Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andreas Kurniawan
"Bahan bakar nabati memiliki potensi yang sangat besar untuk menjawab kebutuhan energi dalam negeri maupun dunia salah satunya renewable diesel. Proses yang digunakan untuk memproduksi renewable diesel yaitu reaksi hidrolisis dan hidrodeoksigenasi dengan menggunakan katalis NiMo/Zeolit. Tujuan dilakukan hidrolisis sebagai pretreatment akan mengubah trigliserida pada minyak jarak pagar menjadi free fatty acid (FFA) untuk kemudian dikonversi menjadi renewable diesel melalui hidrodeoksigenasi. Hidrolisis minyak jarak dilakukan pada kondisi suhu 200C dan tekanan 1 bar selama 7 jam dengan rasio volume air dan minyak sebesar 60:40 mampu menghasilkan %FFA sebanyak 68,197%. Untuk hidrodeoksigenasi, variasi suhu operasi yang digunakan yaitu 350C, 375C, dan 400C. Pretreatment minyak jarak dengan reaksi hidrolisis mampu meningkatkan konversi, selektiftas, yield, dan indeks setana dari produk renewable diesel dimana produk dengan minyak jarak non hidrolisis menghasilkan konversi 74,83%, selektivitas 30,88 %, yield 20,25% dan indeks setana 49,89. Sementara produk dengan minyak jarak dihidrolisis konversi mencapai 86,95%, selektivitas 50,70%, yield 26,43% dan indeks setana 60,43.

Biofuels have great potential to address the energy needs of the country and the world especially renewable diesel. The process used to produce renewable diesel are hydrolysis and hydrodeoxygenation reaction by using NiMo / Zeolite catalyst. The purpose of hydrolysis as pretreatment will change the jatropha oil’s triglycerides into free fatty acid (FFA) and then converted into renewable diesel through hydrodeoxygenation reaction. Hydrolysis of jatropha oil carried out under temperature 200C and pressure of 1 bar for 7 hours with ration of water and oil volume is 60:40 are able to produce as much as 68.197% FFA. For hydrodeoxygenation, variations in operating temperature used is 350C, 375C, and 400C. Pretreatment of jatropha oil with hydrolysis reaction can increase the conversion, selectivity, yield, and the cetane index of renewable diesel product where products with jatropha oil non hydrolysis have 74.83% conversion, 30.88% selectivity, 20.25% yield and cetane index 49,89. While products with hydrolyzed jatropha oil reached 86.95% conversion, 50.70% selectivity, 26.43% yield and 60.43 cetane index."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Diyanto
"Dalam penelitian ini dilakukan sintesa fraksi hidrokarbon C3 dan C4 dari minyak jarak yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dari CPO. Kandungan asam lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap ini memudahkan pemutusan ikatan lebih banyak oleh katalis, menghasilkan yield C3 dan C4 yang lebih banyak. Untuk menghasilkan fraksi C3 dan C4 dari minyak jarak digunakan metode perengkahan katalitik menggunakan katalis ZSM-5. Reaksi dilakukan secara tumpak pada fasa cair dan tekanan atmosferik selama 60 menit. Pada reaksi divariasikan suhu reaksi (320°C; 330°C;340°C) dan rasio massa katalis/SJO (1:75 dan 1:100). Produk gas dianalisis dengan GC sedangkan produk cair menggunakan FTIR Berdasarkan hasil penelitian, pada reaksi dengan suhu 340°C dan rasio katalis/SJO = 1:100 didapatkan hasil maksimum yaitu yield hidrokarbon C4 mencapai 12 %. Produk gas yang diperoleh kebanyakan berupa produk i-C4 dan n-C4 . Sedangkan produk C3 tidak diperoleh secara konsisten.

