Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170144 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyan Oktavia Rindhu Shinta Rini
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus adalah menjaga kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia dan mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada ekstrak tanaman Garcinia hombroniana Pierre Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Pengukuran aktivitas α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 490 nm, sedangkan untuk pengukuran aktivitas α-glukosidase dilakukan pada panjang gelombang 405 nm. Ekstrak yang memiliki penghambatan tertinggi untuk kedua enzim adalah ekstrak metanol dengan persen penghambatan sebesar 61,64% pada konsentrasi 20 μg/mL, IC50 = 23,70 μg/mL pada α-amilase, sedangkan pada α-glukosidase memberikan nilai IC50 = 34,45 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak metanol Garcinia hombroniana Pierre yang diuji mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan antrakuinon.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by high blood glucose levels. One of strategies in treatment diabetes mellitus is to maintain postprandial glucose levels by inhibition of carbohydrates-hydrolysing enzymes, α-amylase and α-glucosidase. The aim of this research was to identify chemical constituent group and determine enzyme inhibition activity from extract of Garcinia hombroniana Pierre. Extraction was done by maceration with solvent n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Measure activity of α-amylase was tested using spectrophotometer UV-Vis at wavelength λ=490 nm, and activity of α-glucosidase was tested at wavelenght λ=405 nm. An extract which has the highest inhibition to both enzymes was the methanol extract with the percent inhibition was 61.64% at concentration 20 μg/mL, IC50 = 23.70 μg/mL in α-amylase activity, meanwhile an α-glucosidase activity it provided IC50 = 34.45 μg/mL. Phytochemical screening showed that in methanol extracts of leaves from Garcinia hombroniana Pierre contain alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, tannins, and antrakuinon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S63581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tazkia Khairina Fathin
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus adalah dengan menurunkan kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada kulit batang Garcinia hombroniana Pierre serta kandungan pada ekstrak teraktif. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi bertingkat dengan pelarut yang kepolarannya meningkat, yaitu n-heksana, etil asetat dan metanol. Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ=490 nm). Sedangkan, uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan microplate reader (λ=405 nm).
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit batang Garcinia hombroniana Pierre memiliki memiliki aktivitas penghambatan α-amilase terbaik dengan nilai IC50 8,91μg/mL. Sedangkan hasil penghambatan α-glukosidase menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit batang Garcinia hombroniana Pierre memiliki memiliki aktivitas penghambatan terbaik dengan nilai IC50 37,18 μg/mL. IC50 dari standar akarbose adalah sebesar 91,17 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak metanol kulit batang Garcinia hombroniana Pierre mengandung golongan senyawa flavonoid, glikosida, saponin, dan tannin.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by high blood glucose levels. One therapy for treating diabetes mellitus is to decrease postprandial glucose levels by inhibition of carbohydrates-hydrolysing enzymes, α-amylase and α-glucosidase.
The aim of this research was to determine enzyme inhibition activity of Garcinia hombroniana Pierre barks and to identify chemical constituent group in the most active extract. Extraction was done by maceration with n-hexane, ethyl acetate and metanol. α-Amylase inhibition was tested using spectrophotometer UV-Vis (λ=490 nm). Meanwhile, α-glucosidase inhibition was tested using microplate reader (λ=405 nm).
