Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205551 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aziza Sensiana Sundari
"Penelitian ini tentang Hubungan antara Dosis Pajanan Kebisingan Personal dengan Keluhan Subjektif (Non Auditory) Pada Pekerja Di Area Utilities 05 Di Sebuah Perusahaan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi Tahun 2015. Pengukuran dosis pajanan bising personal diukur menggunakan alat Noise Dosimeter, sementara data responden dan keluhan subjektif (non audiotory) diperoleh menggunakan kuesioner. Metode yg digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan melakukan observasi dan pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara dosis pajanan kebisingan personal dan karakteristik pekerja dengan keluhan subjektif (non audiotory).

This study is about the relationship between personal noise dose exposure with Subjective complaints (Non Auditory) On Workers At Utilities Area 05 In A Leading Oil and Gas Company in 2015. Personal noise exposure dose was measured by using a Noise Dosimeter, while the data of respondents and subjective complaints (non audiotory) was obtained by a questionnaire. Method which is used in this research is quantitative observation and data collection. The results showed there is no relationship between the personal noise exposure dose with subjective complaints (non audiotory)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarah Defi Saputri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tekanan panas dan keluhan subjektif yang ada di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas. Bahaya panas merupakan salah satu hazard yang ada di dunia industri saat ini. Bahaya panas yang tidak ditangani dengan benar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang biasa disebut heat-related disorders. Pajanan panas ke tubuh pekerja akan direspon tubuh melalui heat strain. Indeks WBGT Indoor di area produksi PT Frisian Flag Indonesia menunjukkan nilai antara 23,920C sampai 32,780C. Setelah dilakukan analisis, didapatkan bahwa 50 responden yang menjadi subjek penelitian, 24 responden termasuk kelompok berisiko mengalami tekanan panas. Seluruh responden penelitian pernah mengalami keluhan akibat pajanan tekanan panas tetapi dengan frekuensi yang berbeda-beda.

This study aims to determine heat stress and subjective complaints in PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas. Heat is one of the hazards that exist in the industry today. Heat stress that are not addressed properly will cause a variety of health problems commonly called heat-related disorders. Heat exposure to the worker's body will be responded by body through heat strain. Indoor WBGT index in the production area of PT Frisian Flag Indonesia showed values between 32.780C- 23.920C. After analysis, it was found that 50 respondents which is the subject of research, 24 respondents including groups at risk of heat stress. The entire study respondents have experienced complaints due to exposure to heat stress but with different frequencies."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Hendriyadi
"Kegiatan maintenance dan operational produksi crude oil pasca pemboran merupakan salah satu aktivitas yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja di industri minyak dan gas bumi lepas pantai. kecelakaan yang terjadi bisa menyebabkan cidera ringan, serius dan bahkan sampai menyebabkan kematian, kerusakan peralatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pembuatan analisa keselamtan kerja pada pekerja di departemen Produksi dan Perawatan di anjungan lepas pantai PT X. Desain penelitian Deskriptif dengan pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara pelaksanaan analisa keselamatan kerja dilapangan dengan kecelakaan kerja yang terjadi dilapangan selama periode 2013-2014. Dari hasil penelitian ini disarankan bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan dan pelatihan penyegaran yang berhubungan dengan pelaksanaan analisa keselamatan kerja, melakukan evaluasi secara berkala oleh para pimpinan dilapangan, meningkatkan kesadaran pekerja dalam melakukan analisa keselamatan kerja dengan baik dan konsisten. Dan membuat formulir analisa keselamatan kerja yang lebih sederhana agar setiap pimpinan tim kerja lebih mudah dalam membuat analisa keselamatan kerja lebih berkualitas.

