Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163681 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutarno
"[Industri konstruksi merupakan salah satu industri yang mempunyai potensi bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, dimana menempati urutan jumlah kecelakaan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor lain. PT. XYZ merupakan kontraktor pembangunan gedung ABC yang telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, namun masih terdapat kasus kecelakaan. Berdasarkan data analisa kecelakaan PT. XYZ, penyebabnya sebagian besar adalah perilaku tidak aman pekerja.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak aman pekerja konstruksi pada proyek pembangunan gedung ABC Jakarta. Desain penelitian cross sectional, menggunakan kuesioner, analisis data mengunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan pengetahuan, persepsi, motivasi dan dukungan teman kerja dengan perilaku tidak aman pekerja, sedangkan pengawasan dan ketersediaan sarana prasarana tidak ada hubungan dengan perilaku tidak aman. Berdasarkan analisa regresi logistik ganda, variabel persepsi mempunyai nilai OR paling besar yaitu 4,328 sehingga persepsi merupakan faktor paling dominan mempengaruhi terjadinya perilaku tidak aman.
Disarankan bagi PT. XYZ untuk mengembangkan pendekatan yang sistematis dan aplikatif dalam rangka pencegahan perilaku tidak aman, salah satunya dengan program Behaviour Base Safety (BBS); melaksanakan pelatihan berkala untuk meningkatkan pengetahuan, persepsi dan motivasi sehingga menumbuhkan kepedulian pekerja terhadap keselamatan kerja; meningkatkan keterlibatan mandor dalam mengawasi pekerja berorientasi keselamatan pekerja.

The construction industry is one of the industries that has high hazard potential for accidents. It ranks the highest number of accidents compared to other sectors. PT. XYZ is a building contractor of ABC project who has implemented occupational safety and health management system, but cases of accidents are still there. Based on the PT. XYZ accident data analysis, the accidents are mostly caused by unsafe behavior of the workers.
This study wants to determine the factors that were associated with unsafe behavior of construction workers on the ABC building project in Jakarta. The study uses a cross-sectional study design and questionnaire. Chi square test and multiple logistic regressions were used to analyze data. The chi square test showed correlations between knowledge, perception, motivation and co-workers support and unsafe behavior of workers, while supervision and the availability of facilities were not associated with unsafe behavior. Based on the multiple logistic regressions analysis, the perception variable has the biggest OR value (4.328). It means that the perception is the most dominant variable influencing the occurrence of unsafe behavior.
PT. XYZ is suggested to develop systematic and applied approaches in order to prevent unsafe behavior. Some of the approaches are Behavior Based Safety (BBS) program and regular training program to increase the worker?s knowledge, perception and motivation so that the safety concerns of the workers can be raised. Additional program is to increase the involvement of foreman in overseeing the workers? by safety-oriented workers., The construction industry is one of the industries that has high hazard potential for
accidents. It ranks the highest number of accidents compared to other sectors.
PT. XYZ is a building contractor of ABC project who has implemented
occupational safety and health management system, but cases of accidents are still
there. Based on the PT. XYZ accident data analysis, the accidents are mostly
caused by unsafe behavior of the workers. This study wants to determine the
factors that were associated with unsafe behavior of construction workers on the
ABC building project in Jakarta. The study uses a cross-sectional study design
and questionnaire. Chi square test and multiple logistic regressions were used to
analyze data. The chi square test showed correlations between knowledge,
perception, motivation and co-workers support and unsafe behavior of workers,
while supervision and the availability of facilities were not associated with unsafe
behavior. Based on the multiple logistic regressions analysis, the perception
variable has the biggest OR value (4.328). It means that the perception is the most
dominant variable influencing the occurrence of unsafe behavior. PT. XYZ is
suggested to develop systematic and applied approaches in order to prevent unsafe
behavior. Some of the approaches are Behavior Based Safety (BBS) program and
regular training program to increase the worker’s knowledge, perception and
motivation so that the safety concerns of the workers can be raised. Additional
program is to increase the involvement of foreman in overseeing the workers’ by
safety-oriented workers.]"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Firmansyah
"Frekuensi kejadian kecelakaan kerja di lokasi konstruksi merupakan salah satu yang tertinggi dibandingkan dengan industri lainnya. Perilaku tidak aman (Unsafe behaviors) yang dilakukan para pekerja merupakan salah satu penyebab utama yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Dalam penelitian ini sebanyak 4134 kasus perilaku tidak aman dianalisa lebih lanjut dengan menggunakan metode association rule mining untuk mendapatkan penjelasan lebih dari pola hubungan yang terbentuk di antara variabel, sebagai hasilnya didapatkan 5 aturan asosiasi yang terbagi menjadi 2 kelompok aturan. Pekerja tidak menggunakaan body harness saat bekerja di ketinggian, pekerja tidak mengikatkan tali pengaman di tempat yang disediakan, pekerja tidak membuat atau menggunakan platform kerja yang aman, rnehapekerja meletakkan alat dan material di tempat sembarangan, dan pekerja memindahkan alat kerja dan material dengan cara yang tidak sesuai dengan prosedur. Perilaku-perilaku tidak aman ini berhubungan dengan jenis kecelakaan jatuh dan terkena atau terpotong oleh benda, serta pelanggaran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 01/1980, dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja 09/2016. Temuan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan manajemen keselamatan dengan menerapkan prioritas berdasarkan tingkat probabilitas kejadian perilaku tidak aman sehingga implementasi program keselamatan dapat berjalan secara efisien dalam meningkatkan kinerja keselamatan.

