Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Maskuriyati Wasilah
"Pengabaian menimbulkan dampak serius pada tumbuh kembang anak yang termanifestasi ke dalam problem sosial (DePanfilis, 2006). Intervensi yang digunakan untuk mengatasi problem sosial pada anak yang diabaikan yaitu Theraplay. Theraplay bertujuan untuk membangun hubungan yang sehat antara anak dan orangtua serta meningkatkan attachment. Studi ini menekankan pada pentingnya kualitas orangtua dan anak untuk mengatasi permasalahan sosial yang timbul akibat pengabaian. Hasil penelitian menunjukkan perubahan ke arah positif pada masalah sosial pada hasil pengukuran menggunakan CBCL.

Neglect may lead serious problems which manifest as social problems (DePanfilis, 2006). Theraplay is one of the intervention that has been used to overcome the problem of interaction with peers in children neglected by parents. The goal is to enhance attachment and parent-child positive interactions. The study examined the importance of parent-child interaction to overcome social problem due to parental neglect. The result indicated a decreased in social problem as shown in CBCL."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Sari Ningrum
"Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yaitu Proses Pelaksanaan Program Kesejahteraan Sosial Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus (PKS- AMPK) yang difokuskan terhadap anak korban kekerasan seksual di LPA DKI Jakarta, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaannya. Informan penelitian terdiri dari Sakti Peksos, Ketua LPA, Penerima Manfaat beserta orang tuanya dan Subdit AMPK sebagai pelaksana program. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan pemberian bantuan sosial anak, sebagian besar diperuntukkan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar yaitu perlengkapan sekolah. Dan keseluruhan proses tersebut telah sesuai dengan Pedoman Operasional PKS- AMPK.

This study is an evaluation that Social Welfare Programme Implementation Process Children Who Need Special Protection, which focused on child victims of sexual violence in LPA Jakarta, as well as factors supporting and inhibiting its implementation. Way informants consisted of Social Workers, Chairman of LPA, Beneficiaries and their parents and Subdit AMPK as a program manager. The results of this study indicate that the provision of social services children, mostly devoted to the fulfillment of basic needs ie school supplies. And the whole process is in accordance with the Operational Guidelines PKS-AMPK"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T43126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erynda Trihardja
"Kecemasan sosial pada anak usia sekolah perlu mendapatkan penanganan. Penelitian ini menggunakan desain single-case untuk mendapatkan gambaran penerapan intervensi Theraplay dalam mengatasi masalah kecemasan sosial dan Parent-Child Relational Problems pada anak. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia sembilan tahun dengan masalah kecemasan sosial dan didiagnosis parent-child relational problems, bersama dengan kedua orangtuanya. Sesi terapi dilakukan sebanyak delapan sesi selama ±60 menit setiap sesinya.
Hasil yang diperoleh penelitian ini adalah kecemasan sosial pada K sudah dapat diatasi namun belum sepenuhnya. Berdasarkan Child?s Behavior Checklist, terjadi penurunan skor pada skala masalah perilaku internalizing dan pada aspek anxious/depressed. Berdasarkan Social Anxiety Scale for Children Revised, terjadi penurunan skor total dan skor pada komponen fear of negative evaluation. Interaksi orangtua-anak yang teramati melalui Marschack Interaction Method pada dimensi structure, engagement, nurture, dan challenge meningkat lebih positif.

Social anxiety in middle childhood needs immediate treatment. This study conducted a single-case research in order to get an overview of the application of Theraplay in treating child?s social anxiety and parent-child relational problems. A nine year old girl with social anxiety and is diagnosed with parent-child relational problems was selected as participant along with her parents. A total of eight treatment sessions for ±60 minutes each were conducted in this study.
The result indicated that Theraplay could be applied to treat social anxiety in child with parent-child relational problems. The score of internalizing and anxious/depressed problem scales in Child?s Behavior Checklist were decreased. The total score and the score of fear of negative evaluation component in Social Anxiety Scale for Children Revised was decreased as well. Parent-child interaction, measured with Marschack Interaction Method, was found to increase according to its four dimensions, which is structure, engagement, nurture, and challenge.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merrick, Dave
London: Routledge, 1996
362.76 MER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Sonniaty Natalya
"Istilah Child Abuse sering diartikan sebagai perlakuan salah terhadap anak, kekerasan terhadap anak, kejahaian terhadap anak atau penganiayaan dan penelantaran (Child abuse and Neglect). Dalam tesis ini seringkali istilah-istilah tersebut dipergunakan secara bergantian.
