Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142255 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mersiliya Sauliyusta
"Cognitive function reduction is a normal situation in which elderly usually experienced This condition might be decreased or inhibited by increasing the physical activities The purpose of this research is to identify the relation between physical activity with the cognitive function of the elderly Research design used cross sectional approach with cluster sampling method on 104 elderly people This research sample dominated by female elderly age 60 74 years old not graduated from junior high school not registered in school married status and having chronic diseases The result showed that there is a relation between the level of physical activity and the cognitive function of elderly people p 0 000 0 05 Nurses are expected to prevent decline in cognitive function through increasing physical activity in the form of Cognitive function reduction is a normal situation in which elderly usually
experienced. This condition might be decreased or inhibited by increasing the
physical activities. The purpose of this research is to identify the relation between
physical activity with the cognitive function of the elderly. Research design used
cross sectional approach with cluster sampling method on 104 elderly people.
This research sample dominated by female elderly age 60-74 years old, not
graduated from junior high school/not registered in school, married status, and
having chronic diseases. The result showed that there is a relation between the
level of physical activity and the cognitive function of elderly people (p=0.000;
ɑ=0.05). Nurses are expected to prevent decline in cognitive function through
increasing physical activity in the form of physical exercise. Moreover, the next
research is expected to continue to study about the intensity, duration, frequency,
and other kinds of physical exercise which are good to increase the cognitive
function for the elderly.

Penurunan fungsi kognitif merupakan keadaan normal yang dialami oleh lansia.
Keadaan ini dapat dikurangi atau dihambat dengan cara meningkatkan aktivitas
fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat
aktivitas fisik dengan fungsi kognitif lansia. Desain penelitian ini adalah cross
sectional dengan metode cluster sampling dengan jumlah sampel sebanyak 104
responden lansia. Sampel penelitian ini rata-rata didominasi lansia perempuan yang berusia 60-74 tahun, tidak lulus SD/tidak sekolah, masih berstatus nikah, dan memiliki penyakit kronis. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan fungsi kognitif lansia (p=0.000; ɑ=0.05). Perawat diharapkan dapat mencegah penurunan fungsi kognitif dengan cara meningkatkan aktivitas fisik lansia berupa latihan fisik. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan studi mengenai intensitas, durasi, frekuensi, dan jenis latihan fisik yang paling baik untuk meningkatkan fungsi kognitif pada lansia."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S58812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdana Eka Putri
"Penuaan adalah suatu proses terjadinya perubahan pada setiap sistem tubuh. Berbagai perubahan ini dapat mempengaruhi tingkat aktivitas fisik lansia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik pada lansia. Penelitian ini dilakukan pada 99 responden di Kelurahan Mekarwangi Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor.
Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas lansia memiliki tingkat aktivitas fisik sedang (49,5%); selebihnya tingkat aktivitas fisik rendah (25,3%); dan tingkat aktivitas fisik tinggi (25,3%). Hasil penelitian ini sudah menunjukkan tingkat aktivitas fisik pada lansia yang sesuai akan tetapi perlu diteliti lebih lanjut keterkaitan aktivitas fisik dengan istirahat yang diperlukan lansia.

Aging is a process in which all systems of the body undergo changes. These changes can influence physical activities level of the elderly. Thus, this work is a descriptive research which aims to discern physical activities level of the elderly. The data of this research are 99 people in Mekarwangi village, Tanah Sareal subdistrict, Bogor city.
