Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93657 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ririn Diah Sartika
"[ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang Festival Janadriyah di Arab Saudi. Metodologi yang digunakan adalah metodologi kualitatif. Festival Janadriyah merupakan festival budaya terbesar di Arab Saudi bahkan di Jazirah Arab dan puncak dari berbagai festival budaya di Arab Saudi. Ciri khas dari festival ini adalah balap unta yang selalu diikuti ribuan peserta dari berbagai daerah dan negara. Festival ini diselenggarakan oleh Garda Nasional Arab Saudi. Peserta dari festival ini adalah seluruh provinsi yang memamerkan dan menampilkan budaya dan tradisi masing-masing. Selain itu, terdapat beberapa organisai pemerintah dan perusahaan ternama. Negara asing juga ikut berpartisipasi dalam festival ini sebagai peserta kehormatan. Terdapat tiga bagian utama dalam rangkaian acara festival ini, yaitu pameran seni dan budaya, balap unta, dan pameran sejarah Kerajaan Arab Saudi. Pameran lain dari beberapa organisai pemerintahan dan perusahaan ternama di Arab Saudi. Festival ini sangat menarik dan bertujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah Arab Saudi.ABSTRACT This journal discusses Janadriyah Festival in Saudi Arabia. The methodology used was a qualitative methodology. Janadriyah Festival is the biggest cultural festival in Saudi Arabia throughout Arabian Peninsula. It is also the culmination of all cultural festivals in Saudi Arabia. The distinctive feature of this festival is camel race which is always followed by thousands of participants from different regions and countries. The festival is organized by the National Guard of Saudi Arabia. The participants of the festival are all provinces which exhibits and showcases each culture and tradition. There are also several government organizations and leading companies which taking part in this event. Foreign countries also participated in this festival as honorary participants. There are three main parts of the series of events in this festival, they are exhibition of art and culture, camel race, and exhibition of history of the Kingdom of Saudi Arabia Exhibition from some government organizations and leading companies in Saudi Arabia are also there. This festival is not only interesting and but it also preserves the culture and history of Saudi Arabia., This journal discusses Janadriyah Festival in Saudi Arabia. The methodology used was a qualitative methodology. Janadriyah Festival is the biggest cultural festival in Saudi Arabia throughout Arabian Peninsula. It is also the culmination of all cultural festivals in Saudi Arabia. The distinctive feature of this festival is camel race which is always followed by thousands of participants from different regions and countries. The festival is organized by the National Guard of Saudi Arabia. The participants of the festival are all provinces which exhibits and showcases each culture and tradition. There are also several government organizations and leading companies which taking part in this event. Foreign countries also participated in this festival as honorary participants. There are three main parts of the series of events in this festival, they are exhibition of art and culture, camel race, and exhibition of history of the Kingdom of Saudi Arabia Exhibition from some government organizations and leading companies in Saudi Arabia are also there. This festival is not only interesting and but it also preserves the culture and history of Saudi Arabia.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Mutia
"Festival Janadriyah merupakan acara kebudayaan tahunan di Arab Saudi. Penelitian ini membahas tentang sejauh mana upaya Festival Janadriyah dalam melestarikan budaya tradisional di tengah modernitas Arab Saudi, nilai dan jati diri bangsa seperti apa yang ingin dikenal dunia, serta bagaimana upaya Arab Saudi memanfaatkan festival ini sebagai alat diplomasi budaya untuk membangun citra positif di tingkat nasional dan internasional. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, peneliti memperoleh data dengan menganalisis konten media dan dokumentasi berupa video dari kanal Youtube resmi berita dan pemerintah Arab Saudi, foto, serta artikel jurnal dan buku yang relevan dengan topik ini. Penelitian ini mendapati bahwa acara- acara kebudayaan yang diselenggarakan pada Festival Janadriyah memiliki nilai dan makna kebudayaan tersendiri yang mendalam. Simbolis yang mewakili sejarah, karakter bangsa, hingga adat istiadat masyarakat Arab Saudi sebelum negara ini terbentuk ditampilkan melalui rangkaian acara festival. Sebagaimana perannya sebagai acara pelestarian budaya, Festival Janadriyah juga mengambil peran dalam menjaga jati diri nasional Arab Saudi.

