Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Nur Dian Syah
"ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji pengaruh penambahan 4% Serabut kelapa yang telah
diolah sebagai potensi lokal dengan panjang tidak seragam yang telah diolah
terhadap sifat fisik dan mekanik bata tanpa pembakaran berbahan tanah dan kapur
dengan tiga cara metode curing. Masing-masing 1/3 bagian serabut kelapa
berukuran 1, 2,5 dan 4 cm dicuci, ditiriskan sehari dan dioven sehari pada suhu
50o C sebelum dicampurkan ke campuran tanah dan kapur. Berdasarkan hasil
pengujian mekanik bata didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa
campuran pada bata kapur dapat meningkatkan sifat mekanik bata. Namun untuk
sifat fisik didapati hasil yang bervariasi.
ABSTRACT
This study investigates the effect of adding 4% treated non-uniform coirs
as a local potential on the physical and mechanical properties of unfired bricks
made of soil and lime under three different curing methods. Length of treated
coirs are 1, 2.5 and 4 cm respectively which each has 1/3 proportion of the whole
coirs on bricks. They were washed, drained for 24 hours and heated at a
temperature of 50o C for another 24 hours before placing them into the soil and
lime mixture. Based on the mechanical test result on the bricks, it was found that
the addition of 4% treated non-uniform of coirs increase the mechanical properties
of unfired bricks in all curing conditions. On the other hand, there are variation in
physical test results."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S61228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Gumilang Raksamala Basmara Putra
"Sumber daya alam di Indonesia adalah potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Di beberapa provinsi di Indonesia, seperti Jawa Barat, sampai saat ini industri kecil batu bata di daerah tersebut mutunya belum di uji dengan peraturan SNI bata yang berlaku. Makalah ini membahas hubungan kekuatan terhadap waktu dari batu bata tidak dibakar yang diperkuat dengan dan tanpa serat alami. Serabut kelapa yang tidak diperlakukan secara khusus dan diperlakukan secara khusus dengan panjang serabut 4 cm dipersiapkan untuk penguat batu bata. Menyelidiki efek dari 2%, 4% dan 6% penambahan serabut kelapa. Sifat fisik dan mekanik batu bata dievaluasi. Untuk semua jenis batu bata, hingga 90 hari kekuatan tekan hampir konstan tetapi menurun kekuatannya seiring waktu. Hasil menunjukkan bahwa batu bata tidak yang tidak dibakar dan ditambah dengan perlakuan serat menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan mereka ditambah dengan serat yang tidak diperlakukan khusus dan tanpa serat.

Natural resources in Indonesia is a potencial which can be developed in production process. In some provinces in Indonesia, like Jawa Barat, until now bricks made by home industry in that are still not examined to a valid Indonesia code. The paper discusses strength-time relation of unfired bricks reinforced with and without natural fibers. Untreated and treated coconut fibers with lengths 4 cm were prepared for bricks reinforcements. The effects of 2%, 4% and 6% nonuniform fiber addition were studied. Physical and Mechanical Characteristic of the bricks ware evaluated. For all type of bricks, up to 90 days compressive strengths are almost constant but bending strengths rapidly decrease with time. The results show that unfired bricks added with treated fiber resulted in better performances compared to those added with untreated fibers and without fibers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Reza Syaifulloh
"Skripsi ini membahas hubungan antara kekuatan bata terhadap waktu dari bata yang menggunakan serabut kelapa dan tanpa serabut kelapa. Serabut kelapa yang tidak mendapat perlakuan khusus dan yang mendapat perlakuan khusus dengan panjang 2,5 cm yang dapat menguatkan bata campuran kapur dan tanah. Pengaruh dari perkuatan serabut 2,5 cm persentase 4% dengan perlakuan khusus dibandingkan pengaruh dari perkuatan serabut 4% tanpa perlakuan khusus, menjadi dasar acuan kadar 4% serabut untuk campuran bata dengan serabut kombinasi panjang 1 cm, 2.5 cm dan 4cm. Penyerapan air pada batu bata juga dievaluasi.
Penelitian eksperimental mengungkapkan bahwa untuk semua jenis batu bata, hingga pada umur 90 hari kuat tekan terjadi sedikit penurunan tetapi kuat lentur mengalami penurunan yang tinggi seiring bertambahnya umur. Hasil ini menunjukkan bahwa batu bata tidak dibakar yang ditambah dengan serabut kelapa perlakuan khusus menghasilkan nilai kekuatan yang lebih baik dibandingkan dengan batu bata yang ditambah dengan serabut kelapa tanpa perlakuan khusus dan batu bata tanpa serabut kelapa.

