Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80420 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadhirah Zulfakhri
"S-CGDE merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang banyak digunakan dalam mendegradasi limbah cair. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas s-CGDE dengan memodifikasi reaktor menjadi multi anode-CGDE (m-CGDE). Limbah yang digunakan adalah limbah LAS sintetik dengan konsentrasi awal 100 ppm dalam larutan elektrolit KOH 0,02 M, suhu operasi dijaga 30?60 oC, anoda berjenis tungsten diameter 1,6 mm, dan katoda SS-304 diameter 5 mm. Variasi yang dilakukan adalah tegangan listrik 600 dan 700 V, kecepatan pengaduk 0, 250, 500, 750, dan 1000 rpm, serta jumlah anoda 1, 2, dan 3 anoda. Pengujian yang dilakukan yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indicator produksi radikal OH menggunakan titrasi iodometri, dan pengukuran konsentrasi asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan persentase degradasi limbah LAS paling besar hingga 99,97% yakni tegangan listrik 700 V, kecepatan pengaduk 500 rpm, dan menggunakan 3 anoda (m-CGDE) dengan energi yang dibutuhkan untuk mendegradasi limbah LAS sebesar 1264,2 kJ/mmol.

Single anode Contact Glow Discharge Electrolysis (s-CGDE) is one of plasma electrolysis technology which is commonly used for waste water degradation. The aim of this research is to increase the effectiveness of s-CGDE through m-CGDE. Waste is synthetic LAS with initial concentration 100 ppm in electrolyte solution KOH 0,02 M, range temperature in 30-60 oC, using wolfram anode 1,6 mm, and SS-304 cathode 5 mm. Variation including voltage on 600 and 700 V, stirrer speed on 0, 250, 500, 750, and 1000 rpm, number of anode 1, 2, and 3. Some of tests in this research are using MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as an indicator of OH radical, and permanganometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variables which can reach 99,97% degradation of LAS are voltage on 700 V, stirrer speed 500 rpm, and using 3 anodes, and energy needs is 1264,2 kJ/mmol during 30 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chapman, Brian
New York: John Wiley & Sons, 1980
537.52 CHA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk menegradasi limbah Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) agar mencapai baku mutu yang telah ditetapkan dengan metode Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE). LAS yang digunakan merupakan LAS sintetis dengan konsentrasi awal 100 ppm, dan larutan KOH sebagai elektrolitnya. Variasi variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah tegangan listrik (500 V, dan 600 V), konsentrasi elektrolit (0.01 M, 0.02 M, dan 0.03 M), dan kedalaman anoda (CGDE, 1 cm, dan 2 cm). Analisis produk yang dilakukan adalah pengukuran hidrogen peroksida, pengukuran kandungan LAS dengan metode MBAS, dan pengukuran konsumsi energi listrik selama proses degradasi berlangsung. Dari hasil penelitian didapat persentasi degradasi LAS mencapai 99,14% pada tegangan 600 volt, selama 2 jam dan menggunakan larutan elektrolit KOH 0,02 M. Konsumsi energi untuk mendegradasi LAS tersebut sebesar 1149,8817 KJ/mmol LAS yang terdegradasi dan konsentrasi hidrogen peroksida sebesar 298,52 ppm.

This research aimed to degrade Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) in order to achieve the quality standards established by Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) method. That are used synthetic LAS with initial concentrations 100 ppm, and KOH solution as the electrolyte. In this research variation of variables used are the power supply voltages (500 V, and 600 V), electrolyte concentrations (0,01 M, 0,02 M and 0,03M) and the depths of an anode (CGDE, 1cm and 20 cm). The product analysis is the measurements of hydrogen peroxide, concentration of LAS with MBAS method, and measurement of electrical energy consumption during the degradation process takes place. The result is the percentage of LAS degradation reached 99.14% at the voltage of 600 volts, in time 2 hours degradation and using KOH 0.02 M electrolyte solution. The energy consumption amounted to degrade LAS 1149.8817 kJ/mmol and the concentration of hydrogen peroxide at 298.52 ppm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilfi Finasthi Kusuma Putri
"Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang efektif digunakan dalam mendegradasi limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan sistem s-CGDE maupun m-CGDE dalam mendegradasi limbah LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate). Anoda yang digunakan berupa tungsten, sedangkan katoda yang digunakan berupa stainless steel SS-304. Larutan elektrolit yang digunakan berupa NaOH 0,02 M. Variabel proses dalam penelitian ini antara lain tegangan listrik, kecepatan pengadukan serta pengunaan lebih dari 1 anoda. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indikator produksi OH radikal menggunakan metode titrasi iodometri, dan pengukuran asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah hingga 0,08 mg/L yakni tegangan listrik 700 V, kecepatan pengadukan sebesar 1000 rpm dan penggunaan 3 buah anoda. Konsentrasi H2O2 dan konsumsi energi listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah yaitu 2,1025 mmol dan 1502,31 kJ/mmol.

Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is one of plasma electrolysis technology which is effective for waste degradation. The aim of this research is to apply s-CGDE and m-CGDE in LAS degradation. Anode which is used on this research is made from tungsten and for the cathode from stainless steel (SS-304). NaOH 0,02 M as an electrolyte solution. Another variation are voltage variable on 600 V and 700 V, mixing speed variable, also multi anode variable. Some tests on this research are MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as indicator of OH radical, and permangometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variable which result lowest of LAS concentration to 0,08 mg/L are 700 V of voltage, 1000 rpm of mixing speed, and using three anodes. H2O2 concentration and energy consumption of degradation which result those LAS concentration are 2,1025 mmol and 1502,31 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Hadi
"Untuk memenuhi kebutuhan sumber energi alternatif, produksi hidrogen dapat diperoleh dari proses elektrolisis plasma (Contact Glow Discharge Electrolysis / CGDE). CDGE merupakan salah satu teknologi untuk memproduksi hidrogen dengan memanfaatkan kebutuhan energi listrik yang rendah jika dibandingkan dengan proses elektrolisis Faraday. Modifikasi kompartemen ganda mampu memperbesar hambatan arus dan mampu mencapai kondisi proses pada tegangan listrik yang lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh tegangan, suhu operasi, pemakaian barrier, dan jarak antar kompartemen terhadap produksi hidrogen dan konsumsi energi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kenaikan tegangan, semakin jauh jarak antar kompartemen dan pemakaian barrier akan menyebabkan kenaikan produksi hidrogen dan berkurangnya konsumsi energi yang dibutuhkan. Contact glow discharge elelctrolysis pada penelitian kali ini menunjukkan peningkatan efektivitas proses sebesar 84,43 kali lipat dibandingkan elektrolisis Faraday.

Hydrogen production from Contact Glow Discharge Electrolysis can be used to fulfill the needs of alternative energy sources. Contact Glow Discharge Electrolysis is one of the technologies to produce hydrogen that needs lower electrical energy than electrolysis Faraday. Double compartment modification can increase a current resistance and operating condition with higher voltage. This researh aimed to see the effect of electrical voltage, temperature, the distance between compartments, and barrier usage against hydrogen production and energy consumption. The result shows that an increase of electrical energy, the distance between compartments and barrier usage causes an increase of hydrogen product and decrease of the needs of energy consumption. Contact Glow Discharge Electrolysis in this research can improve the effectiveness of process by 84.43 times compared to electrolysis Faraday."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nugraha
"CGDE merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang efektif digunakan dalam mendegradasi limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan sistem CGDE dalam mendegradasi LAS. Anoda yang digunakan yakni tungsten dan katoda yakni SS-314 dengan jarak diantara keduanya sebesar 40 mm. Larutan elektrolit yang digunakan yakni Na2SO4 yang divariasikan pada konsentrasi 0,01 M, 0,02 M, dan 0,03 M. Variasi lainnya yakni variabel tegangan listrik 500 V dan 600 V serta variasi panjang kedalaman anoda pada 0,5 mm, 10 mm, dan 20 mm. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indikator produksi radikal OH (OH•) menggunakan metode titrasi iodometri, dan pengukuran konsentrasi asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah hingga 3,81 mg/L yakni tegangan listrik 600 V, konsentrasi larutan elektrolit Na2SO4 0,02 M, dan panjang kedalaman anoda yang tercelup 20 mm di dalam larutan sistem. Konsentrasi H2O2 dan konsumsi energi degradasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah yaitu 958 mmol dan 2650 kJ/mmol.

