Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ana Jauhara
"Telah dilakukan penelitian mengenai tingkat serapan karbon dan kandungan klorofil serta analisis sampah, sedimen, dan volume di lima situ Kampus UI Depok. Penelitian bertujuan untuk menganalisis tingkat serapan karbon dan kandungan klorofil, serta materi organik dalam sampah, sedimen dan volume di lima situ Kampus UI Depok. Penelitian dilakukan di lima situ Kampus UI Depok, yaitu Situ Agathis, Situ Mahoni, Situ Puspa, Situ Ulin, dan Situ Salam. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Maret--April 2014. Pengukuran produktivitas primer perairan menggunakan metode botol gelap-terang. Botol gelap dan botol terang diletakkan pada kedalaman 0 cm, 10 cm, 30 cm, 50 cm, 70 cm, dan 80 cm.
Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan menggunakan plankton net. Pengukuran kandungan klorofil-a dan klorofil-b menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 750, 664, 647 dan 630 nm. Perangkap sampah organik berupa kain nylon dengan ukuran pori 1 mm2 diletakkan pada inlet dan outlet secara bersamaan di lima situ Kampus UI Depok.
Pengambilan sampel sedimen dilakukan menggunakan Peterson Grab. Sampel sedimen dianalisis kadar karbon organik dengan metode Walkley-Black. Metode 3D Analyst ArcView 10.1 digunakan untuk menghitung volume situ. Tingkat serapan karbon di lima situ Kampus UI Depok memiliki potensi menyerap karbon rata-rata sebesar 48,61 mgC/m3/jam. Kandungan klorofil-a dan klorofil-b di lima situ Kampus UI Depok rata-rata sebesar 2,59 mg/l dan 0,35 mg/l.
Hasil identifikasi sampel fitoplankton diperoleh empat kelas, yaitu Chlorophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae, dan Bacillariophyceae. Kepadatan tertinggi dan nilai dominansi tertinggi pada sampel fitoplankton di lima situ Kampus UI Depok terdapat pada kelas Chlorophyceae. Terjadi penumpukan sampah organik sebesar 0,55 gr/m3/jam. Tipe sedimen pasir mendominasi di perairan lima situ Kampus UI Depok. Kandungn karbon pada sampel sedimen kerikil sebesar 19,75--26,58 ppm, pasir sebesar 28,47--38,55 ppm, dan lumpur sebesar 36,79--42,05 ppm. Perairan lima situ di Kampus UI Depok memiliki potensi dalam menampung volume air sebesar 654.830 m3.

Research has conducted about the level of carbon uptake and chlorophyll content as well as the analysis of trash, sediment, and volume in five lakes at Campus UI Depok. The study aimed to analyze the level of carbon uptake and chlorophyll content, and organic matter in the litter, sediment and volume in five lakes at Campus UI Depok. The study was conducted in five lakes at Campus UI Depok, namely Agathis, Mahoni, Puspa, Ulin, and Salam. Sampling was conducted in March-April 2014. Measurements of primary productivity in the water using light-dark bottle method. Dark bottle and light bottle placed at a depth of 0 cm, 10 cm, 30 cm, 50 cm, 70 cm, and 80 cm.
Sampling of phytoplankton was conducted using a plankton net. Measurement of chlorophyll-a and chlorophyll-b using a spectrophotometer with a wavelength of 750, 664, 647 and 630 nm. Pitfalls of organic waste in the form of nylon fabric with a pore size of 1 mm2 placed at the inlet and outlet simultaneously in five lakes at Campus UI Depok.
Sampling of sediment was conducted using a Peterson Grab. Sediment samples were analyzed with the organic carbon content of the Walkley-Black method. 3D Analyst ArcView 10.1 method used to calculate the volume of the lakes. The rate of carbon uptake in five UI Depok it has the potential to absorb carbon by an average of 48.61 mgC/m3/hour. The content of chlorophyll-a and chlorophyll-b in five lakes at Campus UI Depok was average of 2.59 mg/l and 0.35 mg/l.