The result showed that methanol extract of Garcinia hombroniana Pierre barks had the best inhibition α-Amylase activity with IC50 of 8.91 μg/mL. Methanol extract of Garcinia hombroniana Pierre barks also had the best inhibition α-glucosidase activity with IC50 of 37.18 μg/mL. Acarbose as a standard had IC50 of 91.17 μg/mL Phytochemical screening showed metanol extract of Garcinia hombroniana Pierre barks generally contain flavonoids, glycosides, saponins, and tannins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Triadisti
"ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan salah satu permasalahan kesehatan global terbesar pada abad 21. Diabetes tipe 2 adalah kasus mayoritas pada diabetes diseluruh dunia yang dikarakterisasi dengan peningkatan level glukosa darah postprandial. Mengendalikan level glukosa postprandial melalui penghambatan α-glukosidase dan mencegah komplikasi melalui antioksidan merupakan sebagian dari strategi efektif pada pengobatan diabetes. Bahan alam memiliki potensi sebagai antidiabetes dan antioksidan yang dapat digunakan pada pengobatan diabetes, salah satunya adalah daun Garcinia hombroniana Pierre. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa aktif sebagai penghambat α-glukosidase dan antioksidan. Isolasi senyawa aktif dari ekstrak daun G. hombroniana Pierre dilakukan dengan fraksinasi menggunakan kromatografi kolom, penghambatan α-glukosidase dan antioksidan diukur menggunakan metode spektrofotometri. Ekstrak etil asetat dan metanol dari daun G. hombroniana Pierre masing-masing menghasilkan 14 dan 12 fraksi. Fraksi dengan aktivitas tertinggi adalah FEA8, yang diperoleh dari ekstrak etil asetat. Pemurnian FEA8 menghasilkan isolat FEA8-1 yang memiliki aktivitas penghambatan α-glukosidase (IC50 4,817 μg/mL), dan aktivitas antioksidan (EC50 7,082 μg/mL dengan metode DPPH dan 17,226 μg/mL dengan metode FRAP). Berdasarkan spektra 1H-NMR, 13C-NMR, DEPT, 2D-NMR (COSY, HMQC, HMBC), spektra LC-MS/MS, spektra UV-Vis, spektra IR serta literatur, menunjukkan bahwa isolat FEA8-1 adalah asam isovanilat.

ABSTRACT
Diabetes mellitus become one of the biggest global health problems of the 21st century. Type 2 diabetes play role for the majority of cases of diabetes worldwide which is characterized by the increase of postprandial blood glucose level. Maintaining postprandial glucose level through inhibition of α-glucosidase and preventing complication through antioxidant are some of effective strategies in the treatment of diabetes. Natural resources have potency as antidiabetic and antioxidant that can be used in diabetes treatment, one of them is Garcinia hombroniana leaves. The objective of this research was to isolate and identify active compound as the α-glucosidase inhibitor and antioxidant. Isolation of active compound from crude was conducted by fractionation using column chromatography, α-glucosidase inhibitory and antioxidant activity were measured using spectrophotometric method. Ethyl acetate and methanol extract of G. hombroniana leaves yielded 14 and 12 fractions, respectively. Fraction with the highest activity is FEA8, obtained from ethyl acetate extract. Purification of FEA8 resulting isolate FEA8-1 with α-glucosidase inhibitory activity (IC50 4,817 μg/mL), and antioxidant activity (EC50 7,082 μg/mL with DPPH method and 17,226 μg/mL with FRAP method). Based on the 1H-NMR, 13C-NMR, DEPT, 2D-NMR (COSY, HMQC, HMBC), LC-MS/MS spectrum, UV Vis spectrum, IR spectrum and literature, showed that the isolate FEA8-1 is Isovanillic acid."
2017
T48556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Handayani
"Beberapa senyawa aktif pada tanaman berpotensi untuk digunakan dalam strategi pengobatan diabetes melitus. Salah satu strategi pengobatan diabetes melitus adalah dengan menjaga kadar glukosa postprandial melalui penghambatan α-amilase dan α-glukosidase. Penghambatan α-amilase menyebabkan zat makanan dalam bentuk polisakarida tidak diubah menjadi bentuk disakaridanya, sedangkan penghambatan α-glukosidase menyebabkan disakarida yang masuk dalam usus tidak bisa diubah menjadi bentuk monosakarida yang paling sederhana yaitu glukosa. Dengan tidak terbentuknya glukosa, maka darah tidak dapat menyerap glukosa dari makanan yang dimakan sehingga dapat menjaga kestabilan kadar glukosa darah, terutama kadar glukosa postprandial.
