Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152709 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septi Purwaningsih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dosis sinar-x Computed Tomography dengan variasi pitch menggunakan film Gafchromic XR QA2 dan TLD pada fantom kepala orang dewasa dan kepala pediatrik. Untuk tujuan tersebut dilakukan pengukuran dan analisis profil dosis di sepanjang sumbu z rotasi scan pada pusat fantom dan beberapa tepi di kedalaman 1 cm, analisis profil dosis pada posisi yang sama dengan nilai pitch yang berbeda, dan analisis profil dosis pada kepala orang dewasa dan kepala pediatrik. Dari pengukuran dan analisis data diperoleh hasil profil dosis pada scan kepala orang dewasa dan kepala anak-anak dengan nilai dosis maksimal di tengah, menurun pelan ke arah tepi dengan tendensi cenderung simetri. Profil dosis dengan variasi nilai pitch, diperoleh nilai dosis yang semakin menurun dengan bertambahnya nilai pitch. Profil dosis pada scan kepala orang dewasa memiliki nilai dosis lebih besar dari pada dosis pada scan kepala pediatrik, karena scan kepala orang dewasa menggunakan mAs lebih besar. Hasil pengukuran menggunakan TLD diperoleh data yang bersifat disktrit, namun memiliki pola distribusi dan nilai dosis yang hampir sama dengan hasil dari pengukuran menggunakan film Gafchromic. Hasil pengukuran profil dosis menggunakan film Gafchromic didapatkan grafik kontinu. Nilai dosis maksimum hasil scan didapatkan pada posisi jam 12 dan minimum pada posisi jam 6. Profil dosis pada pitch 0,75; 1 dan 1,5 mengalami fluktuasi dosis dengan amplitudo pada pitch 0,75 dan 1,5 mempunyai nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan amplitudo pada pitch 1.

This research aims to check pattern dose profile on the adult and pediatric head scan. Comparing result measurement dose profile along the z- axis rotation at a depth 1 cm and center phantom with variety pitch. Measurement using cylinder PMMA homogeneous phantom diameter 16 cm and 10 cm using XR QA2 Gafchromic film and TLD. Result of research get dose profile adult and pediatric head scan have same pattern, the maximum dose in the middle and tendency symmetry in the edge. Value dose proportional with value of pitch. Dose in the adult head more than dose pediatric head because dose in adult head scan using bigger mAs. Dose of TLD measurement values obtained are discrete, but has a distribution and dose values are almost the same as the measurement results in XR QA2 Gafchromic film. Result of Gafchromic film measurement is continue graphic. The maximum dose of the scan results at the 12 o'clock position and minimum at 6 o'clock position. Result of research get fluctuated dose and amplitude of pitch 0.75 and 1.5 have greater than amplitude pitch 1.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samsun
"Perkiraan nilai dosis yang diterima pasien ( CTDI ) yang langsung ditampilkan pada monitor CT setiap selesai pemeriksaan akan diketahui ketepatan nilainya dengan pengukuran langsung menggunakan pencil ion chamber dan pengukuran tidak langsung menggunakan TLD (Thermolumescence Dosimeter ) yang ditempatkan pada objek phantom dan dibandingkan dengan nilai dosis referensi yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan mendapatkan informasi nilai dosis yang sebenarnya.
Analisis variasi parameter kV, mAs, dan pitch untuk menentukan berapa rentang nilai parameter optimum untuk mendapatkan nilai dosis pasien (CTDI/mAs) yang minimum namun tidak mengesampingkan kualitas pencitraan hasil CT. Scan yang baik guna menunjang diagnosa, pengukuran langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan fantom kepala dan perut.
Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan TLD (Thermolumescence Dosimeter ) pada menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda dengan pengukuran langsung dengan menggunakan pencil ion chamber, dapat ditunjukkan dengan hubungan sifat kelinearan antara pitch dan dosis (CTDI/mAs).

An estimation dose (CTDI) received by the patient which is directly displayed on the CT monitor on every examination will be able to known it?s precisien by direct measurement using pencil ion chamber and the indirect measurement using TLD placed on the object (phantom) and compared with the value of dose reference, so the real dose rate will be known.
The variant analysis of kV, mAs and pitch parameters to justify the range of optimal parameter value, it is used to get the minimum patient dose rate (CTDI/mAs) while the image quality for supporting the diagnose still on the right value, directly or not directly using head and abdomen phantom.