The results of the identification of phytoplankton samples obtained four classes, namely Chlorophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae, and Bacillariophyceae. The highest density and highest dominance values in samples of phytoplankton in five lakes at Campus UI Depok contained in the class Chlorophyceae. Build up of organic waste by 0.55 gr/m3/hour. Sand sediment types dominate in five lakes at Campus UI Depok. Carbon content in sediment samples gravel at 19.75 to 26.58 ppm, the sand at 28.47 to 38.55 ppm, and the mud of 36.79 to 42.05 ppm. The five lakes at Campus UI Depok has the potential to accommodate the volume of waters at 654.830 m3.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2014
T42829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Pramesti Putri
"Kualitas udara mikrobiologi dalam ruangan di rumah sakit perlu diperhatikan terutama pada ruang poliklinik karena di ruang tersebut banyak pengunjung berkumpul dalam waktu yang bersamaan. Dengan demikian, peluang tersebarnya penyakit melalui udara oleh bakteri dan jamur patogen juga tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi bakteri dan jamur di udara pada ruangan di poliklinik, perbedaan konsentrasi bakteri dan jamur antar ruang poliklinik pada hari padat dan sepi pengunjung dan jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram. Sampel kualitas udara mikrobilogis diambil dengan menggunakan EMS E6 dengan menggunakan media TSA (Oxoid, 2011) untuk bakteri dan media MEA (Oxoid, 2011) untuk jamur dan dilakukan secara duplo. Pengambilan sampel dilakukan pada ruang poliklinik yang berbeda dan waktu yang berbeda dimana hari senin mewakili hari sepi dan sabtu mewakili hari padat pasien/pengunjung. Hasil sampling bakteri dan jamur diuji secara statistik dengan menggunakan statistik nonparametriks Pearson product moment dan two-tailed t-test.
Hasil pengukuran sampel menunjukkan konsentrasi bakteri dan jamur telah melebihi baku mutu mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1204 Tahun 2004 yaitu rata-rata 2.545 ± 9,11 CFU/m3 untuk bakteri dan 306 ± 2,91 CFU/m3 untuk jamur. Konsentrasi bakteri dan jamur paling tinggi terdapat pada ruang Poliklink Umum. Uji statistik Pearson product moment menunjukkan jumlah pengunjung memiliki korelasi yang rendah (r = 0,29) dengan konsentrasi bakteri dan memiliki korelasi sedang (r = 0,45) dengan konsentrasi jamur. Selanjutnya, uji statistik two-tailed t-test menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara jumlah pengunjung dengan konsentrasi mikrobiologi di udara.
Identifikasi bakteri dengan pewarnaan gram menunjukkan bahwa 84,2% bakteri yang ditemukan merupakan bakteri gram negatif dan 15,2% gram positif. Bakteri gram negatif berpotensi lebih besar dalam menginfeksi manusia karena memiliki endotoksin. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemasangan filter HEPA atau ULPA pada sistem ventilasi (AC) untuk menurunkan konsentrasi bakteri dan perbaikan sistem ventilasi agar kelembaban ruangan terjaga antara 30-60% dan suhu ruangan dibawah 25°C sehingga dapat menurunkan konsentrasi jamur.

Microbial indoor air quality in hospital has to be considered, especially in the examining and waiting room because many people gathered at the same time. Hence, chances for spreading airborne disease by pathogenic bacteria and fungi are high. The objectives of this study are to find out indoor air bacteria and fungi concentrations at the examining room, the difference of bacteria and fungi concentrations during high and low numbers of visitors, and types of bacteria based on gram staining. Microbial air samples were taken in Duplo by using EMS E6 with TSA (Oxoid, 2011) and MEA (Oxoid, 2011) media for bacteria and fungi, respectively. Samplings were conducted on different examining rooms and days, which Monday and Saturday represented as low and high numbers of visitors, respectively. The sampling results tested statistically by using non-parametric statistical method, Pearson product moment and two-tailed t test.
The measurement results showed that indoor air bacteria and fungi concentrations have exceeded the quality standards by Menteri Kesehatan RI No. 1204 in 2004, with the average are 2.545 ± 9.11 CFU/m3 and 306 ± 2.91 CFU/m3 for bacteria and fungi, respectively. The highest concentration of bacteria and fungi is found in examining room for children and general, respectively. Pearson product moment test showed a low correlation (r=0.29) between number of visitors and indoor air bacteria concentration and moderate correlation (r=0.45) between number of visitors and indoor air fungi concentrations. Furthermore, two-tailed t-test results showed that there was no significant relationship between number of visitor and indoor air microbial concentrations.
