Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156680 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulisa Fringka
"Penelitian ini membahas resistensi masyarakat lokal terhadap rencana tambang oleh perusahaan ekstraktif yang difokuskan pada studi konflik, kemudian akan dilihat apakah konflik ini berkembang menjadi sebuah gerakan sosial atau tidak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan stratergi studi kasus di Nagari III Koto, Sumatera Barat. Terdapat 12 informan dalam penelitian ini yang dipilih secara purposive dan snow ball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh variabel yang menjadi sebab resistensi. Norma dan aturan adat menjadi variabel yang sangat penting sebagai sebab resistensi sekaligus sebagai penentu bentuk resistensi yang dilakukan. Sedikitnya ada tujuh bentuk resistensi yang dilakukan t hingga tujuan gerakan itu dapat tercapai. Selain menjadi sebab dan menentukan bentuk, adat dengan legalitas yang tinggi ternyata juga digunakan sebagai alat dalam melakukan mencapai tujuan resistensi oleh masyarakat. Kemudian berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diidentifikasi bahwa resistensi pada masyarakat Nagari III Koto termasuk kedalam bentuk gerakan sosial.

This research discuss about the resistance in local societies against mining corporation by extractive corporate. This study focus in conflict approach which is seen if it can be a social movement or not. This study uses qualitative approach with case study held in Nagari III Koto, West Sumatera. There are twelve informants selected by purposive and snow ball technique. The result of this research shows us that there are seven variables which being the cause of resistance. Norms and customs? tradition are the most important in determining the forms of resistance. At least there is seven forms of resistance which did by actors in the region until it achieved. Highly legal tradition can be used as a tool to reach the goals of resistance in society. Finally, based on this research, resistance in Nagari III Koto's society included as social movement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulisa Fringka
"Tulisan ini membahas resistensi masyarakat lokal terhadap rencana tambang oleh
perusahaan ekstraktif yang difokuskan pada studi konflik untuk melihat apakah konflik
ini berkembang menjadi sebuah gerakan sosial atau tidak. Tulisan ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan studi kasus di Nagari III Koto, Sumatera Barat. Tulisan
ini menunjukkan terdapat tujuh variabel yang menjadi sebab resistensi. Norma dan
aturan adat menjadi variabel yang sangat penting sebagai sebab resistensi sekaligus
sebagai penentu bentuk resistensi yang dilakukan. Sedikitnya ada tujuh bentuk
resistensi yang dilakukan oleh aktor-aktor yang terlibat hingga tujuan resistensi itu
dapat tercapai. Selain menjadi sebab dan menentukan bentuk, keberadaan adat dengan
legalitas yang tinggi ternyata juga digunakan sebagai alat dalam mencapai tujuan
resistensi oleh masyarakat. Berdasarkan bentuk-bentuk resistensi yang teridentifikasi,
dapat disimpulkan bahwa perlawanan masyarakat Nagari III Koto terhadap rencana
tambang Bukit Batubasi merupakan suatu gerakan sosial.
This article discusses the resistance in local societies against mining corporate. This
study focuses on conflict approach which is seen if it can be a social movement or not.
This study uses the qualitative approach with case study held in Nagari III Koto, West
Sumatera. This article shows us that there are seven variables which being the cause of
resistance. Norms and custom’s tradition are the most important in determining the
forms of resistance. At least there are seven forms of resistance which did by actors
in the region until it achieved. Highly legal tradition can be used as a tool to reach
the goals of resistance in society. Based on such forms of those resistances, it could be
concluded that the resistances of the people in Nagari III Koto are social movement."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Pusat Kajian Sosiologi, LabSosio, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Penelitian bertujuan untuk memahami keadaan masyarakat di Nagari saat ini, khususnya kehidupan nagari setelah system nagari diterapkan kembali di Sumatera Barat. Dan untuk melihat perbedaan kehidupan nagari saat ini dengan kehidupan nagari tradisional, sehingga ditemukan gambaran yang jelas terhadap kenyataan nagari saat ini. Serta Diharapkan penelitian ini bermanfaat dalam mengisi ruang kosong teoritik maupun praktik dalam memahami realitas masyarakat Minangkabau modern termasuk perubahan sosial yang terjadi di dalamnya dan dapat bermanfaat dalam pengambilan kebijakan-kebijakan pembangunan khususnya pembangunan sosial di Sumatera Barat. Pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut; (I) Bagaimana keadaan nagari dewasa ini, setelah system nagari diterapkan kembali di Sumatera Barat ? (2) Apakah terdapat perbedaan antara nagari tradisional dengan nagari saat ini ?