Indirect measurement using TLD show unsignificant result if compared with the ion chamber. This value is shown by a relative variant parameter using stright pitch and dose ( CTDI/mAs).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21548
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kri Yudi Pati Sandy
"Sumber brakhiterapi I-125 pemancar foton energi rendah telah banyak digunakan dalam pengobatan kanker. Sesuai rekomendasi AAPM TG-43, karakteristik dosimetri dari sumber brakhiterapi baru harus ditentukan terlebih dahulu sebelum penggunaan klinis. Dalam penelitian ini telah dilakukan penentuan karakteristik dosimetri dari dua buah sumber I-125 buatan BATAN S1 dan S2 dengan menggunakan Thermolumnescene Dosimeters ( TLD ) dan film gafchromic XR-QA2. Pengukuran fungsi dosis radial dilakukan pada jarak 0.5 cm sampai 10 cm dari pusat sumber. Pengukuran fungsi anisotropi dilakukan pada jarak 2 cm, 3 cm, dan 5 cm dari pusat sumber untuk sudut 0o sampai 90o di setiap kuadran.
Hasil peneltian menunjukkan konstanta laju dosis sumber S1 sebesar 1,07 + 5% cGy.Jam-1.U-1 dan 0,95 + 5% cGy.Jam-1.U-1, sedangkan untuk sumber S2 sebesar 0,94 + 5% cGy.Jam-1.U-1 dan 0,98 + 5% cGy.Jam-1.U-1 berturut-turut untuk pengukuran TLD dan film gafchromic. Fungsi dosis radial sumber S1 dan S2 menurun seiring dengan meningkatnya jarak terhadap sumber dan memenuhi persamaan polinomial orde 5. Hasil fungsi anisotropi menunjukkan bahwa anisotropi distribusi dosis meningkat seiring perubahan sudut menuju arah tegak lurus sumber. Hasil pengukuran karakteristik dosimetri sumber I-125 ini memiliki kesesuaian dengan hasil simulasi Monte Carlo EGSnrc dan memiliki pola yang serupa dengan karakteristik sumber I-125 komersil buatan IsoAid dan Echoseed.

I-125 brachytherapy sources with low photon energies have been widely used in treating tumors. According to AAPM TG-43 recommendations, dosimetric characteristic of the new brachytherapy sources should be determined before clinical use. In this study, dosimetric characteristic of two I-125 manufacturing by BATAN with notation S1 and S2 have been determined by measurement using TLD and gafchromic XR-QA2 film. The radial dose function measurements were performed at distances ranging from 0.5 to 10 cm from the source center. The anisotropy functions were measured at distances of 2, 3, and 5 cm from the source center for angles ranging from 0 to 90 degree in all quadrants.
The results indicated a dose rate constant of 1.07 + 5% cGy.h-1.U-1 and 0.95 + 5% cGy.h-1.U-1 for S1 and 0.94 + 5% cGy.h-1.U-1 and 0.98 + 5% cGy.h-1.U-1 for S2 with using TLD and film, respectively. Radial dose function for S1 and S2 decreased along with increace of distance from source and meet the 5th order polynomial equation. The anisotropy function result shows that the anisotropy in dose distribution increased along the source axis. This measurement data are in agreement with EGSnrc Monte Carlo result and have a similar pattern with IsoAid and Echoseed commercial I-125 source.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Afrianti
"Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh energi 10 keV hingga 1500 keV terhadap nilai respon dosis thermoluminisence dosimeter (TLD) LiF : Mg Ti menggunakan simulasi user kode Monte Carlo yaitu DOSXYZnrc telah dilakukan. Pemodelan dilakukan dengan meletakkan TLD di medium udara dengan jarak 100 cm dari sumber radiasi dan luas lapangan radiasi 30 cm x 30 cm dalam simulasi DOSXYZnrc. Dalam simulasi sumber dianggap sebagai berkas paralel dan tegak lurus terhadap permukaan detektor. Pada pengukuran ini, nilai hamburan nilainya kecil sehingga dapat dianggap diabaikan dan tidak mempengaruhi dosis pada TLD 100. Hasil simulasi menunjukkan bahwa respon dosis TLD sangat tergantung pada variasi energi berkas, nomor atom efektif (Zeff),and komposisi material TLD. Selain itu, kemampuan absorpsi TLD juga dipengaruhi oleh ketebalannya.