The results show that the majority of the elderly have moderate level of physical activities (49,5%); the rest has low physical activities (25,3%) and high physical activities (25,3%). The results show the appropriate level of physical activities for the elderly, yet further research is needed to understand the relation between physical activities and the amount of rests required.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refi Yulita
"Lansia mengalami penurunan fungsi kognitif sebagai akibat dari perubahan struktur otak dan jaringan saraf, yang dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh aktivitas mencocokkan gambar terhadap fungsi kognitif lansia. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan kelompok kontrol. Total partisipan penelitian sebanyak 93 lansia yang tinggal di panti wreda di Provinsi Jakarta, dengan 46 lansia di kelompok intervensi dan 47 lansia di kelompok kontrol. Kriteria inklusi meliputi usia 60 tahun ke atas, mandiri, dapat berkomunikasi, tidak mengalami depresi, dan tidak memiliki gangguan penglihatan serta pendengaran. Intervensi yang diberikan adalah aktivitas mencocokkan gambar sebanyak 12 sesi dalam 4 minggu, yang dimulai dari bulan Mei hingga bulan Juni 2023. Variabel dependen adalah fungsi kognitif yang diukur menggunakan instrumen Montreal Cognitive Assessment (MoCA). Efektivitas intervensi dianalisis menggunakan uji T dan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rerata skor fungsi kognitif sebelum dilakukan intervensi dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi (p<0,001), namun tidak ditemukan perbedaan signifikan pada kelompok kontrol. Analisis multivariat menunjukkan bahwa koefisien regresi untuk variabel intervensi adalah 2,55 dengan nilai p<0,05, yang berarti pemberian intervensi dapat meningkatkan selisih rerata skor fungsi kognitif sebesar 2,55 poin. Intervensi aktivitas mencocokkan gambar terbukti efektif dalam meningkatkan fungsi kognitif lansia. Oleh karena itu, pengelola PSTW dapat mempertimbangkan penambahan aktivitas pelatihan daya ingat bagi lansia.

Older adults experience a decline in cognitive function as a result of changes in brain structure and nerve tissue, which can affect their daily activities. The present study aimed to investigate the effect of matching picture activities on the cognitive function of the older adults. The research design used is a quasi-experimental design with a control group. A total of 93 elderly participants residing in PSTW of DKI Jakarta Province were involved, with 46 elderly individuals in the intervention group and 47 elderly individuals in the control group. Inclusion criteria included being 60 years of age or older, independent, able to communicate, no depression symptom, and having no visual or hearing impairments. The intervention provided was a series of 12 matching picture sessions over 4 weeks, from May until June 2023. The dependent variable was cognitive function, measured using the Montreal Cognitive Assessment (MoCA) instrument. The effectiveness of the intervention was analyzed using t-tests and multiple linear regression. The results revealed a significant difference between the mean scores of cognitive functions in the pretest and posttest in the intervention group (p<0.001), but no significant difference was found in the control group. Multivariate analysis showed that the regression coefficient for the intervention variable was 2.55 with a p-value of <0.05, indicating that the intervention could increase the difference in mean scores of cognitive functions by 2.55 points. The matching picture intervention was proven effective in improving the cognitive function of the elderly. Therefore, the management of institutionalized care service could consider adding memory training activities for the elderly."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Tingkat kemandirian lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui perbandingan tingkat kemandirian lansia berdasarkan tempat tinggal panti wreda dan rumah serta faktor-faktor sosiodemografi yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan cross sectional comparison dengan metode pengambilan sampel adalah total sampling untuk sampel yang tinggal di panti dan cluster random sampling untuk sampel yang tinggal di rumah.
Hasil tingkat kemandirian didapatkan dari kuesioner Activity Daily Living ADL. Jumlah responden sebanyak 148 lansia. 92 orang lansia yang bertempat tinggal di rumah didapatkan 68,5 diantaranya mandiri, 30,4 diantaranya ketergantungan ringan, 1,1 diantaranya ketergantungan berat, dan tidak terdapat responden yang memiliki ketergantungan sedang dan total. Sementara itu, pada 46 lansia di panti, 21,7 diantaranya mandiri, 34,8 diantaranya ketergantungan ringan, 28,3 diantaranya ketergantungan sedang, 8,7 diantaranya ketergantungan berat, dan 6,5 ketergantungan total. Uji Mann Whitney dilakukan untuk menilai hubungan antara tingkat kemandirian lansia pada lansia yang bertempat tinggal di rumah dan yang bertempat tinggal di panti wreda, didapatkan hasil.