The frequency of work accidents at construction sites is one of the highest compared to other industries. Unsafe behavior by workers is one of the main causes that contribute to work accidents. In this study, a total of 4134 cases of unsafe behaviors were further analyzed using the association rule mining method to gain further insights into the patterns of relationships formed among the variables. As a result, five association rules were obtained, which can be divided into two groups. The workers do not use body harnesses when working at heights, workers do not fasten safety ropes in the space provided, workers do not make or use safe work platforms, workers place tools and materials in random places, and workers move work tools and materials in ways that are not in accordance with the procedure identified as unsafe behaviors. These unsafe behaviors are associated with accidents such as falls, being struck or cut by objects, as well as violations of the Minister of Manpower and Transmigration Regulation 01/1980 and Minister of Manpower Regulation 09/2016. The findings of this research can be used as guidelines in safety management planning by prioritizing based on the probability levels of unsafe behavior occurrences, thereby enabling the efficient implementation of safety programs to enhance safety performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Wulansari
"Remaja yang tidak dapat menahan dorongan seksualnya cenderung memiliki perilaku seksual berisiko. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja pada siswa SMPN X Jakarta tahun 2015. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah sampel 248 orang. Sebanyak 8,1% siswa memiliki perilaku seksual berisiko.
Uji bivariat menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen jenis kelamin, umur pertama kali terpapar pornografi di media internet, pengaruh teman sebaya, dan keterpaparan pornografi di media internet (jejaring sosial, website, chat room, dan game online) dengan variabel dependen perilaku seksual. Perilaku seksual berisiko dalam penelitian ini, yaitu kissing (6%), petting (1%), dan necking (1%), dan oral seks (0,4%).

Adolescents who are not able to control their sex drive, tend to have risky sexual behavior. The aim of this research is to find out the factors that are related to adolescents sexual behavior at Junior High School (SMPN X Jakarta) in 2015. This research has used cross sectional research design and sample of 248 people. There were 8,1% students who have risky sexual behaviour.
Bivariate test showed that there are associations between independent variable of sex, age of the first time being exposured by pornography on internet media, influences from peer group and pornography exposure on internet media (socmed, website, chat room, and game online), and dependent variable of sexual behavior. Researcher has revealed three kinds of risky sexual behavior in this research, which are: kissing 6%, petting 1%, and oral sex 0,4%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gurning, Olivia Suryani
"Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap akhir pengendalian risiko, jika pengendalian secara teknik dan administratif masih menyisakan risiko yang tidak dapat diturunkan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik untuk melihat faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD. Desain penelitian adalah cross sectional dan besar sampel 120 pekerja konstruksi di proyek pembangunan ruko Cikarang Central City. Pengambilan data primer menggunakan kuesioner, lembar observasi, dan wawancara.
Hasil telitian menunjukkan 70,8% pekerja berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD. Hasil analisis menunjukkan empat faktor yang berhubungan signifikan dengan penggunaan APD yaitu pengetahuan APD, ketersediaan APD, pelatihan APD, dan pengawasan APD. Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu sikap dan peraturan APD.
Disarankan melakukan identifikasi dan penilaian risiko dalam pemilihan APD, analisis kebutuhan pelatihan pekerja, peningkatan sosialisasi peraturan, konsisten menerapkan peraturan dan peningkatan pengawasan.