The Janadriyah Festival is an annual cultural event in Saudi Arabia. This research discusses the extent of the Janadriyah Festival's efforts to preserve traditional culture amidst the modernity of Saudi Arabia, what kind of values ​​and national identity the world wants to know, and how Saudi Arabia attempts to use this festival as a tool of cultural diplomacy to build a positive image at the national level. and international. Using qualitative research methods, researchers obtained data by analyzing media content and documentation in the form of videos from the official YouTube channel for news and the Saudi Arabian government, photos, as well as journal articles and books relevant to this topic. This research found that cultural events held at the Janadriyah Festival have their deep cultural values ​​and meaning. Symbolic which represents the history, national character, and customs of the people of Saudi Arabia before this country was formed are displayed through the festival events. Like its role as a cultural preservation event, the Janadriyah Festival also plays a role in maintaining Saudi Arabia's national identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifa Rahmaningtyassari
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh cara berpakaian masyarakat Arab Saudi. Kaum laki-laki menggunakan thawb berwarna putih, sedangkan perempuannya menggunakan abaya berwarna hitam. Apakah cara ini pengaruh agama Islam atau faktor Iklim geografis? Data penelitian ini diambil dari sumber-sumber utama seperti; buku, ensiklopedia, jurnal, wawancara dan observasi langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Dari hasil pembahasan dan analisis disimpulkan bahwa masyarakat Arab Saudi tradisi berpakaiannya menyesuaikan iklim geografisnya hingga Islam datang menyempurnakan cara berpakaian masyarakat Arab Saudi.

This research was motivated by the way of dressing of Saudi Arabian people. The men wear white thawb, meanwhile the women wear black abaya. Is this way of dressing influenced by the Islamic religion or geographical climate factors? The research data was taken from primary sources, such as books, encyclopedias, journals, interviews and direct observations. The research method used is qualitative method with study of literature approach. From the results of the discussion and analysis it can be concluded that the tradition of dressing of Saudi Arabian people adjusts its geographical climate until Islam came to improve their way of dressing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Rizki Amalsyah
"Visi 2030 Arab Saudi merupakan kebijakan yang diinisiasikan oleh Mohammed Bin Salman (MBS) untuk mendiversifikasi ekonomi negara tersebut. Salah satu sektor yang menjadi fokus pengembangan adalah pariwisata. Kebijakan publik sektor pariwisata Arab Saudi berfungsi sebagai landasan peraturan untuk mencapai visi 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi kebijakan MBS di bidang pariwisata, jenis wisata baru yang diperkenalkan, pelonggaran hukum syariah yang dilakukan, dan dampak perubahan sosial terhadap masyarakat Arab Saudi. Penelitian ini menggunakan teori kebijakan publik yang dikemukakan oleh Nasucha dan Pasolong, serta metode kualitatif deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemerintah Arab Saudi telah mengimplementasikan kebijakan MBS dengan mengembangkan destinasi wisata unik di seluruh negara tersebut. Wisata baru yang diperkenalkan mencakup proyek-proyek inovatif yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Pelonggaran hukum syariah dilakukan untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip keagamaan. Dampaknya mencakup perubahan signifikan dalam pola pikir dan gaya hidup masyarakat, dengan peningkatan toleransi dan pemahaman lintas budaya.

