Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200632 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Kaprisma
"Disertasi ini mengkaji ayat-ayat Perjanjian Baru yang terdapat dalam Arxipelag Gulag (1973) karya Aleksandr Isaevič Sol?enicyn (1918?2008). Ayat-ayat itu adalah ?Lukas 11:51?, ?Matius 26:52?, ?1 Korintus 15:51?, ?Wahyu 13:16?, dan ?Wahyu 9:21?. Oleh karena letak ayat-ayat Perjanjian Baru itu terdapat di dalam Arxipelag Gulag, saya berhipotesis bahwa ayatayat tersebut memiliki makna di balik makna bawaan yang terdapat pada tafsir Alkitab. Ayat-ayat itu digolongkan sebagai kode karena merupakan suatu informasi yang memiliki representasi yang lain. Titik pijak analisis ayat-ayat Perjanjian Baru adalah adaptasi dan imajinasi. Adaptasi (alih wahana) mengacu pada perubahan dari satu kesenian ke kesenian lain. Istilah alih wahana dipopulerkan oleh Sapardi Djoko Damono (1940?). Imajinasi memungkinkan pemerolehan makna yang seakan tersembunyi di balik sesuatu yang tampak. Bingkai pengetahuan imajinasi yang digunakan dalam disertasi ini adalah konsep imajinasi dialogis yang dipaparkan oleh Mixail Mixajlovič Baxtin (1895?1975). Permasalahan utama dalam disertasi ini adalah: apa makna dari ayat-ayat Perjanjian Baru?sebagai sistem kode?dalam Arxipelag Gulag karya Aleksandr Isaevič Sol?enicyn? Proses pencarian makna dari ayat-ayat tersebut merupakan bagian penting yang menjadi isi dari disertasi ini.
Tujuan disertasi ini adalah untuk menyingkap makna dari ayat-ayat Perjanjian Baru yang terdapat dalam Arxipelag Gulag. Metode yang digunakan dalam disertasi ini adalah ekspose, penafsiran, dan kritik. Diawali dengan mengekspose (expository) data di masa lalu, kemudian menafsirkan (hermeneutics) dengan perspektif kekinian, dan pada akhirnya dengan terbuka menerima kritik (criticism) sebagai bagian dari dialektika pengetahuan yang berkelanjutan. Pada akhirnya, setiap pembaca yang menemukan angka di dalam Arxipelag Gulag yang merujuk pada ayat di dalam Perjanjian Baru akan memandang ayat tersebut bukan sekadar ayat, tetapi sebagai suatu kode. Kode tersebut mengacu pada representasi perlawanan terhadap sistem represi Gulag yang menjadi bagian dari represi Uni Soviet.

This dissertation examines the New Testament verses contained in Arxipelag Gulag (1973) written by Aleksandr Isaevič Sol?enicyn (1918?2008). The verses are ?Luke 11:51?, ?Matthew 26:52?, ?1 Corinthians 15:51?, ?Revelation 13:16?, and ?Revelation 9:21?. Based on the existence of the New Testament verses contained in Arxipelag Gulag, I hypothesize that these verses have other meaning behind the congenital meaning contained in the interpretation of the Bible. The verses were classified as code because it is information which has other representation. The starting points of New Testament verses analysis are adaptation and imagination. Adaptation (alih wahana) refers to the changes from one art to another art. This term is introduced by Sapardi Djoko Damono (1940?). Imagination allows the acquisition of meaning as if there is a hidden meaning behind something that looks. Knowledge frame of imagination concept used in this dissertation is the concept of the dialogic imagination presented by Mixail Mixajlovič Baxtin (1895?1975). The main problem in this dissertation is: what is the meaning of New Testament verses?as code system?in the Arxipelag Gulag written by Aleksandr Isaevič Sol?enicyn? The process of building the meaning of these verses is an important part of this dissertation content.