The use of Personal Protective Equipment (PPE) is the final stage of risk control, if control techniques and administrative still leaves the risk that can not be derived. This research is a descriptive analytical study to know the risk factors that related to the use of PPE. Design research is cross sectional and involving 120 construction workers at Cikarang Central City construction project. Retrieval of data primary is using questionnaires, observation sheets, and interviews.
The results of this research showed that there were 70,8% not well behave in the use of PPE. The results of this research showed there are four factor that had a significant relation with the use of PPE which are knowledge of PPE, availability of PPE, PPE training, and supervision of PPE. Meanwhile that does not have a relation are attitude and PPE regulation.
It is recommended identification and risk assessment in the selection of PPE, requirements analysis employee training, the increase in socialization regulation , consistently applying rules and increased supervision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Atara Trisyani
"Skripsi ini membahas tentang analisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja konstruksi di Proyek Y PT.X Tahun 2024. Kelelahan kerja (fatigue) adalah suatu kondisi dimana terjadi perasaan lelah dan penurunan fungsi mental dan fisik yang menyebabkan berkurangnya semangat kerja sehingga menurunkan efektivitas dan efisiensi kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kauntitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah prurposive sampling. Analisi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 48,9% responden mengalami kelelahan kerja. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan faktor risiko terkait pekerjaan seperti beban kerja, durasi kerja, durasi lembur, jenis pekerjaan dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan, seperti konsumsi minuman berkafein, konsumsi air mineral, kualitas tidur, kuantitas tidur, dan pekerjaan sampingan.

Work fatigue (fatigue) is a condition where there is a feeling of fatigue and a decrease in mental and physical function which causes a decrease in morale, thereby reducing work effectiveness and efficiency. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional design. The sampling technique used was purposive sampling. Data analysis in this study was carried out using two ways, namely chi square. The results of this study showed that 48.9% of respondents experienced job fatigue. There is a significant relationship between fatigue and work-related risk factors such as workload, work duration, overtime duration, type of work and non-work-related risk factors, such as caffeinated beverage consumption, mineral water consumption, sleep quality, sleep quantity, and side jobs"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Febrina
"Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada beberapa negara di dunia (WHO, 2010). Keselamatan lalu lintas di Indonesia adalah yang terburuk se-ASEAN (ADB, 2006) dan hampir setengah dari kasus kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh perilaku tidak aman (Raymond, 2008).
Dalam prasurvei awal tahun 2012 yang dilakukan pada pengendara ojek stasiun Citayam, ditemukan hampir seluruhnya tidak menggunakan helm, +50% ugal-ugalan, +30% berkendara sambil menggunakan telepon genggam, dan sebagainya, sehingga sangat berbahaya dan tidak sesuai dengan regulasi UU Lalin No. 22/2009, PP No. 43/1993 mengenai batas kecepatan, dan tata cara berkendara motor dari Dirjen Perhubungan RI tahun 2005.
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran faktor resiko perilaku tidak aman pengendara ojek stasiun Citayam, Depok tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Informan dari penelitian dipilih sebanyak 4 orang pengendara ojek, dan 2 orang penumpang serta 2 orang pejalan kaki untuk triangulasi data. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, yang kemudian dikroscek sebagai validitas data. Data diolah dalam bentuk narasi dan tabel.
Penelitian ini menggunakan teori Safety Triad dari Geller (2001) dimana perilaku dipengaruhi oleh adanya faktor manusia dan faktor lingkungan. Teori ini digunakan karena dianggap cukup tepat dalam menganalisis perilaku tidak aman pengendara ojek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara ojek stasiun Citayam, Depok berperilaku tidak aman dalam berkendara. Faktor manusia yang mempengaruhi perilaku tidak aman adalah ketiadaan motivasi dalam bentuk pengalaman celaka, rendahnya pengetahuan mengenai regulasi berkendara, dan ketidaktahuan standar keterampilan berkendara yang baik, sedangkan kondisi fisik tidak terlalu berhubungan dengan perilaku tidak aman. Pada faktor lingkungan yang berhubungan dalam membentuk perilaku tidak aman adalah kondisi kendaraan, kondisi cuaca, dan intervensi penumpang, sedangkan kondisi jalan tidak berpengaruh.