The study of the influence energy in the range of 10 KeV to 1500 KeV to a dose response of thermoluminescence dosimeter (TLD) 100 LiF : Mg Ti. The study was done using Monte Carlo Simulation with DOSXYZnrc code has been done. The TLD was simulated took placed in the air medium with source to object distance of 100 cm from the radiation source and filed size of 30 cm x 30 cm. The geometry of radiation sources was assumed as parallel beams and perpendicular with detector surface. In the calaculation, the the scattering in air is very small so it was neglected and did not affect the dose to the TLD 100. The simulation results indicated that the TLD’s response depend on the energy of beams, effective atomic number and compound composition of TLD. On the other hand, the absorption of TLD is also affected by its thickness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwazi
"Computed Tomography (CT) merupakan modalitas sinar-X untuk membuat citra organ dalam tiga dimensi. Akuisisi citra dilakukan dengan perputaran tabung sinar-X yang disertai gerakan meja, sehingga tabung mengelilingi pasien dalam bentuk spiral. Gerakan meja pasien persatu rotasi gantry dibagi lebar kolimator pada isocenter dikenal dengan pitch, yang berpengaruh pada kualitas citra maupun dosis radiasi pada pasien. Telah diobservasi profil ditribusi dosis sepanjang sumbu-Z fantom simulasi toraks in house berbentuk silinder elips dengan ukuran 28 cm × 21 cm dan panjang 22 cm. Fantom terbuat dari bahan PMMA dengan Hounsfield Unit (123,10 ± 3,96 HU) dilengkapi dengan objek simulasi paru dari gabus patah (-790,60 ± 15,55 HU), dan tulang belakang dari material teflon dengan (918,60 ± 7,35) balok dan silinder untuk tempat film gafchromic ukuran 1 cm x 25 cm. Posisi film ditandai dengan 1-9 dengan koordinat berturut turut (0, 0), (5, 0), (10, 0), (-5, 0), (-10, 0), (0, 4), (0, 8), (0,-4), (0,-8). Citra fantom diakuisisi dengan kondisi eksposi 120 kV,100 mAs dan pitch 0,8, 1,0, dan 1,5. Dosis minimum terjadi pada awal dan akhir scan untuk seluruh profil dan nilai pitch, dosis rata-rata material paru (2, 3, 4, dan 5) dalam rentang (2,49-2,90) mGy untuk pitch 0,8 dan (2,36-2,88) mGy untuk pitch 1,0, serta (2,33-2,74) mGy untuk pitch 1,5, relatif lebih rendah disbanding dengan pada jaringan lunak dan tulang. Dosis maksimum selalu terjadi di pertengahan sumbu-Z. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan pitch 0,8 dan 1,0 tidak memberikan perbedaan dosis yang signifikan dan menurunkan dosis rata-rata pada pitch 1,5. Selain itu dosis maksimum tidak selalu terjadi di pertengahan sumb-z dikarenakan oleh material isotropis.

Computed Tomography (CT) is an X-ray modality for scanning organ in three dimensional images. Image acquisition is performed by rotating X-ray tube that match with table movements, there by the tube can cover patient body in a spiral scan. Patient table movements by gantry rotation divided by the width of the collimator on the isocenter is known as a pitch, which affects the image quality and radiation dose in the patient. A dose distribution profile has been observed along the z-axis of the in-house thorax phantom simulation in an elliptical cylinder form with the size of 28 cm x 21 cm and 22 cm length. Phantom is made from PMMA with Hounsfield Unit (123.10 ± 3.96 HU) was equipped with a lungs simulation object using a cork (-790.60 ± 15.55 HU), a spine using Teflon material (918.6 ± 7.35 HU), and 9 bar and a cylinder to place 1 cm x 25 cm gafchromic films. The position of the film was marked with point position 1-9 for the series of coordinates (0,0), (5, 0), (10, 0), (-5, 0), (-10, 0), (0, 4), (0, 8), (0,-4), (0, -8) cm. The phantom images was performed with an exposure condition by 120 kV, 100 mAs and pitch variations (0.8, 1.0 and 1.5). The minimum dose occured at the beginning and end of the scan for all profiles and pitch values. The average dose of lung material (2, 3, 4, and 5) in the range (2.49-2.90) mGy for pitch 0.8, (2.36-2.88) mGy for pitch 1.0 and (2.33-2.74) mGy for pitch 1.5. The dose in lung was relatively lower compared to the dose in soft tissue and bone. The maximum dose always occur in the middle of the z-axis. It can be concluded that the use of pitch 0.8 and 1.0 did not provide a significant dose difference and reduced the average dose on pitch 1.5. Moreover, the maximum dose does not always occur in the middle of the z-axis due to an isotropic material.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T55322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisarini
"Telah dilakukan dosimetri in vivo pasien kanker payudara menggunakan detektor Film Gafchromic EBT 2. Pasien adalah pasien terapi elektron 6 MeV menggunakan pesawat LINAC Elekta. Dari hasil kalibrasi film diketahui hubungan antara densitas optik dengan dosis. Variasi lapangan dilakukan pada lapangan 10 x 10 𝑐𝑐𝑐𝑐2 dan 14 x 14 𝑐𝑐𝑐𝑐2. Faktor-faktor di atas digunakan sebagai faktor koreksi pada penghitungan dosis yang diterima pasien. Sehingga dapat dihitung dosis yang diterima pasien. Dengan membandingkan dengan data dari Treatment Planning System (TPS), diketahui besar perbedaan dosis permukaan.