The purpose of this dissertation is to reveal the meaning of the New Testament verses contained in Arxipelag Gulag. The method used in this dissertation is expository, hermeneutics, and criticism. Beginning with the expose of data in the past (expository), then interpreting with a contemporary perspective (hermeneutics), and ultimately openly accepting criticism as a part of ongoing dialectic knowledge (criticism). In the end, every reader who found the numbers in the Arxipelag Gulag which refers to the verse in the New Testament will look at the verse not just as a paragraph, but as a code. The code will refer to the representation of resistance against Gulag repression system as a part of the repression of the Soviet Union."
2015
D2081
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Kaprisma
"Skripsi ini merupakan kajian sastra yang menganalisis ayat-ayat Perjanjian Baru dalam Arxipelag Gulag karya Aleksandr Isaevic Solzenicyn. Peneliti berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut adalah metafora dengan gaya perlambangan tersendiri. Melalui teori hermeneutika Hans-Georg Gadamer, peneliti melakukan interpretasi menyeluruh dalam kaitannya dengan teks. Peneliti melakukan penelusuran makna barn terhadap ayat-ayat Perjanjian Baru dalam Arxipelag Gulag dengan mengaitkannya pada lingkup historis cakrawala pemahaman teks dan penafsir. Latar negara Uni Soviet dengan komunisme dan sistem represinya merupakan lingkup historis yang menjadi tinjauan peneliti. Dengan berdasar kepada tradisi pemaknaan_debgan otoritasnya_sebagai titik pijak penafsiran, maka peneliti merekonstruksi makna ayat-ayat Perjanjian Baru tersebut dengan prasangka yang hadir melalui cakrawala historis pemahaman. Peleburan cakrawala yang terjadi memberikan suatu persepsi bare terhadap metafora-metafora tersebut, yang digunakan sebagai alat untuk mengkritik rezim komunis.

This minor thesis is literary studies that analyze the clauses of the New Testament in Arxipelag Gulag by Aleksandr lsaevic Sol2enicyn. It is argued that these clauses are metaphor with their own symbols. Using Hans-Georg Gadamer's hermeneutical theories, the researcher tries to do a comprehensive interpretation in the relation with the text. The researcher investigates the new meaning of the clauses of the New Testament in Arxipelag Gulag by connecting it with the historically situation from the horizon of understanding between the text and the interpreter. Communism and the repression system as the background of USSR, are the historically situation that b.comes the inquiry of the researcher. Based on the tradition of interpretation_with authority_as a starting point in interpreting, the researcher reconstruct the meaning from the New Testament's clauses with prejudice that comes from the historical horizon of understanding. The fusion of horizons has given the metaphors a new perception, used as a tool to criticize the communist regime."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14873
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azra Ansharullah
"Dengan berkembangnya zaman, berbagai macam temuan dalam bidang sains bermunculan satu per satu, terkhusus dalam bidang Astronomi dan “adiknya” Astrofisika. Hal tersebut membuka kesempatan bagi semua orang untuk meneliti hal-hal yang sudah diteliti dengan perspektif yang baru, seperti meneliti Al-Qur’an dengan perspektif sains dan teknologi. Terdapat 310 tempat di mana kata “langit” disebut di dalam Al-Qur’an dan di dalamnya terdapat berbagai pernyataan mengenai sifat, fenomena, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan langit. Dengan majunya perkembangan teknologi, sudah pasti terdapat jeda penafsiran dan pengartian terhadap ayat-ayat tersebut. Dan ayat-ayat tersebut dapat dikaji dengan penemuan-penemuan ilmuwan astronomi. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena astrofisika dan kosmologi dengan membandingkan pemaknaan klasik dan kontemporer. Peneliti membandingkan sekilas antara tafsir klasik dan pemaknaan kontemporer. Metode penelitian dalam kajian ini adalah kualitatif yaitu studi dokumen dan membedahnya dengan teori-teori linguistic dan retorika Arab. Peneliti memperoleh kesimpulan bahwasanya di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang dapat dikaji dengan perspektif sains dan teknologi dan semakin berkembangnya teknologi, semakin banyak pula hal-hal yang sesuai dengan Al-Qur’an seiring jeda penafsiran terisi oleh penemuan-penemuan ilmiah.

