Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56903 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hans Christian
"Asam galat adalah senyawa yang memiliki efek anti kanker termasuk pada kanker paru. Diduga, efektivitas asam galat sebagai agen sitotoksik dapat ditingkatkan dengan perubahan gugus samping. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas sitotoksik asam galat dan turunan asam galat (alkil ester galat dan asam metoksi galat). Pada penelitian ini, sel A549 diberikan asam galat dan turunannya lalu diinkubasi selama 48 jam lalu akan diukur persentase viabilitas sel terhadap kontrol menggunakan MTS (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium) assay. Data kemudian dianalisis menggunakan GraphPad Prism untuk mendapatkan inhibitory concentration (IC50).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam galat, metil galat, etil galat, propil galat, butil galat, isobutil galat, t-butil galat, dan amil galat tidak memiliki aktivitas sitotoksik. Sedangkan isoamil galat menunjukkan aktivitas sitotoksik namun IC50 dari isoamil galat kemungkinan >51,2 μg/ml. Heptil galat dan oktil galat adalah dua senyawa yang memiliki efek sitotoksik pada sel A549 dengan nilai IC50 <51,2 μg/ml yaitu 19,11 μg/ml dan 41,23 μg/ml secara berurutan. Disimpulkan bahwa heptil galat dan oktil galat memiliki aktivitas sitotoksik yang lebih baik dari asam galat pada sel A549, sedangkan asam metoksi galat tidak memiliki aktivitas sitotoksik pada sel A549.

Gallic acid is a substance with anti-cancer activity including lung cancer. The potency of gallic acid as a cytotoxic agent can be improved by modifying its side chains. This study was aimed to examine the cytotoxic activity of gallic acid and its derivates in lung cancer cells, A549. In this study, cells were treated with gallic acid and its derivates and were incubated for 48 hour. After incubation period, percentage of cell viability over control were tested using MTS (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulophenyl)-2Htetrazolium) assay. Afterwards, data were analysed using GraphPad Prism to obtain inhibitory concentration (IC50).
The result showed gallic acid, methyl gallate, ethyl gallate, propyl gallate, butyl gallate, isobutyl gallate, t-butyl gallate, and amyl gallate did not have cytotoxic activity. Isoamyl gallate showed cytotoxic activity, but the IC50 value was probably >51,2 μg/ml. That gallic acid derivatives with cytotoxic activities and IC50 <51,2 μg/ml were heptyl gallate and octyl gallate with IC50 values of 19,11 μg/ml and 41,23 μg/ml, respectively. However, methoxy gallate (monometohoxy gallate, dimethoxy gallate, and trimethoxy gallate) did not show any cytotoxic activity. We conclude that heptyl gallate and octyl gallate have better cytotoxic activity in A549 cells compared to gallic acid, while methoxy gallates do not have cytotoxic activity in cell A549."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shierly Novitawati
" ABSTRAK
Adenokarsinoma paru merupakan keganasan epitel paru yang paling seringdijumpai baik pada perokok aktif maupun pasif. Seiring bertambah majunyateknologi, sudah ditemukan beberapa terapi untuk adenokarsinoma paru, sepertikemoterapi dan farmakogenetik terhadap gen tertentu. Akan tetapi , efek sampingterapi tersebut cukup besar dan hanya ampuh untuk gen tertentu. Oleh karena itu,diperlukan penelitian baru untuk menemukan alternatif terapi adenokarsinoma paru.Asam galat telah lama dikenal memiliki aktivitas antikanker yang baik. Namun,kadar asam galat yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan sel A549 adenokarsinoma paru masih terhitung besar. Untuk memperbaiki farmakokinetikdan farmakodinamik asam galat, dibuatlah derivat-derivatnya melalui modifikasistruktur, dengan menambahkan gugus alkil ester dan alkil eter pada asam galat.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menemukan IC50 asam galatbeserta derivatnya terhadap sel A549 berbasis konsentrasi. Peneliti menggunakandelapan variasi konsentrasi, berkisar antara 0,26 g/ml hingga 33,33 g/ml. Tiapsumur yang berisi sel A549 diinkubasi bersama asam galat dan derivatnya selama24 jam. Pembacaan absorbansi dilakukan menggunakan MTT assay. Hasilpengolahan data menunjukkan etil galat, isoamil galat, sekunder amil galat, heksilgalat, cis-2-heksenil galat, cis-2-oksi-heksenil galat, dan trans-heksenil galatmemiliki nilai IC50 yang lebih baik dari asam galat. Hasil tersebut menunjukkanbahwa modifikasi gugus karboksil pada asam galat dengan gugus alkil ester rantailurus, rantai bercabang, maupun alkil ester yang memiliki ikatan rangkap berisomergeomeri cis dan trans, dapat memperbaiki sitotoksisitas derivat asam galat terhadapsel adenokarsinoma paru A549.Kata kunci: Derivat asam galat, alkil galat, sel paru A549, sitotoksisitas.