In this research, synthesis of hydrocarbon fraction C3 and C4 will be held using Jatropha Oil which has more unsaturated fatty acid compared to Crude Palm Oil. This content of unsaturated fatty acid will make it easier for the catalyst to cut the bond, producing more product of C3 and C4. To produce C3 and C4, catalytic cracking method is used with ZSM-5 catalyst. Reaction is performed in batch reactore in liquid phase with atmospheric pressure within 60 minutes. The temperature will be varied within 320°C; 330°C;340°C and the ratio of catalyst/SJO mass of 1:75 and 1:100. The gas product will be analyzed with GC and the liquid product with FTIR. According to the research, the maximum yield is obtained in the 340°C temperature and of catalyst/SJO mass of 1:100, with the result of 12%. The gas product mainly consist of i-C4 and n-C4. Whild the C3 product is not obtained consistently."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Liana
"Butana merupakan komponen penting dalam industri petrokimia. Optimasi sisntesis hidrokarbon fraksi butana dari minyak jarak dilakukan dengan melakukan pergantian katalis untuk membentuk siklus reaksi perengkahan. Reaksi dilakukan pada fasa cair dalam reaktor semi tumpak bertekanan atmosferik, dengan rasio massa katalis/minyak jarak 1:100 dan suhu 320°C. Produk gas butana dianalisis dengan Gas Chromatography. Berdasarkan hasil simulasi data penelitian, diketahui bahwa kondisi optimal reaksi berupa 5 siklus reaksi perengkahan, dengan waktu reaksi total 238 menit dan yield butana rata-rata 34,4%.

Butane is an important component in the petrochemical industry. Optimization of butane synthesis from jatropha oil done by doing regeneration catalyst to form cracking reaction cycle. Reaction carried out in liquid phase in the semi batch reactor at atmospheric pressure, the mass ratio catalyst / jatropha oil 1:100 and temperature range 320°C. Butane gas products were analyzed by Gas Chromatography. Based on the results of simulation research data, it is known that the optimum conditions of catalytic cracking reaction are 5 cycle of cracking reaction, with a total reaction time of 238 minutes and butane yield an average of 34,4%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52240
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarti
"Salah satu minyak nabati yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif adalah minyak jarak pagar (Jatropha curcas), karena memiliki komponen yang mirip dengan minyak bumi. Minyak jarak tidak dapat dikonsumsi karena beracun, sehingga tidak terjadi kompetisi antara penggunaannya sebagai bahan bakar atau bahan pangan. Namun, minyak jarak memiliki viskositas sepuluh kali lebih tinggi daripada solar, sehingga dibutuhkan metode yang tepat untuk menurunkan viskositasnya.
Penelitian sebelumnya menggunakan metode perengkahan thermal pada tekanan 18 bar dengan sistem batch, menunjukkan bahwa hidrokarbon rantai panjang minyak jarak dapat direngkah menjadi hidrokarbon dengan rantai yang lebih pendek sehingga menghasilkan bio-oil dengan viskositas yang lebih rendah. Namun, viskositas bio-oil tersebut belum setara dengan solar komersial. Di samping itu, tekanan operasi yang tinggi sulit untuk diaplikasikan pada kendaraan bermotor. Agar sesuai dengan sistem yang ada pada kendaraan, maka pada penelitian ini akan dilakukan pirolisis minyak jarak fasa cair secara batch dengan sirkulasi. Pemilihan proses ini dilakukan juga untuk memperoleh kondisi optimum yang diperlukan agar minyak jarak dapat dipirolisis menjadi setara solar.
Pirolisis minyak jarak dilakukan dengan menggunakan reaktor dari bahan stainless steel dengan ukuran diameter = 2,44 cm dan tinggi = 20 cm. Suhu reaksi 320, 340 dan 360 0C dan waktu reaksi 3,47; 4,79; 8,56 dan 13,89 menit. Produk yang diperoleh kemudian dianalisis densitas, viskositas, angka setana, FTIR dan GC ? MS. Hasil analisis menunjukkan viskositas minyak jarak mengalami penurunan dari 63,3052 cSt290C menjadi 56,4448 s/d 60,9578 cSt290C pada suhu 3200C . Hal ini menandakan bahwa hidrokarbon rantai panjang yang terdapat pada minyak jarak mengalami perengkahan. Selain itu viskositasnya juga mengalami peningkatan pada suhu 340 dan 3600C, yang menandakan telah terjadi reaksi propagasi.