Untuk itu disarankan ada penegakkan hukum yang konsisten dan melaksanakan penyuluhan melalui media sosialiasi, diskusi, poster, atau stiker yang berisi pengenalan regulasi berlalu lintas dan berkendara dan penjelasan mengenai bahaya resiko kecelakaan jalan raya.

Traffic accident is the one of the highest cause of death of several countries in the world (WHO, 2010). Road safety in Indonesia is the worst in ASEAN (ADB, 2006) and almost half of motorcycle accidents are caused by unsafe behavior (Raymond, 2008).
At the pra-survey in early 2012 on a ojek riders in Citayam railway station, found that almost entirely riders did not use helmet, +50% bad riding, +30% using their cell phone while riding, etc., so that really dangerous and not compliance with Traffic Act No.22/2009, PP about speed limit No. 43/1993, and safety riding procedures from Dirjen Perhubungan RI 2005.
This study intends to see the description of risk factors related with unsafe behavior of ojek riders in Citayam railway station, Depok 2012 by using descriptive approach and qualitative method. Informants was chosen amounted 4 ojek riders, 2 passengers, and 2 pedestrians for triangulated purposes. In collecting data, the study using observation and in-depth interview methods which later be cross-checked for validation. Then data being processed in narative and table.
This study is using Safety Triad Theory by Geller (2001) which explained that behavior is influenced by individual factor and environmental factor. It is used because it quite appropriate to analize unsafe behavior of ojek riders.
The result showed that almost all ojek riders in Citayam railway station, Depok, do unsafe behavior while riding. Individual factors that influenced unsafe behavior are lack of motivation in having a bad experience while riding, lack of knowledge about riding regulation, and the ignorance of standards in good riding skill, whereas the physical condition is not really related with unsafe behavior. Environmental factors that related with unsafe behavior are motorcycle condition, weather condition, and passengers intervention, whereas bad road condition is not really influenced in making an unsafe behavior.
It is recommended to consistently enforce the law and do a kind of counseling by using social media, discussion, poster, or sticker which contain the regulation of traffic and riding, and also about hazards & risks of road accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rafidah Fauziah
"Sektor konstruksi merupakan salah satu dari tiga sektor terbesar yang menyumbang pada pendapatan nasional. Namun, sektor konstruksi juga merupakan salah satu sektor yang menyumbang kecelakaan terbesar dengan rata-rata 32% per tahunnya. 87% kecelakaan konstruksi yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia yang sering kali melakukan perilaku yang tidak aman. Mengetahui kondisi asli tentang perilaku aman pekerja konstruksi dan faktor yang mempengaruhinya menjadi sangat penting untuk meningkatkan perilaku pekerja agar menjadi aman. Terdapat sembilan faktor yang diteliti, yaitu komitmen manajemen, lingkungan pendukung, manajemen sistem keselamatan, partisipasi, alokasi sumber daya, pengetahuan keselamatan, sikap keselamatan, motivasi, dan tekanan kerja. Studi ini menggunakan data sekunder berupa hasil kuisioner yang diambil dari studi serupa yang sesuai dengan indikator-indikator yang diteliti. Data kuisioner kemudian diproses menggunakan model bayesian network. Hasil menunjukkan bahwa saat ini pekerja konstruksi terkadang bahkan jarang mempertimbangkan peraturan, norma, dan regulasi keselamatan saat bekerja. Hasil juga menunjukkan bahwa tekanan kerja, sikap keselamatan, pengetahuan keselamatan, dan alokasi sumberdaya merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku aman pekerja. Selain itu, peningkatan dari faktor tekanan kerja dan pengetahuan keselamatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan keadaan perilaku aman dari pekerja konstruksi menjadi yang tertinggi. Kemudian, diusulkan strategi untuk meningkatkan proporsi perilaku aman para pekerja.

