Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Ayu Sutanti Sudjono
"Pengaruh gaya hidup perkotaan terutama status rumah (kontrakan, pribadi) dan bangunan rumah (jenis lantai, ventilasi) mempengaruhi keberadaan tungau debu rumah (TDR). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status dan bangunan rumah terhadap keberadaan TDR di perkotaan. Desain potong lintang dilakukan di Pamulang (Tangerang Selatan) dan Pasar Rebo (Jakarta Timur) dari bulan November 2013 sampai Februari 2014. Sampel debu rumah diambil sebanyak 2 gr/status rumah, 2 gr/jenis lantai, 2 gr/ventilasi. Deteksi TDR dilakukan dengan teknik langsung dengan mikroskop cahaya. Sebanyak 96 sampel debu (52 di Pamulang dan 44 Pasar Rebo) ditemukan spesies TDR, yaitu Dermatophagoides pteronyssinus (Dp), D. farinae (Df), dan Glyciphagus destructor (Gd). Pada debu rumah kontrakan dan milik pribadi, jenis lantai, dan ventilasi di Pamulang dijumpai spesies tunggal Dp (7,7%); Gd (5,8%) dan spesies campuran Dp-Df (5,8%); Dp-Gd (34,6%); Dp-Df-Gd (13,5%). Di Pasar Rebo hanya dijumpai spesies tunggal Dp (22,7%), Gd (2,3%) dan spesies campuran Dp-Gd (52,3%). Di Pamulang ditemukan hubungan status rumah dengan keberadaan TDR (p<0,05), sedangkan di Pasar Rebo tidak. Jenis lantai dan jumlah ventilasi tidak berhubungan dengan keberdaan TDR di dua lokasi penelitian (p>0,05). Status rumah merupakan faktor risiko untuk keberadaan TDR di daerah perkotaan, sedangkan jenis lantai dan jumlah ventilasi belum merupakan faktor risiko.
Modern life style, especially in home status (financial lease and private) and home construction (floor type and ventilation) may influence the existences of house dust mite (HDM). The purpose of this study was to know the correlation between home status and home construction; and the existences of HDM in town areas. The cross sectional study was done in Pamulang (South Tangerang) and Pasar Rebo (East Jakarta) from October 2013 to June 2014. Ninety six of dust samples were recruited in this study, included 52 samples from Pamulang and 44 from Pasar Rebo. The dust samples were taken as much as 2gr/variables and tested by direct method under the microscope. The species of HDM that were found such as Dermatophagoides pteronyssinus (Dp), D. farinae (Df), and Glyciphagus destructor (Gd). In Pamulang, it was found the single species Dp (7.7%); Gd (5.8%), and mix species Dp-Df (5.8%); Dp-Gd (34.6%). While in Pasar Rebo, it was only found single species Dp (22.7%) and Gd (2.3%), and also mix species Dp-Gd (52.3%). In Pamulang, there was correlation between home status and the existences HDM (p<0.05), while in Pasar Rebo was not. The floor type and ventilation didn’t have a correlation with the existences of HDM in both places (p>0.05). Home status was a risk factor to the existence of HDM in town areas, while the type floor and total number of ventilation was not concluded as the risk factor yet."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunisa Hafiarni
"Gaya hidup masyarakat perkotaan memungkinkan seseorang untuk memiliki beberapa ruangan rumah, dimana dapat ditemukan debu yang menjadi tempat bersarang tungau debu rumah (TDR) di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jenis ruangan rumah dengan keberadaan TDR. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, dilakukan di Pamulang, Tangerang Selatan, dan Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Oktober 2013 hingga Juni 2014. Data didapatkan melalui kuesioner dan pengambilan sampel debu rumah dari tiap jenis ruangan rumah. Identifikasi TDR dilakukan dengan pemeriksaan sampel debu menggunakan mikroskop. Penelitian ini mendapatkan 353 sampel debu dari 96 rumah responden (Tangerang Selatan = 52 dan Jakarta Timur = 44). Prevalensi TDR tertinggi adalah ruang tidur (54,8%, 57/104), diikuti ruang tamu (47,7%, 42/88), dapur (43,8%, 39/89), dan teras (26,4%, 19/72). D.pteronyssinus merupakan spesies dominan pada ruang tamu (28,4%, 25/88), ruang tidur (25,0%, 26/104), dan teras (12,5%, 9/72), sedangkan G.destructor merupakan spesies dominan pada dapur (14,6%, 13/89). Secara statistik, terdapat hubungan bermakna antara jenis ruangan rumah dengan keberadaan TDR (p<0,05). Ruang tidur memiliki risiko lebih tinggi untuk ditemukan TDR dibandingkan dengan ruangan lain (OR = 1,8, 95% CI 1,1-2,9). Penelitian ini menunjukkan bahwa secara epidemiologi ruang tidur merupakan faktor risiko terhadap keberadaan TDR.