Child abuse seringkali terjadi karena adanya anggapan bahwa anak merupakan bagian dari keluarga, sehingga hal tersebut merupakan masalah intern keluarga. Disisi lain, anak juga merupakan anggota dari masyarakat dan sebagai anggota, anak tergolong lemah baik dari segi fisik maupun dalam pemenuhan haknya. Sehubungan dengan hal itu, anak selayaknya mendapatkan perlakuan yang baik dengan memenuhi berbagai kebutuhannya, baik yang bersifat fisik, psikis, maupun sosial. Pada kenyataannya masih banyak warga masyarakat belum menyadari tentang hal tersebut, sehingga anak juga mendapatkan perlakuan buruk dari orang tua atau orang dewasa lainnya. Kondisi ini menimbulkan dampak pada anak sehingga memerlukan perhatian dan penanganan yang serius.
Tesis ini bertujuan untuk mengctahui gambaran tentang dampak yang ditimbulkan pada anak yang mengalami peristiwa perlakuan salah baik terhadap aspek fisik, psikis maupnm sosial. Fenomena ini diambil karena child abuse dalam bentuk kekerasan terhadap anak mempakan masalah yang semakin marak Menumt data dari Yayasan Kesejahteran Angk Indonesia (YKAI) dan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) setiap tahun kasus child abuse ini mengalami peningkatan baik secara kuantitas maupun kualitas, ironisnya kesiapan dari segi sarana dan prasarana untuk membantu para korban masih sangat terbatas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualilatif dengan metode lebih ditekankan pada verstehen, yaitu memberi penekanan interpretatif terhadap pemahaman informan penelitian Pemilihan informan dilakukan dengan non probability sampling yang meliputi keluarga korban, staf dan pendamping dari lembaga yang menangani korban, psikolog yang ditunjuk oleh lembaga untuk menangani korban serta guru korban. Untuk mengumpulkan data dari penelitian ini digunakan teknik ?indepth interview observasi partisipan dan studi dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan untuk saling melengkapi sehingga dapat mengungkap realitas sosial dari berbagai jawaban informan.
Hasil penelitian memmjukkan bahwa bentuk kekerasan yang dialami oleh informan adalah kekerasan seksual, kekerasan fisik dan psikis/emosional serta penelantaran fisik dan psikis/ emosional. Masing-masing informan menunjukkan indikator terhadap terjadinya semua bentuk 'child abuse tersebut diantaranya memar, biru pada bagian tubuh tertentu,kekurangan gizi,pakaian lusuh dan kotor dan lain-lain. Faktonfaktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan dan penelantaran terhadap informan dapat dilihat dari berbagai faktor yaitu faktor keluarga, faktor anak,faktor budaya,dan faktor sosial. Untuk kasus kekerasan seksual, kedua keluarga informan sudah melakukan langkah yang tepat dan cepat yaitu melaporkan kejadian tersebut ke ketua RT dan selanjutnya ke kepolisian. Sementara untuk kasus kekerasan fisik, hanya keluarga dari salah satu informan yang melaporkan sedangkan informan yang lain tidak. Kondisi ini terjadi karena masih ada anggapan bahwa kekerasan terhadap anak merupakan bagian dari pendisiplinan sehingga wajar dilakukan. Pada umumnya kasus kekerasan fisik diikuti dengan kekerasan dan penelantaran psikis/emosional dan ini pun dialami oleh kedua informan Sedangkan untuk kasus penelantaran fisik, kondisi sosial ekonomi yang rendah menjadi alasan.