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, bukan dalam kategori-kategori matematis yang digolongkan dalam tipe penelitian deskriptif analisis. Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dan beberapa sumber, yaitu, pertama, Sumber-sumber yang tertulis dan bersifat sekunder yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan masalah yang diteliti. Kedua, data-data yang dikumpulkan melalui interviu-interviu langsung, observasi-observasi pribadi. Ketiga, Data yang diperoleh dengan cara langsung ke masyarakat secara partisipatif seraya melakukan observasi mendalam (participant observer). Selanjutnya, pengalaman bagi peneliti sendiri yang merupakan putra asli Minangkabau yang pernah merasakan hidup di kampung halaman ataupun di perantauan, tentu memberikan manfaat dalam merasakan lika-liku masyarakat yang dapat menambah pemahaman yang mendalam terhadap masalah yang diteliti.
Lokasi Penelitiannya adalah di nagari Koto Baru Simalanggang Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Pemilihan nagari ini berdasarkan kriteria sub-urban. Nagari ini memenuhi kriteria sub-urban tersebut. Dalam penelitian tersebut, penulis melihat nagari tradisional dan nagari saat ini khususnya di nagari Koto Baru Simalanggang. Dan penulis menemukan sejumlah perbedaan dan perubahan dalam hal Pemerintahan dan kepemimpinan, hubungan kekerabatan, penguasaan sumber daya ekonomi serta munculnya struktur baru diluar struktur adat.
Berdasarkan temuan tersebut penulis berkesimpulan bahwa yang terjadi sesungguhnya adalah proses individualisasi dalam berbagai sistem sosial dalam kehidupan nagari di Minangkabau. Dalam hal pemerintahan, individualisasi terlihat dalam perubahan struktur yang otonom kepada struktur hirarkis karena menyesuaikan diri dengan ketentuan nasional.dan berubah Bari kepemimpinan komunal para pemangku adat kepada kepemimpinan tunggal Wali Nagari yang dipilih langsung oleh rakyat. Dalam ikatan kekerabatan juga terdapat perubahan, yaitu perubahan dalam hal keintiman. Ikatan kekerabatan yang kuat sekarang sudah bertambah longgar. Dan dalam hal pengusaan sumber daya ekonomi juga telah bergeser dan komunal kepada individual. Kalau dalam masyarakat nagari tradisional, masyarakat bergantung kepada harta pusaka, sekarang sebagian besar masyarakat sudah bergantung kepada harta pencariannya sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghivo Pratama
"Penelitian ini mencoba untuk melihat pembangunan desa pada bidang pertanian melalui peran pemerintah lokal (wali nagari) dan modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat. Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel 90 anggota kelompok tani sebagai responden. Hasil peran pemerintah desa yang cenderung rendah menyebabkan pembangunan desa yang buruk. Sedangkan, modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat tidak berhubungan.

This thesis purposes are to measure the influences of local govemace (wali nagari) and social capital roles toward rural development. This research use quantitative approach with 90 members of fanner groups as the respondent. The role of local governance toward rural development is tending to low. In the other hand, there is no influence between social capital and rural development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrital Rezki
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial perubahan kepemilikan tanah
pusako di Nagari Cubadak dan kaitannya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dari tahun ketahun selau terjadi perubahan kepemilikan tanah
pusako yang dijual, meski menurut adat Minangkabau hal ini sama sekali tidak
boleh terjadi. Tujuan penelitian ini adalah; 1) pola perubahan kepemilikan tanah
pusako 2) kaitan antara faktor yang mempengaruhi perubahan kepemilikan tanah
pusako. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan pengumpulan
data data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari dari Dirjen
Pajak Kanwil II DPJ Sumbagteng KPPBB Solok tahun 1997. Sedangkan data
primer diperoleh langsung dari informan kunci dan survey lapangan. Unit analisis
adalah keseluruhan kavling tanah pusako, geomer adalah Nagari Cubadak.
