Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11392 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okky Darmawan
"Skripsi ini membahas tentang wanua dari kerajaan Mataram Kuno pada masa Śrī Mahārājā Rakai Watukura Dyah Balitung Śrī Dharmodaya Mahaśambbhu. Raja Dyah Balitung memimpin kerajaan Mataram kuno pada 899 - 911 M dan telah mengeluarkan 45 prasasti yang isinya banyak memberikan informasi tentang peristiwa pada masa tersebut. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data, analisis dan interpretasi.
Hasil dari penelusuran ini dikaitkan dengan kajian toponimi berdasarkan kesamaan nama wanua pada masa raja Dyah Balitung pada nama kelurahan atau kecamatan pada masa sekarang. Setelah dilakukan penelusuran mengenai toponimi dari wanua-wanua tersebut, dapat ditarik sebuah asumsi wilayah kekuasaan Śrī Mahārājā Rakai Watukura Dyah Balitung Śrī Dharmodaya Mahaśambbhu. Jika dilihat pada masa sekarang, sedikitnya meliputi Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Wonosobo. Hal tersebut juga didukung dengan temuan bangunan-bangunan suci atau candi-candi yang berada di lima wilayah tersebut.

This mini thesis discuses about wanua from Ancient Mataram Kingdom at the time King Śrī Mahārājā Rakai Watukura Dyah Balitung Śrī Dharmodaya Mahaśambbhu. King Dyah Balitung Lead in Ancient Mataram Kingdom at 899 - 911 C and had Issued 45 inscriptions which give many information about what happened in that time. This study uses data collection, analysis and interpretation.
This research used Toponimy study base on names of wanua at time King Dyah Balitung and compare sub-district with now. After that, the conclusion is region of King Dyah Balitung, at least covered Kendal, Temanggung, Magelang, Semarang, and Wonosobo. The conclusion is also supported by the findings of candi at that sub-district.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mahanizar
"Upacara penetapan Sima merupakan suatu peristiwa yang panting pada masa lalu,karena menandakan berubahnya suatu daerah menjadi daerah bebas pajak. Status ini berlangsung sampai waktu yang tidak terbatas. Pada masa lalu penetapan sima sering dilakukan, hal ini terbukti dari banyaknya prasasti penetapan Sima yang ditemukan, baik berupa prasasti tembaga maupun prasasti batu. Dalam skripsi ini dibahas upacara penetapan Sima pada masa Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala dan Rakai Watukura Dyah Balitung berdasarkan prasasti penetapan Sima yang telah ditemukan dan dialih aksarakan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimanakah upacara penetapan Sima pada masa Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala dan Rakai Watukura Dyah Balitung, persamaan dan perbedaannya, (2) mengetahui solidaritas masyarakat pada pelaksanaan upacara penetapan Sima. Penelitian ini pada dasarnya menggunakan pembagian komponen religi yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat, yaitu (1) emosi keagamaan, (2) sistem kepercayaan, (3) sistem Titus dan upacara religi, (4) sarana religi, dan (5) umat agama. Di samping itu penelitian ini jugs bertolak dari salah satu gagasan yang dikemukakan oleh Robertson Smith (seperti yang dikutip oleh Koentjaraningrat) yang menyatakan bahwa upacara religi juga mempunyai fungsi meningkatkan solidaritas masyarakat. Untuk mengetahui bagaimanakah upacara penetapan Sima pada masa Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala dan Rakai Watukura Dyah Balitung, pertama-tama yang dilakukan adalah menterjemahkan isi prasati yang digunakan sebagai data, kemudian menyusun rangkaian acara upacara penetapan Sima. secara urut. Rangkaian acara dari tiap tiap prasasti dibandingkan, kemudian disusun suatu gambaran umum upacara penetapan Sima pada masing-masing raja. Setelah itu dilakukan perbandingan antara upacara penetapan sima pada masa Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala dengan Rakai Watukura Dyah Balitung. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui bahwa upacara penetapan Sima pada masa Rakai Watukura Dyah Balitung lebih banyak rangkaian acaranya dibandingkan dengan masa Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala. Untuk mengetahui solidaritas masyarakat, dilakukan penafsiran isi prasasti yang digunakan sebagai data dan berdasarkan penafsiran ini dapat diketahui adanya solidaritas masyarakat pada saat pelaksanaan upacara Sima baik antara penduduk dari desa yang dijadikan Sima maupun dengan penduduk dari desa lain."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randu Andreanto