Hasil analisis densitas juga menunjukkan tren yang sama. Pada hasil analisis angka setana menunjukkan minyak jarak mengalami peningkatan dari 37 menjadi 41. Pirolisis pada penelitian ini merupakan reaksi orde 2 dengan konstanta laju reaksi 1,74 x 10-5 s/d 0,0053 min-1 dan energi aktivasi 4,40 x 105 s/d 4,49 x 105 J/grmol. Konversi tertinggi yang dihasilkan adalah sebesar 15,28%. Perhitungan simulasi untuk konversi pirolisis 100% diperoleh pada suhu 320, 340 dan 3600C dengan waktu reaksi berturut?turut 38.48, 35.6 dan 30.65 menit. Viskositas bio-oil yang dihasilkan pada kondisi optimum ini berturut ? turut adalah sebesar 34,17;37,16 dan 38,14 cSt(270C). Agar viskositas bio-oil yang dihasilkan pada kondisi optimum ini dapat setara dengan solar, maka sebelum masuk ke ruang pembakaran, bio-oil harus mengalami pemanasan awal pada suhu 230 s/d 2500C. Setelah mengalami pemanasan awal, diperoleh bio-oil dengan viskositas berturut ? turut 4,7; 5,67 dan 4,29 cSt(290C).

One of potential bio oil used for alternative fuel in Indonesia is Jatropha oil (Jatropha curcas), because it has similar components with crude oil. Jatropha oil cannot be consumed because poisonous, therefore no usage competition whether it be used as fuel or food. However, viscosity of jatropha oil is ten times higher than diesel fuel, thence a specific method is required to decrease its viscosity.
Previous research was using gas phase - thermal cracking method at high pressure (18 bar) batch system, showed that long chain hydrocarbon of jatropha oil can be cracked into shorter chain hydrocarbon which produced lower viscosity of biooil. The viscosity of bio-oil produced has equal grade with commercial diesel fuel if heated up to 1000C, but application of high pressure system (18 bar) on vehicle is difficult. In order to achieve the suitable fuel for vehicle application, this research will conduct pyrolysis of liquid phase jatropha oil in batch system with circulation.
This process is selected to provide required optimum condition for pyrolysis process
in reactor. Pyrolysis process is performed in stainless steel reactor with 2,44 cm diameter and 20 cm height. Reaction is carried out at temperature 320, 340 and 360 0C within 3.47, 4.79, 8.56 and 13.89 minutes of reaction time. Reaction product will then be analyzed with density, viscosity, cetane number, FTIR and GC ? MS. Viscosity product is have decrease from 63.3052 cSt290C to 56.4448 s/d 60.9578 cSt290C in 3200C. Its mean the hydrocarbon longchain is cracking. Expect to the viscosity is increase in 340 and 3600C, its mean is the radical reaction is begin. Density is the same tren. Cetane number is increase from 37 to 41. The maximum convertion is 15.28% is the required in 3200C and 3.47 minutes. To obtained the convertion 100%, pyrolysis in 320, 340 and 3600C with time pyrolysis is 38,48; 35,6 and 30,65 minutes.