In vivo dosimetry for breast cancer patients using EBT 2 Gafchromic Film has been carried out. The patients are treated using 6 MeV electron beam from Elekta LINAC machine. The relation between optical density and dose from film calibration are obtained. Field variations were performed on the field of 10 x 10 𝑐𝑐𝑐𝑐2 and 14 x 14 𝑐𝑐𝑐𝑐2. The factors above are used as a correction factor in calculating the received dose by patients, therefore the dose can be calculated. A skin dose deviation is obtained by comparing data from the Treatment Planning System (TPS)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kartikasari
"ABSTRAK
Pengukuran dosis radiasi lingkungan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa paparan radiasi yang diterima masyarakat masih di bawah nilai batas dosis yang ditentukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN). Salah satu caranya dengan menggunakan Thermoluminescence Dosimeter (TLD) kalsium sulfat CaSO4 yang memanfaatkan sifat luminesensi sebagai detektor radiasi. Kemampuan luminesensi dosimeter dapat ditingkatkan dengan memberikan penambahan dopan. Diantara dopan yang memungkinkan untuk TLD CaSO4 yaitu dysprosium (Dy) dan thulium (Tm). Salah satu metode penambahan dopan adalah dengan metode kopresipitasi. Penambahan Tm sebagai dopan menggunakan metode kopresipitasi dalam sintesis TLD CaSO4 belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan dopan Dy dan Tm dalam sintesis TLD CaSO4 menggunakan metode kopresipitasi serta untuk mengetahui pengaruh penambahan PTFE dalam pembentukan pelet TLD CaSO4:Dy maupun CaSO4:Tm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan dopan Dy maupun Tm dapat meningkatkan sensitivitas CaSO4. TLD hasil sintesis memiliki respon yang linier terhadap dosis radiasi dengan penyinaran menggunakan Sr-90 dan Cs-137. Penambahan PTFE menurunkan intensitas TLD CaSO4:Dy maupun CaSO4:Tm

ABSTRACT
Environmental radiation dosage measurements need to be done to ensure that the radiation exposure received by the community is still below the dose limit value determined by Nuclear Energy Regulatory Agency (BAPETEN). One way is by using Thermoluminescence Dosimeter (TLD) Calcium Sulphate (CaSO4). The increase in luminescence power of the dosimeter can be accomplished by the addition of dopant. Dysprosium Dy and Thulium Tm are effective dopants for TLD CaSO4. One method of adding dopant is by coprecipitation method. The addition of Tm as dopant using coprecipitation method in TLD synthesis never done before. Therefore, the purpose of this research is to know the effect of dopant addition of Dy and Tm in the synthesis of TLD CaSO4 using coprecipitation method and to know the effect of addition of PTFE in formation of TLD pellet CaSO4:Dy and CaSO4:Tm. Based on the results of the study it can be concluded that the addition of Dy or Tm can increase the sensitivity of TLD CaSO4. Synthetic TLD has a linear response to radiation dose by irradiation using Sr-90 and Cs-137. Addition of PTFE decreases luminescence power because the percentage of PTFE given is greater than CaSO4:Dy and CaSO4:Tm"
2017
T48380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristania Nodya