This undergraduate thesis discusses strength-time relation of unfired bricks reinforced with and without natural fibers. Untreated and treated coconut fibers with lengths 2.5 cm were prepared for soil lime bricks reinforcements. The effects of 4% uniform 2.5 cm fiber reinforcement was compared to the effects of 4% nonuniform fiber reinforcement, and its become the basic percentage 4 % fiber for brick mixed design with combination of fiber length 1 cm, 2,5 cm and 4 cm. Absorption of brick was also evaluated.
Experimental investigations reveal that for all type of bricks, up to 90 days compressive strengths decrease a little but bending strengths rapidly decrease with time. The results show that unfired bricks added with uniform treated fiber resulted in better strength performances compared to those added with untreated, and also to those without fibers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Wahyu Arini
"ABSTRAK
Batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku utamanya, namun bata yang terbuat hanya dari tanah memiliki performa yang kurang baik. Dalam rangka membuat batu bata sebagai material yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik maka dilakukan kajian karakteristik sifat fisik dan mekanik batu bata pembakaran dengan tambahan 4% sabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah di diolah dan di curing dalam tiga kondisi perawatan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bata, didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah diolah meningkatkan sifat mekanik bata pada semua kondisi curing namun tidak semua sifat fisik meningkat.

ABSTRACT
Batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku utamanya, namun bata yang terbuat hanya dari tanah memiliki performa yang kurang baik. Dalam rangka membuat batu bata sebagai material yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik maka dilakukan kajian karakteristik sifat fisik dan mekanik batu bata pembakaran dengan tambahan 4% sabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah di diolah dan di curing dalam tiga kondisi perawatan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bata, didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah diolah meningkatkan sifat mekanik bata pada semua kondisi curing namun tidak semua sifat fisik meningkat."
2014
S61442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delpi Indra
"Bata merah pejal banyak digunakan di Indonesia untuk dinding rumah dan dinding pembatas atau bahan pengisi struktur pada gedung bertingkat. karena kemudahan dalam mendapatkannya dan harganyapun relatif murah. Pembuatan bata merah di Indonesia Iebih banyak dihasilkan dari home industri karena teknik pembuatannya cukup sederhana sehinggga ukuran dan mutu bata merah yang dihasilkan tidak seragam dan standar pada kebanyakan pabrik pembuatan bata.
Tugas akhir ini dilakukan untuk menyelidiki kekuatan tekan bata produk HSG serta studi perilaku mekanisnya, dengan membuat beberapa sampel pasangan bala dengan komposisi adukan 6 macam yaitu 1 : 3, 1 : 4, 1: 5, 1: 6, 1 : 7 dan 1 : 8. Sampel tersebut terbentuk dari sepotong bata yang di belah dua dan dijadikan pasangan bata yang menyerupai kubus, sesuai dcngan SNI 15-2094-1991 tentang "Mutu dan cara uji bata merah pejal". Setelah berumur 28 hari atau lebih di uji Lekan sampai hancur dan di dapat beban hancurnya.
Dari hasil penelitian ini didapat harga kuat lekan maksimum pada pasangan bata warna merah tua dengarn campuran 1 : 3 sebesar 17 MPa dan kuat tekan terkecil pasangan bata warna kuning dengan campuran 1 : 7 sebesar 8.9 MPa. Sedangkan pola retaknya/garis retak mengarah vertikal dari atas kebawah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yusuf
"Bata telah digunakan untuk material konstruksi iebih dari 5000 tahun yang lalu, dan saat ini pun bata masih banyak digunakan di berbagai tempat di dunia termasuk di Indonesia Masih kurangnya berbagai macam referensi mengenai pedlaku mekanik pasangan bata, merupakan latar belakang penelitian ini agar pasangan bate dapat diaplikasikan secam tepat, sesuai dengan fungsi bate itu sendiri. Perilaku mekanik pasangan bata pads penelitian ini menggunakan bata tradisional yang berasai dari pabrik Bapak H. Sugih di Cikarang, dimana proses pembakaran bate im menggunakan kayo baker.
Pasangan bata yang diuji menggunakan dua buah model yaitu pasangan bate tegak bendam n 39 cm x 21 cm yang terdiri dari 4 buah bata ukuran penuh ditambah 6 buah ukuran setengah bata dan pasangan bats mendatar bemkuran 38 cm x 18 cm yang terdiri dari 5 buah bats ukwm penuh tambah 2 bush ukuran setengah bats. Pasangan bata disusun berdasarkan keseragaman nilai modulus elastisitas dinamik bata dengan komposisi adukan 1 .4.
Penelitian ini dilakukan secara sederhana di laboratorium dengan menganalisa karakteristik bata mulai dan tampak luar, warns, berat jenis bate , kepadatan, penyerapan, modulus elastisitas, Poisson rasio, tegangan geser dan regangan geser pasangan bate. Pasangan bats di uji dengan pembebanan semicyclic secara manual dengan kapasitas maksimum sebesar 390 kg dan hidrolik jack sebesar 7 ton.