The lifestyle of people living in cities allowed them to have several rooms in a house. There can be house dusts in those rooms, which is a place for house dust mites (HDM) growth. The aim of this research was to find an association between room types with HDM. This research used cross-sectional method, and were performed in Pamulang, South Tangerang and Pasar Rebo, East Jakarta, from October 2013 to June 2014. Datas were collected from quetionnaires and house dust samples from each room types. HDM were identified from the dust samples by microscope examination. This research collected 353 dust samples from 96 houses (South Tangerang = 52 and East Jakarta = 44). HDM prevalency was the highest in bed rooms (54,8%, 57/104), followed by living rooms (47,7%, 42/88), kitchens (43,8%, 39/89), and terraces (26,4%, 19/72). D.pteronyssinus was the dominant species in living rooms (28,4%, 25/88), bed rooms (25,0%, 26/104), and terraces (12,5%, 9/72),. G.destructor was the dominant species in kitchens (14,6%, 13/89). Statistically, there was a significant association between room types and HDM (p<0,05). Bed rooms had higher risk than the other rooms for HDM to be found (OR = 1,8, 95% CI 1,1-2,9). This research showed that epidemiologically bed room is a risk factor for HDM existence.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Ferizal
"Suhu dan kelembapan udara yang optimal dapat mendukung Tungau Debu Rumah (TDR) untuk hidup dan berkembang biak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan suhu dan kelembapan udara terhadap keberadaan TDR. Dengan menggunakan desain cohort, penelitian ini dilakukan di Pamulang, Tangerang Selatan dan Pasar Rebo, Jakarta pada November 2013 sampai Februari 2014. Data demografi penduduk diperoleh melalui kuesioner. Sampel debu rumah diambil dari rumah dengan suhu antara 28 - 37°C dan kelembapan udara antara 50 ? 70%. Deteksi spesies TDR pada debu tersebut dilakukan dengan teknik langsung menggunakan mikroskop. Dari 96 responden (Pamulang = 52 orang, Pasar Rebo = 44 orang), didapatkan rumah positif TDR sebanyak 49 rumah (94,2%) di Pamulang dan 28 rumah (63,6%) di Jakarta. Secara statistik, tidak terdapat hubungan bermakna antara suhu dengan keberadaan TDR meskipun suhu menjadi faktor risiko (p<0,05; OR>1). Terdapat hubungan bermakna antara kelembapan udara terhadap keberadaan TDR (p<0,05; OR>1). Dapat disimpulkan bawa suhu dan kelembapan udara merupakan faktor risiko keberadaan tungau debu rumah.

