Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70836 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arina Dina Husda Prameswara
"ABSTRAK
Defisiensi vitamin A pada ibu hamil yang terinfeksi Ascaris lumbricoides masih menjadi masalah kesehatan masyarakat serius di negara berkembang, termasuk Indonesia. Defisiensi vitamin A tersebut tidak hanya berbahaya bagi ibu hamil tetapi juga bagi janin karena dapat menyebabkan malformasi kongenital. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin A dosis rendah terhadap perubahann konsentrasi retinol dalam serum ibu hamil dan korelasi antara konsentrasi retinol terhadap intensitas infeksi A. lumbricoides. Penelitian ini menggunakan data sekunder (sebelum dan sesudah intervensi), 39 ibu hamil trimester kedua terinfeksi A. lumbricoides di Jakarta Utara, yang dibagi dalam dua kelompok (Plasebo=21 dan vitamin A=18). Setelah pemberian vitamin A dosis rendah (6000 SI) per hari selama dua bulan, terdapat perbedaan bermakna jumlah TPG pada tinja ibu hamil (p=0,00) antara kedua kelompok, yaitu 1620,38 ± 755,49 pada vitamin A dan -1095,38 ± 1374,89 pada plasebo sedangkan perubahan pada konsentrasi retinol serum tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok (p=0,08), yaitu 0,15 ± 0,06 pada vitamin A dan -0,06 ± 0,09 pada plasebo. Meskipun demikian, konsentrasi retinol berkorelasi negatif (r=-0,26) dan tidak bermakna (p>0,05) terhadap intensitas infeksi A. lumbricoides sesudah intervensi di kelompok vitamin A. Selain itu, angka kesembuhan vitamin A terhadap infeksi A. lumbricoides sebesar 8/18 sedangkan plasebo tidak didapatkan subjek yang sembuh dari infeksi tersebut (0/18). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin A dosis rendah dapat menurunkan intensitas infeksi A.lumbricoides dan memperbaiki konsentrasi retinol pada serum ibu hamil

ABSTRACT
Until now, vitamin A deficiency among pregnant women infected by A. lumbricoides still become a common coexistence health problem in developing countries, including Indonesia. This condition not only cause harm for pregnant women itself but also for the fetal, that can induce congenital malformation. The aim of this research was to know effect of vitamin A supplementation to serum retinol concentration in pregnant women infected by A. lumbricoides and correlation between retinol serum concentration and the intensity of A. lumbricoides infection in group that given vitamin A. Secondary data was collected in this research that includes 39 second trimester pregnant women infected by A. lumbricoides in Cilincing, North Jakarta. It divided in to two groups, which was treated by vitamin A (18) and placebo (21). There was a significance difference amount (p=0,00) of egg per gram (EPG) between group supplemented by low dose vitamin A (6000 SI) daily for two months (1620,38 ± 755,49) and placebo group (-1095,38 ± 1374,89) while there was no significance alteration (p=0,08) of retinol concentration between placebo group (-0,06 ± 0,09) and group supplemented by low dose vitamin A (0,15 ± 0,06). Meanwhile, retinol concentration increasing have negative correlation (r=-0,26) but no significance (p>0,05) to the intensity of A. lumbricoides. The cure rate of vitamin A in decreasing the intensity infection of A. lumbricoides, was 8/18 but cure rate was 0/18 in placebo. It concluded from this study that vitamin A supplementation can reduce the intensity infection of"
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Vitamin A dapat menurunkan konsentrasi IFN-γ selama kehamilan agar kehamilan tersebut dapat berlangsung dengan sukses. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pemberian vitamin A dosis rendah (6000 IU) dapat menekan konsentrasi IFN-γ . Penelitian sekunder ini, ibu hamil yang terinfeksi Ascaris lumbricoides di Kalibaru, Jakarta Utara terbagi dalam dua kelompok, vitamin A dan plasebo. Kelompok vitamin A diberikan vitamin A dosis rendah (6000 IU) selama 2 bulan. Pemeriksaan konsentrasi IFN-γ dengan metode ELISA dan telur per gram feses A. lumbricoides dengan metode Kato-Katz dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Pemberian vitamin A dosis rendah dapat menurunkan konsentrasi IFN-ɣ dalam serum (rerata penurunan -18.28 pg/mL) sedangkan di kelompok plasebo (rerata penurunan -34.32). Meskipun demikian, tidak terdapat perbedaan penurunan konsentrasi IFN-ɣ yang bermakna