Perubahan kepemilikan tanah pusako karena penjualan mencapai 43,17 ha.
Penggunaan tanah yang signifikan mempengaruhi perubahan kepemilikan, adalah
tegalan yang kemudian diubah menjadi perumahan. Jarak terhadap pusat
pelayanan berkontribusi signifikan pada perubahan kepemilikan tanah pusako,
perubahan kepemilikan tanah pusako lebih banyak pada jarak tengah ke pusat
pelayanan, dijarak antara 4.925 m sampai dengan 5.375 m. Kemudian, ketika
keberadaan penjual tanah pusako tidak ada, perubahan kepemilikan tanah pusako
menjadi lebih besar, namun korelasi antara keberadaan penjual dengan perubahan
kepemilikan tanah pusako tidak signifikan. Berdasarkan jaringan jalan, perubahan
kepemilikan tanah pusako paling banyak terjadi pada jarak 45-135 m dari jalan,
namun jarak ke jalan tidak signifikan mempengaruhi perubahan kepemilikan
tanah pusako.

ABSTRACT
This thesis aims to determine the spatial pattern of pusako land ownership change
in Nagari Cubadak and its relation to the factors that influence it. Over the years,
obtaining an ownership pusako land change for sale, even though according to the
traditional Minangkabau this should not happen at all. The purpose of this study
are: 1) the pattern of pusako land ownership changes; 2) the link between the
factors affecting changes in pusako land ownership. This study used a descriptive
method. Based on the data collection is secondary data obtained from the
Regional Office of Directorate General of Taxation (DPJ II Sumbagteng KPPBB
Solok 1997). While the primary data obtained directly from key informants and
field surveys. The unit of analysis is the entire parcel of pusako land, geomer is
Nagari Cubadak.
Changes in pusako land ownership as sales reached 43.17 ha, land use significant
affecting ownership changes, is a upland which is then converted into housing.
Distance to service centers contribute significantly to changes in pusako land
ownership, changes in pusako land ownership more at the center to center
distance service , at a distance between 4,925 m to 5,375 m. Then, when the
existence of the pusako land sellers no one, change in pusako land ownership
become larger, but the correlation between the presence of the seller with the
change of ownership of pusako land insignificant. Based on the road network,
pusako land ownership changes most common at a distance of 45-135 m from the
road, but the distance to the road does not significantly affect the change in
pusako land ownership."
2013
T39275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Saepul Ahyar
"ABSTRAK
Studi ini membahas gerakan sosial masyarakat Padarincang, Serang,
Banten yang menentang dikeluarkannya Ijin pembangunan dan eksplorasi sumber
air kepada PT. Tirta Investama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji latar
belakang, faktor penyebab, dinamika dan proses gerakan sosial tersebut serta
menganalisis dinamika dan karakter gerakan sosial tersebut.
Landasan teoritik studi ini adalah Teori Mobilisasi Sumberdaya/Resaurces
Mobilization Theory (RMT) yang dipadukan dengan Teori Orientasi Identitas/The
Identity Oriented Theory (IOT). Pendekatan RMT lebih menekankan pada
tindakan rasional yang memandang masing-masing aktor dalam tindakan kolektif
mempunyai kepentingan. Sementara pendekatan teori Identitas lebih menekankan
kepada identitas, solidaritas dan komitmen bersama.