The optimal temperature and humidity can support house dust mites to live and breead. This study aims to determine the relationship of temperature and humidity and the existence of house dust mites. By using cohort design, the study was conducted in Pamulang and Pasar Rebo, Jakarta in November 2013 to February 2014. The population?s demgraphic data was obtained through a questionnaire. Samples of house dust mite were taken from homes with temperatures between 28 - 37°C and the humidity between 50 ? 70%. House dust mites detection was done by using direct method using microscope. Of the 96 respondents (Pamulang = 52, Pasar Rebo = 44), it showed home with positive house dust mites as many as 49 homes (94.2%) in Pamulang and 28 homes (63.6%) in Jakarta. Statistically, there is no significant relationshipn between the existence of house dust mites and temperature despite the temperature to be risk factors (p <0.05; OR> 1). There is a significant relationship between the humidity of the existence of house dust mites (p <0.05; OR> 1).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jean Budi Pratista Devi
"ABSTRAK
Salah satu cara mengendalikan Tungau Debu Rumah (TDR) diperlukan
perilaku bersih masyarakat terutama kebersihan debu rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku membersihkan rumah pada masyarakat terhadap keberadaan TDR.Disain penelitian ini, yaitu cross-sectional analitik. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat perkotaan di Pamulang (Tangerang Selatan) dan Pasar Rebo (Jakarta Timur) selama Oktober 2013- Juni 2014. Sebanyak 96 rumah responden yang terdiri dari 52 di Pamulang dan 44 Pasar Rebo dipilih secara random. Dari 96 debu rumah yang diperiksa dengan metode langsung di bawah mikroskop ditemukan spesies TDR, yaitu Dermatophagoides pteronyssinus (60,4%), D. farinae (4,2 %), dan Glysiphagus destructor (20,8%). Perilaku responden, yaitu membersihkan tempat tidur dan rumah 1 x sehari (40,6%) lebih sedikit dibandingkan 2 x sehari (59,4%). Responden dengan perilaku bersih 1 x sehari ditemukan frekuensi TDR lebih sedikit dibandingkan 2 x sehari dengan nilai OR=2,09 (95% CI 2,15 sampai 4,18). Penelitian ini memperlihatkan bahwa dengan perilaku bersih dari masyarakat"
"perkotaan mengurangi keberadaan TDR di dalam debu rumah."

ABSTRACT
One of methods to controlling House Dust Mites (HDM) is pattern behavior people to keep clean especially keep the house from dust. This research aims to determine the patterns of behavior in the public house cleaning affect the existence population HDM found in the house of the population. This study used design analytic cross-sectional. This research was done to citizen in the Pamulang and Pasar Rebo ( East Jakarta) from October 2013 until June 2014. 96 homes respondents consisted of 52 respondents Pamulang and 44 respondents East Jakarta by random sampling. From 96 house dust which investigated directly methods to see and find species HDM used microscope, those are Dermatophagoides pteronyssinus (60,4%), D. farinae (4,2 %), and Glysiphagus destructor (20,8%). Respondents?s behavior, cleaning their bedroom and house 1 x a day (40,6%) fewer just than 2 x a day (59,4%). Respondents with behavior of clean 1 x / day, TDR frequency?s discovered fewer just than 2 x/ day with value OR=2,09 (95% CI 2,15 until 4,18). This study to show that pattern people?s behavior to keep clean which can decrease or reduces population of HDM in dust home"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriahati Setiyarizki
"Tungau Debu Rumah (TDR) merupakan aeroalergen utama yang dapat memicu reaksi alergi pada penyakit atopi seperti dermatitis atopi, asma, dan rhinitis alergi. TDR dapat ditemukan di berbagai tempat bersarang baik alami maupun nonalami di dalam rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan bahan alami dan nonalami terhadap keberadaan TDR. Dengan menggunakan desain cross-sectional, penelitian ini dilakukan di Pasar Rebo (Jakarta Timur) dan Pamulang (Tangerang Selatan) pada November 2013 sampai Februari 2014. Data demografi penduduk diperoleh melalui kuesioner. Sampel debu rumah diambil dari bahan alami, yaitu kapuk dan nonalami, yaitu karpet, kasur busa, sofa, dan spring bed. Deteksi spesies TDR pada debu tersebut dilakukan dengan teknik langsung menggunakan mikroskop. Dari hasil penelitian didapatkan 207 sampel debu rumah dari 96 responden (Pasar Rebo = 44 Sampel dan Pamulang = 52 sampel). Spesies TDR yang ditemukan di Pasar Rebo adalah Dermatophagoides pteronyssinus (Dp) dan Glyciphagus destructor (Gd), sedangkan spesies TDR yang ditemukan di Pamulang adalah Dp, D.ferinae (Df), dan Gd. Dp merupakan spesies dominan pada bahan alami dan nonalami. Secara statistik, terdapat hubungan bermakna antara jenis bahan dengan keberadaan TDR (p<0,05). Bahan alami berisiko lebih tinggi dibandingkan nonalami (OR = 1,99, 95% CI 1,06-3,72). Dapat disimpulkan bahwa keberadaan spesies TDR berhubungan dengan jenis bahan bersarang yang terdapat di dalam rumah.