The level of independence elderly influenced by several factors.In this research, researcher want to know the comparative degree of independence elderly based on residence in an nursing home and at home and sociodemography factors influenced it because the research that compare of independence elderly who lived in a house and in an nursing home is still rare. This study aimed to find out differences of elderly activity daily living between they who lived in their home with family and they who lived in nursing home and also the factors sociodemography influenced it. This research is cross sectional comparison with the taking sample used clusters random sampling and total sampling of the population affordable elderly in Kecamatan Bojonggede,Bogor, Jawa Barat. Data level of independence obtained from the questionnaire Activity Daily Living ADL. The number of respondents are 148 respondents.
The results show that 92 respondents elderly who lived in house or 68.5 with independence category, 30.4 mild dependence, 1.1 heavy dependence , and there is no respondent have severe dependence and total dependence. Meanwhile, 46 respondents in nursing home, 21.7 independence , 34,8 mild dependence, 28,3 middle dependence, 8.7 severe dependence, and 6.5 total dependence. Analysis with mann whitney resulted p value 0,001. Thus, it conclude that there was a deference between the independency of the elderly people who living in their home and living in nursing home."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenni Febrina
"ABSTRAK
Hubungan Pola Konsumsi dan Perilaku Aktifitas Fisik dengan
Kejadian Hipertensi pada Lansia di Kelurahan Beji dan Beji Timur Tahun 2016.
Hipertensi (tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg)
merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Hipertensi pada lansia di Kelurahan Beji dan Beji Timur
merupakan penyakit yang prevalensinya masih tinggi. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan pola konsumsi dan perilaku aktifitas fisik
dengan kejadian hipertensi. Desain penelitian dilakukan dengan metode
kuantitatif , pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 68 orang. Data
dikumpulkan menggunakan kuesioner pada bulan Mei ? Juni 2016. Data
dianalisis menggunakan univariat dan bivariat (menggunakan uji Chi-square).
Hasil penelitian menunjukan bahwa 63,2 % responden menderita hipertensi. Ada
hubungan yang bermakna antara konsumsi kopi dan hipertensi. Tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi , konsumsi
makanan tinggi garam, sayur dan buah, lemak serta perilaku aktifitas fisik dengan
kejadian hipertensi. Diperlukan upaya promosi kesehatan mengenai hipertensi dan
cara pengendalian faktor resikonya

ABSTRACT
Hypertension (systolic ≥ 140 mmHg or diastolic 90 mmHg) is noncommunicable
disease that prevalence increases with age. Hypertension in Elderly
at Beji Sub District and East Sub District prevalence is still high. This study
aimed to determine whether consumption pattern and physical activity with
hypertension in Elderly at Beji Sub District and Beji Sub District. This study is a
quantitative research using cross sectional design with a sample of 68 people.
Data were collected using a questionnaire in May ? June 2016. Data were
analyzed using univariat and bivariat (using Chi-square). Based on the results,
63,2 % of respondent is hypertension. There is significant association between
coffee with hypertension. There is no significant association between age, gender,
family history of hypertension, sodium consumption, vegetables and fruit, fat
consumption and physical activity with hypertension. The author suggest required
health promotion efforts on hypertension and how to control the risk factors."
2016
S62839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julianna Wati
"Skripsi ini membahas kemampuan mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI angkatan 2011 dalam mencari hubungan antara aktivitas fisik, asupan zat gizi makro, asupan serat dengan obesitasi.
Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik, asupan zat gizi makro, asupan serat dengan obesitas PNS di Kepolisian Resor Kota Besar Bandung tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Subjek penelitian yang digunakan dan memenuhi kriteria yaitu sebanyak 84 responden. Data penelitian yang didapatkan dengan cara pengukuran antropometri tinggi badan dan berat badan, kuesioner untuk aktivitas fisik, dan wawancara untuk asupan zat gizi makro dan asupan serat.
Hasil penelitian ini yaitu sebanyak 14,3% responden mengalami obesitas; dan hasil bivariat menujukan hubungan yang bermakna antara asupan karbohidrat dengan obesitas.