Saudi Arabia's Vision 2030 is a policy that Mohammed Bin Salman (MBS) initiated to diversify the country's economy. One of the sectors that is the focus of development is tourism. The public policy of Saudi Arabia's tourism sector serves as a regulatory cornerstone to achieve Vision 2030. This study examines the implementation of SBM policies in tourism, new types of tourism introduced, the easing of sharia law carried out, and the impact of social change on Saudi society. This research uses the public policy theory proposed by Nasucha and Pasolong and descriptive qualitative methods. Research findings show that the Saudi Arabian government has implemented SBM policies by developing unique tourist destinations nationwide. The new tours introduced include innovative projects that are a major tourist attraction. The easing of sharia law is carried out to support the development of the tourism sector without compromising religious principles. The impact includes significant changes in people's mindsets and lifestyles, with increased tolerance and cross-cultural understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Azraeny
"Anime merupakan sebuah film bagian dari budaya populer Jepang yang berhasil mendunia karena pengaruh globalisasi dan modernisasi hingga ke negara-negara di Timur Tengah. Arab Saudi menjadi salah satu negara yang memiliki komunitas pecinta anime terbanyak dan menjadi industri serta pasar anime terbesar di Timur Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan Anime Jepang yang membawa pengaruh terhadap keadaan sosial di Arab Saudi dengan menggunakan teori film animasi yang dikemukakan oleh Jean Ann Wright dan teori budaya populer yang dikemukakan oleh Dominic Strinati. Metode penyusunan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis interpretatif studi literatur, dengan mengambil data dari data sekunder yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, dan artikel di internet yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian. Penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik anime sejatinya memiliki kesamaan dengan budaya Arab Saudi, sehingga membuat anime Jepang dapat berhasil masuk dan diterima dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah Arab Saudi, serta terus berkembang hingga memberikan pengaruh baru yang cukup signifikan di Arab Saudi.

Anime is a film part of Japanese popular culture which has become successful worldwide due to the influence of globalization and modernization in countries in the Middle East. Saudi Arabia is one of the countries that has the largest community of anime lovers and is also the largest anime industry and market in the Middle East. This research aims to examine the development of Japanese anime which has an influence on social conditions in Saudi Arabia using the theory of animated films put forward by Jean Ann Wright and popular culture theory put forward by Dominic Strinati. The preparation method in this research uses a qualitative descriptive method with interpretive analysis of literature studies, by taking data from secondary data sourced from books, scientific journals and articles on the internet that are related to the research topic. This research shows that the characteristic of anime has similarities with Saudi Arabian culture, thus making Japanese anime successful in entering and being well received by the people and government of Saudi Arabia and continuing to develop until it has a significant new influence in Saudi Arabia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Berger, Morroe
New York: Anchor Books, 1964
909 BER a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Darisa Anggriana Okta
"Penelitian ini menganalisis lanskap linguistik berbahasa Arab dan Indonesia di ruang publik Makkah, Arab Saudi. Penelitian ini mengkaji penggunaan istilah bahasa Arab dan Indonesia menurut kaidah bahasa Arab dan EYD (Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan) serta eksistensinya pada tanda publik di Makkah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan teori Lanskap Linguistik (LL) oleh Landry dan Bourhis (1997), Spolsky dan Cooper (1991), serta Ben-Rafael dkk., (2006). Analisis dilakukan melalui beberapa tahap: (1) mengklasifikasikan tanda publik berdasarkan 8 fungsi dan penggunaan; (2) menilai kesesuaian penggunaan bahasa Arab dan Indonesia berdasarkan kaidah gramatika dan penerjemahan atau padanan; (3) menganalisis fungsi informasional dan simbolis; dan (4) mengidentifikasi pengkodean bahasa. Hasil penelitian ini membuktikan eksistensi LL berbahasa Arab dan Indonesia di Makkah, Arab Saudi. Dari 8 kategori fungsi dan penggunaan, hanya 3 yang ditemukan pada penelitian ini, yaitu tanda iklan, tanda informasi, dan nama toko/gedung. Ditemukan kesalahan dalam penggunaan bahasa Arab, padanan/penerjemahan dan penggunaan EYD yang tidak sesuai. Visibilitasnya hanya ditemukan di ranah komersial dan keagamaan, terutama selama musim haji. Bahasa Indonesia dikategorikan sebagai bahasa subordinat dengan vitalitas lemah karena Arab Saudi memprioritaskan bahasa Arab sebagai bahasa dominan dengan status tertinggi, meskipun penutur bahasa Indonesia merupakan jemaah haji terbesar pada 2024.