The obtained viscosity in optimum condition is 34,17; 37,16 and 38,14 cSt(290C). to get the viscosity is diesel like fuel, bio-oil is heated until 2500C. after heating, bio-oil viscosity is 4,7; 5,67 and 4,29 cSt(290C).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T30805
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Irfan
"Semakin tingginya kebutuhan BBM, dan semakin menurunnya cadangan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka para peneliti akan berusaha untuk mencari alternatif bahan bakar lain. Salah satu solusi tersebut yaitu bahan bakar yang diproses dari minyak nabati yang merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Pada penelitian ini, akan dibuat bahan bakar dari minyak nabati yang disebut dengan renewable diesel. Renewable diesel merupakan generasi kedua dari biofuel yang menggunakan minyak nabati. Bahan baku yang dipilih dalam penelitian ini yaitu minyak sawit. Renewable diesel ini diharapkan memiliki komposisi yang menyamai petroleum diesel, dan juga memiliki spesifikasi yang minimal sama dari petroleum diesel, tetapi di sisi lain juga memiliki keunggulan yaitu seperti angka setana yang lebih tinggi dan kandungan impurities yang lebih rendah. Adapun metode yang digunakan untuk mensintesis renewable diesel yaitu metode hidrodeoksigenasi dengan menggunakan katalis Pd/Zeolit dengan bahan baku minyak sawit. Pada reaksi hidrodeoksigenasi ini, kondisi operasi yang diberlakukan yaitu tekanan 9 bar, 12 bar, dan 15 bar dan variasi suhu operasi yang digunakan yaitu 375oC dan 400oC. Harapan yang ingin dicapai dari proses ini yaitu konversi setinggi-tingginya, angka setana yang lebih tinggi dari solar komersial, dan kandungan impurities serendah-rendahnya.

Time by time, the demand for fuel is getting higher, while petroleum reserves is decreasing significantly, then the researchers will try to look for other alternative fuels. One best solution is processed fuel from vegetable oil which is a natural resource that can be renewed. In this study, the solution will be made from vegetable oil fuel called renewable diesel. Renewable diesel is a second generation of biofuels that use vegetable oil. Raw materials that are selected in this study, namely palm oil. Renewable diesel is expected to have an equal composition of petroleum diesel, and also have the same minimum specifications of petroleum diesel, but on the other hand also has the advantage of such a higher cetane number and lower content of impurities. The method used to synthesize the renewable diesel is hydrodeoxygenation method using the Pd/Zeolite catalyst with palm oil feedstock. In this hydrodeoxygenation reaction, the operating conditions are pressure of 9 bar, 12 bar, and 15 bar and operating temperature variations used are 375oC and 400oC. Hopefully the ressult achieved from this process is the conversion as high as possible, higher cetane number than commercial diesel, and the content of impurities as low as possible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Kartini
"Renewable diesel merupakan biofuel generasi kedua setara solar yang memiliki sifat dan struktur kimia yang mirip dengan solar minyak bumi. Penelitian ini menganalisis potensi minyak dedak padi (rice bran oil) sebagai bahan baku dalam produksi renewable diesel melalui reaksi dekarboksilasi menggunakan katalis NiMo/Zeolit. Renewable diesel disintesis pada tekanan 12 bar, 9 bar dan 6 bar pada suhu operasi 375°C.
Hasil analisis produk renewable diesel yang dihasilkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa renewable diesel yang dihasilkan memiliki spesifikasi seperti densitas, viskositas dan indeks setana yang lebih baik dari biodiesel dan sesuai dengan standar solar komersial (ASTM D-975). Selektivitas dan yield tertinggi diperoleh pada tekanan 12 bar dengan selektivitas 28,12% dan yield 19,99%.

Renewable diesel is a second generation of biofuel with the same characteristic and chemical structure as petroleum diesel. This research analized potentiality of rice bran oil as raw material for renewable diesel production through decarboxylation reaction using NiMo/Zeolit catalyst. Renewable diesel is synthesized at 12 bar, 9 bar and 6 bar pressure at the same temperature, 375°C.