Saran yang diberikan adalah memberi informasi kepada PNS tentang kebutuhan energi sesuai AKG (± 2500 kkal) agar mereka mengetahui berapa asupan karbohidrat (40% asupan total) yang diperlukan dalam 1 hari (± 250 gr karbohidrat). Hal ini setara dengan kebutuhan dari karbohidrat kompleks yaitu antara 2 ? 3 piring nasi dan asupan gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi total sekitar 2 sendok makan setiap hari. Responden dapat mengubah asupan karbohidrat ke dalam URT (Ukuran Rumah Tangga) dan memodifikasi bahan makanan dengan membagi leaflet tentang Daftar Bahan Makanan Penukar. Dalam penelitian yang selanjutnya diharapkan pengunaan responden yang memiliki kegiatan pekerjaan di dalam kantor. Selain itu juga diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih besar dalam penelitian yang selanjutnya.

The focus of this study is the freshman student of Faculty of Public Health at University of Indonesia experience of acquiring the relantship of physical activity, macronutrient intake, fiber intake with obesity.
The general objective of this research is to know the descripstion of obesity and its relationship with physical activity, macronutrient intake and fiber intake PNS in Kepolisian Resor Kota Besar Bandung. This research is quantitative with cross sectional study and consisted of 84 eligible subjects. The data were collected by anthropometric assessment of Body Mass Index, questionnaire of physical activity, and interview of macronutrient intake and fiber intake.
The result are 14,3% of the subject were considered obesity; and bivariate analysis on carbohydrate intake showed signiciant relationship with obesity.
Suggestions are given to inform PNS about the energy needs according to AKG to let them know how much carbohydrate intake (40% of total intake) is needed in one day (± 250 gr carbohydrate). This is equivalent to that obtained from the intake of complex carbohydrates or equivalent with 2-3 dishes of rice and sugar intake should be limited to 5% of the total amount of energy adequacy about 2 tablespoons per day. Respondents can change the intake of carbohydrates into the URT (The Household Size) and modified food by dividing the leaflets about The List of Food Ingredients Exchangers. In a subsequent study the use of respondents who expected to have activity in the office work. It is also expected to use a larger sample in future research.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penuaan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada seluruh manusia dan dipengaruhi oleh beberapa mekanisme yang saling mempengaruhi, baik secara biologis dan psikologis. Salah satu fungsi yang dipengaruhi proses penuaan adalah fungsi kognitif. Fungsi kognitif merupakan suatu proses mendapatkan, menyusun , dan menggunakan pengetahuan intelektual (Kaplan & Sadock, 1997). Komponen-komponen fungsi kognitif menurut Kuntjoro S. Zainudin (2005) pada lansia meliputi; kemampuan belajar, kemampuan pemahaman, kinerja, pemecahan masalah, daya ingat, motivasi dan pengambilan keputusan. Beberapa penelitan pernah dilakukan untuk mengetahui fungsi kognitif pada lansia antara Iain beberapa penelitian di Amerika menemukan kejadian mudah lupa pada lansia sebesar 35% dengan gangguan kognitif ringan sebanyak 2,7 Juta. Selain itu di Surabaya penelitian serupa pernah dilakukan pada lansia pensiunan PNS/ABRI yang masih mendapatkan penghasilan Iebih baik fungsi kognitifnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu bahwa penelitian kami menekankan pada aktifitas nonformal yaitu aktifitas kemasyarakatan antara lain ; pengajian, arisan dan menjadi pengerus RT/RW. Hipotesa penelitian ini adalah fungsi kognitif pada lansia yang aktif lebih baik dibandingkan dengan lansia yang tidak aktif. Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Mini Mental StateExamination dan Clock Drowing Test yang setelah dilakukan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan 5% didapatkan bahwa p<0,05 dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini sebaiknya lansia tetap melakukan aktifitas kemasyarakatan dan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat perlu dibentuk kelompok khusus bagi lansia agar mereka tetap berinteraksi secara berkesinambungan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5466
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Farah Tresnaherdiarti
"Latar Belakang: Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat untuk tubuh manusia. Aktivitas fisik merupakan gerakan pada tubuh manusia yang melibatkan kerja rangka dan otot sehingga terjadi pengeluaran energi. Aktivitas fisik dikatakan memiliki efek dalam penurunan stress yang sering terjadi pada mahasiswa kedokteran sehingga aktivitas fisik dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. Aktivitas fisik dikatakan juga mempengaruhi performa akademis seseorang karena dapat meningkatkan faktor neurotropik pada otak, meningkatkan aliran darah kortikal otak, serta meningkatkan pertumbuhan saraf pada hippocampus yang berhubungan dengan memori dan pembelajaran.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan aktivitas fisik dengan Quality of Life dan performa akademis Mahasiswa Kedokteran Tingkat 3 FKUI Tahun Akademik 2019/2020.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan pendekatan total sampling dari mahasiswa kedokteran tingkat 3 FKUI Tahun Akademik 2019/2020. Responden mengisi kuesioner GPAQ dan WHOQOL-BREF secara sukarela.