Maintenance and operational activities of crude oil production after drilling is one of the activities that have potential accidents in the oil and gas industry offshore. Accidents that occur can cause minor injury, serious and even cause death, damage to equipment and the environment. The purpose of this study is to discover the quality of job safety analysis in production and maintenance departments at offshore PT X. The research method used descriptive and observational through in-depth interviews and observation of secondary data.
The results showed a relationship between the implementation of the job safety analysis in the field with the accidents that occur during the period 2013-2014. The result of this study suggest for the company to conduct and refresh training related to the implementation of job safety analysis, conduct regular review and evaluation by the leaders in the field, increasing the awareness of workers in performing job safety analysis properly and consistently, and create a job safety analysis form simpler in order to help the team leaders easier to make a higher quality of job safety analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Afiani
"Pekerjaan inflate inspection di PT Bridgestone Tire Indonesia tidak terlepas dari risiko ergonomi yang disebabkan oleh aktivitas manual handling. Penilaian faktor risiko ergonomi di tempat kerja dilakukan dengan pendekatan penilaian tingkat risiko pekerjaan dan keluhan subjektif pekerja. Analisis risiko pekerjaan ini menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Didapatkan lima aktivitas yang memiliki risiko ergonomi tinggi antara lain menurunkan ban dari rak, meletakkan ban ke mesin inflate, memindahkan ban ke meja inspeksi, mengambil ban dan meletakkan ke mesin inflate, dan menyimpan ban ke rak. Tindakan pengendalian yang perlu dilakukan termasuk kategori 3 yaitu secepatnya diubah. Analisis keluhan subjektif Cumulative Trauma Disorders pada pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map yang dilakukan pada 28 bagian tubuh. Dari hasil penilaian tersebut didapatkan 93,8% pekerja mengalami keluhan pada bagian punggung, pinggang, dan pergelangan tangan kanan.

Working at inflate inspection in PT Bridgestone Tire Indonesia may not be separated from ergonomic risk caused by activity of manual handling. Assessment of ergonomic risk factors at work carried out using the level approach to the evaluation of occupational hazard and subjective complaints of workers. The risk analyzed by using Rapid Entire Body Assessment (REBA). Obtained five works that are at high risk of ergonomics, there are lower tire off from rack, put the tire to inflate machine, moves the tire to inspection table, took tire and put at inflate machine, and save the tire to the rack. Control measures to be done at category of 3, which becomes necessary soon. Analysis of Cumulative Trauma Disorders subjective complaints using Nordic Body Map questionnaire which conducted in 28 parts of body. From the result of this assessment, there are obtained 93,8% of workers have complaints at the back, lower back, and right wrist."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gardilla Eka Febriana
"Bising merupakan salah satu bahaya fisik yang sulit dipisahkan dari dunia industri modern terutama industri minyak dan gas. Safe work Australia pada tahun 2010 merilis hasil bahwa dalam 5 tahun periode Juli 2002 hingga Juni 2007 terdapat 16.500 klaim kompensasi dari para pekerja di Australia yang mengalami ketulian akibat pajanan bising, dan 99% diantaranya merupakan pajanan jangka panjang lebih dari 5 tahun. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara dosis kebisingan dengan penurunan fungsi pendengaran pada pekerja terkait kebisingan di sebuah pertambangan minyak dan gas bumi di Jawa Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah metode analitik cross-sectional. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Penelitian di perusahaan ini dilakukan pada Januari-Februari 2014 dan Mei 2014. Dari 33 orang pekerja, didapati 3 pekerja mengalami penurunan fungsi pendengaran. Dalam penelitian ini, hasil sejalan dengant teori tetapi tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara dosis kebisingan dengan penurunan fungsi pendengaran pekerja.

Noise is one of the physical hazard which difficult to separate from industrial modern especially oil and gas industry. Safe work Australia, 2010, has released a result that in periode range Juli 2002 until Juni 2007 there are 16.500 compensation claims from workers in Australia who exposed with noise, and 99% of them has exposed more than 5 years. The objective of this research is to find relationship between noise dose and noise-induced hearing loss at workers in an oil and gas company in East Java. Research design that I used in this research is cross-sectional method. Statistic test that I used in this research is chi-square test. Research in this company has done in January-February 2014 and continued in May 2014. The result is, there are 3 from 33 workers has suffered noise-induced hearing loss. In this research, the results are equal with the theory but I did not find any significant relations between noise dose and noise-induced hearing loss."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanihatu, Iwan Gimyar
"Penelitian ini bersifat studi observasional terhadap risiko muskulo skeletal pada pekerja di Lapangan Produksi Minyak dan Gas Bumi VICO Indonesia, Kalimantan Timur. Penelitian ini memfokuskan pada gerakan-gerakan, postur / posisi janggal menurut jenis pekerjaan pada Craftsman, Welder dan Floorman, dan juga mencoba untuk menganalisa jenis dan tingginya risiko ergonomik yang dapat terjadi. Data-data dalam penelitian ini adalah primer dan original, yang dikumpulkan dengan menggunakan kamera elektronik, kemudian dimasukkan dalam CD-Rom. Pengambilan data ini disesuaikan dengan waktu kerja masing-masing. Analisa semi kuantitatif yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menurut metode Ergonomic Assessment Survey (EASY) dengan menggunakan sistim skor dari Baseline Risk Identification Ergonomic Factors Survey (BRIEF)."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T9182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
"Tesis ini membahas efektifitas penerapan SMK3 perusahaan KKKS GOKPL dalam menekan kecelakaan kerja kegiatan eksplorasi MIGAS di indonesia. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan implementasi SMK3 agar ditingkatkan karena terlihat efektif dalam menurunkan kecelakaan kerja, perusahaan agar melakukan audit secara rutin untuk memastikan bahwa SMK3 dijalankan oleh semua jenjang didalam organisasi dan dapat menjalankan perbaikan yang berkelanjutan, evaluasi SMK3 Kontraktor (CSMS) agar terus ditingkatkan,bisnis perusahaan banyak melibatkan kontraktor yang merupakan salah satu penentu terciptanya keselamatan dan kesehatan ditempat kerja, dan sangat mempengaruhi dalam menekan angka kecelakaan seperti yang telah dibahas dalam penelitian ini.