Kedua informan dalam penelitian ini mengalami semua bentuk child abuse yang menimbulkan dampak baik pada aspek fisik, psikis dan juga sosial. Untuk dampak fisik dari kasus kekerasan seksual tidak begitu memprihatinkan karena yang terjadi adalah pencabulan dan menimbulkan Iuka luar saja. Begitu juga dengan dampak fisik dari kekerasan fisik yang tidak banyak meninggalkan bekas dan seiring waktu telah hilang. Kondisi yang sangat memprihatinkan adalah dampak psikis/emosional dan sosial dari perlakuan salah tersebut. Walaupun tidak meninggalkan bekas seperti Iuka fisik tapi untuk waktu sekarang ini sudah terlihat dari gangguan atau penyimpangan perilaku informan. Perilaku seperti berbohong,mencuri, kabur dari rumah, cara bicara dan sikap yang kasar, telah tampak pada salah satu informan. Beberapa upaya seperti terapi bermain, konseling, supporting group yang telah dilakukan selama 2 tahun untuk membantu pemulihan informan, tidaklah cukup untuk dapat memulihkan khususnya kondisi psikis dan sosialnya. Ini menunjukkan bahwa proses pemulihan dari dampak ini memerlukan waktu yang cukup lama. Penanganan secara komprehensif sangat dibutuhkan, khususnya dalam kasus seperti yang dialami oleh ke dua infonnan. Apabila hal ini tidak dilakukan maka untuk jangka panjangnya akan menimbulkan masalah yang lebih serius lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoyrunnisaa Annabiilah Amila Fiartri
"Meski secara teoretis diduga sebagai hambatan utama pencapaian pertumbuhan pascatrauma, peran disregulasi emosi terhadap pertumbuhan pascatrauma jarang sekali diteliti secara empiris. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah benar terdapat hubungan negatif signifikan antara disregulasi emosi dan pertumbuhan pascatrauma; dan jika iya, apakah penggunaan regulasi emosi interpersonal merupakan moderator signifikan. Partisipan merupakan 388 dewasa muda Indonesia 87,1% wanita; Musia = 21,06, SD = 2,12) yang pernah mengalami kekerasan dan/atau penelantaran di masa kecil. Disregulasi emosi diukur menggunakan Difficulties in Emotion Regulation Short Form DERS SF, regulasi emosi interpersonal diukur menggunakan Interpersonal Emotion Regulation Questionnaire IER-Q, dan pertumbuhan pascatrauma diukur menggunakan Posttraumatic Growth Inventory (PTGI). Melalui analisis moderasi ditemukan bahwa disregulasi emosi memprediksi pertumbuhan pascatrauma secara signifikan (b = -0,3683, t(384) = -6,235, p < 0,001) dan penggunaan regulasi emosi interpersonal bukan merupakan moderator signifikan (b = 0,0027, t(384) = 0,850, p > 0,001). Bukti empiris ini menekankan betapa penting teregulasi dengan baiknya emosi negatif dan perasaan distres untuk mencapai pertumbuhan pascatrauma."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Atissa Puti Chaniago
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang gambaran perlindungan anak pada anak yang dilacurkan dalam Teori Ekologi oleh Bronfenbrenner yang dibagi dalam lima level sistem yaitu mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Berdasarkn tujuan penelitian ini didapatkan gambaran terkait mengetahui sistem yang terganggu dalam sistem sosial, dinamika sistem sosial dalam memberikan perlindungan anak perempuan yang dilacurkan, peran sistem yang menarik anak keluar dari pelacuran anak berdasarkan teori ekologi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunanakan metode fenomenologi yang mengambil data dari berbagai informan untuk mendapatkan gambaran secara utuh terkait pengaruh dari setiap sistem. AYLA dalam penelitian ini merupakan individu yang pernah dilacurkan pada usia anak. Dalam penelitian ini membahas bagaimana sistem sosial AYLA berperan dalam menjerumuskan anak dalam pelacuran dan mengentaskan AYLA dari pelacuran sehingga AYLA dapat kembali berfungsi sosial.

ABSTRACT
This thesis discusses Bronfenbrenner's description of child prostituted child protection in the Ecological Theory which is divided into five levels of systems, namely microsystems, mesosystems, ecosystems, macrosystems, and chronosystems. Based on the objectives of this study, it is related to the system that was displaced in the social system, the system of social dynamics in providing protection for prostituted girls, the role of the system that draws children out of child prostitution based on ecological theory. This research is a qualitative research using a phenomenology method that takes data from various informants to get a complete picture related to the use of each system. The main informants in this study were individuals who had been prostituted at the age of the child. In this study, discussed how the social system of AYLA was collected proceed children into protitution and alleviating the condition of prostitution so that the AYLA could return to social functioning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisti Fathimah Soegoto
"Theraplay merupakan suatu intervensi yang berdasarkan pada teori attachment dan bertujuan untuk mcningkatkan hubungan yang positif antara anak dau pengasuh. Terdapat empat dimensi dalam theraplay, yaitu structuring, engaging, challenging, dan nurlming. Theraplay antara lain dapat diterapkan pada anak yang agresifl mengalami ADHD, atau mengaiami maltreatment.