Dalam penelitian ini peneliti melaporkan aktivitas penghambatan α- glukosidase dan α-amilase oleh 11 sampel dari tanaman Indonesia. Pengukuran aktivitas enzim dilakukan secara spektrofotometri dengan menggunakan kuvet dan microplate reader. Aktivitas α-amilase diukur pada λ=540 nm dan aktivitas α- glukosidase diukur pada λ=405 nm. Ekstrak yang memiliki penghambatan tertinggi untuk kedua enzim adalah ekstrak etanol teh putih dengan persen penghambatan sebesar 86,81% pada konsentrasi 22,5 μg/mL, IC50 = 10,54 μg/mL pada α-glukosidase, sedangkan pada α-amilase teh putih memberikan penghambatan sebesar 99,11% pada konsentrasi 166,7 μg/mL, IC50 = 16,46 μg/mL. Jenis penghambatan dievaluasi menggunakan plot Lineweaver-Burke. Teh putih menunjukkan penghambatan jenis inhibitor kompetitif campuran ditandai dengan penurunan nilai Vmax dan peningkatan nilai Km.

Some of active constituents in plants have potency to be used in diabetes mellitus treatment strategy. One of strategies in treatment diabetes mellitus is to maintain postprandial glucose levels through inhibition of α-amylase and α-glucosidase. Inhibition of α-amylase causes polysaccharide in nutrients could not be transformed into its disacarides, whereas inhibition of α-glucosidase causes the disaccharide in intestine could not be converted into the simplest form of monosaccharides, especially glucose . If glucose has not been formed, the blood could not absorb glucose from the food and it was able to give benefits to maintain stable blood glucose levels, especially postprandial glucose levels.
In this study, researcher reported the inhibitory activities of α-glucosidase and α- amylase by 11 sample from Indonesian plants. Spectrophotometric measurements were performed using a cuvette and microplate reader. An α-amylase activity was measured at λ=540 nm and α-glucosidase activity was measured at λ=405 nm. An extract which has the highest inhibition to both enzymes was the ethanol extract of white tea with the percent inhibition was 86,81 % at concentration 22,5 μg/mL, IC50 = 10,54 μg/mL in α-glucosidase activity. In α-amylase activity it provided inhibition of 99,11 % at concentration of 166,7 μg/mL, IC50 = 16,46 μg/mL. Type of inhibition was evaluated using Lineweaver-Burke plot. White tea showed a mixed competitive inhibition type characterized by decreasing of Vmax value and an increasing of Km value.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Fadhilah
"Diabetes melitus merupakan kelainan metabolik kronis yang dapat ditandai dengan kondisi hiperglikemia, atau tingginya kadar gula pada darah pada pasien. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada sel penghasil insulin, kurangnya sekresi insulin, atau adanya resistensi terhadap insulin. Tingginya kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus dapat diturunkan dengan beberapa cara, salah satunya dengan penghambatan enzim pengkatalis karbohidrat, seperti enzim α-amilase dan α-glukosidase.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antidiabetes dari daun Garcinia kydia melalui penghambatan aktivitas enzim α-amilase dan α-glukosidase. Pada penghambatan α-amilase, digunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 490 nm dan pada penghambatan α-glukosidase digunakan Microplate Reader dengan panjang gelombang 405 nm. Hasil pada uji penghambatan α-amilase menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki persen penghambatan tertinggi, sebesar 89,06% dengan IC50 15,67μg/mL.
Hasil pada uji penghambatan α-glukosidase menunjukkan ekstrak metanol juga memiliki IC50 terkecil, yaitu 22,89μg/mL. Pada kedua uji menunjukkan bahwa ekstrak metanol nilai IC50 terrendah, oleh karena itu dilakukan penapisan senyawa kimia pada ekstrak, hasilnya yaitu ekstrak metanol daun Garcinia kydia mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, glikosida, saponin, dan terpenoid.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by hyperglycemia condition, or an increasing of sugar blood levels in patient. This condition was caused by β-cell destruction, insufficient insulin secretion, and resistance to the action of insulin. Hyperglycemia in diabetes mellitus patients could be reduced by several ways, which one of them is by inhibition of carbohydrate hydrolyzing enzymes, such as α-amylase and α-glucosidase.
This research was aimed to identify antidiabetic effect of Garcinia kydia Roxb leaves through inhibition of α-amylase and α-glucosidase. Inhibition of α-amylase was tested by Spectrophotometer UV-Visible (λ=490 nm), meanwhile inhibition of α-glucosidase was tested by Microplate Reader (λ=405 nm).