Identification of bacteria with gram staining showed that 84.2% of bacteria found are gram-negative and 15.8% are gram-positive bacteria. The gram-negative bacteria are having greater possibly infected human than gram-positive bacteria because it has endotoxin. Therefore, it is necessary to install HEPA or ULPA filters on ventilation system (air conditioned) and maintain relative humidity between 30-60% and temperature below 25°C in the hospital to reduce indoor air bacteria and fungi concentrations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aulia
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan kelimpahan, bentuk, dan warna mikroplastik yang terkandung pada air, sedimen, dan keong mas Pomacea canaliculata di Situ Kenanga dan Situ Mahoni, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Pengambilan sampel air, sedimen dan keong mas Pomacea canaliculata dilakukan di 3 titik lokasi yaitu inlet, midlet, dan outlet. Sampel air (20 l) disaring dengan plankton net 350 mesh, sampel sedimen dimasukkan ke jar 250 ml menggunakan Ekman grab lalu dioven dan dihaluskan. Sampel keong mas dikoleksi sebanyak 20 sampel setiap Situ, kemudian dianalisis dengan melarutkannya pada HNO3 65%, lalu sampel dijenuhkan dengan NaCl agar mikroplastik dapat mengapung ke permukaan. Sampel dihomogenisasi (20 ml) dan selanjutnya 1 ml diletakkan di Sedgewick Rafter Chamber untuk diamati di bawah mikroskop dan dihitung kelimpahan mikroplastik, bentuk dan warnanya. Hasil dari penelitian, kelimpahan mikroplastik di Situ Kenanga sejumlah 434,33± 23,51 partikel L-1 pada air, 45.837,04 ± 36.305,97 partikel Kg-1 pada sedimen dan 1.320,33 ± 533,91 partikel Ind-1 dan 116,19 ± 37,1 partikel pergram Ind-1 pada keong mas. Kelimpahan mikroplasik di Situ Mahoni pada air sejumlah 437,67 ± 30,21 partikel L-1, pada sedimen sejumlah 36.237,04 ± 16.702,59 partikel Kg-1, dan keong mas sejumlah 1.301,67 ± 200,72 partikel Ind-1 dan 148,38 ± 40,00 partikel pergram Ind-1. Hasil uji t dari sampel air, sedimen dan keong mas perindividu tidak terdapat perbedaan, sedangkan keong mas pergram ind-1 terdapat perbedaan. Bentuk mikroplastik yang ditemukan diantaranya adalah Fiber, fragmen, film, dan granula. Warna mikroplastik didominasi oleh hitam dan tidak berwarna.

A study was conducted to compare the abundance, shape, and color of microplastics contained in water, sediment, and gold snail Pomacea canaliculata in Situ Kenanga and Situ Mahoni, University of Indonesia Campus, Depok. Sampling of water, sediment and gold snail Pomacea canaliculata was carried out at 3 locations, namely inlet, midlet, and outlet. The water sample (20 l) was filtered with a 350 mesh plankton net, the sediment sample was put into a 250 ml jar using an Ekman grab and then baked and mashed. The gold snail samples were collected as many as 20 samples each Situ, then analyzed by dissolving them in 65% HNO3, then the samples were saturated with NaCl so that the microplastics could float to the surface. The saturated sample was homogenized (20 ml) and then 1 ml was placed in the Sedgewick Rafter Chamber to be observed under a microscope and the microplastic abundance, shape and color were calculated. The results of the study, the abundance of microplastics in Situ Kenanga were 434.33 ± 23.51 particles L-1 in water, 45,837.04 ± 36,305.97 particles Kg-1 in sediments and 1,320.33 ± 533.91 particles Ind-1 and 116.19 ± 37.1 particles per gram Ind-1 in gold snails. The abundance of microplastics in Situ Mahoni in water was 437.67 ± 30.21 particles L-1, in sediments was 36.237.04 ± 16.702.59 particles Kg-1, and golden snails were 1,301.67 ± 200.72 Ind-1 particles and 148.38 ± 40.00 particles per gram Ind-1. The results of the t-test of water, sediment and individual gold snails were not different, while the gold snails per gram were different. The forms of microplastics found included fiber, fragments, films, and granules. The color of microplastics is dominated by black and colorless."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Dea Farras
"Ester asam lemak kelapa sawit sukrosa dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi enzimatis menggunakan lipase Candida rugosa. Pada penelitian ini, digunakan pelarut isoamil alkohol dan isobutanol. Reaksi esterifikasi menggunakan lipase Candida rugosa E.C.3.1.1.3 bebas maupun terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4-kitosan. Imobilisasi lipase Candida rugosa pada nanopartikel Fe3O4-kitosan menggunakan metode ikat silang dengan glutaraldehida sebagai agen pengikat silang. Terhadap hasil imobilisasi dilakukan uji aktivitas dan persen loading. Pada peggunaan enzim 200 ppm didapatkan persen loading imobilisasi lipase sebesar 31,4% dengan aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi sebesar 3,470 U/mL, aktivitas spesifik 0,991 U/mg, serta efisiensi imobilisasi sebesar 23,25 %. Sementara itu, pada penggunaan 350 ppm enzim didapatkan persen loading imobilisasi lipase sebesar 64,4 % dengan aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi sebesar 2,245 U/mL, aktivitas spesifik 0,64 U/mg, serta efisiensi imobilisasi sebesar 14,88%. Kondisi rasio substrat optimum diperoleh pada rasio 1 : 90 (sukrosa : asam lemak). Hasil uji emulsifer menunjukkan hasil positif. Pelarut terbaik untuk sintesis ester -sukrosa dengan lipase terimobilisasi adalah isobutanol.