House Dust Mites (HDM) is the main aeroalergen that can induced allergic reaction at atopic diseases such as dermatitis atopic, asthma, and rhinitis allergy. HDM was found in both nature and non-nature materials on stuffs around living house. The aim of this research was to know association between nature and non-nature materials with HDM. Cross sectional method was used in this research. Primary data was collected in Pasar Rebo (North Jakarta) and Pamulang (South Tangerang) for four months, from November 2013 until February 2014. Demographic profile was collected by filling the questionnaire. House dust was collected from both nature, as kapok matress, and non-nature materials, such as carpet, foam mattress, sofa, and spring bed. HDM was detected by direct examination on microscope. This research includes 207 house dust samples from 96 houses in Pasar Rebo, 44 samples, and Pamulang, 52 samples. Data from statistic show that in Pasar rebo, Dermatophagoides pteronyssinus (Dp) and Glyciphagus destructor (Gd) were found as varies HDM species meanwhile in Pamulang, Dp, D.ferinae (Df), and Gd were found. From both places, Dp was mostly found in nature and non-nature materials. Statistically, there was significance association between any materials and house dust mites (p<0,05). Nature material had a higher risk than non-nature materials to found HDM (OR = 1,99, 95% CI 1,06-3,72). Asconclussion, materials used living house associated with population of HDM."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ozkar Firdausi Homzah
"Upaya mengurangi indikator partikel polusi pada suatu sistem ventilasi udara ialah menggunakan konsep rumah tinggal dengan tipe bangunan banyak zona yang ramah lingkungan. Studi perbandingan sistem ventilasi aliran udara sederhana perlu dilakukan yaitu untuk ventilasi mekanik kontrol dan ventilasi mekanik insuflasi. Indikasi kandungan polutan CO2 (ppm) dan Formaldehida (mg/m3) dari kualitas udara interior serta debit udara segar (m3/jam) yang memberikan kenyaman termal dapat dilakukan dengan mengevaluasi kinerja dari sistem ventilasi. Akan tetapi, ada beberapa polutan lain yang belum dapat diketahui akibat belum adanya data kontaminasi yang dapat menunjukkan nilai batas indeks. Sebuah Simulasi dengan perangkat lunak seperti SIMBAD untuk model bangunan dan perangkat HVAC digunakan untuk menujukkan kemampuan ke dua sistem ventilasi udara. Dalam studi ini, berdasarkan kualitas udara interior dan kenyamanan penghuni diketahui bahwa kinerja ventilasi mekanis kontrol lebih baik dibandingkan ventilasi mekanis insuflasi, serta konsumsi energi listrik lebih efesiensi. Dalam hal ini, kualitas udara dapat memberikan gambaran untuk kandungan dari udara dan prilaku penghuni ruangan. Dimana terdapat indikasi polutan yang diberikan oleh material dinding dan peralatan yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan. Oleh sebab itu, dibutuhkan kinerja yang baik dari sebuah sistem ventilasi udara, yaitu dapat mengurangi partikul berbahaya dari udara.