The result showed methanol extract had the highest inhibition percentage of α-amylase, 89.06% and has IC50 15.67μg/mL, and methanol extract also had the highest IC50, for inhibiting α-glucosidase, which is 22.89μg/mL. Methanol extract of Garcinia kydia leaves showed the lowest IC50 value of both tests. Phytochemical screening showed that in methanol extract of Garcinia kydia Roxb leaves contains alkaloids, flavonoids, tannins, glycosides, saponins, and terpenoids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Syafira
"Alfa-glukosidase merupakan enzim yang menghidrolisis ikatan glikosida pada polisakarida kompleks menjadi monosakarida. Penghambatan enzim ini akan menunda absorbsi monosakarida ke dalam epitelium usus, sehingga menurunkan kadar gula darah postprandial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penghambatan aktivitas alfa-glukosidase dari ekstrak biji Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen. Biji Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen diekstraksi dengan metode maserasi, refluks, Ultrasound Assisted Extraction (UAE), dan Microwave Assisted Extraction (MAE). Penetapan kadar flavonoid total dilakukan menggunakan metode kolorimetri AlCl3, dan kadar fenol total dilakukan menggunakan metode Folin Ciocalteu. Penghambatan aktivitas alfa-glukosidase dilakukan menggunakan p-Nitrofenil-α-D-Glukopiranosa (pNPG) sebagai substrat dan akarbosa sebagai standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ekstrak yang diperoleh dari metode maserasi, refluks, UAE, dan MAE secara berurutan adalah 5,41; 6,54; 7,12; dan 7,35%. Kadar flavonoid total yang diperoleh dari metode maserasi, refluks, UAE, dan MAE sebesar 15,59; 14,82; 15,24; dan 14,35 mgEK/g ekstrak, dan kadar fenol totalnya adalah 98,16; 88,5; 95,71; dan 87,63 mgEAG/g ekstrak. Ekstrak dari metode maserasi mempunyai penghambatan aktivitas yang paling kuat terhadap enzim alfa-glukosidase (IC50 = 84,44 μg/mL) dibandingkan dengan metode refuks, UAE, dan MAE (IC50 = 90,44; 86,87; dan 94,26 μg/mL).

Alpha-glucosidase is an enzyme that hydrolyze glycosidic bonds in polysaccharides into monosaccharides. Inhibition of this enzyme will reduce the absorption of monosaccharides into intestinal epithelium, resulting in a decrease of postprandial glucose levels. This study aims to determine the alpha-glucosidase inhibitory activity of Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen seeds extract. Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen seeds were extracted by maceration, reflux, Ultrasound Assisted Extraction (UAE), and Microwave Assisted Extraction (MAE) methods. Total flavonoid content was measured using the AlCl3 colorimetric method. Total phenolic content was measured using Folin-ciocalteu method. Alpha-glucosidase inhibitory activity was determined using p-Nitrophenyl-α-D-Glucopyranoside (pNPG) as substrate and Acarbose as a positive control. The yields obtained from the maceration, reflux, UAE, and MAE methods were 5.41; 6.54; 7.12; and 7.35%, respectively. The total flavonoid content obtained from the maceration, reflux, UAE, and MAE methods were 12.47; 15.59; 14.82; 15.24; and 14.35 mgQE/g extract, respectively, and the total phenolic content were 98.16; 88.5; 95.71; and 87.63 mgGAE/g extract. The maceration method extracts had the strongest alpha-glucosidase inhibitory activity (IC50 = 84.44 μg/mL) compared to reflux, UAE, and MAE methods (IC50 = 90.44; 86.87; and 94.26 μg/mL)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Indah Permatasari
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus yaitu menurunkan kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia dan mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada 10 ekstrak tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai antidiabetes. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode refluks dengan etanol 70%. Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ=540 nm). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bungur (Lagerstroemia speciosa (L.) Pers.) memiliki persen penghambatan terbesar yaitu 80,06%. Sedangkan, uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan microplate reader (λ=405 nm). Hasil menunjukkan ekstrak etanol daun bungur memiliki aktivitas penghambatan terbaik dengan nilai IC50 33,86 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada 10 ekstrak yang diuji umumnya mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan terpenoid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhiyasa Darojatun
"Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme berupa hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Salah satu terapi untuk menurunkan hiperglikemia postprandial adalah penghambat aktivitas α-glukosidase yang dapat menghambat pelepasan glukosa dari disakarida sehingga memperlambat penyerapan karbohidrat di saluran usus. Penelitian terdahulu telah dilaporkan bahwa ekstrak etanol 80% daun manggis hutan (Garcinia daedalanthera Pierre) memiliki aktivitas penghambatan yang kuat terhadap α-glukosidase.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh fraksi teraktif dan mengetahui golongan senyawa kimia dari fraksi tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol 80%. Ekstrak kemudian dipartisi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol.