Palm oil fatty acid-sucrose can be synthesized via enzymatic esterification using Candida rugosa lipase. The solvents used in this study were isoamyl alcohol and isobutanol. Esterification reaction was carried out enzymatically using free lipase and immobilized Candida rugosa lipase E.C. 3.1.1.3 on Fe3O4-chitosan nanoparticles. The immobilized lipase were examined to determine the loading percentage and the hydrolytic activity. The loading percentage obtained while using 200 ppm lipase for immobilization was 31,4%, with hydrolytic activity of immobilized lipase was 3,47 U/mL, the specific activity of 0,99 U/mg and the immobilization efficiency of 23,25%. Meanwhile by using 350 ppm lipase the loading percentage obtained was 64,4% with hydrolytic activity of 2,25 U/mL, the specific activity of 0,64 U/mg and the immobilization efficiency of 14,8 %. From this optimization study of esterification, the highest conversion came from sugar and fatty acid ratio 1 : 90. The esterification product gave positive test on emulsifier test. The best solvent to synthesize ester-sucrose using immobilized lipase is isobutanol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Askin Putra Fanela
"Teluk Kendari merupakan salah satu kawasan yang berdekatan dengan pusat kegiatan masyarakat. Kondisi seperti ini akan menyebabkan terjadinya ancaman di sekitar teluk berupa sedimentasi. Sedimentasi yang tinggi pada perairan mengakibatkan meningkatnya konsentrasi total padatan tersuspensi yang berdampak pada terhambatnya penetrasi cahaya pada perairan akibat terhalang oleh partikel sedimen. Sebagai konsekuensinya, tingginya konsentrasi TSS dapat menurunkan tingkat fotosintesis dan akan menurunkan kandungan klorofil-a dalam perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk, menganalisis karakteristik sedimen (ukuran butir), menganalisis sebaran total padatan tersuspensi dan klorofil-a serta mensintesa hubungan antara total padatan tersuspensi dengan kandungan klorofil-a. Penelitian ini dilakukan pada bulan januari sampai maret 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan mengumpulkan data primer berupa data karakteristik ukuran butir sedimen, konsentrasi total padatan tersuspensi dan kandungan klorofil-a, serta data skunder berupa TSS dan Klorofil-a pada tahun 2010, 2015 dan 2018 yang diambil dari citra satelit Landsat 5 TM dan Landsat 8 OLI. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik sedimen dengan ukuran butir yang paling halus berada pada wilyah tengah teluk yang dimana pada wilayah itu merupakan wilayah dengan kandungan TSS tertinggi sedangkan yang lebih besar berada pada mulut teluk. Total spadatan tersuspensi berpengaruh terhadap kandungan klorofil-a perairan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.79 yang berarti sebesar 79% variable TSS mempengaruhi kandungan klorofil-a.

Kendari Bay is one of areas adjacent to the center of community activities at Southeast Sulawesi. Such conditions will cause a threat around the bay in the form of sedimentation. High sedimentation in the waters resulted in increas of total suspended solid (TSS) concentration. As a light light penetration in the will be low. TSS usually consist of < 2 I¼m. High TSS concentrations can reduce photosynthesis levels and the chlorophyll-a content in waters. This study was aimed to analyse the sediment grain size, the distribution patterns of total suspended solids and chlorophyll-a and tosynthesize the correlations between total suspended solids and chlorophyll-a content. This research was conducted in January to March 2018. The method used in this study was the survey method by collecting primary data such as sediment grain size, total suspended solid concentration and chlorophyll-a content, and secondary data such as TSS and chlorophyll-a in 2010, 2015 and 2018 taken from the image Landsat 5 TM and Landsat 8 OLI satellites. The results of this study indicated that the characteristics of sediments with the finest grain size was in the middle of the bay while the larger ones were at the mouth of the bay which is the region with the highest TSS content. TSS affected the chlorophyll-a content of waters as shown by the coefficient of determination (R2) of 0.79 which means that 79% of the TSS variable affects the chlorophyll-a content."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qotrunnada Maulina
"Fluktuasi kondisi fisik dan kimia pada bulan Februari dan Agustus 2020, berpengaruh terhadap struktur komunitas dan kandungan klorofil fitoplankton di Situ Agathis. Keberadaan fitoplankton yang sedikit di perairan akan berdampak negatif terhadap stabilitas ekosistem dan produktivitas organisme lain di perairan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan klorofil dan struktur komunitas fitoplankton di Situ Agathis pada bulan Februari dan Agustus 2020, serta keterkaitan dengan parameter fisik dan kimia. Penelitian dilakukan pada bulan Februari untuk mewakili musim hujan dan Agustus untuk musim kemarau. Dilakukan pengukuran parameter fisik dan kimia, serta pengambilan sampel fitoplankton pada bagian inlet, midlet, dan outlet di Situ Agathis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kelimpahan fitoplankton secara signifikan di Situ Agathis pada bulan Februari dan Agustus 2020. Namun, tidak terdapat perbedaan keanekaragaman, kemerataan, dominansi, dan kandungan klorofil fitoplankton yang signifikan di Situ Agathis pada bulan Februari dan Agustus 2020.