"Prasasti adalah salah satu peninggalan yang merupakan sumber penting bagi penulisan sejarah kuno Indonesia, berupa putusan resmi yang tertulis di atas batu atau logam yang dirumuskan berdasarkan kaidah-kaidah tertentu, berisi anugerah dan hak yang dikaruniakan dengan berbagai upacara. Dari prasasti dapat diperoleh informasi tentang struktur kerajaan, struktur birokrasi, perekonomian, agama, sistem sosial kemasyarakatan dan adat istiadat masyarakat Indonesia Kuna (Boechari, 1977b:22). Bagian yang cukup penting dalam prasasti adalah penanggalan. Penentuan penanggalan harus dilakukan oleh seorang ahli astrologi istana atau wariga, dengan mengikuti ilmu dan ajaran-ajaran Hindu seperti yang terdapat dalam kitab-kitab Bh_skar_c_rya atau S_ryasiddh_nta (Bakker, 1972: 16). Tanggal, selain mempunyai arti sebagai penunjuk waktu juga mempunyai arti magis, yaitu suatu kekuatan tertentu yang dimiliki tanggal-tanggal itu dan biasanya dihubungkan dengan pengaruh baik atau buruk hari jika kemudian hari itu akan digunakan untuk suatu kegiatan. Kebiasaan itu ternyata masih digunakan hingga masa modern ini, seperti juga kitab S_ryasiddh_nta yang hidup terus dalam primbon-primbon Palintangan dan Pawukon. Hingga masa kini masyarakat Jawa masih memakai kitab-kitab primbon untuk mencari _hari baik_ guna melakukan suatu kegiatan, agar kegiatan itu bisa berjalan dengan lancar dan tanpa gangguan. Perhitungan _hari baik_ itu dilakukan karena raja sebagai pemberi keputusan bukan orang sembarangan, raja adalah penjelmaan Dewa di dunia (Sumadio, 1993: 191). Penelitian ini melihat apakah masyarakat Jawa kuno sudah mengenal konsep _hari baik_ itu dan melihat alasan-alasan pemilihan tanggal-tanggal yang tercantum dalam prasasti-prasasti Jawa kuno abad ke-9 & ke-10 M. Untuk melihat hal itu digunakan penghitungan pada unsur-unsur penanggalan yang ada pada pasasti. Ternyata setelah dihitung nilai harinya didapatkan prasasti-prasasti Jawa kuno abad ke-9 dan ke-10 M, banyak yang mempunyai nilai hari buruk. Hal ini menimbulkan kecurigaan apakah masyarakat Jawa kuno belum mengerti mengenai nilai-nilai hari atau cara penghitungan yang digunakan berbeda dengan yang digunakan sekarang dan sudah hilang"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11879
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
D.S. Setya Wardhani
"Salah satu perioda di dalam sejarah Indonesia yang kini belum begitu lengkap gambarannya ialah apa yang biasa disebut Jaman Kadiri. Jaman ini mulai sejak raja Dharmawangsa Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Pangjalu dengan ibukotanya Daha, dan Janggala dengan ibukotanya Jiwana (= Kahuripan), lama ibukota kerajaan Janggala ini ditemukan di dalam naskah Negarakrtagama yang ditemukan di Klungkung. Di samping naskah Negarakrtagama tersebut, dalam dua tahun terakhir juga ditemukan naskah Neagarakrtagama yang lain, yaitu di Amlapura, Bali, sebanyak satu naskah dan di Geria Carik Sideman, Bali, sebanyak dua naskah. Dengan demikian hingga sekarang sudah ditemukan lima naskah Nggarakrtagama.Di dalam naskah Negarakrtagama yang pertama, yang ditemukan di Lombok pada tahun 1894, pembagian kerajaan tersebut di atas disebutkan di dalam pupuh 68 : dan hanya menyebut Pangjalu dengan ibukotanya Daha. Rupa-rupanya pengutip naskah menghilangkan satu pada..."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S11984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stuart, A.B. Cohen
Leiden E.J. Brill 1875
992.02 S 421 k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Palembang : Balai Arkeologi Palembang
050 SIDH 1 (1996)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Wang, Changshui
[T.th] Shandong Daxue Chubanshe 1996
R 729.195 1 W 34 z
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>