This study analyzes the linguistic landscape (LL) of Arabic and Indonesian in Mecca, Saudi Arabia. It examines the use of Arabic and Indonesian terms based on Arabic grammatical rules and the EYD (Indonesian Spelling System), as well as their existence on public signs in Mecca. Using a qualitative method based on LL theories by Landry and Bourhis (1997), Spolsky and Cooper (1991), and Ben-Rafael et al. (2006), the study follows several stages: (1) classifying public signs into 8 categories; (2) assessing the accuracy of Arabic and Indonesian usage; (3) analyzing informational and symbolic functions; and (4) identifying language coding. The findings show the existence of Arabic and Indonesian LL in Mecca, but only 3 categories were found: advertising signs, informational signs, and shop/building names. The results prove the existence of LL of Arabic and Indonesian in Mecca. Out of the 8 categories, only 3 were found, with errors in Arabic usage and inaccurate translations and EYD application. Visibility was limited to commercial and religious domains, especially during the Hajj season. Indonesian is categorized as a subordinate language with weak vitality due to Saudi Arabia prioritizing Arabic, despite Indonesian being spoken by the largest group of Hajj pilgrims in 2024."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devia Nur Afifah
"Diriyah (Dir’iyah, Addiriyah, الد رعية ) merupakan kota penting yang memiliki nilai bersejarah karena sebagai tempat lahirnya Kerajaan Arab Saudi. UNESCO telah menetapkan Distrik At-Turaif yang berlokasi di Diriyah sebagai situs warisan dunia. Sebagai upaya pelestarian terhadap warisan dunia, kota Diriyah dilakukan pembangunan kembali atas tindak lanjut dari penerbitan Visi 2030 Arab Saudi oleh Mohammed bin Salman (MBS). Secara spesifik revitalisasi dan restrukturisasi Diriyah dibawah naungan pilar A Thriving Economy, dibantu oleh Program Dana Investasi Publik dan dikelola oleh Diriyah Gate Development Authority. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perkembangan kota Diriyah dalam tiga periode sebelum adanya Visi Saudi 2030 dan bagaimana peran revitalisasi Diriyah dalam rangka mencapai Visi Saudi 2030 ( رؤية السعودية 2030, Saudi Vision 2030) di sektor pariwisata dan budaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dan sumber data yang digunakan berupa buku, jurnal ilmiah, artikel, serta pengamatan langsung pada Mei 2024. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Cultural Tourism yang dikemukakan United Nations World Tourism Organization dan teori Revitalisasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Arab Saudi telah berhasil merevitalisasi kota Diriyah dan memberikan kontribusi di sektor pariwisata dan budaya terhadap pendapatan Kerajaan di sektor nonmigas.

Diriyah (Dir'iyah, Addiriyah, الد رعية ) is an important city that has historical value because it is the birthplace of the Kingdom of Saudi Arabia. UNESCO has designated the At-Turaif District located in Diriyah as a world heritage site. As an effort to preserve world heritage, the city of Diriyah is being redeveloped as a follow-up to the publication of Saudi Arabia's Vision 2030 by Mohammed bin Salman (MBS). Specifically, the revitalization and restructuring of Diriyah is under the auspices of pillar A Thriving Economy, assisted by the Public Investment Fund Program and managed by the Diriyah Gate Development Authority. This research aims to analyze how the city of Diriyah developed in the three periods before the Saudi Vision 2030 and the role of the revitalization of Diriyah in achieving the Saudi Vision 2030 ( ةيدوعسلا ةيؤر 2030) in the tourism and culture sectors. This research uses qualitative research methods with descriptive analysis.. The data collection technique is in the form of a literature study and the data sources used are books, scientific journals, articles, and direct observation in May 2024. The theory used in this research is the Cultural Tourism theory put forward by the United Nations World Tourism Organization and the Revitalization theory. Research findings show that Saudi Arabia has succeeded in revitalizing the city of Diriyah and contributed in the tourism and cultural sectors to the Kingdom's income in the non-oil and gas sector."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Ramadhanty
"Penelitian ini menganalisa serangkaian perubahan dalam kebijakan mengatasi permasalahan pengangguran di Arab Saudi. Arab Saudi sudah mencapai tahap terakhir negara penyewa atau late rentier state, yaitu negara non demokrasi yang responsif terhadap kebutuhan dan kondisi masyarakat. Penelitian ini berargumentasi bahwa reformasi ketenagakerjaan adalah bentuk respon Kerajaan untuk mengatasi masalah pengangguran di Arab Saudi dalam mewujudkan Saudi Vision 2030. Penerapan Saudi Vision 2030 memperlihatkan proses liberalisasi yang dilakukan Arab Saudi dalam berbagai sektor. Selanjutnya, dengan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini akan menganalisis beberapa permasalahan. Pertama, mengapa Arab Saudi mereformasi sistem ketenagakerjaannya? Kedua, bagaimana implementasi Saudi Vision dalam mengatasi pengangguran warga Saudi? Temuan penelitian ini membuktikan argumentasi bahwa reformasi ketenagakerjaan adalah bentuk respon Kerajaan terhadap fenomena pengangguran dan liberalisasi ekonomi dalam mewujudkan Saudi Vision 2030.