Fluctuations in physical and chemical conditions in February and August 2020, affected the community structure and chlorophyll content of phytoplankton in Situ Agathis. Low phytoplankton presence has a negative impact on ecosystem stability and other organisms’ productivity in the water body. The study aims to determine whether there is a difference in chlorophyll content and community structure of phytoplankton in Situ Agathis, in February and August 2020, as well as the relationship with the physical and chemical parameters. The research was conducted in February to represent the wet season and August to represent the dry season. Physical and chemical parameters were measured, and phytoplankton was sampled at the inlet, middle, and outlet parts of Situ Agathis. The results showed that there was a significant difference in Situ Agathis’ phytoplankton abundance in February and August 2020. However, there was no significant difference in the diversity, evenness, dominance, and chlorophyll content of phytoplankton in Situ Agathis in February and August 2020."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Humana Press, 2017
570 BIO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Citra Ariani
"ABSTRAK
Asas ekoregion ditetapkan oleh Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 sebagai
paradigma perencanaan lingkungan hidup di Indonesia. Asas ekoregion
menegaskan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis,
budaya masyarakat setempat dan kearifan lokal. Akan tetapi, asas ekoregion belum
diterapkan di dalam penataan ruang sebagaimana penataan ruang merupakan bagian
dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menemukan bahwa belum terdapat kesesuaian/sinkronisasi asas
ekoregion sebagai paradigma perencanaan lingkungan hidup berdasarkan UU No.
32/2009 dengan penataan ruang di Indonesia, sehingga prinsip pembangunan
berkelanjutan belum terwujud. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakan
sinkronisasi antara perencanaan lingkungan hidup khususnya asas ekoregion di
dalam penataan ruang

ABSTRACT
Ecoregion principle was established by Law No. 32 of 2009 as a paradigm of
environmental planning in Indonesia. Ecoregion principle affirms that the
protection and management of the environment, should pay attention to the
characteristics of natural resources, ecosystems, geography, local culture and local
wisdom. However, ecoregion principle has not implemented yet especially in
spatial planning as it a part of environmental protection and management. The
objective of this thesis is to find that there was no synchronization and conformity
between ecoregion principle as a paradigm of environmental planning based on
Law No. 32 of 2009 related to spatial planning in Indonesia, so that sustainable
development has not reached yet. This thesis give suggestions to afford the
synchronization between environmental planning, especially the ecoregion
principle in the spatial planning"
2016
S65104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinung Rahardjo
"Sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut selain dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan, juga memiliki potensi sumber daya alam yang sangat kaya dan penting, di antaranya adalah terumbu karang, mangrove, dan padang lamun. Laut mempunyai arti penting bagi kehidupan makhluk hidup seperti manusia, ikan, tumbuh-tumbuhan dan biota laut lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk ikut mendorong pembangunan di masa kini maupun masa depan.
Namun di balik potensi tersebut, aktivitas-aktivitas pemanfaatan sumber daya tersebut sering kali menurunkan atau merusak potensi yang ada. Hal tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kehidupan organisme di wilayah pesisir, melalui perubahan lingkungan di wilayah tersebut.
Pencemaran laut mengakibatkan terjadinya degradasi yang terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya dukung lingkungan, hilangnya jenis ikan dan berbagai kekerangan di estuari. Disinyalir bahwa kebanyakan organisme di estuari hidup di dekat batas-batas toleransinya, sehingga perubahan yang kecil sekalipun dari faktor-faktor lingkungan di perairan seperti perubahan panas, salinitas dan oksigen akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut. Kerusakan ekosistem estuari seringkali disebabkan pula oleh perubahan yang terjadi di daerah hulu karena adanya erosi yang tinggi, perubahan pola aliran sungai, pencemaran dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Sungai Dadap adalah salah satu sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta tahun 2002 sungai ini termasuk dalam kategori buruk. Berbagai limbah dialirkan dari Sungai Dadap menuju perairan Teluk Jakarta, sehingga disinyalir memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kehidupan biota perairan di sekitarnya.