Construction sector is one of the three largest sectors that contribute to national GDP. However, the construction sector is also one of the sectors that contributes the largest workplace accidents with an average of 32% per year. 87% of construction accidents that occur are caused by human factors that oftentimes behave unsafely. Knowing the real conditions of construction workers’ safety behavior and the factors that influence them is very important to improve the safety behavior of workers. There are nine factors studied, including management commitment, supporting environment, safety management system, participation, resource allocation, safety knowledge, safety attitudes, motivation, and work pressure. This study uses secondary data of questionnaire result taken from the similar study which is in accordance with the indicators studied. Questionnaire data is then processed using bayesian network model. The results showed that construction workers are sometimes, even seldom, consider safety regulations, norms and regulations when working. The results also show that work pressure, safety knowledge, safety attitude, and resource allocation are the factors that highly influence safety behavior. Moreover, improving the proportion of work pressure and safety knowledge factors are needed to reach the highest proportion of safety behavior. Then, strategies are proposed to increase the proportion of safety behavior of construction workers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januardi Putra
"Perilaku tidak selamat adalah perilaku yang dapat mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Perilaku tidak selamat merupakan salah satu penyebab langsung terjadinya kecelakaan. Jenis perilaku tidak selamat yang terjadi di PT X Tahun 2014, yaitu gagal dalam mengamankan, tidak disiplin dalam pekerjaan, gagal dalam memberi peringatan, menggunakan peralatan yang tidak sesuai dan posisi atau sikap tubuh yang salah. Penelitian ini menggunakan kerangka konsep yang bedasarkan teori dari teori Lawrence Green dan E Soot Geller. Variabel yang diteliti yaitu faktor internal (persepsi,pengetahuan dan motivasi) dan faktor eksternal (pengawasan, peraturan K3 dan pelatihan K3). Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan perilaku tidak selamat, dan juga terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak selamat.

Unsafe behavior is behavior that may permit the occurrence of an accident or incident. Unsafe behavior is one of the direct causes of accidents. Type of unsafe behavior that occur at PT X, failed to securing, no discipline in work, failed to give a warning, using wrong equipment and posture. This research uses variables from the theory of Lawrance Green and E Scoot Geller. analysis of unsafe Behavior. The variables studied were Internal factors (perception, knowledge and motivation) and external factors (supervision, regulation and training ). The result show is relationship between perceptions with the unsafe behavior, and relationship between the training K3 with unsafe behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setio Adi Saputro
"Aktifitas praktikum radiologi di Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 yang dilakukan calon radiografer memiliki risiko bahaya radiasi. Perilaku tidak aman merupakan salah satu penyebab yang memperbesar risiko kecelakaan radiasi. Perilaku tidak aman dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal). Upaya-upaya yang sudah dikembangkan oleh Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 sudah mengarah pada pencegahan perilaku tidak aman, namun masih tetap ditemukan perilaku tidak aman pada saat aktivitas praktikum radiologi, sehingga masih diperlukan kajian untuk mengetahui faktor-faktor perilaku tidak aman pada calon radiografer dalam aktifitas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi perilaku tidak aman calon radiografer pada aktivitas tersebut, hubungannya dengan faktor-faktor perilaku tidak aman dan mengetahui faktor apa yang paling dominan mempengaruhi perilkau tidak aman calon radiografer. Desain penelitian cross-sectional, menggunakan kuisoner, analisis data memakai uji chi square dan regresi logistik berganda, dengan jumlah reponden 172 orang. Hasil penelitian ini didapatkan 57,6% calon radiografer berperilaku tidak aman pada saat aktivitas praktikum radiologi dan masing-masing variabel seperti pengetahuan, persepsi, motivasi dan dukungan rekan berhubungan signifikan terhadap perilaku tidak aman calon radiografer, sedangkan dukungan sarana prasarana tidak berhubungan signifikan terhadap perilaku tidak aman calon radiografer. Berdasarkan analisa regresi logistik berganda, variabel pengetahuan mempunyai nilai OR paling besar yaitu 3,039 sehingga pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi terjadinya perilaku tidak aman. Saran bagi Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 perlunya dilakukan review kurikulum praktikum yang mengedepankan aspek keselamatan radiasi praktis, mengintegralkan keselamatan dalam kurikulum pendidikannya dan mendorong kolaborasi dan komunikasi aktif antara calon radiografer selama praktikum.