Dari hash penelitian didapatkan bahwa pasangan bats mendatar memiliki tegangan geser maksimum dan modulus elastisitas Sew yang iebih besar bila dibandingkan dengan pasangan bata tegaL Namun hasil pengujian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pengujian sebelumnya oleh Priscilla Yverness [8], yang mengelompokkan pasangan beta berdasarkan keseraagaman warna. Pola keruntuhan yang tedadi merupakan jenis shear failure in the bed joint (bond4hear failure) atau keruntuhan akibat kegagalan kuat geser Ocatan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
Batu bata sering digunakan pada berbagai macam bangunan. Misalnya sebagai dinding, perkerasan jalan, dan sebagai ornamen-ornamen penghias pada bagian gedung. Masih kurangnya berbagai macam referensi mengenai prilaku-prilaku rnekanik bata, merupakan latar belakang pembahasan ini agar batu bata dapat diaplikasikan secara tepat, sesuai dengan fungsi batu bata itu sendiri. Mengingat seberapa besar kontribusi pasangan batu bata terhadap kekuatan struktur bagunan.
Pengujian ini dilakukan di laboratorium dengan menganalisa karakteristik bata mulai dari tampak luar, warna, berat jenis, densitas, penyerapan air, modulus elastisitas, Poison rasio, tegangan dan regangan geser pasangan batu bata asal pabiik Bapak H. Sgih Cikarang.
Dalam hal ini dilakukan pengujian terhadap pasangan bata mini yang terdiri dari 2 model pasangan. Model pasangan tersebut adalah pasangan bata arah tegak berukuran 67 cm x 32 cm dan pasangan bata arah mendatar dengan ukuran 48 cm x 23 cm. Pengelompokkan bata disusun berdasarkan nilai modulus elastis masing-masing bata. Uji pembebanan yang dilakukan adalah uji pembebanan dengan menggunakan beban statik uji geser sederhana yang dilakukan secara berulang-ulang sampai pasangan bata mengalami keruntuhan. Pasangan bata tegak memiliki tegangan geser maksimum lebih rendah bila dibandingkan dengan tegangan geser maksimum pasangan bata mendatar. Akan tetapi nilai modulus geser pasangan bata mendatar lebih rendah dibandingkan dengan modulus geser pasangan tegak. Bila dibandingkan dengan hasil pengujian sbelumnya, nilai modulus geser pasangan bata tegak labih rendah bila dibandingkan dengan modulus geser pasangan bata mendatar.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D.B. Satrio Wibowo
"Pasangan batu bata dapat memberikan sumbangan yang cukup diperhitungkan pada kekuatan struktur bangunan, disamping fakta bahwa penggunaan batu bata pada pembangunan akan meningkatkan efisiensi dan cenderung lebih murah. Di lapangan, karakteristik batu bata bisa jadi sangat variatif tergantung bahan dan proses pembuatannya. Karena hal-hal inilah maka perlu dilakukan penelitian terhadap batu bata terutama pada parameter-parameter kuat tarik, kuat tekan dan modulus elastisitasnya.
Tujuan karya tulis ini adalah untuk mengetahui nilai kuat tarik, kuat tekan dan modulus elastisitas bata merah pejal Cikarang tipe HSG. Bata merah diuji dengan membandingkan penempatannya dalam tungku saat pembakaran. Hipotesa yang akan dibuktikan adalah: "Kuat tekan, kuat tarik dan modulus elastisitas dari bata merah pejal Cikarang dipengaruhi oleh penempatannya di dalam tungku, pada saat dilakukan pembakaran".
Dari pengujian dengan sampel, kubus, didapatkan nilai rata-rata kuat tekan bata HSG kelompok bawah paling tinggi dibandingkan dengan kelompok yang lain. Kuat tekan bata kelompok atas mempunyai nilai rata-rata yang paling rendah. Pada pengujian dengan sampel bentuk angka 8 didapatkan nilai rata-rata kuat tarik bata HSG kelompok bawah paling tinggi dibandingkan dengan kelompok yang lain, sedangkan kelompok bata tengah memiliki nilai rata-rata kuat tarik terendah.