Dalam Tugas Akhir ini, theraplay dibenkan kepada anak Iaki-laki berusia 7 tahun yang mengalami Child Mallreatmenl dari kedua orangtua, herupa physical abuse dan emotional abuse. Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, fheraplay terbukti efektif dalam meningkatkan interaksi positif antara orangtua dan anak yang mengalarni child maltreatment.
Penerapan sesi theraplay yang berlangsung selama tiga bulan dilakukan dalam rangkaian dua scsi pre-intervention assessmen! menggunakan Marschak Interaction Method, scpuluh scsi llzeraplqv, dan satu sesi post-intervention assessmen: untuk melihat perubahan kualitas hubungan antara orangtua dan anak. Setelah mengikuti theraplay, Frekuensi Ibu dalam melakukan emotional abuse dan physical abuse menjadi berkurang. [bu merasa hubungannya dengan anak menjadi lebih baik dan Iebih menyenangkan.

Theraplay is an intervention which based on attachment theory. The main focus of this therapy is to develop and enhance relationship between caregiver and child. There are four dimensions on theraplay: structuring, engaging, challenging, and nurturing. Theraplay can be applied in many cases, such as on aggresive child, child with ADHD, or child who experiences maltreatment.
In this final project, theraplay was given for a 7 years old boy, who had been maltreated by his parents, physically and emotionally. Based on previous researches, theraplay is proven success to improve parent child interaction for children who had been maltreated by their parents.
The theraplay treatment carried out for thrcc months and consists of three sequences, which are pre-intervention assessment using Marschack Interaction Method, ten sessions of theraplay intervention, and post-intervention assessment using Marschack Interaction Method. Post-intervention assessment was held to see the change of quality in the relationship between the parent and the child. After the theraplay treatment had been given, the Eequency of physical and emotional maltreatment, decrease, and positive interaction between mother and child was established.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34207
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elhida Mardiati
"Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat dewasa ini telah membawa pengaruh dan perubahan dalam kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Pengaruh dan perubahan yang terjadi akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut ada yang bernilai positif, dan ada pula sisi negatifnya. Di Indonesia khususnya pada saat ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi tren baik dikalangan dewasa maupun muda. Selain untuk kepentingan bisnis, pendidikan, dan terkait pekerjaan, saat ini teknologi informasi dan komunikasi juga sangat berperan dalam aktivitas sosialisasi melalui berbagai jejaring sosial yang disediakan. Permasalahannya adalah jejaring sosial yang sekarang sedang menjadi tren, -khususnya bagi para kaum muda ini- kerap dijadikan area dimana pemangsa seksual mencari calon korbannya dengan memanfaatkan berbagai sifat media virtual ini. Sehingga, tesis ini akan membahas mengenai proses terjadinya online grooming pada anak, pengaturan terkait online grooming pada anak, serta kendala dan upaya dalam menanggulangi online grooming tersebut. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif berupa studi kepustakaan yaitu meneliti dokumen berupa literatur buku-buku, peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman, dan juga dilengkapi oleh wawancara dengan narasumber. Hasil dari penelitian ini yaitu, pada dasarnya proses online grooming itu terjadi melalui beberapa tahap, meskipun tahap tersebut tidak mutlak harus dilakukan secara berurutan dan seluruhnya. Tahapan tersebut diantaranya, yaitu pemilihan area target, persahabatan, membentuk hubungan, penilaian resiko, eksklusivitas, dan seksual. Kemudian, mengenai pengaturan terkait online grooming, meskipun tidak ada pengaturan secara khusus mengenai online grooming, namun telah ada pasal yang terkait, yaitu pasal 81 dan pasal 82 undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Selanjutnya, terdapat beberapa kendala dan upaya dalam menanggulangi online grooming. Kendala-kendala tersebut, diantaranya, yaitu kendala dari dalam diri korban/pelaku, dari orang tua, masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya, serta terkait juga dengan legislasi, penegakan hukum, dan sumber daya aparat penegak hukum. Sementara itu, upaya penanggulangannya dapat dilakukan dengan meningkatkan peran dan kerjasama para pemangku kepentingan, serta melakukan harmonisasi hukum, penafsiran hukum, peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya aparat penegak hukum, serta penguatan penegakan hukum.