The result of the test obtained specification of renewable diesel such as density, viscosity and cetane index better than biodiesel and suitable to commercial diesel standard (ASTM D-975). The highest selectivity and yield obtained at pressure 12 bar there are 28.12% and 19.99%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Wangsamulia
"Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan oleh pemerintah telah menaikkan permintaan masyarakat akan LPG. LPG merupakan hasil pencairan hidrokarbon fraksi C3 dan C4 yang berasal dari minyak dan gas bumi yang merupakan sumber yang tidak dapat diperbaharui. Untuk memenuhi kebutuhan akan LPG tersebut mulai dikembangkan sumber energi alternatif seperti minyak nabati yang mengandung trigliserida yang mirip dengan komponen penyusun minyak bumi. Penelitian sebelumnya telah berhasil merengkah minyak kelapa sawit (CPO) menggunakan katalis alumina dengan yield fraksi C3 dan C4 sebesar 2,12% dan 11,53%. Pada penelitian ini, CPO diganti dengan minyak jarak pagar semi mulus (Straight jatropha oil-SJO). SJO merupakan minyak yang non-edible karena sifatnya beracun sehingga pemanfaatannya sebagai sumber bahan bakar alternatif tidak akan bertentangan dengan kebutuhan pangan manusia seperti pada pemanfaatan minyak nabati lain. Di samping itu, SJO memiliki jumlah ikatan tak jenuh yang lebih banyak sehingga akan lebih mudah direngkah jika dibandingkan dengan CPO. Perengkahan SJO dengan menggunakan katalis alumina (Al2O3) dilakukan pada fasa cair dan tekanan atmosferik secara tumpak dengan variasi suhu (320°C, 330°C, dan 340°C) dan rasio katalis/SJO (1:75 dan 1:100). Produk gas dianalisis dengan gas chromatography, sedangkan produk cair yang diperoleh melalui proses distilasi untuk kemudian dilakukan uji densitas dan analisis FTIR. Penelitian yang dilakukan berhasil merengkah SJO yang ditunjukkan dari analisa FTIR di mana jumlah ikatan C=C bertambah sementara jumlah alkil (-CH3 dan =CH2), gugus ester (O - C=O), serta ikatan - (CH2)n - berkurang jika dibandingkan dengan kondisi awalnya. Perengkahan yang terjadi juga menaikkan densitas dari SJO sisa reaksi akibat adanya reaksi propagasi. Pada awalnya, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hidrokarbon fraksi C3 dan C4 dari SJO, namun dari hasil analisa GC diperoleh produk gas yang mayoritas berupa C4 dengan yield dan konversi yang tinggi. Hal ini terkait dengan mekanisme perengkahan SJO itu sendiri sekaligus menunjukkan bahwa reaksi perengkahan yang dilakukan selektif terhadap pembentukan C4. Hasil optimum diperoleh pada suhu reaksi 320°C dengan massa katalis/SJO = 1:100 setelah reaksi berlangsung selama 20 menit dengan yield C4 mencapai 70% dan konversi sebesar 64,1%.

Government's conversion program from kerosene to LPG makes the demand of LPG increase. LPG is product from natural gas and petroleum processing which are un-renewable energy and the amount is limited. It makes people starts to search alternative energy for substitute oil and natural gas such as natural oil whose has triglycerides that similar with component of oil and natural gas. Previously research success to synthesizing hydrocarbon of C3 ' C4 from crude palm oil (CPO) by catalytic cracking reaction using alumina with maximum result is 2,12% C3 and 11,53% C4. In this research, CPO is replaced by straight jatropha oil (SJO). SJO is non-edible so the usage for alternative energy won't compete for resources needed to grow food. Cracking of SJO already done both thermal or catalytic. The numbers of saturated bond in SJO is more than in CPO and it makes SJO easier to crack than CPO. Catalytic cracking reaction of SJO using alumina run in liquid phase, atmospheric pressure, and batch. The reaction was varied by cracking temperature (320°C; 330°C; 340°C) and catalyst/SJO mass ratio (1:75 ; 1:100). The gas product was analyzed using GC and the liquid product was gathered by distillation process for being tested of it's density, IBP, and analyzed by FTIR. In this research, SJO cracking was proven by the increasing of C=C bond and decreasing of ('CH3 and =CH2) alkyl and '(CH2)n' bond , and increasing of ('CH3) alkyl in liquid product based on the FTIR analysis. SJO cracking also increase the density of liquid because of propagation reaction. The optimum research obtained by yield C4 = 70% and conversion C4 = 64,1% when reaction run at 320°C with ratio mass catalyst and SJO after the reaction run for 20 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52270