CGDE is one of plasma electrolysis technology which is effective for waste degradation. The aim of this research is to apply CGDE in LAS degradation. Anode which is used on this research is made from tungsten and cathode from SS-314 with the distance between them are 40 mm. Na2SO4 as an electrolyte vary on concentration 0.01 M, 0.02 M, and 0.03 M. Another variation are voltage variable on 500 V and 600 V, also anode depth in solution on 0.5 mm, 10 mm, and 20 mm. Some of tests on this research are MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as an indicator of OH radical (OH•), and permanganometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variabel which result lowest LAS concentration to 3.81 mg/L are 600 V of voltage, 0.02 M of electrolyte concentration, and 20 mm of anode depth. H2O2 concentration and energy consumption of degradation which result those LAS concentration are 958 mmol and 2650 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irine Ayu Febiyanti
"Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) merupakan senyawa organik yang terkandung dalam limbah deterjen. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan teknologi elektrokimia plasma yang menghasilkan radikal hidroksil (?OH) dalam jumlah besar dan dapat digunakan untuk mendegradasi LAS. Penelitian ini dilakukan untuk degradasi LAS menggunakan reaktor Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) sistem sirkulasi dan penambahan ion Fe2+ serta untuk mempelajari pengaruh jumlah anoda dan penambahan ion Fe2+ terhadap degradasi LAS. Penambahan jumlah anoda pada reaktor M-CGDE dapat meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi tertinggi sebesar 100 % dalam waktu 120 menit menggunakan 3 anoda. Penambahan ion Fe2+ dapat menekan rekombinasi ?OH menjadi H2O2 dan meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi LAS tertinggi sebesar 99,28 % selama 60 menit menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L. Nilai COD mengalami penurunan dari 290,02 mg/L menjadi 189,95 mg/L setelah proses CGDE menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L selama 120 menit. Selama proses degradasi LAS dihasilkan senyawa asam oksalat yang merupakan salah satu senyawa intermediet hasil degradasi LAS.

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) is an organic compound which is commonly found in the detergent waste. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is a plasma electrochemical technology that produces hydroxyl radical (?OH) in large quantities and can be used for LAS degradation. This study has been conducted to degrade LAS using Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) circular system and the adding of Fe2+ ions, and to establish the influence of anode number and the adding of Fe2+ ion toward the degradation of LAS. Increasing the number of anode on M-CGDE reactor can increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 100% during 120 minutes using three anodes. The adding of Fe2+ ions can suppress ?OH recombination into H2O2 and increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 99,28% during 60 minutes using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L. COD value has decreased from 290,02 mg/L to 189,95 mg/L after CGDE process using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L during 120 minutes. It was confirmed that oxalic acid which is one of intermediate product was produced during LAS degradation process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Elfany Faisal
"Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan metode yang dapat diterapkan dalam mendegradasi limbah organik karena sangat produktif dalam menghasilkan radikal hidroksil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendegradasi limbah fenol dengan menggunakan metode CGDE. Selain itu pada penelitian ini juga dilakukan pengukuran konsentrasi hidrogen peroksida yang merupakan indikator keberadaan radikal hidroksil.
Dari penelitian ini diperoleh kondisi optimum dalam mendegradasi limbah fenol dengan menggunakan elektrolit KOH. Kondisi optimum tersebut yaitu pada tegangan 700V, Konsentrasi KOH 0,02 M dan kedalaman anoda 0,5 cm dengan temperatur larutan yang dijaga 50-60°C. Persentase degradasi yang dihasilkan dengan kondisi optimum ini sebesar 93,7% dan konsentrasi hidrogen peroksida sebesar 296,055 ppm.

Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is a method that can be applied to degrade wastewater because it is very productive in producing hidroxyl radical. This study aims to degrade phenol waste by using CGDE method. Moreover, measurement of hydrogen peroxide concentration as an indicator of the presence of hydroxyl radical also performed.
From this study, the optimum conditions to degrade phenol waste by using KOH electrolyte were obtained. The optimum conditions are applied at 700V, concentration of KOH 0,02M and depth of anode 0.5cm while the temperature of solutions was mantained at 50-60°C. The result of percentage degradation was 93.7% and the concentration of hydrogen peroxide was 296.055 ppm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Saarah Amelinda
"ABSTRAK
Industri tekstil merupakan salah satu industri yang memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang di masa depan karema sektor ini diprioritaskan dalam pengembangannya. Hal tersebut akan menghasilkan limbah pewarna tekstil meningkat. Salah satu limbah pewarna yang banyak digunakan adalah remazol red. Remazol Red merupakan zat warna reaktif yang mengandung gugus kromofor azo yang bersifat karsinogenik dan sulit diuraikan yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Metode Contact Glow Discharge Electrolysis merupakan metode yang efektif untuk mendegradasi limbah pewarna tekstil denganpenambahan ion Fe2 dan injeksi udara juga dapat mengoptimalkan proses degradasi karena dapat mengubah H2O2 kembali menjadi bull;OH yang berperan langsung dalam proses degradasi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari konsentrasi Fe2 yang optimal untuk mendegradasi limbah pewarna tekstil dengan metode CGDE dan injeksi udara. Dalam metode ini, variasi Fe2 dan limbah pewarna tekstil dibuat untuk menentukan proses optimal. Nilai penambahan ion Fe2 optimum pada konsentrasi awal limbah 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, dan 400 ppm untuk degradasi limbah pewarna tekstil Remazol Red masing-masing adalah 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan 50 ppm dengan presentase degradasi mencapai 99,08, 99,35, 99,07, dan 95,77.

ABSTRACT
Textile industry is one of the industries that has great potential to grow and develop in the business sector rsquo s development. This will result in increasing number of textile dye waste. One of the most widely produced dye waste is remazol red which are carcinogenic and brings negative impact to the environment. Contact Glow Discharge Electrolysis Method is an effective method to degrade textile dye waste. The addition of Fe2 ions and air injection can also optimize the degradation process as it can convert H2O2 back into bull OH that play a direct role in the degradation process. This study aims to find the optimum concentration of Fe2 to degrade textile dye waste with CGDE method and air injection. Variation of Fe2 and textile dye waste were made to determine the optimum process. As the result, the optimum value of Fe2 ion addition at initial concentration of waste 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm and 400 ppm for degradation of Remazol Red textile dye waste are 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm and 50 ppm respectively with degradation percentage of 99, 08, 99.35, 99.07, and 95.77."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Kamilia Permatasari
"Limbah cair tahu merupakan salah satu sumber pencemar lingkungan yang berbahaya. Nilai COD limbah cair tahu dapat mencapai 8000 mg/L. Metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE merupakan metode yang efektif dalam dalam mendegradasi polutan-polutan organik yang terdapat dalam limbah cair tahu, karena kemampuannya dalam memproduksi radikal OH dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan metode CGDE dalam mendegradasi limbah cair industri tahu dengan penambahan injeksi udara. Pada metode ini dibuat beberapa variasi untuk menentukan laju alir udara, suhu dan konsentrasi awal limbah yang optimum dalam pengolahan limbah cair tahu. Degradasi limbah cair tahu mencapai 73 selama 120 menit, dengan nilai akhir COD sebesar 425 mg/L dan nilai BOD sebesar 447 mg/L. Dimana kondisi optimal didapatkan pada laju alir udara 2.5 lpm, suhu 50OC, dan konsentrasi awal limbah 2000 ppm. Penambahan injeksi udara engan laju alir 2.5 lpm dapat menurunkan konsumsi energi sebesar 37.

Tofu wastewater is one of the most dangerous source of environmental pollutants. It is known that the COD of tofu wastewater can reach 8000 mg L. Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE method is an effective method in degrading complex pollutants contained in tofu wastewater, due to its ability to produce large quantities of OH radicals. This study aims to test the ability of the CGDE method in degrading the tofu wastewater by the addition air injection. In this method, several variations were made to determine the optimal airflow rate, temperature and initial concentration of tofu wastewater. Tofu wastewater degradation reached 73 for 120 minutes, with the final value of COD is 425 mg L and BOD is 447 mg L. Maximum conditions are obtained by using airflow rate 2.5 lpm, temeperature 50OC, and initial concentration of tofu wastewater is 2000 ppm. The addition of air injection with airflowrate 2.5 lpm is able to reduce energy consumption by 37."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S68266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>