The rapid development of information and communication technology has an impact and changes the lives of people around the world. Influences and changes that occur due to the development of information and communication technology involves positive and negative. In Indonesia, especially at this time, the development of information and communication technology has become a trend among both adults and youth. Beside used to business interest, education, and related to work, information and communication technologies are also have a lot of role in the various social activities through the social networking application provided. The problem is social networking becoming a trend, -especially among of young people- were often used as an area where sexual predators find their targets by utilizing a variety of virtual media properties. Thus, this thesis will take up about the process of online grooming of children, legislation against online grooming cases of children, as well as the constraints and efforts in tackling the online grooming of children. This study uses a normative form of literary study that examined the documents in the form of literature books, regulations and guidelines, as well as completed with interviews with some sources. The results of this study are, in essence online grooming process through in several stages, although these stages do not absolutely have to be done in sequence and entirely. The Stages are involved: the selection of the target area, friendships, form relationships, risk assessment, exclusivity, and sexual. Then, about the online grooming regulation, although there has no regulation about online grooming, the related articles are already exist. The regulation is in the article 81 and 82 of Law No 23/2002 on the protection of children act. Furthermore, there are some obstacles and efforts to overcome the online grooming. The obstacles, among which, the obstacles from the victim/perpetrator, from the parents, the public, government, and the stakeholders, and also related to the legislation, law enforcement, and law enforcement resources. Meanwhile, the efforts can be done by increasing the role and cooperation of stakeholders, as well as to harmonize the law, legal interpretation, increasing the quantity and quality of resources of law enforcement officers, as well as strengthening the rule of law."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T38743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Sampe
"ABSTRAK
Usia remaja merupakan tahap perkembangan hidup yang penting. Tahap ini adalah tahap transisi penting karena terjadi perubahan baik secara biologis, psikologis, dan sosial. Tujuan penulisan karya ilmiah untuk memberikan gambaran pelaksanaan intervensi ldquo;Eling Tega rdquo; untuk meningkatkan harmonisasi dengan orang tua sehingga menjadi remaja mandiri. Metode yang digunakan adalah evidence based practice dengan pendekatan pre-posttest without control. Intervensi dilakukan pada siswa SMP dengan jumlah sampel 110 siswa tanpa kelompok pembanding. Intervensi Eling Tega terdiri dari edukasi, konseling dan terapi keluarga. Hasil menunjukkan penurunan kejadian konflik remaja dengan orang tua setelah intervensi ldquo;Eling Tega rdquo; sebesar 5,6 . Rekomendasi hasil penelitian bagi dinas kesehatan agar lebih meningkatkan koordinasi lintas sektor yang melibatkan seluruh unsur terkait dalam mengatasi masalah remaja dan bagaimana melibatkan keluarga dalam pemecahan masalah pada remaja. Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dengan pemerintah setempat dan organisasi yang ada di masyarakat dalam melakukan kunjungan keluarga oleh setiap petugas didukung oleh PIS-PK.

ABSTRACT<>br>
The age of adolescence is an important life stages of development. This stage is the stage of the transition is important because changes in the biological, psychological, and social. The purpose of writing scientific papers to give an overview of the implementation of the intervention ldquo Eling Tega rdquo to improve harmonization with the parents so being a teenager.. The methods used are evidence based practice approach to pre post test without control. The intervention was done on students of SMP with the number of samples 110 students without comparison groups. Eling Tega intervention consists of educational, counseling and family therapy. The results show a decrease in the insidence of adolescent conflict with parentafter counseling intervention amounted to 5,6 . Recommendations the research results to health services in order to further enhance cross sector coordination involving all over pertinent elements in overcoming problems of teenager and how to involve the family in problem solving on teen. Health centers expected to increase cooperation with local governments and organizations in the community in conducting family visits by any officer supported by the PIS PK.
"
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>