The focus of this study is to determine the GOKPL Company OHS-MS Implementation Level in reducing accident rate in Oil & Gas exploration activity. This is a qualitative study with descriptive design. The results suggest that OHSMS implementation be improved because it does effective in reducing accident rates, Company to conduct regular audits to ensure that OHSMS runs by all level towards continuous improvement, and evaluation of the Contractors Safety Management System (CSMS) to be improved, given the company's business involves some contractors, which is one of contributing factor in creating safe workplace, and affects the number of accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T40813
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budisetiawan Muchtar
"Latar belakang: Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi kecelakaan kerja dan mengetahui hubungan aspek perilaku pekerja serta faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja industri minyak dan gas bumi (migas) di Kalimantan sehingga dapat dilakukan upaya. pcncegahan untuk menurunkan angka kecelakaan kerja.
Metode: Studi potong lintang dilakukan pada bulan November 2009 terhadap 364 responden di bagian operation yang bekerja selama bulan Januari-September 2009. Data dikumpulkan dengan wawancara dan kuesioner pada pekenja maupun supervisor. Hubungan antara umur, pendidikan, masa kerja, status perkawinan, status kepegawaian, lama kerja, kerja safety, status kesehatan, perilaku, pengetahuan sqkzy, pelatihan keselamatan kerja, supervisi, tanda peringatan, bising, panas dan keadaan Iingkungan kenja Iainnya dianalisis statistik secara univariat, bivariat dan regresi Iogistik.
Hasil: Prevalensi keoelakaan kerja 5.7% yang terdiri dari kecelakaan kexja ringan sebesar 3.3% dan near miss 2.4%. Dari analisis mullivariat didapat hubungan bemmkna antara kejadian kecelakaan kezja dan variabel kenja shw (OR=1 1.9; CI 95% 2.2-49.9), at risk behavior (OR=8.4; CI 95% 1.9-36.6), pengctahuan safézy kurang (OR=9.3; Cl 95% 2.0-44.l), myop (OR=45.0; Cl 95% 2.9-70l.3), masa kerja antara 5-I0 tahun (OR=0.I; CI 95% 1.9-36.6), dan kebisingan (OR=3.4; CI 95% 1.9-36.6).
Kesimpulan: Prevalcnsi kecelakaan kenja 5.7% dan kerja .shw merupakan faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja.