antara ibu hamil di kelompok vitamin A dan di kelompok plasebo (p=0.746). Penurunan konsentrasi sitokin IFN-ɣ yang terjadi pada ibu hamil berkorelasi negatif dan tidak bermakna dengan penurunan telur per gram feses A. lumbricoides pada kedua kelompok penelitian. Penelitian ini memberikan indikasi bahwa pemberian vitamin A dosis rendah bermanfaat bagi ibu hamil yang terinfeksi A. lumbricoides serta dapat menurunkan konsentrasi IFN-ɣ dalam serum., Vitamin A can reduce IFN-ɣ concentration during pregnancy to maintain the safety of the fetus in the uterus. The purpose of this research is to prove that the supplementation of low dosage vitamin A (6000 IU) suppresses IFN-ɣ concentration. In this secondary research, the pregnant women infected by Ascaris lumbricoides in Kalibaru, North Jakarta, are divided into two groups, the one with vitamin A and the other one with the placebo. Pregnant women in vitamin A group were given low dosage of vitamin A (6000 IU) for 2 months. IFN-ɣ concentration measurement with the ELISA method and egg per grams feces of A. lumbricoides with Kato-Katz method was performed before and after intervention. The supplementation of low dosage vitamin A decreased IFN-ɣ concentration in serum (-18.28 pg/mL) while in the other group, supplementation of placebo (-34.32). Even so, there was not any significant reduction of IFN-ɣ concentration between pregnant women in vitamin A group and in placebo group (p=0.746). The reduction of IFN-ɣ cytokine concentration in the pregnant women was negatively correlated and insignificant with reduction in egg-per-gram feces of the A. lumbricoides in both groups. This research indicates that the supplementation of low dosage vitamin A is beneficial to pregnant women infected by A. lumbricoides by suppressing the IFN-ɣ concentration]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Vitamin A dapat memodulasi sel T helper 2 sehingga produksi IL-13 meningkat yang berperan untuk menurunkan intensitas infeksi Ascaris lumbricoides. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin A dosis rendah (6000 IU per hari) terhadap konsentrasi IL-13 pada ibu hamil yang terinfeksi A. lumbricoides. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental analitik dari data sekunder yang didapatkan dari penelitian sebelumnya. Data sekunder yang digunakan adalah konsentrasi IL-13 pada ibu hamil yang terinfeksi A. lumbricoides yang telah dibagi menjadi kelompok vitamin A (n=18) dan plasebo (n=21). Metode pemeriksaan konsentrasi IL-13 menggunakan ELISA dan intensitas infeksi A. lumbricoides dengan metode Kato-Katz. Setelah intervensi, terdapat perubahan konsentrasi IL-13 yang bernilai positif pada kelompok vitamin A maupun plasebo. Rerata perubahan konsentrasi IL-13 pada kelompok vitamin A sebesar 11,25 pg/mL. Pada kelompok plasebo didapatkan rerata perubahan konsentrasi IL-13 sebesar 18,46. Selain itu, pada kelompok vitamin A didapatkan 12 (p=1,000) subjek penelitian mengalami peningkatan IL-13 disertai penurunan TPG. Berbeda dengan kelompok plasebo, hanya 3 (p=1,000) subjek penelitian yang mengalami peningkatan IL-13 disertai dengan penurunan TPG. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pemberian vitamin A menyebabkan perubahan konsentrasi IL-13 yang bernilai positif, sehingga berpengaruh terhadap penurunan TPG A.lumbricoides pada subjek penelitian., Vitamin A can modulate the T helper 2 cell that increase the production of IL-13 which reduce the intensity of Ascaris lumbricoides infection. This research is to find out the effect of low dosage vitamin A (6000 IU) to pregnant woman who infected by A. lumbricoides. Furthermore, this research using the experimental analytic design from secondary data of previous research. The secondary data which is the concentration of IL-13 in pregnant woman who infected by A. lumbricoides is splited into vitamin A group (n=18) and placebo group (n=21). The methode of measuring the IL-13 concentration is using the ELISA, while calculate the A. lumbricoides infection using Kato-Katz methode. After the intervention, there is positive change for IL-13 concentration in vitamin A and placebo group. The average change of IL-13 in vitamin A group is 11,25 pg/mL, while in placebo group is 18,46 pg/mL. Moreover, 12 (p=1,000) of test subjects experienced the increase of IL-13 followed by decreased TPG in vitamin A group. On the other hand, it is just 3 (p=1,000) of test subjects experienced the increase of IL-13 with declining of TPG in placebo group. The result of this research shows that the vitamin A gives positive change of IL-13 concentration with the decrease of TPG.