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Aflahul Mukmin
"Pada penelitian ini bertujuan untuk mensintesis renewable diesel dari minyak jarak kepyar yang direaksikan melalui perengkahan katalitik termal dengan metode indirect contact, dan dilakukan beberapa variasi pengujian pada suhu operasi di 370 oC dan 400 oC, menguji penggunaan katalis MgO dengan variasi %berat katalis pada 2% dan 4%, dan dengan dialirkan atau tidaknya gas nitrogen pada reaksi. Hasil dari reaksi ini telah menghasilkan sampel dengan persentasi tertinggi pada nilai konversi sebesar 51,88% dan yield sebesar 63,14%. Hasil tersebut didapatkan pada kondisi operasi 400 oC, 2%berat katalis, dan tanpa menggunakan gas nitrogen. Dari segi karakteristik pun berhasil memenuhi standar SNI 8220:2017. Meskipun begitu, hasil sampel dari penelitian ini tidak dapat dianggap sebagai renewable diesel dikarenakan tidak terkandungnya fraksi rantai karbon C12 hingga C18. Walaupun demikian, ketidakberhasilan ini menghadirkan perspektif baru dalam produksi renewable product berupa senyawa heptaldehyde dan undecylenic acid, dengan yield sebesar 10,33% dan 30,56%, yang berguna bagi industri kosmetik, obat-obatan, dan parfum
This study aimed to synthesize renewable diesel product, through catalytic thermal cracking of castor oil using MgO catalyst in the process. The reaction was done with an indirect method and carried out with several variation testing of operating conditions, with an operating temperature of 370 oC dan 400 oC, the use of MgO catalyst in 2%wt and 4%wt, and also the use of nitrogen gas flow. The results of this study have produced the sample at operating conditions of 400 oC, 2%wt of MgO catalyst, and without the use of nitrogen gas flow, resulting in 51.88% conversion and 63.14% yield. By characteristics, it also met the quality standard of SNI 8220:2017. Unfortunately, the sample resulting from this reaction cannot be considered as renewable diesel since it does not contain C12 to C18 carbon fractions. However, this failure presents a new perspective on producing renewable products in the form of heptaldehyde and undecylenic acid, with 10.33% and 30.56% yield, which are useful in other chemical industries such as cosmetics, pharmaceuticals, and perfume."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Kristina
"Pengembangan Jarak Pagar merupakan salah satu upaya untuk menangani masalah kelangkaan BBM di Indonesia. Wilayah pengembangan Jarak Pagar perlu memperhatikan aspek fisik dalam hubungannya dengan persyaratan tumbuh serta dengan memperhatikan aspek sosial sebagai faktor pendukung keberhasilan pengembangan Jarak Pagar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah prioritas pengembangan Jarak Pagar di Kabupaten Subang, diperoleh melalui korelasi keruangan antara wilayah kesesuaian, jaringan jalan, permukiman, dan penggunaan tanah. Sedangkan wilayah kesesuaian diperoleh dari hasil korelasi keruangan antara variabel-variabel yang mempengaruhi syarat tumbuh Jarak Pagar yaitu ketinggian, lereng, tanah, dan iklim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan spasial, dengan cara menganalisa semua variabel untuk kemudian dikorelasikan dengan menggunakan teknologi SIG.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah prioritas tinggi dengan cakupan jarak <1000 meter dari jalan dan permukiman, serta pada penggunaan tanah semak belukar dan padang rumput, berada di Kecamatan Cipeundeuy, Cipunagara, dan Pabuaran. Wilayah prioritas sedang umumnya terdapat pada cakupan jarak 1000-1500 meter dari jalan dan permukiman, serta pada penggunaan tanah kebun dan tegalan/ladang, berada di seluruh kecamatan yang tergolong wilayah sesuai kecuali Kecamatan Purwadadi. Wilayah prioritas rendah umumnya terdapat pada cakupan jarak >1500 meter dari jalan dan permukiman, serta pada penggunaan tanah lainnya, berada di seluruh kecamatan yang tergolong wilayah sesuai.