Background: Work accident is an unexpected or unwanted event from work which is related to work in company. The purpose of this research is to know the prevalence of work accident and to determine relationship between behavior aspect of workforce and other factors which could influence the occurence of work accident to oil and gas workforce in Kalimantan, so that preventive efforts to reduce the number of work accident can be performed.
Method: A cross-sectional study was perfonned in November 2009 to 364 workforces of Operations Department who had worked during January-September 2009. The data was compiled through interviews and questionnaires to the workforce and supervisors. Relationship between age, education, tenure, marital status, employment status, length of work, work-shift, health status, behavior, safety knowledge, safety trainings, supervision, warning signs, noise, heat and other work environment condition were analyzed statistically by univariate, bivariate and logistic regression.
Result: Work accident prevalence of 5.7%, consists of minor work accident of 3.3% and near-miss of 2.4%. From multivariate analysis, it was identified that there is a significant relationship between work accident and work-shift (0R=l 1.9; CI 95% 2.2- 49.9), at risk behavior (OR=8.4; CI 95% 1.9-36.6), lack of knowledge on safety (OR=9.3; CI 95% 2.0-44.l), myop (OR=45.0; CI 95% 2.9-7013), tenure between 5-10 years (OR=0.1; CI 95% l.9-36.6), and perception of noise (OR=3.4; CI 95% 1.9-36.6).
Conclusion: Prevalence of work accident is 5.7% and work-shitt is the most associated factor with work accident.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32317
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tabita Majiah
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran keluhan subyektif akibat pajanan tekanan panas pada pekerja kebersihan PT X mitra kerja PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Suralaya (PT IP Suralaya) tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 22 orang. Data primer dikumpulkan dengan melakukan pengukuran iklim kerja, pengukuran berat badan dan tinggi badan serta penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enam keluhan dirasakan oleh >50% responden yaitu banyak mengeluarkan keringat (100%), merasa cepat haus (90,9%), kulit terasa panas (86,4%), lemas (63,6%), merasa cepat lelah (59,1%) dan merasa tidak nyaman dalam bekerja (59,1%) serta sebanyak 13 (59,1%) responden mengalami kejadian tekanan panas. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya pengendalian bagi PT IP Suralaya yaitu memperbaiki exhaust di Mezanine unit 5 dan 7, meningkatkan pengawasan secara berkala, melakukan komunikasi dan promosi bahaya tekanan panas serta melakukan pengukuran iklim kerja secara rutin. Sedangkan bagi PT X yaitu memastikan air minum selalu tersedia, menyediakan air minum bersuhu antara 10°C-15°C dan rotasi pekerja yang berusia ≥40 tahun serta saran bagi pekerja PT X yaitu mengganti konsumsi kopi sesaat sebelum memulai bekerja dengan konsumsi 2 gelas air mineral dan 1 gelas air mineral setiap 15-20 menit sekali ketika bekerja di tempat panas.

The objective of the study is to describe the overview of subjective complaints due to heat stress exposure felt by cleaning service of PT X partner of PT Indonesia Power Suralaya Generating Business Unit (PT IP Suralaya) in 2014. This study used a cross-sectional method which samples are 22 people. Primary data were collected by measuring work climate, measurement of sample's weight and height, as well as questionnaires. The study showed that six complaints that felt by >50% are sweating (100%), feeling thirsty gradually (90.9%), skin feels hot (86.4%), feeling tired (59.1%), and feel uncomfortable while working (59.1%) and 13 respondents (59.1 %) experience heat stress. Therefore, some controls that can be undertaken by PT IP Suralaya are fix the exhaust in Mezanine unit 5 and 7, increased periodic inspections, hazard communication programs and measurements of work climate. Other controls that can be undertaken by PT X are ensure the availability of drink water, provide drink water which temperature between 10°C-15°C, and rotating worker. Besides, the workers should avoid the consumption of coffee immediately before start working, as well as drink 2 glasses and a glass of mineral water every 15-20 minutes while working in hot areas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Tusafariah
"Teknologi nuklir atau radiasi sudah banyak dimanfaatkan dalam bidang kehidupan, seperti bidang pertanian, kesehatan dan industri. Namun demikian selain memberi dampak positif, tenaga nuklir juga mempunyai potensi bahaya radiasi terhadap pekerjanya, anggota masyarakat dan lingkungan hidup, apabila didalam pemanfaatan tenaga nuklir ketentuan tentang keselamatan nuklir tidak diperhatikan dan diawasi dengan sebaiknya.
Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Serpong adalah salah satu pusat kegiatan yang melakukan penelitian dan pengembangan program -pemanfaatan tenaga nuklir. Dalam melaksanakan tugas tersebut para pekerjanya saling berhubungan dengan sumber radiasi maupun bahan zat radioaktif. Dengan demikian pekerjanya berpotensi untuk terpajan dengan radiasi baik secara interna maupun eksterna. Hal ini mungkin dapat menyebabkan ganguan kesehatannya, untuk itu perlu dilakukan pemantauan dosis radiasi baik itu pada pekerja maupun lingkungan kerjanya untuk menghindari agar dosis radiasi tidak melebihi nilai batas dosis yang diizinkan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apa saja yang berhubungan dengan dosis radiasi eksterna yang diterima oleh pekerja radiasi akibat interaksi antara pekerja radiasi dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
Rancangan penelitian adalah pendekatan cross sectional, untuk melihat hubungan umur, jenis kelamin, pendidikan, pelatihan, masa kerja, pengetahuan dan sikap, peralatan proteksi radiasi, prosedur kerja dan pengawasan serta pajanan radiasi lingkungan daerah kerja dengan dosis radiasi eksterna yang diterima. Sebagai responder digunakan 100 orang pekerja radiasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 orang pekerja radiasi ada 10 % yang menerima dosis radiasi lebih besar dari 15 mSv. Jika dibandingkan dengan laporan dari UNSCEAR tahun 2000 (1%) untuk rata-rata penerimaan dosis pekerja radiasi di dunia selama periode 1990-1994, ternyata lebih tinggi, namun bila dibandingkan dengan penerimaan untuk rata-rata dengan jenis pekerjaan (13%), hasil yang diperoleh lebih rendah.
Dari hasil pemantauan lingkungan kerja diperoleh pajanan radiasi daerah kerja pada umumnya di bawah 2,5 mR/jam. (yang tertinggi lebih dari 200 mR/jam), tetapi pajanan radiasi yang tinggi ini tidak berlangsung lama. Dengan demikian pajanan radiasi masih tergolong dalam daerah pengendalian sesuai dengan pembagian daerah kerja.
Hasil penelitian dengan uji statistik menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan, pelatihan, masa kerja, pengetahuan, peralatan proteksi radiasi tidak ada hubungan yang signifikan dengan dosis radiasi eksterna. Sementara sikap, prosedur kerja, pengawasan dan pajanan radiasi lingkungan daerah kerja berhubungan dengan dosis radiasi eksterna.
Dari hasil analisis multivariat diperoleh 2 faktor yang saling berhubungan dengan dosis radiasi eksterna. Dari dua faktor tersebut ternyata yang paling berhubungan dengan dosis radiasi eksterna adalah pajanan radiasi daerah kerja kemudian prosedur kerja dengan nilai Odds Ratio masing-masing 89,9086 95% CI : 8,6600-933,4321 dan 14,0036, 95% CI : 1,9476-100,6859.
Dengan demikian disarankan kepada instansi untuk mengambil langkah berusaha menurunkan pajanan radiasi lingkungan kerja dan lebih memperhatikan/mengawasi pekerja radiasi dalam melakukan pekerjaan agar mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan dan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi yang menerima dosis lebih besar dari 15 mSv lebih diperhatikan.