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Vitamin A berperan dalam diferensiasi sel sehingga memodulasi diferensiasi sel TH2 menjadi IL-4.Infeksi A.lumbricoides merupakan suatu penyakit yang menginduksi dominansi respons imun sel TH2.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin A pada ibu hamil terinfeksi A.lumbricoidesterhadap sitokin IL-4.Penelitian ini menggunakan desain eksperimental analitik berdasarkan data sekunder.Total sampel yang digunakan adalah 39 sampel, terbagi menjadi dua kelompok, yaitu plasebo (21) dan vitamin A (18). Pemeriksaan telur per gram tinja (TPG) dilakukan dengan metode Kato-Katz, sedangkan konsentrasi IL-4 serum diperiksa dengan metode ELISA.Pemeriksaan tersebut dilakukan sebelum dan setelah intervensi.Sebelum intervensi, rerata konsentrasi IL-4 pada kelompok vitamin A 70,7 pg/mL, sedangkan kelompok plasebo 60,6 pg/mL.Setelah intervensi didapatkan perubahan konsentrasi IL-4 yang bernilai positif(p=0,000) pada kelompok vitamin A (53,98 pg/mL) dan plasebo (99,55 pg/mL). 16 dari 18 subjek penelitian di kelompok vitamin A mengalami peningkatan konsentrasi IL-4.Hal tersebut disertai penurunan telur per gram tinja (TPG) pada 17dari 18 subjek, namun secara statistik tidak bermakna (p=1,000).Pada kelompok plasebo, seluruh subjek penelitian mengalami peningkatan konsentrasi IL-4, akan tetapipenurunan TPG hanya terjadi pada 4 dari 21 subjek (p=1,000). Kesimpulan pada penelitian ini yaitupemberian vitamin A secara bermakna mempengaruhi perubahan konsentrasi sitokin IL-4 yang bernilai positif sehingga berdampak terhadap penurunan TPG A.lumbricoides pada ibu hamil terinfeksi., Vitamin A plays a role in cells differentiation so that it modulates TH2 differentiation into IL-4. A.lumbricoides infection generates a modified TH2 immune response during its course. The aim of this study is to know the effect of vitamin A supplementation among A.lumbricoides infected pregnant women on IL-4 serum concentration. This is a experimentalstudy based on a secondary data. Total sample used is 39 which divided into two groups, placebo(21) and vitamin A(18). Egg per gram (EPG) of feces is measured by using Kato-Katz method before and after intervention. ELISA is used to measure IL-4 serum concentration. After intervention, there was a significant differentiation (p=0,000) between the alteration of IL-4 serum concentration in vitamin A (mean=53,98 pg/mL) and placebo (mean=99,55 pg/mL) group. 16 of 18 subjects in vitamin A group had an increasing level of IL-4 serum concentration, followed by the reduction of EPG (p=1.000) in 17 of 18 subjects. On the other hand, IL-4 serum concentration increased in all subjects in placebo group but the reduction of EPG only happened in 4 of 21 subjects (p=1.000). The conclusion of this study is vitamin A supplementation significantly affect the alteration of IL-4 serum concentration. Besides, IL-4 may play a role to decrease EPG in A.lumbricoides infected pregnant women.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Viryawan
"ABSTRACT
Kehamilan dengan preeklampsia berat (PEB) merupakan kehamilan risiko tinggi, yang dapatmenyebabkan kematian ibu bahkan bayi. PEB merupakan theory of disease, dengan banyak faktorrisiko dan penyebab, salah satunya adalah tingginya kadar gula darah yang umum terjadi pada ibuhamil. Penelitian ini bertujuan mencari prevalensi PEB dan hubungannya dengan kadar glukosa darahsewaktu. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan subjek seluruh ibu hamil dirumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2011 yang memenuhi kriteria penelitian; datadidapat dari rekam medis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi PEB di RSCM selamatahun 2011 adalah 16.4% dan prevalensi pasien hamil yang terdeteksi mempunyai peningkatan guladarah sewaktu adalah 8.3%. Dengan uji Chi-square untuk mengetahui beda proporsi antara kehamilandengan PEB dan tidak PEB pada kelompok kadar glukosa darah rendah, sedang dan tinggi didapatkanhasil yang signifikan (p=0.004). Disimpulkan bahwa kadar gula darah sewaktu ibu hamil berhubungandengan prevalensi PEB.