Penelitian bertujuan untuk : (a) Menganalisis pola sebaran kelimpahan dan keragaman fitoplankton di lokasi penelitian; (b) Menganalisis pengaruh jarak perairan terhadap kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton; (c) Menganalisis kondisi dan pola sebaran beberapa parameter kualitas air di perairan pantai Dadap.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen, menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode survei. Pengambilan sampel dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dari bulan September sampai dengan Oktober 2003 di perairan pantai Dadap, Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penentuan stasiun dilakukan secara purposive, terbagi dalam 6 stasiun, di mana jarak masing-masing stasiun adalah 0,5 mil. Posisi masing-masing stasiun terdistribusi tegak lurus dari muara Sungai Dadap menuju ke lepas pantai. Data primer dikumpulkan selama dua bulan dengan interval waktu 2 minggu sekali. Data kelimpahan fitoplankton yang diperoleh diuji homogenitas dan kenormalannya dengan uji Bartlett dan uji Chi-kuadrat, sedangkan untuk mengetahui pengaruh jarak terhadap kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton digunakan uji anova sampai dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Khusus untuk baku mutu kualitas air laut digunakan Kepmen KLH No. 02/MENKLH/1988 tentang baku mutu kualitas air laut untuk biota laut (budidaya perikanan).
Kelimpahan fitoplankton di perairan Dadap pada saat pasang berkisar antara 92.768 ind/I sampai dengan 139.935 ind/I. Dengan demikian maka perairan pantai Dadap tergolong dalam perairan Eutropik yaitu perairan yang kaya dengan bahan organik (unsur hara). Jumlah taksa di setiap stasiun hampir seragam yaitu berkisar antara 10-12 taksa. Indek keanekaragaman berkisar antara 1,51-1,85. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton berada pada kisaran moderat, yaitu mengalami tekanan ekologis sedang. Sementara itu indeks keseragaman dan dominasi di setiap stasiun berturut-turut adalah 0,62-0,75 dan 0,24-0,32. Indeks keseragaman di atas 0,6 mengindikasikan bahwa populasi species dalam komunitas fitoplankton di pantai Dadap memiliki keseragaman yang tinggi atau dapat dikatakan kondisi ekosistem serasi untuk semua species dan tidak terjadi tekanan ekologis pada ekosistem tersebut. Sedangkan indeks dominasi mendekati nol, mengindikasikan bahwa di dalam komunitas fitoplankton tidak ada species yang secara ekstrim mendominasi. Jumlah individu masing-masing species hampir merata atau dapat dikatakan komunitas dalam keadaan stabil dan tidak ada tekanan ekologis terhadap habitat komunitas fitoplankton.
Pola sebaran kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton bervariasi, tidak terdistribusi secara linier mengikuti besarnya jarak perairan dari muara Sungai Dadap. Kelimpahan fitoplankton terendah terdapat pada stasiun 3 dan 4 yaitu pada jarak 1,5-2 mil dari pantai. Hal ini disebabkan oleh terkonsentrasinya tempat pemeliharaan kerang hijau di lokasi tersebut sehingga menurunkan kelimpahan fitoplankton karena sifat filter feedernya. Uji anova menunjukkan bahwa jarak perairan dari muara Sungai Dadap sangat mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton. Hal ini menunjukkan bahwa kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton sangat ditentukan oleh kondisi masing-masing stasiun yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah adanya aktivitas manusia, nutrient, tingkat asimilasi dan faktor-faktor oseanografi lainnya.
Pola sebaran kualitas air laut di perairan pantai Dadap cenderung terdistribusi secara linier, berubah kualitasnya sesuai dengan besarnya jarak perairan dan muara Sungai Dadap. Parameter kualitas air laut perairan Dadap yang sudah melebihi baku mutu terdapat di muara Sungai Dadap (stasiun 1) yaitu TSS (Total Suspended Solid), Nitrit, Kekeruhan (Turbidity) dan TDS (Total Disolved Solid). Nilai rata-rata ketiga parameter tersebut berturut-turut adalah TSS = 81 mg/I, Nitrit = 0,002 mg/I, Kekeruhan = 32 NTU dan TDS = 34.923 mg/l. Sementara itu berdasarkan scoring sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 tahun 2003, mutu air laut perairan Dadap tergolong buruk (cemar berat).
Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil analisis di atas adalah : (a) Pemanfaatan kerang hijau sebagai biofilter alam perlu di atur sedemikian rupa, agar tidak mengandung kadar bahan pencemar yang melebihi ambang batas baku mutu dan dapat dikonsumsi secara aman; (b) Pemerintah daerah perlu melakukan pemantauan dan pengukuran kualitas lingkungan di muara-muara sungai yang rawan terhadap pencemaran secara berkala untuk mengamati perubahan-perubahan lingkungan; (c) Pengelolaan kawasan pesisir pantai Dadap perlu lebih dioptimalkan agar pencemaran lingkungan pantai dapat diminimisasi.

Most of the Indonesian territory is seawater. Indonesian waters have high potency not only for marine transportation but also have high potency of natural resources such as coral reef, mangrove and sea grass ecosystem. Beside that, oceans has also important rule for supporting some living organism i.e. human being, animal, plant, and other marine organisms. So that, marine ecosystem has high potency for supporting national development.
On the other hand, some activities in utilizing marine resources have caused negative impact to the resources. The impact would affect coastal waters organism since the changing of coastal environment.
Marine pollution causes the continuous degradation of environment indicated by decreasing carrying capacity, extinction of some fish species and bivalves in estuarine. It is supposed that most of the estuarine organism have low ability in facing environmental changing. So, the small change of environmental conditions, such as temperature, salinity, and dissolved oxygen, would influence living organism. The degradation of estuarine is often caused by the degradation of up stream area because of high level of erosion, changing of water catchments area, pollution as well as over exploitation of natural resources.
Dadap River is one of the rivers, which flows to the Jakarta Bay. Based on the Report of the BLHD DKI Jakarta in 2002, shown that this river was classified as low category. Many kinds of pollutants are discharged to the river and finally came to the Jakarta Bay.
The aims of the study were: (a) to analyze the affect of offshore distant to the density and diversity of phytoplankton; (b) to analyze the distribution pattern of density and diversity of phytoplankton; (c) to observe and analyze distribution pattern of some parameter of water quality of Dadap's coastal waters; (d) to analyze the water quality compared with the water quality standard.
These study applied qualitative and quantitative method and was carried out for 2 months started from. September to Oktober 2003 in Dadap's coastal waters, Kosambi District, Tangerang Regency, Banten Province. Experimental design that was used in this study was Completely Randomized Design. There were 6 sampling station that had distant of 0,5 miles to each other station. Each station position was arranged straight line from the coastal line to the offshore. Therefore, the distance of each station from Dadap's river mouth were 05 mil for station 1, 1.0 mil for station 2, 1.5 mil for station 3, 2.0 mil for station 4, 2.5 mil for station 5, and 3.0 mil for the for station 6. Collecting data were performed frequently every 2 weeks for 2 month. Homogeneity and normality distribution of data of phytoplankton density was tested by using Bartlett test and Chi-square test, mean while the effect of offshore distant to the density and diversity of phytoplankton was analyzed by using one-way ANOVA. In term of water quality standard was compare to the Kepmen KLH No.02/ MENKLH/ 1988.
Phytoplankton abundance in the Dadap's waters during high water was having range from 92,768-139,935 ind./l. So, Dadap's coastal waters were Eutrophic water that was indicated by high organic matter (nutrient) concentration. The total number of species in each sampling station was relatively similar of about 10-12 species. Based on the phytoplankton density, the diversity index was 1.51-1.85. It's mean that the water was ecologically moderate. Mean while, similarity and dominancy index of about 0,62-0,75, and 0.24-0.32, respectively. The similarity index of more than 0.6 indicated that the population of each phytoplankton species within community in Dadap coastal waters was similar. It's mean there was no ecological pressure. Furthermore, the dominancy index was very low, since there was no extremely species dominant in the ecosystem. The ecosystem was very stable and no ecological pressure.
The distribution pattern of phytoplankton density and diversity vary, and had no correlation with distant from coastal line. The lowest phytoplankton abundant was found at the station 3 and 4. It was caused by green muscle culture. Green muscle is filter feeder organism that consumes huge number of phytoplankton. Based on the Anova test revealed that the density and diversity phytoplankton had highly significant different. It means that the distant of the sampling station from Dadap's river mouth strongly affected abundant and diversity of phytoplankton. The result showed that phytoplankton abundance and diversity were determined by some factors such as human activities, nutrient, assimilation level, and oceanography factors as well.
Contrary, the distribution pattern of water quality tended to show liner distribution, which the water quality changes with the distant from the Dadap's river mouth. All stations had low water quality of which such parameters of total suspended solid (TSS), Nitrite, total dissolved solid (TDS), and turbidity. The average values of those parameters were 81 mg/I, 0.002 mg/I, 34,923 mg/I and 32 mg/I, respectively.