Pengujian aktivitas antidiabetes dari fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol daun manggis hutan menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 405 nm. Fraksi etil asetat memiliki aktivitas penghambatan terkuat dengan nilai IC50 128,81 μg/mL dengan mekanisme penghambatan secara kompetitif terhadap α-glukosidase. Golongan senyawa kimia yang terdapat dalam fraksi etil asetat daun manggis hutan adalah senyawa flavonoid, tanin, fenol, dan gula sebagai glikon dari glikosida.

Diabetes mellitus (DM) is a hyperglycemia condition which is related to fat, carbohydrate, and protein metabolism. α-Glucosidase inhibitor is one of the diabetes mellitus therapy which delays the releasing of glucose from disaccharides, so the absorption of carbohydrate in gastrointestinal tract delayed. The previous research showed that the ethanolic extract of manggis hutan (Garcinia daedalanthera Pierre) leaves had a good inhibitory activity to α-glucosidase.
This research aims to get the most active fraction and to know what phytochemical compounds within. Reflux was used as the extraction method by using 80% ethanol as the solvent. The fluid extract of ethanol was then partitioned using the following solvents: n-hexane, ethyl acetate, and methanol.
The antidiabetic activity of each fraction of manggis hutan leaves was determined by using a microplate reader instrument at 405 nm wavelenght. The ethyl acetate fraction had the strongest inhibitory activity among others, which had the IC50 value 128,81 μg/mL as a competitive inhibitor to α-glucosidase. Phytochemical screening of ethyl acetate fraction showed that flavonoids, tannins, phenols, and sugars as a glycon subtituent were contained.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Pradnya Paramita
"ABSTRAK
Alfa-glukosidase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glikosidik pada oligosakarida menjadi monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Penghambatan enzim ini akan mengurangi penyerapan monosakarida sehingga terjadi penurunan kadar glukosa postprandial. Pada penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 80% daun mingaram (Caphalomappa malloticarpa J.J.Sm.) menunjukkan penghambatan aktivitas alfa-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas alfa-glukosidase pada ekstrak etanol 80% yang difraksinasi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Metode ekstraksi yang digunakan adalah refluks dengan pelarut etanol 80% dan dilanjutkan dengan fraksinasi partisi menggunakan corong pisah dengan pelarut polaritas gradien. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel aktif dengan penghambatan alfa-glukosidase adalah ekstrak etanol dan fraksi etil asetat (dibandingkan dengan acarbose, IC50 acarbose 46,16 g/mL). Ekstrak etanol 80% memiliki nilai IC50 sebesar 21,345 ± 3,27 g/mL dan fraksi etil asetat memiliki IC50 sebesar 31,595 ± 3,97 g/mL. Sedangkan fraksi n-heksana dan metanol menghasilkan nilai IC50 yang lebih besar dari standar, yaitu 181.855 ± 9,54 dan 95,6 ± 6,91 g/mL. Kandungan total fenol dalam ekstrak etanol 80%, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi metanol daun mingaram berturut-turut adalah 613,79; 591.80; 874,96; dan 566,14 mgGAE/gr sampel. Peningkatan kadar fenol total tidak sebanding dengan nilai IC50 penghambatan alfa-glukosidase. Fraksinasi tidak menurunkan nilai IC50 penghambatan alfa-glukosidase jika dibandingkan dengan nilai IC50 ekstrak awal.