ABSTRACT
Pregnancy with severe preeclampsia is a high risk pregnancy, which can lead to maternal and babies
death. Severe preeclampsia is a theory of disease that has numerous risk factors, including elevation
of blood glucose that is common occurred in pregnancy. This study aimed to know the relationship
between maternal blood glucose levels and the prevalence of severe preeclampsia. This study used
cross-sectional methods. Subject was pregnant women in Cipto Mangunkusumo hospital (RSCM )in
the year 2011 who fullfil the research criteria; data were obtained from medical records. The results
showed that the prevalence of severe preeclampsia in RSCM during 2011 was 16.4%, and the
prevalence of pregnant patients who had an elevation of blood sugar level was 8.3%, and there was
significant relationship between severe preeclampsia with elevation of blood sugar (Chi-square test;
p=0.004). In conclusion, maternal blood sugar levels is related to the prevalence of severe
preeclampsia."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Nadya Rizkita
"Vitamin A diketahui dapat memodulasi sel T regulator (Treg) sehingga IL-10 mengalami penurunan Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pemberian vitamin A dosis rendah dalam meregulasi respons imun sitokin anti-inflamasi (IL-10) pada ibu hamil sehingga terjadi penurunan jumlah telur per gram tinja (TPG) infeksi A.lumbricoides.
Penelitian ini menggunakan data sekunder ibu hamil yang terinfeksi A. lumbricoides di Kalibaru, Jakarta Utara. Terdapat dua kelompok data, vitamin A (18 ibu hamil) dan plasebo (21 ibu hamil). Semua pemeriksaan tinja dan IL-10 dalam serum dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Diagnosis askariasis dengan pemeriksaan tinja menggunakan metode Kato-Katz, dan pemeriksaan IL-10 dalam serum dengan metode ELISA. Sebelum intervensi, rerata konsentrasi IL-10 pada kelompok vitamin A 48,1± 34,2 pg/mL dan plasebo 37,6 ± 26,1 pg/mL.
Setelah intervensi, terdapat perbedaan bermakna (p=0.006) antara rerata perubahan konsentrasi IL-10 pada kelompok vitamin A (-2,5±38,88 pg/mL) dengan plasebo (-1,7±27,18 pg/mL). Selain itu, perubahan rerata perubahan TPG pada kelompok vitamin A berbeda bermakna (p=0,000) dengan kelompok plasebo. Perubahan IL-10 tersebut berdampak terjadi perubahan TPG A. lumbricoides pada kelompok vitamin A. Untuk mengurangi intensitas infeksi A. lumbricoides pada ibu hamil diperlukan vitamin A untuk menurunkan IL-10.

Vitamin A has been known for modulating T regulator cells so that it may decrease interleukin 10 (IL-10). The aim of this study was to know the effect of low doses vitamin A supplementation on regulating immune responses of antiinflamation cytokines (IL-10) in pregnant women to decrease Ascaris lumbricoides egg in each gram of stool (EPG).
This study used secondary data from pregnant women infected by A.lumbricoides in Kalibaru, North Jakarta. There were 2 groups, one given vitamin A supplementation (18 pregnant women) and the other one with placebo (21 pregnant women). All of the stool and IL-10 serum samples were examined at before and after intervention. Diagnosis of ascariasis was established by stool sample examination using Kato-Katz method and levels of IL-10 by ELISA. Before intervention, mean of IL-10 level in vitamin A group was 48.1± 34.2 pg/mL and placebo 37.6 ± 26.1 pg/mL.