Based on the results mentioned above, it can be suggested as follows: (a) utilization of green muscles as natural bio-filter need to be managed in order to keep the pollutant concentration is less than threshold value the standard and save to be consumed; (b) Local government needs monitoring environmental quality of around river mouth which is most sensitive area to the pollution; (c) Dadap coastal area management need to be optimized in order to minimize environmental pollution.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosjamrud Hulu
"Universitas merupakan salah satu lingkup kecil suatu negara yang turut menyumbang emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim. Walaupun lingkupnya cukup kecil, namun universitas menjadi bagian yang sangat berpengaruh bagi pengembangan dan kemajuan suatu negara, termasuk dalam konsep mitigasi dampak perubahan iklim lokal. Universitas Indonesia UI adalah salah satu universitas yang telah berkomitmen untuk menjadi kampus hijau di tengah Kota Depok. Oleh karenanya, banyak diadakan penelitian yang mengarah kepada konsep keberlanjutan kampus hijau tersebut. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas kampus terhadap lingkungan, dilakukan perhitungan emisi jejak karbon. Beberapa aktivitas kampus yang dimaksud adalah penggunaan energi listrik, penggunaan bahan bakar LPG di kantin, transportasi, pemakaian kertas, dan timbulan sampah di semua fakultas di Kampus UI Depok. Perhitungan besarnya emisi yang dihasilkan kampus dilakukan dengan menggunakan metode IPCC 2006, yakni mengalikan konsumsi aktivitas dengan faktor emisi terkait. Hasil perhitungan dan analisis setiap sektor menunjukkan jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kelima sektor tahun 2015 hingga tahun 2017 berturut-turut sebesar 88181,47 tCO2-eq, 78764,01 tCO2-eq dan 76482,87 tCO2-eq. Dari total emisi yang ada, penyumbang emisi dari sektor listrik, transportasi, dan pemakaian kertas terbesar adalah Fakultas Teknik, sedangkan sektor bahan bakar LPG dan timbulan sampah paling besar disumbangkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Berdasarkan proyeksi emisi gas rumah kaca GRK hingga tahun 2030 dengan menggunakan metode aritmatika untuk kondisi bussiness as usual, diperoleh bahwa emisi GRK pada tahun 2030 akan bernilai sebesar 48064 tonCO2eq. Karena timbulan sampah mengalami penurunan dari tahun 2015 hingga 2017, maka timbulan sampah hingga tahun 2030 pun diproyeksikan akan cenderung mengalami penurunan. Skenario penurunan emisi mengacu pada target pemerintah dalam menurunkan emisi GRK dari yang dapat dilakukan UI berdasarkan kelima sektor tersebut. Skenario ini antara lain meliputi Solar PV, bahan bakar biogas, pemberlakuan satu hari bebas kendaraan dalam seminggu, penggunaan kertas bolak-balik dan sistem digital, serta penerapan konsep bank sampah di fakultas. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat emisi GRK menurun sebesar 29 atau sekitar 13938,51 tonCO2eq.

University is one of the small scope of a country that contribute to greenhouse gas emissions that triggers global warming and climate change. Although the scope is relatively small, university is a very influential part of the development and progress of a state, including the concept of mitigating the impacts of local climate change. Universitas Indonesia UI is one of the universities that has committed to be a green campus of the city of Depok. These leads to the conduct of many studies addressing the concept of green campus sustainability. To determine the effect of campus activity on the environment, the carbon footprint emission is calculated. The campus activities included are the use of electrical energy, the use of LPG fuel in the canteen, transportation, paper usage, and waste generation in all faculties at Depok UI Campus. The amount of emissions generated is calculated using the IPCC 2006 method, which is to multiply the activity consumption by the associated emission factor. The results of the calculation and analysis of each sector shows that the amount of greenhouse gas emissions generated from the five sectors in 2015 until 2017 are amounted up to 88181,47 tCO2 eq, 78764,01 tCO2 eq and 76482,87 tCO2 eq correspondingly. Of the total emissions, the largest contributor of emissions from the sector of electricity, transportation, and paper usage is the Faculty of Engineering, while emissions from LPG fuel sector and waste generation are mostly contributed by the Faculty of Economics and Business. Greenhouse gas GHG emissions are projected up to the year of 2030 by using arithmetic method for business as usual condition, from which it is concluded that, by 2030, GHG emissions will have a value of 48064 tonCO2eq. Waste generation from 2015 to 2017 has decreased, thus it is projected that the waste generation until 2030 will tend to decrease. Emission reduction scenarios grounded on government targets in reducing total GHG emissions from UI can be implemented based on the 5 sectors. This scenario includes solar PV, biogas fuel, weekly car free day, usage of paper back and digital system, and the concept of garbage bank applied within the faculty. This scenario is one of the factors that make GHG emissions decreased by 29 or about 13938,51 tonCO2eq."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>