Hasil penelitian menunjukan faktor penyebab munculnya gerakan sosial di
Padarincang dikarenakan dua alasan berbeda. Pertama, alasan yang bersifat
material dan ideologis, seperti kelompok yang menghitung untung rugi secara
ekonomi. Kedua, alasan yang bersifat gagasan/ide kemanusiaan, seperti alasan
pelestarian lingkungan hidup dan keadilan dalam pembangunan. Dengan
demikian, karakteristik gerakan sosial tidak dapat dikategorikan gerakan sosial
baru secara utuh, tetapi juga karakteristik gerakan sosial lama masih tetap
nampak. Karakter gerakan lama terutama lebih didominasi oleh kalangan
masyarakat petani, kyai dan santri pondok pesantren. Sementara karakter gerakan
sosial baru nampak pada aktivis gerakan, baik aktivis lokal ataupun dari kalangan
NGO yang terlibat dalam gerakan sosial ini.
Dari sisi proses dan dinamika gerakan, mengikuti RMT terlihat bahwa
faktor determinan gerakan sosial di Padarincang adalah adanya organisasi
(GRAPPAD dan AMPL), kepemimpinan, mobilisasi sumberdaya, jaringan dan
partisipasi yang luas serta mampu menggunakan peluang politik yang ada.
Analisis ini diperkuat dengan adanya kesamaan identitas kelompok, dalam hal ini
ikatan keagamaan dan kekeluargaan yang kental yang membangunkan komitmen
dan solidaritas sosial yang tinggi di kalangan masyarakat.
Secara teoritik, penelitian gerakan sosial di Padarincang tidak dapat
dijelaskan dengan satu teori RMT saja. Perpaduan antara RMT dan IOT dapat
menjelaskan secara lebih baik gerakan sosial tersebut. Dengan demikian terdapat
sejumlah konsep yang baik, tetapi tidak mampu menjelaskan realitas secara
konprehenship dan memerlukan teori lain untuk menjelaskannya.

ABSTRACT
This study discusses social movements in rural people of Padarincang,
Serang, Banten, which oppose the issuance of the construction and the exploration
permit of water resources to PT. Tirta Investama. This study aims to assess the
background, causes, dynamics and processes of their resistance.
This study based on Resource Mobilization Theory (RMT) combined with
The Identity Oriented Theory (IOT). RMT approach is more emphasis on rational
action that sees each actor has an interest in collective action. The other theory,
Identity theory, stresses to identity, solidarity and commitment of the group.
The results of study showed that there are two factors causing the rise of
social movements in Padarincang. First, the reason for that movement is material
and ideological, as a group economically calculate profit and loss. The second
reason is they consider the idea / ideas of humanity, such as environmental
conservation reasons and fairness in development. Thus, the characteristics of a
social movement can’t be categorized as new social movements as a whole, but
also the characteristics of the old social movements are still visible. Old social
movement character is dominated by, especially the farming community, religious
scholars and boarding school students (santri). On the other side, the character of
this new social movements seem in activists, both local and NGO activists that
involved in this social movement.
In terms of the process and the dynamics of movement, based on RMT is
seen that the determinant factor in Padarincang social movement is in the
organization (GRAPPAD and AMPL), leadership, resource mobilization,
networking and wide participation and be able to use the existing political
opportunities. This analysis is reinforced by the similarity of group identity, in this
case religious and kinship ties viscous built commitment and high social solidarity
among the rural people.