Analysis on Factors Related to External Radiation Dose to Radiation Workers at Serpong Nuclear Research Centre, National Nuclear Energy Agency in 2000/2001Nuclear or radiation technology has much been used in various fields of life: agriculture, health, industry etc. Nevertheless, along with its positive advantages, nuclear energy also potentially dangerous to the workers, public and environment, whose using the nuclear energy, whenever the requirements of safety radiation are not well establish.
Serpong Nuclear Research Centre is one of the centres of activities that carries out research and development of nuclear energy. In the implementation of the task, the workers are often in contact with radiation sources and radioactivity materials. The workers will then potentially expose to radiation, externally and internally. This may affect his health so that it is necessary to monitor the radiation dose to the workers and his work environment to avoid the radiation dose that exceeds the dose limit.
This study has purpose to analyze factors that related to the external radiation dose received by the workers or their work environment since there were interaction among workers with his job and his work environment.
The design of the study was a cross sectional approach and to know the relationship of age, sex, education, training, work duration, knowledge, attitude, equipment for radiation protection, work procedures, supervision and radiation exposure to the environment of work area with external radiation dose received. As respondents, 100 radiation workers have been collected.
The result of the study shown that 10% out of 100 radiation workers received radiation dose more than 15 mSv. If compared to 2000 UNSCEAR report (1%) for global averaged dose received by radiation workers dining 1990-1994, it is seen higher. But if compared to average rate received wording to the work classification (13%), the result obtained is lower.
From the result of the monitoring of work area environment, in general its obtained under 2,5 mR/hour, the highest is over 200 mR/hour but not longer. Therefore, it can still be classified as of controlled area.
The result of the study using the statistical test shows that age, sex, education, training, work duration, knowledge, equipment for radiation protection have no significant relationship with external radiation dose. However, attitude, work procedures, supervision and radiation exposure of work area environment have a significant relationship with external radiation dose.
From the multivariate analysis result two factors which were related with external radiation dose. The most related of that factors were radiation exposure of work area, followed by the procedures having the Odds ratio value 89, 9086 95% CI: 8, 6600-933,4321and 14, 0036, 95% Cl : 1,9476-100,6859 respectively.
It is therefore advisable for the institution to take the necessary measures to minimize radiation exposure of work environment and to give more attention to their radiation workers. Establishing work procedures, as well as to provide a more thorough health examination to workers who received radiation dose exceeding 15 mSv.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T9184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>