Dalam pengukuran nilai modulus elastisitas statis hasil yang ditunjukkan ialah bahwa kelompok bata atas memiliki nilai paling tinggi, disusul dengan kelompok tengah, dan bawah. Hal yang sama terjadi pada pengukuran modulus elastisitas dinamis dengan alat ultrasonic. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kuat tekan dan kuat tarik dan modulus elastisitas bata merah pejal Cikarang dipengaruhi oleh penempatannya di dalam tungku pembakaran, hal ini telah sesuai dengan hipotesa yang diujikan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reka Akmar
"Pada beberapa peristiwa gempa, banyak kerusakan yang terjadi karena modifikasi struktur dengan pemasangan dinding bata (DB) pada portal. DB dapat merubah respon struktur secara drastis, karena dengan penambahan DB kekakuan struktur meningkat sehingga perioda getar struktur menjadi lebih kecil. Fenomena ini bisa menguntungkan atau malah membahayakan struktur.
Tesis ini akan menganalisis sejauh mana pengaruh pemasangan DB pada portal beton dengan memodelisasikan DB sebagai strut diagonal. Analisis dilakukan dengan memvariasikan kekakuan DB, eksentrisitas pusat massa terhadap pusat geometri, kekakuan DB, besarnya massa dan posisi dinding bata pada portal.
Hasil simulasi dan analisis menunjukkan bahwa keruntuhan pertama DB adalah DB yang berada pada lantai paling atas, hal ini disebabkan lendutan yang terjadi pada bagian atas struktur lebih besar.
Pemasangan DB pada Tn/Tg<1 (Tn/Tg<1 merepresentasikan bangunan rendah) akan memberi keuntungan pada struktur, sehingga pengabaikan kontribusi kekakuan DB pada tahap disain akan menambah angka keamanan bagi struktur (over design), dan jika kontribusi kekakuan DB diperhitungkan dalam desain maka akan diperoleh efesiensi dari dimensi struktur.
Hal sebaliknya terjadi pada Tn/Tg>1 (Tn/Tg>1 merepresentasikan bangunan tinggi) dan Tn/.Tg=l, dimana DB akan menyumbangkan kekakuan terhadap struktur dalam merespon gempa, tapi pada saat bata hancur, respon struktur berubah secara drastis, yang mengakibatkan gaya dalam yang ditahan oleh portal beton akan meningkat, jika hal ini tidak diperhitungkan pada tahap disain, maka tentunya akan membahayakan struktur (under design)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfi Andika Putra
"ABSTRAK
Tersedianya serabut kelapa di Indonesia dalam jumlah yang besar dapat
dimanfaatkan pada dunia konstruksi, salah satunya adalah batu bata sebagai material bangunan yang dapat di fungsikan secara struktur maupun non struktur. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian mengkaji sifat fisik dan mekanik batu bata tidak dibakar yang dicampur serabut kelapa. Sifat mekanik yang diuji antara lain adalah kuat tekan dan kuat lentur, kemudian sifat fisik yang diuji antara lain adalah susut, absorbsi, densitas, dan kadar air. Campuran bata adalah tanah lempung, pasir, semen, air, dan serabut kelapa. Serabut kelapa yang digunakan berukuran panjang 4 cm dan 2,5 cm, masing-masing panjang memiliki persentase serabut 2%, 4%, dan 6% dari massa semen. Kondisi penyimpanan bata
dengan panjang serabut 4 cm adalah di dalam ruang, sementara bata dengan panjang serabut 2,5 cm adalah di ruang terbuka. Pengunaan serabut kelapa, menunjukan bahwa bata dengan serabut kelapa lebih baik dibandingkan dengan bata tanpa serabut kelapa. Hasil pengujian menunjukan bahwa bata dengan panjang serabut 4 cm secara keseluruhan lebih baik dibandingkan bata dengan panjang serabut 2,5 cm. Persentase serabut kelapa paling optimal adalah 2%, baik pada bata dengan panjang serabut 4 cm maupun 2,5 cm.

ABSTRACT
In Indonesia coconut fibers (coir) are available in large numbers. In the construction world, one kind of building materials that benefit of this situation is brick. The bricks can be used as structural and non structural members. This study was conducted in order to assess the physical and mechanical properties of unfired bricks added by coconut fibers (coir). Mechanical properties were obtained by compressive and flexural test, then their physical properties such are shrinkage, absorption, density, and water content were also observed. Tests performed on a mixture of clay bricks, sand, cement, water, and coconut fibers. Coconut fibers were cut and grouped to length of 4 cm and 2,5 cm. Respectively
those 2 fibers have a percentage of 2%, 4%, and 6% of the cement mass. Storage
conditions of the brick with 4 cm long fibers are in the room, while the brick with
fiber length of 2,5 cm is placed in open space with roof. The use of coconut fibers shows that mechanical behavior of the brick with coconut fibers was better than that of a brick without coconut fibers. The test results also showed that the bricks with 4 cm long fibers in general perform better than a brick reinforced with 2,5 cm fibers. Optimal percentage of coconut fibers addition is 4%, either in bricks reinforced with fibers with a length of 4 cm or 2.5 cm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S57959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>