ABSTRACT
Alpha-glucosidase is an enzyme that can hydrolyze glycosidic bonds in oligosaccharides into monosaccharides (glucose, fructose, and galactose). Inhibition of this enzyme will reduce the absorption of monosaccharides resulting in a decrease in postprandial glucose levels. In a previous study, 80% ethanol extract of mingaram (Caphalomappa malloticarpa J.J.Sm.) leaves showed inhibition of alpha-glucosidase activity. This study aimed to test the inhibition of alpha-glucosidase activity in 80% ethanol extract fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and methanol as solvents. The extraction method used was reflux with 80% ethanol solvent and continued with partition fractionation using a separating funnel with a gradient polarity solvent. The test results showed that the active samples with alpha-glucosidase inhibition were ethanol extract and ethyl acetate fraction (compared to acarbose, IC50 acarbose 46.16 g/mL). The 80% ethanol extract had an IC50 value of 21.345 ± 3.27 g/mL and the ethyl acetate fraction had an IC50 of 31.595 ± 3.97 g/mL. Meanwhile, the n-hexane and methanol fractions produced IC50 values ​​that were greater than the standard, namely 181,855 ± 9.54 and 95.6 ± 6.91 g/mL. The total phenol content in 80% ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and methanol fraction of mingaram leaves were 613.79; 591.80; 874.96; and 566.14 mgGAE/gr sample. The increase in total phenol content was not proportional to the IC50 value of alpha-glucosidase inhibition. Fractionation did not decrease the IC50 value of alpha-glucosidase inhibition when compared to the IC50 value of the initial extract."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Afriyanti
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia, serta dapat meningkatkan risiko komplikasi dari penyakit pembuluh darah. Salah satu pendekatan terapi untuk mengurangi hiperglikemia postprandial pasien diabetes yaitu dengan memperlambat penyerapan glukosa melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat dalam saluran pencernaan, seperti a-glukosidase dan a-amilase.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dan enzim α-amilase dari ekstrak daun Garcinia mangostana, serta mengidentifikasi golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak teraktif daun Garcinia mangostana. Pengujian dilakukan pada ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana. Pada uji penghambatan aktivitas α-amilase, digunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan λ=490 nm.
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki persen penghambatan tertinggi (93,76 %) dengan nilai IC50 sebesar 2,33 µg/mL. Sementara itu, pada penghambatan α-glukosidase digunakan Microplate Reader dengan λ=405 nm. Hasil menunjukkan ekstrak metanol juga memiliki IC50 terkecil, yaitu 48,97 µg/mL yang dibandingkan dengan nilai IC50 Akarbose sebesar 91,17 µg/mL sebagai kontrol positif. Pada penapisan senyawa kimia, ekstrak metanol daun Garcinia mangostana mengandung alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, dan tannin.

Diabetes mellitus consists of disorders altered metabolism of carbohydrates, lipids, and proteins; characterized by hyperglycemia and an increased risk of complications from vascular disease. One therapeutic approach to reduce postprandial hyperglycemia in diabetic patients is to slow the absorption of glucose by inhibiting enzymes that hydrolyze the carbohydrates in the digestive tract, such as a-glucosidase and a-amylase.
This research aims to determine the inhibitory activity of the α-glucosidase and α-amylase enzyme from leaf extracts of Garcinia mangostana, and to identify the class of chemical compounds contained in the most active extract of Garcinia mangostana. The tests carried out at methanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts. In the test of α-amylase inhibitory activity, using UV-Vis Spectrophotometer with λ = 490 nm.
The results showed that the methanol extract had the highest inhibition percentage (93.76%) with IC50 values is 2.33 μg/mL. Meanwhile, the inhibition of α-glucosidase was tested by Microplate Reader with λ = 405 nm. The results showed methanol extract also has the smallest IC50, 48.97 μg/mL, was compared with the value of acarbose IC50 = 91.17 μg/mL as positive control. At the screening of chemical compounds, methanol extract of Garcinia mangostana leaves contain alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, and tannins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>