Theoretically, the study of social movements in Padarincang can not be
explained by the theory of RMT only. The mix theory between RMT and IOT can
be better explain the social movements. Although there a number of good concept,
but it can not be able to explain the case completly and need another theory to
explain it."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Riasanawati
"Gerakan sosial mengalami pola perubahan seiring dengan pergeseran struktural dan kultural masyarakat menuju masyarakat post-industry. Gerakan sosial tidak melulu direpresentasikan oleh subjek homogen dalam kelompok atau kelas sosial tertentu yang dibahas oleh aktivis-aktivis gerakan sosial sebelumnya yaitu petani, buruh, atau masyarakat minoritas saja. Gerakan sosial telah melahirkan agen-agen sosial baru yang disebut dengan urban activist yang berbeda dengan grassroot activists dengan menghadirkan gerakan sosial baru dengan mengusung tuntutan baru yang lebih kompleks seperti isu mengenai keadilan sosial (social justice). Tulisan ini berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari gerakan yang dipelopori oleh urban activist yang terepresentasi melalui kelompok pedagang kelas menengah di Pasar Santa melalui studi kasus pada gerakan #SustainableSanta. Tulisan ini berupaya untuk membahas bagaimana neoliberalisme yang datang melalui privatisasi yang dilakukan oleh developer swasta terhadap pasar tradisional yang seharusnya merupakan ruang publik sebagai aset negara (PD Pasar Jaya) untuk kepentingan lintas kelas dimonopoli menjadi mewakili kelas-kelas sosial tertentu, telah memunculkan bentuk resistensi yang dilakukan oleh kelompok pedagang kelas menengah di Pasar Santa. Perlawanan yang dipicu oleh pedagang di Pasar Santa ini merepresentasikan bentuk baru dalam gerakan sosial. Analisis dalam penelitian ini akan menyelidiki cara pendekatan yang dilakukan oleh para urban activist dalam mengorganisir gerakan mereka melalui proses framing atau pengemasan ideologi dan mobilisasi sumber daya (resources mobilization) yang mereka lakukan.

Along with the structural and cultural transformation towards a post-industrial society, there have been an increasing diversity form of activism. Social movements are no longer merely represented by a homogeneous subject in groups or certain social class discussed by social movements activists earlier, like farmers, labours and minority communities only. Social change may affect the characteristics of social conflict and collective action in different ways. It may facilitate the emergence of urban activist which is different from grassroot activists by presenting new social movements through a new more complex demands such us the issue of social justice. This paper seeks to gain a better understanding of the movement spearheaded by the urban activist through case studies on #SustainableSanta movement. This paper seeks to discuss how the neoliberalism which came through privatization undertaken by the private developers of the traditional markets which should be a public facility as an asset of the country (PD Pasar Jaya) is supposed to be for the sake of crossed-class interests is monopolized into representing certain social classes, has led to forms of resistance carried out by a group of middle-class merchants in Pasar Santa. Resistance fueled by the urban activists represents a new form of social movement. The analysis in this study will investigate how the approach taken by urban activist groups in organizing their movement is done through the process of framing and resources mobilization which they do.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indryan Swarandaru Djamin
"Skripsi ini menjelaskan mengenai pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi terhadap terbentuknya gerakan sosial di Spanyol yang disebut dengan gerakan 15M Indignados Movement di tahun 2011. Faktor-faktor krisis ekonomi seperti menurunnya pendapatan rumah tangga, meningkatnya jumlah pengangguran, dan meningkatnya kesenjangan pendapatan membuat berbagai kelompok masyarakat yang terdampak krisis ekonomi untuk ikut serta bergabung ke dalam gerakan sosial 15M Indignados dan memprotes kepada pemerintah yang dinilai bertanggung jawab atas terjadinya krisis ekonomi tersebut di Spanyol. Kemudian masalah krisis ekonomi menjadi isu populis yang kemudian dimanfaatkan oleh Partai Podemos yang memiliki hubungan dengan gerakan 15M Indignados untuk mendapatkan dukungan dari para simpatisan gerakan tersebut. Partai Podemos yang dipimpin oleh Pablo Iglesias kemudian mengkampanyekan isu populis untuk meraih banyak dukungan.