Jatropha curcas L. development is one of effort for solving the fuel lack problems in Indonesia. Development region of Jatropha curcas L. needs focused physic aspect in relations with grow condition and focused social aspect as a support factor for the best development of Jatropha curcas L. The purpose of this research is for find the priority region for development of Jatropha curcas L. in Subang Regency, which get by spatial correlation between condition region, access, settlement, and land use. Condition region gets by spatial correlation between influence variables, such as elevation, slope, soil, and climate. This research using spatial approach method, by analysis all of variables and correlated with SIG technology.
The result of this research showed the characteristic of high priority region coverage less than 1000 meters from access and settlement, and on shrub and steppe land use, in Cipendeuy, Cipunagara, and Pabuaran Sub-district. Middle priority region are mostly located in the coverage of 1000-1500 meters from access and settlement, and on garden and moor land use, is located in all sub-districts classified condition region except Purwadadi Sub-district. Low priority region are mostly located in the coverage more than 1500 meters of access and settlement, and on the other land use, is located in all sub-districts classified condition region.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34100
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husein Shahab
"Kebutuhan Indonesia akan bahan bakar diesel semakin meningkat setiap tahunnya sehingga tidak dapat dipenuhi dengan produksi dalam negeri, oleh karena itu pemerintah melakukan kebijakan import untuk memenuhinya. Biofuel merupakan salah satu alternatif bahan bakar yang sangat potensial untuk menjawab pemasalahan tersebut, salah satu jenis biofuel ialah renewable diesel, yang merupakan senyawa turunan hidrokarbon yang dihasilkan dari reaksi hidrodeoksigenasi terhadap minyak nabati. Salah satu sumber minyak nabati tersebut ialah minyak biji nyamplung. Minyak nyamplung dipilih karena kandungan trigliserida yang tinggi, tidak digunakan sebagai bahan pangan, dan juga karena produktivitasnya yang tinggi di Indonesia. Minyak tersebut kemudian digunakan sebagai bahan baku dalam mensintesis renewable diesel melalui rangkaian reaksi hidrodeoksigenasi dengan katalis NiMo/Zeolit dan NiMo/Karbon. Sebagai hasil dari reaksi yang terjadi pada kondisi tekanan 10 dan 12 bar serta temperatur 375⁰C renewable diesel yang dihasilkan memiliki spesifikasi melebihi solar komersial, dengan hasil terbaik didapatkan dengan rekasi meggunakan katalis NiMo/Karbon teraktifasi dengan indeks setana sebesar 81,83 , konveri 81,99%, yield sebesar 68,08% dan selektifitas sebesar 84,54%.

Indoneisa's need of diesel fuel are increasing every year and getting urge, thus the need can?t be fulfilled by domestic production. Therefore the government applied the import regulation to overcome the demand.. Biofuel is very potential to answer such a problem, one type of biofuel is renewable diesel, which is hydrocarbon derivative from hydrodeoxygenation reaction from vegetable oil. One of the source of the vegetable oil is Calophyllum Inophyllum oil. This oil was chosen because of its high content in triglyceride, inedible, and it?s high productivity rate in Indonesia. This oil then used as the raw material to synthesize renewable diesel through hidrodeoxygenation reaction catalyzed by NiMo/Zeolite and NiMo/Carbon. As the result of the reaction in controlled condition with 10 and 12 bar pressure and constant temperature at 375⁰C, the obtained renewable diesel exceeding the specification of commercial petroleum diesel. The best result obtained with NiMo/Carbon activated catalyzed reaction, with cetane index."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>