ABSTRAK
Lung adenocarcinoma is the most common lung epithelial malignancy found inboth active and passive smoker. Recently, chemotherapy and genetic therapy havebeen widely used to treat the lung cancer. Unfortunately, thechemotherapy has theside effects, and the gene therapy can be used only for certain gene involved in thepathogenesis. These facts indicated that the search for new anti lung cancer agentsis needed. Gallic acid has been known to have anticancer activities. However, ittakes a high concentration of gallic acid to inhibit lung adenocarcinoma A549 cells.Therefore, research and development of the new gallic acid derivatives that showhigher cytotoxicity in lower concentration is required. The purpose of this researchis to compare and to find the IC50 value of gallic acid and its derivatives againstlung A549 cells in eight variety of concentrations, ranging of 0,26 g ml to 33,33 g ml. Each lung A549 cells in well is incubated with gallic acid and its derivativesfor 24 hours. The absorbance was read by using MTT assay. The results showedthat ethyl gallate, isoamyl gallate, secondary amyl gallate, hexyl gallate, cis 2 hexenyl gallate, cis 2 oxy hexenyl gallate, and trans hexenyl gallate show lowerIC50 value than gallic acid. These results suggested Thar structure modification oncarboxyl group of gallic acid withalkyl ester group having linear chain andbranched chain, as well as having the double bond with cis or trans configuration,could improve the cytotoxicities of gallic acid derivatives against lung A549 cells.Keyword alkyl gallate, cytotoxicity, gallic acid derivatives, lung A549 cell."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevano Julio Wijoyo
"Pendahuluan: Asam galat adalah salah satu senyawa aktif yang dapat menyebabkan apoptosis pada sel kanker paru manusia. Aktivitas antikanker paru yang mengesankan dari asam galat mendorong dilakukannya penelitian untuk menguji aktivitas sitotoksik senyawa turunan asam galat (alkil amida galat) terhadap sel kanker paru A549.
Metode: Enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis, yaitu Senyawa metil amida galat, etil amida galat, butil amida galat, sek-butil amida galat, ters-butil amida galat, dan heksil amida galat diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker paru A549 dengan metode MTT Proliferation assay. Data yang dihasilkan dianalisa menggunakan analisis regresi linear untuk mendapatkan nilai IC50. Hasil uji aktivitas sitotoksik senyawa alkil amida galat hasil sintesis dibandingkan dengan hasil uji aktivitas sitotoksik asam galat sebagai senyawa asli dan doxorubicin selaku kontrol positif.
Hasil: Jika dibandingkan dengan asam galat (IC50: 23.2 μM) dan doxorubicin (IC50: 31.1 μM), keenam senyawa alkil amida galat, yaitu metil amida galat, etil amida galat, butil amida galat, sek-butil amida galat, ters-butil amida galat, dan heksil amida galat memperlihatkan sitotoksisitas yang lebih kuat terhadap sel kanker paru A549 dengan nilai IC50 berkisar dari 5.4 μM hingga 30.0 μM.
Kesimpulan: Enam senyawa alkil amida galat berpotensi dikembangkan lebih lanjut sebagai agen antikanker paru.

Objective: Gallic acid has shown its potential to induce apoptosis in lung cancer cells. Its impressive anti-lung cancer agent prompted us to conduct research that is aimed to evaluate six alkyl amide derivatives of gallic acid against lung cancer A549 cells.