"Computed Tomography (CT) Scanner merupakan alat pencitraan diagnostik yang memberikan informasi citra medis untuk menunjang pengobatan pasien, namun tanpa disadari pemanfaatan radiasinya dapat menimbulkan efek negatif pada organ sensitif sekitar. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur dosis organ sensitif (mata, tiroid, dan payudara) menggunakan fantom Rando pada CT Scanner area thorax. Untuk memudahkan penelitian ini, TLD rod 100 digunakan sebagai dosimeter, dimana kV dan pitch dijadikan sebagai variasi parameter penelitian. Hasil menunjukkan bahwa nilai paparan dosis tertinggi pada tiap kualitas berkas berturut-turut dari 80, 120, dan 140 kV yaitu payudara kanan (1,72±0,34 mGy), tiroid kanan (6,25±0,16 mGy), dan payudara kiri (10,78±0,76 mGy). Pada variasi pitch nilai paparan dosis tertinggi secara berturut-turut dari 4, 6, dan 8 yaitu payudara kiri (6,19±0,02 mGy), tiroid kanan (6,25±0,16 mGy), dan payudara kanan (5,08±0,85 mGy). Dapat disimpulkan bahwa nilai dosis payudara pada CT Thorax lebih tinggi dibandingkan dengan mamografi, namun keduanya tidak melebihi nilai batas dosis yang ditetapkan International Commission on Radiological Protection (ICRP) yaitu 5 Gy.

Computed Tomography (CT) Scanner is an instrument of medical imaging using radiation to support treatment for patient, but the radiation may give a negative effect around sensitive organs. The research meant to measure dose for sensitive organs at thorax area (eyes, thyroid, and breast) using CT Scanner with rando phantom as an object. To ease this experiment, TLD rod 100 used as dosimetry, which kV and pitch as a parameter variation. The result showed that the highest dose for kV variation upon each sequent beam quality from 80, 120, and 140 kV are right breast (1,72±0,34 mGy), right thyroid (6,25±0,16 mGy), and left breast (10,78±0,76 mGy). Towards pitch variation the highest exposure dose value in sequently from 4, 6, and 8 are left breast (6,19±0,02 mGy), right thyroid (6,25±0,16 mGy), and right breast (5,08±0,85 mGy). As a conclusion, the dose on breast from CT Thorax is higher than the one from mammography but both are bellow dose value limit from International Commission on Radiological Protection (ICRP) which is 5 Gy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana
"Pemantauan dosis pada pekerja radiasi diperlukan untuk memastikan dosis yang diterima tidak melebihi batas aman yang telah ditetapkan oleh BAPETEN. Dosimeter Termoluminesensi (TLD) seringkali digunakan untuk pemantauan dosis pekerja radiasi. Sebelum digunakan, TLD perlu dikalibrasi dengan suatu sumber radiasi untuk memastikan TLD dapat memberikan hasil pengukuran yang akurat. Salah satu faktor yang mempengaruhi akurasi pengukuran TLD adalah energi. Ketergantungan respons TLD terhadap energi menyebabkan pemilihan sumber radiasi yang tepat untuk kalibrasi TLD perlu diperhatikan. Penelitian ini mengevaluasi respons TLD LiF:Mg,Ti terkalibrasi sumber 137Cs yang digunakan pada rentang energi sinar-X diagnostik menggunakan simulasi Monte Carlo. Evaluasi respons TLD terhadap energi dilakukan menggunakan perhitungan spektrum energi dengan variasi tegangan tabung 60 kV sampai 100 kV, dengan interval 10 kV, dan arus tabung 20 mAs. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan spektrum energi dengan simulasi Monte Carlo dapat digunakan untuk mengestimasi nilai dosis serap dan mengevaluasi respons TLD terhadap energi dengan hasil respons relatif terhadap sumber 137Cs yang diperoleh pada penelitian ini berada pada rentang 1,33 sampai 1,37. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan sumber 137Cs untuk kalibrasi TLD merupakan pilihan yang kurang tepat dan diperlukan penggunaan sumber radiasi lain untuk mengkalibrasi TLD yang digunakan pada rentang energi sinar-X diagnostik.