The main of study is to reduce the indicators of the particles pollutions in the air indoor that we used the residential buildings are using a low energy consumption with a multi-zone model. This is an essential study to compare two models of single airflow (simple flux) in the system of mechanical ventilation between mechanical control and mechanical by insufflations. This study is shows the measures of CO2 (ppm) and Formaldehyde (mg/m3); they are reliable and usable to assure a quality of air indoor. Also we obtained the occupation comfort; debit fresh air (m3/hr). These results were used to evaluate the performances of air ventilation system. However, some pollutants are comes into particles insight that could be used or give the difficulties to predicted the contaminations values in base of the pollutant indications. In this study, we used model from SIMBAD building and HVAC toolbox. Based on the occupation comfort and IAQ, we obtained the air ventilation systems by mechanical control has a better performance than mechanical insufflations also more efficiently for the electrical consummation. Hence, the ability models of air ventilation system as shown into the quality of air indoor and occupation behavior. Furthermore, the pollutant emissions from material walls and equipment can be reducing an indoor air quality (IAQ). Therefore, the IAQ with a good characteristic of mechanical ventilation system it might be able to reduce the air dangerous."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2103
T32622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julianti Norva Nemba
"Kadar kalium merupakan salah satu biomarker prognostik yang banyak digunakan untuk memprediksi luaran klinis berbagai penyakit. Kadar kalium yang rendah atau hipokalemia berhubungan dengan perlunya pemasangan ventilasi mekanik pada pasien sakit kritis. Berbagai kondisi seperti status nutrisi dan komorbid dapat menyebabkan hipokalemia. Hipokalemia dapat memengaruhi fungsi otot respirasi dan memengaruhi durasi penggunaan ventilasi mekanik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status kalium terhadap kejadian sulit weaning ventilasi mekanik pada pasien sakit kritis di ICU RSCM dan RSUI. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif pada subjek berusia ≥18 tahun yang dirawat di ICU RSCM dan RSUI. Diperoleh 52 subjek dengan kelompok yang hipokalemia sebanyak 26 subjek dan kelompok yang normokalemia sebanyak 26 subjek. Rerata usia subjek 49,3±15,1 tahun, jenis kelamin laki-laki 65,4%, status nutrisi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) berat badan normal 34,6%, dan komorbid penyakit keganasan 36,5%. Tidak terdapat hubungan bermakna antara status kalium dengan kejadian sulit weaning ventilasi mekanik selama perawatan di ICU. Sebagian besar subjek yang mengalami hipokalemia tidak mengalami sulit weaning ventilasi mekanik. Penelitian lanjutan diperlukan dengan menggunakan subjek yang lebih banyak dan menganalisis faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kejadian sulit weaning ventilasi mekanik dan status kalium pada pasien sakit kritis yang dirawat di ICU.

Potassium levels are one of the prognostic biomarkers that are widely used to predict clinical outcomes of various diseases. Low potassium levels or hypokalemia are associated with the need for mechanical ventilation in critically ill patients. Various conditions such as nutritional status and comorbidities can cause hypokalemia. Hypokalemia can affect respiratory muscle function and influence the duration of mechanical ventilation. This study aims to examine the relationship between potassium status and the incidence of mechanical ventilation weaning difficulty in critically ill patients in the ICU at RSCM and RSUI. This study used a retrospective cohort design on subjects aged ≥18 years who were treated in the ICU at RSCM and RSUI. Total 52 subjects obtained, with 26 subjects in the hypokalemia group and 26 subjects in the normokalemia group. The mean age of the subjects was 49.3±15.1 years old, male gender 65.4%, nutritional status based on body mass index (BMI) of normal weight 34.6%, and comorbid of malignant disease 36.5%. There was no significant relationship between potassium status and the incidence of mechanical ventilation weaning difficulty during treatment in the ICU. Most subjects who experienced hypokalemia did not experience mechanical ventilation weaning difficulty. Further research is needed using more subjects and analyzing other factors that may influence the incidence of mechanical ventilation weaning difficulty and potassium status in critically ill patients treated in the ICU."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinanto
"ABSTRAK
Fungsi utama ventilasi, memastikan kondisi higienis dan nyaman. Tanpa ventilasi, bangunan tempat tinggal akan terkontaminasi bau yang tidak sedap dan kontaminan lain juga kondisi dalam ruangan akan menjadi panas. Peningkatan humiditas yang disebabkan dari sumber humiditas interior seperti penghuni, kegiatan mencuci pakaian, aktifitas dapur dan tanaman akan menyebabkan resiko humiditas (dinding berjamur). Tujuan dari sistem ventilasi mengeliminasi kontaminan yang berasal dari aktifitas penghuni juga yang berasal dari gedung hunian itu sendiri. Oleh karena itu pembaharuan udara pada bangunan tempat tinggal menggunakan unit Ventilasi Mekanik Kontrol yang terdiri atas lubang inlet udara utama (ruang tamu dan kamar tidur) juga lubang outlet udara yang terletak pada dapur dan kamar mandi) juga ekstraktor yang mengeluarkan udara kotor keluar rumah.
Informasi lain yang berkaitan dengan ventilasi dan kualitas udara interior akan digunakan dalam laporan ini.
