stasiun Tangerang akibat adanya P&R di stasiun-stasiun tersebut dan mengetahui apakah perlu dilakukan studi Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin). Analisis dilakukan menggunakan model logit yang dibangun dengan hasil survei Stated Preference terhadap pengguna KRL yang memiliki kendaran pribadi. Berdasarkan hasil uji korelasi, diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap pilihan penggunaan P&R adalah selisih waktu, selisih biaya, dan fasilitas tambahan. Fungsi utilitas didapatkan melalui berbagai uji statistik dan model logit yang dibangun terdiri dari P&R mobil dan P&R motor. Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa model pada P&R motor Stasiun Bogor dan Stasiun Tangerang dapat digabung. Uji validasi menunjukkan sebagian model sesuai kondisi faktual, kemudian uji sensitifitas menunjukkan besaran penghematan waktu merupakan parameter yang paling sensitif bagi pengguna P&R. Penggunaan model untuk mengetahui potensi besaran penggunaan kembali kendaraan pribadi di stasiun-stasiun tersebut pada tahun 2019. Studi Andalalin perlu dilakukan pada lalu lintas sekitar stasiun dikarenakan adanya potensi penggunaan kembali kendaraan pribadi sebesar lebih dari 500 kendaraan per hari pada stasiun-stasiun tersebut.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>