This study analyzes a series of changes in policies to address unemployment problems in Saudi Arabia. Saudi Arabia has reached the final stage of a late rentier state, which is a non-democratic state that is responsive to the needs and conditions of society. This study argues that employment reform is a form of the Kingdom's response to overcome unemployment problems in Saudi Arabia in realizing Saudi Vision 2030. The implementation of Saudi Vision 2030 shows the liberalization process carried out by Saudi Arabia in various sectors. Furthermore, with a descriptive qualitative method, this research will analyze several problems. First, why is Saudi Arabia reforming its employment system? Second, how is the implementation of Saudi Vision in overcoming the unemployment of Saudi citizens? The findings of this study prove the argument that labor reform is a form of the Kingdom's response to the phenomenon of unemployment and economic liberalization in realizing Saudi Vision 2030."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Oxalia Prameswari
"Tradisi adalah sebuah perilaku dalam masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi kopi di Arab Saudi merupakan tradisi yang memiliki nilai dan adat yang masih dipertahankan. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengenal lebih dalam mengenai tradisi kopi pada masyarakat di Arab Saudi yang berkaitan dengan perannya dalam kehidupan sosial dan pelestarian tradisi di Arab Saudi. Melalui metode menelaah dimensi sejarah, ritual minum kopi di Arab Saudi, serta nilai dan dampak yang ditimbulkan dari tradisi kopi di Arab Saudi terhadap kohesi sosial dan pelestarian nilai-nilai tradisional. Kohesi sosial secara sederhana dapat diterangkan sebagai perekat atau ikatan yang menjaga masyarakat tetap bersatu atau terintegrasi.  Rumusan masalah berisi tentang ritual, adat istiadat, dan praktik yang terkait dengan konsumsi kopi di masyarakat Arab dan menganalisis peran mereka dalam membina hubungan sosial dan melestarikan warisan budaya. Penelitian menggunakan metode kualitatif agar dapat memberikan penjelasan lebih analisis dan bersifat subjektif yang menjadikan sebuah budaya atau fenomena sosial sebagai pemeran utama dari terbentuknya  perilaku sosial di masyarakat. Penulis menemukan bahwa tradisi kopi pada masyarakat Arab Saudi memiliki adat dan nilai yang masih diterapkan pada masa kini hingga memberikan dampak pada kehidupan sosial masyarakat, hal ini memperlihatkan bahwa tradisi kopi di Arab Saudi masih dilestarikan dan menjadi bagian integral dalam masyarakat.

Tradition is a behavior in society that is passed down from generation to generation. The coffee tradition in Saudi Arabia is a tradition that has values and customs that are still maintained. The aim of this article is to get to know more about coffee traditions among people in Saudi Arabia which are related to its role in social life and the preservation of traditions in Saudi Arabia. Through a method of examining the historical dimensions, coffee drinking rituals in Saudi Arabia, as well as the values and impacts that coffee traditions in Saudi Arabia have on social cohesion and the preservation of traditional values. Social cohesion can simply be explained as the glue or bond that keeps society united or integrated. The problem formulation contains rituals, customs and practices related to coffee consumption in Arab society and analyzes their role in fostering social relations and preserving cultural heritage. The research uses qualitative methods in order to provide a more analytical and subjective explanation which makes a culture or social phenomenon the main actor in the formation of social behavior in society. The author found that the coffee tradition in Saudi Arabian society has customs and values that are still applied today and have an impact on the social life of the community. This shows that the coffee tradition in Saudi Arabia is still preserved and is an integral part of society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>