After intervention, there was significant differentiation (p=0.006) between alteraion of mean IL-10 level in vitamin A (2.5±38.88 pg/mL) and placebo (1.7±27.18 pg/mL). In addition, alteration mean of EPG was significant differentiation (p=0.000). Alteration of mean IL-10 level affected on alteration A. lumbricoides EPG especially in vitamin A group. This study showed that IL-10 may play a role of decreasing A. lumbricoides egg per gram of stool in pregnant women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriptiastuti
"Prevalensi STH pada anak di Jakarta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan dilakukan pengobatan masal dan penyuluhan kesehatan. Beberapa obat telah dicoba untuk pengobatan masal, namun prevalensi STH masih tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar kemungkinan kontribusi anak Sekolah Dasar dalam transmisi A. lumbricoides setelah pemberian antelmintik. Telah diperiksa 861 tinja anak dari 3 SD Kalibaru, Jakarta Utara dengan Cara Kato Katz. Sebanyak 636 anak yang terinfeksi A.lumbricoides dibagi secara acak menjadi 2 kelompok masing-masing terdiri dari 318 anak, kelompok I diobati albendazol dan kelompok II diobati pirantel pamoat. Tinja anak yang tidak sembuh setelah pengobatan diblak dalam larutan kalium bikromat 2%, untuk melihat pertumbuhan telur menjadi bentuk Infektif. Prevalensi askarlasis ditemukan di Sekolah Dasar ini adalah 66,36%-78,74%, dengan Intensitas Infeksi sangat ringan (RTPG 4495 sampai 5959). Setelah pengobatan prevalensi askariasis pada kelompok I menjadi 3,59% dan pada kelompok II menjadi 6,02%. Terdapat penurunan jumlah telur dibuahi dan tidak dibuahi sesudah pengobatan albendazol maupun pirantel pamoat. Perbandingan jumlah telur dibuahi dan tidak dibuahi sesudah pengobatan dengan albendazol menjadi besar sedangkan dengan pirantel pamoat menjadi kecil. Pada pengamatan biakan telur ternyata pada kelompok yang diobati albendazol belum ditemukan telur yang berubah menjadi bentuk infektif sampai hari ke 26. Sedangkan pada kelompok pirantel pamoat, bentuk infektif telah ditemukan pada hari ke 19 (15,25%). Kesimpulan kontribusi anak yang belum sembuh dengan pirantel pamoat adalah 15,25% dari jumlah telur yang dikeluarkan. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Cacing yang ditularkan mellaui tanah sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Ascaris lumbricoides adalah salah satu cacing yang ditularkan melalui tanah. Infeksi cacing ini berhubungan dengan keadaan sanitasi yang buruk di antaranya pencemaran tanah dengan tinja secara terus-menerus sepanjang waktu. Pencemaran memudahkan transmisi telus A.lumbricoides dari tanah ke manusia melalui tangan yang kotor ke mulut bersama makanan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 yang sebagian besar muridnya ada di RW 03 dan RW 04, dan SDN 06 yang meliputi RW 06 dan RW 09 di kelurahan Duren Sawit Jakarta Timur. Dipilih keempat RW tersebut dalam keadaan yang hampir sama. Pada murid dua sekolah dasar ini dilakukan pemeriksaan tinja dan pengobatan infeksi A.lumbricoides dengan pirantel pamoat 10 mg/Kg berat badan. Sabun untuk mencuci tangan selama satu bulan diberikan hanya pada murid SDN 01 dan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak balita di tempat kediaman murid tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat akibat penerapan cuci tangan dengan sabun terhadap transmisi A.lumbricoides. Dari penelitian ini terdapat perbedaan angka reinfeksi pada bulan ketiga setelah pengobatan yang mungkin disebabkan oleh adanya penerapan mencuci tangan memakai sabun sebelum makan pada SDN 01. Jadi pengaruh cuci tangan yang benar dapat mengurangi reinfeksi A.lumbricoides.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Indrawati
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan vitamin A dan kadar retinol dengan status anemia pada dua kelompok ibu hamil trimester tiga, yaitu kelompok anemia dan non anemia. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilaksanakan di sepuluh puskesmas kecamatan Jakarta Timur dan merupakan bagian dari penelitian besar Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang berjudul “Peran Gizi, Faktor Maternal dan Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil Trimester Ketiga terhadap Komposisi Mikrobiota Ibu dan Berat Lahir Bayi: Studi Kohort di Jakarta”. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2015. Sebanyak 113 subjek ibu hamil trimester tiga dengan usia kehamilan diatas 32 minggu ikut dalam penelitansetelah memenuhi kriteria penelitian dan dibagi dalam dua kelompok berdasarkan kadar hemoglobin yaitu anemia (Hb<11g/dL) dan non anemia (Hb≥11g/dL). Setelah itu dilakukan pengukuran antropometri, wawancara asupan, pemeriksaan hemoglobin, dan serum retinol. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, antropometri, asupan makanan (makronutrien dan mikronutrien), kadar hemoglobin, dankadar serum retinol. Rentang usia subjek dalam penelitian ini adalah 19-44 tahun. Sebagian besar subjek (59,6%) memiliki tingkat pendidikan menengah (lulus SMP atau SMA). Rerata usia kehamilan pada subjek penelitian ini adalah 34,32 ± 1,86 minggu pada kelompok anemia dan 35,18±1,73 minggu pada kelompok non anemia.Rerata asupan protein pada kedua kelompok ibu masih berada di bawah AKG yaitu <77g/hari. Rerata asupan lemak pada kelompok anemia lebih tinggi daripada kelompok non anemia (p=0,04). Asupan Fe kedua kelompok sudah sesuai dengan AKG yaitu 40mg/hari (p=0,82). Asupan folat pada kelompok anemia lebih rendahdan kurang dari AKG dibandingkan kelompok non anemia (p=0,16).Asupan vitamin B12, hampir tidak ada perbedaan rerata antara dua kelompok dan sudah sesuai dengan AKG. Median asupan vitamin A pada kelompok non anemia lebih tinggi dari kelompok anemia (p=0,52). Rerata kadar retinol pada kelompok anemia adalah 1,40±0,50 dan pada kelompok non anemia adalah 1,45±0,44. (p=0,55).Tidak didapatkan hasil yang bermakna setelah dilakukan analisis multivariat sebagai kontrol perancu.

ABSTRACT
The aim of the study was to determine the relationship between vitamin A and retinol levels with anemia status in two groups of three trimester pregnant women, namely the anemic and non anemic. This was a cross-sectional study conducted in ten sub-district Government Health Centre in East Jakarta and which part of a large research department of Nutrition Faculty of Medicine, University of Indonesia, entitled "The Role of Nutrition, Maternal Factors and Maternal Health Services with the Composition of the Microbiota in Third Trimester Maternal and Infant Birth Weight : The study cohort in Jakarta". Data was collected from April untill May 2015. A total of 113 third trimester pregnant women with gestational age above 32 weeks (35.0 ± 1.8) were participated in research after met the study criterions. They were divided into two groups based on the levels of hemoglobin which were anemic (Hb<11g /dL) and non anemic(Hb≥ 11g / dL), and continue with anthropometric examination, interview and Hb measurement. The data collected included demographic characteristics, anthropometry, food intake (macronutrients and micronutrients), hemoglobin, and serum retinol. The age range of the subjects in this study was 19-44 years old. Most subjects (59.6%) had secondary education (graduated from high school or high school). The mean gestational age of the subjects was 34.32 ± 1.86 weeks in anemic group and 35.18 ± 1.73 weeks in non anemic. Mean of protein intake in both groups are still under RDA which < 77g/day. The mean of fat intake in anemic group was higher than non-anemic group (p=0.04). Iron intake in both groups are in accordance with the RDA which 40mg/day (p=0.82). Folate intake was lower in anemia group than non-anemic group (p=0.16). There was no difference between vitamin B12 intake in both group andwere in accordance with RDA. The median of vitamin A intake in non-anemic group was higher than non-anemic group (p = 0.52). The mean retinol serum levels in anemic group was 1.40 ± 0.50 and non-anemic group was 1.45 ± 0.44. (P = 0.55). No significant results obtained from multivariate analysis in order to control the confounders., The aim of the study was to determine the relationship between vitamin A and retinol levels with anemia status in two groups of three trimester pregnant women, namely the anemic and non anemic. This was a cross-sectional study conducted in ten sub-district Government Health Centre in East Jakarta and which part of a large research department of Nutrition Faculty of Medicine, University of Indonesia, entitled "The Role of Nutrition, Maternal Factors and Maternal Health Services with the Composition of the Microbiota in Third Trimester Maternal and Infant Birth Weight : The study cohort in Jakarta". Data was collected from April untill May 2015. A total of 113 third trimester pregnant women with gestational age above 32 weeks (35.0 ± 1.8) were participated in research after met the study criterions. They were divided into two groups based on the levels of hemoglobin which were anemic (Hb<11g /dL) and non anemic(Hb≥ 11g / dL), and continue with anthropometric examination, interview and Hb measurement. The data collected included demographic characteristics, anthropometry, food intake (macronutrients and micronutrients), hemoglobin, and serum retinol. The age range of the subjects in this study was 19-44 years old. Most subjects (59.6%) had secondary education (graduated from high school or high school). The mean gestational age of the subjects was 34.32 ± 1.86 weeks in anemic group and 35.18 ± 1.73 weeks in non anemic. Mean of protein intake in both groups are still under RDA which < 77g/day. The mean of fat intake in anemic group was higher than non-anemic group (p=0.04). Iron intake in both groups are in accordance with the RDA which 40mg/day (p=0.82). Folate intake was lower in anemia group than non-anemic group (p=0.16). There was no difference between vitamin B12 intake in both group andwere in accordance with RDA. The median of vitamin A intake in non-anemic group was higher than non-anemic group (p = 0.52). The mean retinol serum levels in anemic group was 1.40 ± 0.50 and non-anemic group was 1.45 ± 0.44. (P = 0.55). No significant results obtained from multivariate analysis in order to control the confounders.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Ratna Palupi
"Prevalensi A.lumbricoides dan T.trichiura tertinggi pada usia sekolah dasar dan menurun pada usia dewasa. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan prevalensi infeksi A.lumbricoides dan T.trichiura terhadap usia dan jenis kelamin pada anak. Penelitian yang bertempat di SD Kalibaru (Jakarta Utara) dan MI Batu Ampar (Jakarta Timur) ini menggunakan desain cross-sectional berdasarkan data kuisioner dan pemeriksaan sampel tinja.
Metode Kato-Katz digunakan untuk memeriksa sampel tinja. Dari 182 responden, didapatkan prevalensi infeksi A.lumbricoides di Kalibaru dan Batu Ampar adalah 34,8% dan 6,8%. Lokasi Kalibaru merupakan faktor risiko infeksi A.lumbricoides {OR 7,289 (95% CI 2,144-24,775)}. Prevalensi infeksi T.trichiura di Kalibaru adalah 34,1%.
Secara statistik terdapat hubungan bermakna (p=0,000) antara infeksi A.lumbricoides dan T.trichiura dengan lokasi penelitian. Di Kalibaru, tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan infeksi A.lumbricoides (p=0,656) dan T.trichiura (p=0,885) di Kalibaru. Secara statistik tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan infeksi A.lumbricoides (p=0,987) dan T.trichiura (p=0,523) di Kalibaru. Di Batu Ampar, tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan infeksi A.lumbricoides (p=0,57).
Secara statistik, tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan infeksi A.lumbricoides (p=0,544) di Batu Ampar. Anak di Batu Ampar tidak mengalami infeksi T.trichiura. Tidak terdapat hubungan bermakna antara usia anak dengan infeksi A.lumbricoides dan T.trichiura. Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin anak dengan infeksi A.lumbricoides dan T.trichiura.

The highest prevalence of A.lumbricoides and T.trichiura infection are at the age of Elementary School and will decrease at the age of adult. The aim of this research is to find out the correlation of the prevalence of A.lumbricoides and T.trichiura infection toward the age and the gender of Children. This research carried out at SD Kalibaru (North Jakarta) and MI Batu Ampar (East Jakarta). This research used cross sectional design based on the questionnaires data analyzing and fecal sample examining.
Kato-Katz method is used to examined the fecal sample. From 182 respondents, it was found that prevalence of A.lumbricoides infection in Kalibaru and Batu Ampar were 34.8% and 6.8%. The location of Kalibaru constitutes as risk factor of A.lumbricoides infection {OR 7.289 (95% CI 2.144-24.775)}. The prevalence of T.trichiura infection in Kalibaru were 34.1%.
Statistically, there was a significant correlation (p=0.000) between the A.lumbricoides and T.trichiura infection with the research location. In Kalibaru there was no significant correlation between gender and A.lumbricoides (p=0.656) and T.trichiura infection (p=0.885).
Statistically, there was no significant correlation between age and A.lumbricoides (p=0.987) and T.trichiura infection (p=0.523). In Batu Ampar, statistically, there was no significant correlation between gender and A.lumbricoides (p=0.57) infection. Statistically, there was no significant correlation between age and A.lumbricoides infection (p=0.544). Children in Batu Ampar were not infected by T. Trichiuria. There was no significant correlation between the age of children and the A.lumbricoides and T.trichiura infection. There was no significant correlation between the gender of children and the A.lumbricoides and T.trichiura infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>