As time progressed, various kinds of discoveries in the field of science emerged one by one, especially in the field of Astronomy and its "little brother" Astrophysics. This opens up opportunities for everyone to research things that have been researched from a new perspective, such as researching the Koran from a science and technology perspective. There are 310 instances in the Qur'an where the word "heaven" is mentioned, and within them, there are various statements regarding the nature, phenomena, and other things related to the sky. With the progress of technology, there is undoubtedly a gap in the interpretation and understanding of these verses. These verses can be examined in light of the discoveries of astronomers. In this research, the researcher examines verses related to astrophysical and cosmological phenomena by comparing classical and contemporary interpretations. The researcher briefly compares classical exegesis with contemporary interpretations. The research method in this study is qualitative, involving document analysis using Arabic linguistic and rhetorical theories. The researcher concludes that there are many verses in the Qur'an that can be studied from a scientific and technological perspective. As technology advances, more and more things align with the Qur'an as the gap in interpretation is filled by scientific discoveries."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizki Ridyasmara
Jakarta: Fikri Publishing, 2005
899.232 RIZ k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi
"Skripsi ini dibuat untuk menjelaskan karakteristik pelesapan objek yang terdapat dalam Al-Qur'an dari dua aspek: (1) cara-cara menentukan konstituen objek yang lesap; (2) sifat-sifat pelesapannya secara sintaksis dalam konstruksi koordinatifdan subordinatif.
Dari kajian terhadap Al-Qur'an tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penentuan objek yang lesap bisa dari konteks bahasa atau dari luar konteks bahasa.
2. Objek yang Iesap dalam konstruksi koordinatif tidak hares bersifat kataforis, tetapi bisa pula bersifat anaforis, seperti tampak dalam konstruksi koordinatif yang mempergunakan konjungsi /wa.
3. Secara umum, keforisan yang dimiliki oleh konstruksi koordinatif di atas, juga dimiliki oleh konstruksi subordinatif.
4. Pelesapan objek pada kedua konstruksi tersebut bersifat manasuka.
Di sinilah ditemukan titik perbedaan antara pelesapan objek dalam bahasa Indonesia dan bahasa AI-Qur'an"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S13148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardani
Jakarta: Rajawali, 2011
297.273 MAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mardani
Jakarta: Rajawali, 2012
297.273 MAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mardani
Depok: Rajawali Press, 2022
297.273 MAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hawa Muharmaeka
"Kemampuan menggunakan lebih dari satu bahasa menimbulkan fenomena alih kode dan campur kode. Hal ini juga terjadi pada anak-anak bilingual. Tidak hanya secara verbal, melainkan juga muncul dalam tulisan anak. Salah satunya dalam novel anak Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). Penelitian ini meneliti penggunaan alih kode dan campur kode dalam novel anak serial KKPK Deluxe Edition Little Ballerina Extended karya Muthia Fadhila Khairunnisa dan Annabelle’s New School karya Tania Rafli. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan konsep alih kode dan campur kode dari Crystal (2008) dan Muysken (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola alih kode antara bahasa Indonesia-Inggris ditemukan lebih bervariasi. Selain itu, percampuran bahasa pada kedua novel dapat hingga tiga bahasa. Adapun unsur-unsur sisipan pada campur kode yang ditemukan pada kedua novel, yaitu kata, frasa, idiom, dan singkatan.

The ability to use more than one language causes the phenomenon of code-switching and code-mixing. This also occurs in bilingual children. Not only verbally, but also appears in the child's writing. One of them is in the children's novel Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). This study examines the use of code-switching and code-mixing in the children's novel KKPK Deluxe Edition Little Ballerina Extended by Muthia Fadhila Khairunnisa and Annabelle's New School by Tania Rafli. The method used is a qualitative method with the concepts of code-switching and code-mixing by Crystal (2008) and Muysken (2000). The results of the analysis shows that the pattern of code-switching between Indonesian and English is found to be more varied. In addition, the mixing of languages in the two novels can be up to three languages. The insertion elements in code-mixing found in both novels are words, phrases, idioms, and abbreviations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>