Hasil: Jumlah responden yang mengisi kuesioner 126 responden (response rate= 98%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan quality of life (P>0,05). Untuk aktivitas fisik dengan performa akademis tidak ditemukan juga hubungan yang bermakna (P=0,688).
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan quality of life dan performa akademis.

Background: Physical activity has many benefits for human body. Physical activity is any bodily movement produced by skeletal muscles resulted in energy expenditure. Physical activity known to play role in reducing stress levels that are generally developed among medical students which could affect their quality of life. In addition to that, it is also known to affect their academic performance due to the increase of neurotrophic factors in the brain, cerebral cortical blood flow, nerve growth in the hippocampus which is associated with memory and learning.
Aims: To identify the relationship between physical activity with quality of life and academic performance among the 3rd-grade Medical Students of FKUI during the Academic Year 2019/2020.
Methods: Cross-sectional study was conducted with a total sample taken from 3rd-grade Medical Students of FKUI during the Academic Year 2019/2020. GPAQ and WHOQOL-BREF questionnaire was filled voluntarily.
Results: Total of 126 respondents has filled out the questionnaire (response rate = 98%). Statistical analysis shows that there is no significant relationship between physical activity with quality of life (P>0,05) as well as academic performance (P=0,688).
Conclusions: This study shows that physical activity has no significant relationship with quality of life and academic performance.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jayanti Indah Layla
"Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Lansia dengan penurunan fungsi kognitif mengalami peningkatan metabolisme yang dapat menyebabkan malnutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi kognitif dengan indeks massa tubuh dan lingkar lengan atas lansia di PSTW wilayah DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 98 lansia yang dipilih melalui proportional dan simple random sampling. Fungsi kognitif dinilai dengan menggunakan kuesioner MMSE, sedangkan status gizi dinilai dengan menggunakan indeks massa tubuh dan lingkar lengan atas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan fungsi kognitif dengan indeks massa tubuh dan lingkar lengan atas dengan nilai p value 0,0001 (α=0,05). Pemberi pelayanan di panti membutuhkan ketrampilan khusus untuk meningkatkan status gizi pada lansia dengan penurunan kognitif.