This thesis is explaining about the economic crisis and it’s influence to the emergence of social movement which is called 15M Indignados Movement in Spain in the year of 2011. Three factors of the economic crisis in Spain, which are declining household income, increasing unemployment, and increasing income inequality has made many groups of people in the society to make 15M Indignados Movement and they began to protes to the government who is responsible for the emergence of the economic crisis in Spain. The economic crisis then became the populism issues in Spain, and after the 15M Indignados Movement ended, Podemos Party which has a connection with the social movement, getting support from the Indignados movement symphatizers. Podemos which is lead by Pablo Iglesias as their leader, raising these populism issues in their campaigns to gain supports."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shalimar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap strategi Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) sebagai gerakan kesetaraan gender berbasis agama dalam menghadapi kelompok-kelompok yang tidak mendukung kesetaraan gender. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa gerakan kesetaraan gender secara umum berada di posisi yang berseberangan dengan agama dikarenakan aktor di dalam institusi agama yang menganut dan mempraktikan nilai patriarki. Strategi yang digunakan KUPI dalam menghadapi kelompok-kelompok yang tidak mendukung kesetaraan gender meliputi pendekatan komunikasi, pendidikan, advokasi kebijakan, dan kemitraan dengan kelompok-kelompok lain yang memiliki visi yang sama dengan KUPI. Penelitian ini menggunakan konsep gerakan sosial menurut Anthony Giddens dan pendekatan mobilisasi sumber daya dalam gerakan sosial oleh J. Craig Jenkins untuk menganalisis strategi yang digunakan KUPI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KUPI menggunakan strategi-strategi yang dialogis dan diplomatis dalam menghadapi kelompok-kelompok yang tidak mendukung kesetaraan gender. KUPI tidak menggunakan pendekatan yang konfrontatif, melainkan berupaya memberikan pengetahuan, pemahaman, serta berargumentasi secara logis dengan mengacu pada fakta dan data yang relevan. KUPI juga berhasil membangun jaringan yang kuat dengan berbagai organisasi untuk memperkuat gerakan kesetaraan gender yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi kasus terhadap KUPI. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan tokoh kunci KUPI, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber.

This research aims to explore the strategies of the Congress of Indonesian Women Ulama (KUPI) in facing groups that don’t support gender equality. Previous studies indicate that the gender equality movement is generally at odds with religion due to actors within religious institutions who adhere to and practice patriarchal values. The strategies employed by KUPI in facing groups that don’t support gender equality include communication approaches, education, policy advocacy, and partnerships with other groups that share the same vision as KUPI. This research utilizesُAnthonyُGiddens’ُconceptُofُsocialُmovementُandُJ.ُCraigُJenkins’ُresource mobilization theory in social movement to analyze the strategies used by KUPI. This research reveals that KUPI employs dialogic and diplomatic strategies in facing groups that don't support gender equality. KUPI avoids confrontational approaches and instead aims to provide knowledge, understanding, and logical arguments based on facts and data. KUPI has also successfully built strong networks with various organizations to strengthen the gender equality movement. This study utilizes a qualitative approach through a case study of KUPI. Primary data is obtained through in-depth interviews with key figures in KUPI, while secondary data is collected from various sources."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Hartanti
"ABSTRAK
Tulisan ini difokuskan pada situasi pasar nagari sebagai arena sosial dalam proses penyelesaian sengketa. Studi kasus pasar Nagari Moto Baru, Padang Panjang, Sumatera Barat.
Penelitian mengenai Pasar Nagari dilihat sebagai pasar tradisional yang unik dan menjadi arena sosial, yang dapat memunculkan berbagai kegiatan. Misalnya menjadi ajang pertemuan antara penjual dan pembeli untuk bertransaksi, sumber dimensi komunikasi dan informasi, sumber gosip, tempat rekreasi atau tempat hiburan, tempat ngrumpi, tempat pertemuan sosial dan sebagai alat kontrol sosial. Sernua ini memungkinkan sekali timbul sengketa.
Sengketa yang muncul akan diselesaikan dengan cara-cara warga masyarakat setempat, yang bersumber pada budaya Minangkabau dan tidak terlepas dari sistem matrilineal.
Begitu kompleknya masalah-masalah yang muncul di pasar nagari, sehingga pasar Nagari menjadi suatu arena sosial dalam proses penyelesaian sengketa. Tidak semua sengketa pada tahap basil akhir diselesaikan di pengadilan formal, tetapi justru sebagian besar sengketa dapat diselesaikan di pengadilan non formal, dengan hasil kompromistis dan berupaya memuaskan kedua belah pihak. Hal ini dipilih para pihak karena dapat rnengembalikan, memulihkan atau menjaga keseimbangan hubungan persaudaraan yang telah terjalin. Lebih-lebih para pihak tersebut sesama mitra usaha yang selalu memperhitungkan hubungan yang bersifat kolegalitas atau kebersamaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>