Radiology practicum activities at Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 carried out by prospective radiographers have a risk of radiation hazards. Unsafe behavior is one of the causes that increase the risk of radiation accidents. Unsafe behavior is influenced by many factors, both internal and external. Efforts that have been developed by the Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 have led to the prevention of unsafe behavior, but unsafe behavior is still found during radiology practicum activities, so studies are still needed to determine the factors of unsafe behavior in prospective radiographers in these activities. This study aims to explain the factors that influence the unsafe behavior of radiographer candidates in these activities, their relationship with the factors of unsafe behavior and find out what factors are most dominant in influencing the unsafe behavior of radiographer candidates. Cross-sectional research design, using questionnaires, data analysis using chi square test and multiple logistic regression, with 172 respondents. The results of this study found that 57.6% of radiographer candidates behaved unsafely during radiology practicum activities and each variable such as knowledge, perception, motivation and peer support were significantly related to the unsafe behavior of radiographer candidates, while infrastructure support was not significantly related to the unsafe behavior of radiographer candidates. Based on multiple logistic regression analysis, the knowledge variable has the largest OR value of 3.039 so that knowledge is the most dominant factor influencing the occurrence of unsafe behavior. It is recommended that the Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 is the need to review the practicum curriculum that prioritizes practical radiation safety aspects, integrates safety in its educational curriculum, and encourages collaboration and active communication between radiographer candidates during practicum."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Zuhair Syah Faris
"Latar Belakang: Konsep gizi seimbang adalah setiap orang harus memperhatikan sendiri kebutuhan nutrisi berdasarkan aktivitas dan kebutuhan harian sesuai usianya. Pedoman Gizi Seimbang diantaranya ada berbagai variasi makanan. Pesan gizi seimbang diantaranya adalah konsumsi banyak sayur dan cukup buah, membiasakan mengonsumsi lauk pauk tinggi protein. Membiasakan makan berbagai ragam makanan pokok, matasi makan makanan manis, asin, dan berlemak. Biasakan sarapan pagi, membiasakan minum air putih yang cukup dan aman serta memiasakan membaca label kemasan makanan.
Metode: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Gizi Seimbang Pada Pegawai PT XY Di DKI Jakarta Tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data primer. Sampel penelitian ini berjumlah 280 sampel.
Kesimpulan: Sebagian besar responden tidak berperilaku gizi seimbang sebanyak (53,6%), Terdapat hubungan faktor predisposisi (pengetahuan) p value=0,004 OR 2, faktor predisposisi (sikap) p value=0,012 OR 1,8, faktor pemungkin (paparan media edukasi gizi) p value=0,003 OR 2,1 dan faktor penguat (peran keluarga) dengan perilaku gizi seimbang pegawai PT XY di Jakarta dengan p value=0,042 OR 2,1. Saran yang peneliti berikan hendaknya pengelola Promosi kesehatan melakukan advokasi kepada perusahaan untuk melakukan gerakan Pegawai sadar gizi, penyediaan kantin sehat, Bantuan perhitungan kebutukan kalori dan zat gizi pada Pegawai sesuai keadaan, menu makanan yang dianjuran serta aktivitas fisik yang perlu dilakukan. Memberikan pendampingan ahli gizi dalam upaya Pegawai melaksanakan program gizi seimbang secara efektif dan dukungan berkelanjutan. Melakukan publikasi di media sosial dengan tagar khusus peduli gizi seimbang

Background:. The concept of balanced nutrition is that everyone must pay attention to their own nutritional needs based on their activities and daily needs according to their age. Balanced Nutrition Guidelines include various food variations.Balanced nutrition messages include consuming lots of vegetables and enough fruit, getting used to consuming high-protein side dishes. Getting used to eating a variety of staple foods, avoiding sweet, salty, and fatty foods. Getting used to having breakfast, getting used to drinking enough and safe water and getting used to reading food packaging labels.
Method: The purpose of this study was to determine the faktor s related to Balanced Nutrition Behavior in PT XY Employees in DKI Jakarta in 2024. This study is a quantitative study with a cross-sectional design using primary data.The sample of this study amounted to 280 samples.
Conclusion: Most respondents did not a balanced nutrition as much as (53.6%), There wass a relationship between predisposing faktor s (knowledge) p value = 0.004 OR 2, predisposing faktor s (attitude) p value = 0.012 OR 1.8, enabling faktor s (exposure to nutrition education media) p value = 0.003 OR 2.1 and reinforcing faktor s (family role) with balanced nutrition behavior of PT XY employees in Jakarta with p value = 0.042 OR 2.1. The suggestion to health promotion managers should carry out advocacy to companies to carry out a movement for employees to be aware of nutrition, provide healthy canteens, Assistance in calculating calorie and nutrient needs for employees according to their circumstances, recommended food menus and physical activities that need to be done. Provide assistance from nutrition experts in efforts for employees to implement balanced nutrition programs effectively and ongoing support. Conduct publications on sosial media with a special hashtag caring for balanced nutrition
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>