Aging process affects the decline of the cognitive function. Elderly with cognitive decline may have increased metabolism that can cause of malnutrition. This study aimed to determine the relationship between cognitive function with body mass index and upper arm circumference of elderly at PSTW in DKI Jakarta. The study design was cross sectional with 98 elders, as the samples, who were selected through quota and simple random sampling. Cognitive function was assessed by using the MMSE instrument, while the nutritional status was assessed by using body mass index and arm circumference. The results of this study indicated that there was a significant relationship between cognitive function with body mass index and upper arm circumference (p value=0.0001, α=0,05). Service providers in nursing home need certain skills to improve the nutritional status of the elderly with cognitive decline."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ghozali Thohir
"Latar Belakang. Gangguan fungsi kognitif dapat terjadi pada pekerja yang terpajan toluen. Gangguan fungsi kognitif tersebut terutama adalah penurunan memori, atensi dan konsentrasi, yang dapat menurunkan produktifitas kerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi gangguan fungsi kognitif dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Metode Penelitian. Desain potong lintang dilakukan pada 102 orang pekerja perempuan usia 19-40 tahun dan pendidikan minimal SMA. Data dikumpulkan dengan kuesioner, pemeriksaan fisik dan laboratorium serta MMSE. Kriteria inklusi adalah masa kerja ≥ 1 tahun dan bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi adalah hamil, menstruasi,merokok, minum alkohol, riwayat cedera kepala, hipertensi, gula darah dan dislipidemia. Faktor risiko yang diteliti antara lain umur, status perkawinan, masa kerja, lama kerja, kepatuhan pakai masker, stres kerja dan status gizi. Umur, status perkawinan,masa kerja dan lama kerja diambil dari data HRD. Status gizi didapatkan dari perhitungan Indeks Massa Tubuh. Kepatuhan pakai masker berdasarkan pengawasan kepatuhan APD. Stres kerja dinilai menggunakan kuesioner Survey Diagnostik Stress.
Hasil. Walaupun kadar toluen didapat lebih kecil dari nilai ambang batas toluen , didapatkan prevalensi gangguan fungsi kognitif sebesar 52 %. Area kognitif yang menurun adalah atensi kalkulasi dan visuospasial. Faktor risiko yang secara bermakna mempengaruhi gangguan fungsi kognitif adalah masa kerja, lama kerja, kepatuhan pemakaian masker, stres kerja yang meliputi konflik peran, ketaksaan peran, beban kerja kualitatif, beban kerja kuantitatif, pengembangan karir dan tanggung jawab rekan kerja. Hasil analisis multivariat menunjukkan konflik peran merupakan faktor risiko yang paling mempengaruhi gangguan fungsi kognitif ( OR 7,546 Interval kepercayaan 95% 1,5 - 41,88 ).
Kesimpulan. Prevalensi penurunan fungsi kognitif studi ini lebih besar dari penelitian sebelumnya dan teori. Aspek kognitif yang menurun didominasi oleh atensi kalkulasi dan visuospasial. Konflik peran merupakan faktor risiko yang paling mempengaruhi gangguan fungsi kognitif.

Background. Cognitive Function Impairment can happen among workers expose by Toluene. This impairment mainly effect in attention, concentration and memory function, and can decrease working productivity. This study aims to calculate the prevalence of Cognitive Function impairment and related risk factors.
Method. Cross sectional design study was conducted on 102 female workers, age 19-40 years old and graduated from senior high school. Age and education were obtained from secondary data, and followed by interviews, physical and laboratory examination and Mini Mental States Examination. The inclusion criteria were age ≥ 1 year of work and willing to be the subject of research. Exclusion criteria were pregnancy, menstruation, smoker, Alcohol consumption, history of head injury, hypertension, diabetes mellitus and Dyslipidemia. Risk factor included in this study were age, marital status, duration of work,time of work, PPE obedience ,work stress and nutritional status. Age, Marital status, Duration and Time of work were from secondary data of HRD department. Nutritional status was obtained from body mass index calculation. face mask obedience was obtained from data of wearing mask compliance. Work stress was assessed using Survey Diagnostic Stress Questionnaire.
Results. The prevalence of Cognitive Function Impairment was 52 % , mainly at Attention - Calculation and Visuospasial Aspect respectively. Significant risk factors ( p value < 0,05 ) in this study were duration of work and time of work, PPE obedience and all of work stress domain. The Result of multivariate analysis show that conflict of role was the most influence factor ( OR 7,546 C.I 95% 1,5 - 41,88 ).
Conclusion. This study found that the prevalence of cognitive function impairment was higher than theory and other similar studies . Cognitive aspects mainly affected were attention - calculation and visuospatial. Conflict of role was the most inluence risk factor relating with cognitive function impairment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>