Kami akan membandingkan model ventilasi mekanik insuflasi dan ventilasi mekanik aliran sedrhana hygro, untuk rumah hunian komplek Belon di Mériadec, Perancis. Kondisi yang aktual disana telah terpasang sistem ventilasi mekanik ventilasi mekanik aliran sederhana hygro, kemudian dalam masa periode pengukuran, dilakukan juga simulasi dengan bantuan CONTAM, untuk kondisi ventilasi mekanik aliran sederhana hygro. Dalam simulasi kita gunakan kondisi polutan yang homogen ; formaldehyde, yang disekenariokan dilepas pada salah satu ruangan ; kamar tidur 1, selanjutnya kita akan observasi kandungan formaldehyde tersebut pada bagian ruangan lainnya dalam rumah hunian. Langkah terakhir, membandingkan hasil simulasi antara kondisi di Perancis dengan kondisi di Depok, Indonesia, dengan menggunakan model simulasi yang sama.

ABSTRACT
The basic function of ventilation is to ensure hygiene and comforts satisfactory. Without ventilation, apartment buildings are exactly contaminated by odors and other contaminants, also in the dirty condition will be warmer. Increased humidity can be caused by the source of indoor humidity as occupants, laundry, kitchen and plants, and also will increase the risk of moisture (example, mold growth and other effects). The purpose of ventilation is to remove the contaminants being generated by both human activities and the building itself. In this respect then ventilation housing by Controlled Mechanical Ventilation based on a simple principle: it is to provide the flow of fresh air required to meet the needs of the building and tenants (health, safety, limiting condensation) while minimizing energy costs and respecting occupant comfort (noise, air velocity). The system is mainly composed of VMC vents air intakes main rooms (bedroom and living room), the exhaust vents in the service rooms (kitchens and bathrooms) and extractors that generate circulation air within the housing.
A state of the art concerning ventilation and indoor air quality is the subject of this report the internship.
We will compare the VMI model between VMC and simple flow hygro B, Belon House at Mériadec, France. There, in that house mechanical ventilation system installed by VMC Simple hygro flow, then during the activity measurement, we made the CONTAM simulation for the case under mechanical ventilation hygro single stream B. In the simulation, adding pollution homogeneous formaldehyde, in a part of the house; room 1, then we will observe the content of formaldehyde in this room to the parts of the house. The final step, comparing the simulation results between conditions in France with conditions in Depok, Indonesia, using the same simulation model."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T32984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartman, Howard L.
New York: John Wiley & Sons, 1982
622.42 HAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Febrianti
"Sistem tata udara memiliki peran penting dalam industri farmasi untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan pembuatan produk, memastikan produksi obat yang bermutu serta memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi personil. Tujuan penyusunan tugas khusus selama Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT Mahakam Beta Farma yakni untuk menganalisis kesesuaian parameter kualifikasi kinerja sistem HVAC di area ruang produksi steril NonCephalosphorin sesuai peraturan CPOB. Penyusunan tugas khusus ini menggunakan metode dengan mengunggakan data performance qualification sistem heating, ventilation, and air conditioning ruang produksi steril NonCephalosporin periode 2022, selanjutnya di lakukan kesimpulan analisis sesuai spesifikasi dan kualifikasi perusahaan PT. Mahakam Beta Farma. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa proses kualifikasi PQ HVAC yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ruang produksi steril NonCephalosporin memenuhi persyaratan spesifikasi dan kualifikasi yang telah ditetapkan oleh departemen Quality Assurance PT. Mahakam Beta Farma.

Air conditioning systems have an important role in the pharmaceutical industry to protect the product manufacturing environment, ensure the production of quality drugs and provide a comfortable working environment for personnel. The purpose of preparing special assignments during the Pharmacist Professional Work Practice at PT Mahakam Beta Farma is to analyze the suitability of the HVAC system performance qualification parameters in the non-Cephalosphorin sterile production room area according to GMP regulations. The preparation of this special task uses a method by leaving data on performance qualification systems for heating, ventilation, and air conditioning in the non-Cephalosporin sterile production room for the 2022 period. Mahakam Beta Farma. So it can be concluded that the PQ HVAC qualification process that has been carried out, it can be concluded that the NonCephalosporin sterile production room meets the specification and qualification requirements set by the Quality Assurance department of PT. Mahakam Beta Farma."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>