Dose monitoring for radiation workers is essential to ensure that the received dose does not exceed the safety limits set by BAPETEN. Thermoluminescent Dosimeters (TLDs) are commonly used for personal dose monitoring. Before use, TLD must be calibrated with a radiation source to guarantee accurate measurement results. Accurate measurements using TLD are essential for dose monitoring. The energy of the radiation is one of the factors affecting the accuracy of TLD measurement. Because TLD response depends on energy, choosing the correct radiation source for calibration is important. This study evaluates the response of LiF:Mg,Ti TLD calibrated with 137Cs source used in the diagnostic X-ray energies using Monte Carlo simulations. The evaluation of TLD response was determined using energy spectrum calculations at tube voltage variations from 60 kV to 100 kV, in 10 kV increments, and a tube current of 20 mAs. The results indicate that energy spectrum calculations can be used to estimate absorbed dose and evaluate TLD response to energy. The relative response to the 137Cs source obtained in this study was between 1.33 and 1.37. These results show that using 137Cs source for calibration is not the optimal choice, and an alternative radiation source is needed for calibrating TLD used in the diagnostic X-ray energy range."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emidatul Manzil
"Computed Tomography Dose Index (CTDI) merupakan konsep utama dalam dosimetri CT scan. Berdasarkan rekomendasi IAEA di TRS 457, CTDI dapat diukur di udara dan di fantom khusus CTDI. Ukuran dan massa fantom cukup besar sehingga akan menyulitkan dalam mobilisasi. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran CTDI untuk mengetahui faktor fantom pesawat Siemens Sensation 64. Faktor fantom adalah perbandingan CTDIw terhadap CTDIair. Fantom yang digunakan adalah fantom berbahan polymethil methacrylic (PMMA) berdiameter 16 cm sebagai fantom kepala dan 32 cm sebagai fantom tubuh. Detektor yang digunakan adalah Xi CT Platinum dan Xi Base Unit sebagai elektrometer. Estimasi dosis efektif dihitung berdasarkan nilai CTDIair pengukuran yang dikoreksi dengan perangkat lunak ImPACT CT Dosimetry Patient Calculator version 1.0.4. Nilai faktor fantom yang diperoleh untuk fantom kepala dan tubuh secara berturut-turut ialah 0.702 dan 0.357. Estimasi dosis efektif satu fase (rata-rata ± deviasi standar) ialah: kepala rutin 2.01 ± 0.11 mSv, kepala trauma 2.53 ± 0.16 mSv, thorak 3.4 2 ± 0.79 mSv, abdomen 5.99 ± 2.16 mSv, dan pelvis 2.12 ± 0.99 mSv. Faktor konversi DLP displai scanner terhadap dosis efektif: kepala rutin 0.0021 mSv/mGy.cm, kepala trauma 0.0022 mGy.cm, thorak 0.0182 mSv/mGy.cm, abdomen 0.0151 mSv/mGy.cm, dan pelvis 0.0118 mSv/mGy.cm.

Computed Tomography Dose Index (CTDI) is primary dosimetric concept in CT scan. Based on IAEA TRS 457 recommendation, CTDI can be measured free in air and by using phantom. Phantom size and mass are huge, thus it will complicate the mobilization. This research conducted CTDI measurement to find out the Siemens Sensation 64 phantom factor. Phantom factor is a ratio between CTDIw over CTDIair. A Polymethyl Methacrylic (PMMA) phantom was used in this research, which has 16 cm of diameter for head phantom and 32 cm of diameter for body phantom. The Xi CT Platinum detector was used in this research and Xi base unit is as an electrometer. The estimation of effective dose was calculated using CTDIair value and ImPACT CT Dosimetry Patient Calculator version 1.0.4. In this research was found out that the phantom factors are 0.702 for head phantom and 0.357 for body phantom. The estimation of effective dose for one phase (mean ± standard deviation): head routine 2.01 ± 0.11 mSv, head trauma 2.53 ± 0.16 mSv, thorax 3.4 2 ± 0.79 mSv, abdomen 5.99 ± 2.16 mSv, and pelvis 2.12 ± 0.99 mSv. DLP on scanner display to effective dose conversion factors: head routine 0.0021 mSv/mGy.cm, head trauma 0.0022 mSv/mGy.cm, thorax 0.0182 mSv/mGy.cm, abdomen 0.0151 mSv/mGy.cm, and pelvis 0.0118 mSv/mGy.cm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1242
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>