Methods: six synthesized compounds of alkyl amide gallate, which are methyl amide gallate, ethyl amide gallate, butyl amide gallate, sec-butyl gallate, ters-butyl gallate and hexyl amide gallate, will be evaluated their cytotoxicities agains lung A549 cells by MTT Proliferation assay. Linear regression analysis is used to analyzed the data to generate IC50 value. Cytotoxicity results of alkyl amide gallates will be compared with cytotoxicity result of gallic acid as an original compound and with doxorubicin as positive control.
Results: Compared with gallic acid (IC50 23.2 μM) and doxorubicin (IC50 31.1 μM), six derivatives of aklyl amide gallates (methyl-, butyl-, sec-butyl-, ters- butyl, and hexyl amide gallate) shows better cytotoxic activity against lung A549 cells, with IC50 value range from 5.4 μM to 30.0 μM.
Conclusion: Six compounds of Alkyl amide gallate could be further developed as anti-lung cancer agent.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Ali Murti
"ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker kedua terbanyak diderita di dunia, sedangkan di Indonesia kanker payudara menempati peringkat kedua jenis kanker yang paling sering terdiagnosis setelah kanker serviks di Indonesia. Terdapat beberapa pilihan terapi untuk kanker payudara seperti operasi, kemoterapi, dan radiasi yang memiliki efektivitas rendah pada stadium lanjut dan kerap menimbulkan efek samping. Oleh karena itu dibutuhkan pilihan terapi lain dengan efek terapetik yang optimal dan efek samping yang minimal. Salah satu senyawa alami yang berpotensi dikembangkan sebagai antikanker adalah asam galat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik senyawa asam galat dan derivatnya dengan menggunakan 8 variasi konsentrasi, yaitu 0,07; 0,13; 0,27; 0,53; 1,07; 2,13; 4,27 dan 8,53 g/ml pada lini sel kanker payudara T47-D. Dengan metode MTT assay, didapatkan nilai absorbansi dan viabilitas sel yang kemudian diolah dengan menggunakan GraphPad Prism untuk mendapatkan nilai IC50 dari tiap senyawa uji. Hasil menunjukkan alil galat, amil galat, trans-heksinil galat, benzil galat, sekunder amil galat, propil galat, dan isoamil galat memiliki IC50 yang rendah, yaitu 1,25 g/mL, 2,78 g/mL, 3,17 g/mL, 4,82 g/mL, 5,32 g/mL, 7,84 g/mL, dan 8,02 g/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi asam galat melalui penambahan rantai samping alkil ester, penambahan gugus aromatis, dan konfigurasi cis-trans dapat meningkatkan aktivitas sitotoksik senyawa asam galat.

ABSTRAK
Breast cancer is the second most suffered cancer in the world, whereas in Indonesia is the second most suffered after cervix cancer. There are several treatments for breast cancer such as surgery, chemotherapy, and radiation, however these treatments have low effectiveness at advanced stage and often cause side effects. Therefore, there are significant need of treatment with the optimal therapeutic effect and minimal side effects. Gallic acid is a natural compound which could be developed as anticancer agent. This study was conducted to determine the cytotoxic activity of gallic acid and its derivatives by using 8 variety of concentrations, namely 0,07 0,13 0,27 0,53 1,07 2,13 4,27 and 8,53 g ml against breast cancer cell line T47 D. Anticancer activity of the tested samples were evaluated by MTT assay, the absorbance and cell viability values are obtained and processed using GraphPad Prism application to get the IC50 value of each compound. The result showed that allyl gallate, amyl gallate, trans hexynyl gallate, benzyl gallate, sec amyl gallate, propyl gallate, and isoamyl gallate have anticancer activity higher than gallic acid with IC50 value 1,25 g mL, 2,78 g mL, 3,17 g mL, 4,82 g mL, 5,32 g mL, 7,84 g mL, and 8,02 g mL, respectively. It could be concluded that the structure modification of gallic acid through the addition of a side chain alkyl ester, the addition of aromatic groups, and cis trans configuration in gallic acid derivatives could increase its cytotoxic activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Maria Ulfa
"Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak dialami oleh wanita di Indonesia. Gangguan pada proses apoptosis merupakan tahapan yang penting dalam perkembangan tumor dan menyebabkan sel tumor lebih resisten terhadap terapi sitotoksik konvensional. Protein antiapoptosis Bcl-2 merupakan protein yang berperan penting dalam proses apoptosis yang bisa dijadikan molekul target obat antikanker. Asam galat merupakan senyawa penuntun yang telah terbukti secara in vitro memiliki aktivitas sebagai anti kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain, mensintesis dan menguji aktivitas sitotoksik turunan asam galat terhadap sel HeLa. Desain turunan asam galat dilakukan dengan metode structure based drug design untuk mendapatkan senyawa turunan yang menghambat protein anti apoptosis Bcl-2 dengan lebih baik. Lima senyawa turunan asam galat yang memberikan nilai ΔG terkecil dipilih untuk disintesis. Tiga senyawa turunan asam galat disintesis dengan reaksi kondensai dengan alkil halida, sedangkan dua turunan yang lain disintesis dengan reaksi esterifikasi menggunakan katalis DIC dan DMAP. Senyawa hasil sintesis diidentifikasi dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR, Spektrometer massa, 1H-NMR dan 13C-NMR. Senyawa hasil sintesis dilakukan uji sitotoksisitas dengan metode MTT. Hasil pengujian sitotoksisitas menunjukkan bahwa tiga turunan ester asam galat memiliki aktivitas penghambatan yang lebih besar pada sel HeLa dibandingkan dengan asam galat dengan IC50 berkisar antara 30,20-34,43 μM.

Cervical cancer is the most common cancer among women in Indonesia. Impaired apoptosis is a central step in tumor development and renders the tumor cell more resistant to conventional cytotoxic therapy. Proteins Bcl-2, a protein that plays an important role in the process of apoptosis, could be used as an anticancer drugs target molecule. Gallic acid is a lead compound that has been proven have anticancer activity in vitro. The aims of this research are to design, synthesize, and evaluate the cytotoxic activity of gallic acid derivatives in HeLa cells. Gallic acid derivatives is designed by structure-based drug design as anti-apoptotic protein Bcl- 2. Five gallic acid derivatives with the smallest ΔG value are selected for synthesized. Three gallic acid derivatives synthesized by condensation reaction with an alkyl halide, while the other two derivatives were synthesized by esterification reaction using DIC and DMAP catalysts.The synthesized product identified by FT-IR, MS Spectrometer, 1H-NMR and 13C-NMR. Cytotoxicity evaluation are then done by MTT methode. It shows that three derivatives exhibited as a greater anticancer activity against HeLa Cell cells than the lead compound gallic acid with IC50 ranging of 30,20-34,43 μM.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T45955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurin Marcelia
"Pendahuluan: Asam galat adalah senyawa fenolik alami pada tumbuhan dan buah yang telah dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF-7. Pada penelitian ini, enam senyawa turunan asam galat (alkil amida galat) hasil sintesis diuji efek sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara MCF-7.
Metode: Enam senyawa alkil amida galat, yaitu metil amida galat, etil amida galat , butil amida galat, sekunder butil amida galat, tersier butil amida galat, dan heksil amida galat dievaluasi sitotoksisitasnya terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan menggunakan metode MTT. Analisis regresi linier digunakan untuk menganalisis data, menghasilkan nilai IC50. Aktivitas sitotoksik senyawa alkil amida galat hasil sintesis dibandingkan dengan asam galat sebagai senyawa asli dan doxorubicin sebagai kontrol positif.
Hasil: Di antara enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis, tersier butil amida galat dan heksil amida galat menunjukkan aktivitas sitotoksik yang lebih kuat terhadap sel payudara MCF-7 dibandingkan dengan asam galat dan doxorubicin, dengan nilai IC50 masing-masing yaitu 2,1 μM dan 3,5μM.
Kesimpulan: Tersier butil amida galat dan heksil amida galat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen anti kanker payudara.

Objective: Gallic acid is a natural phenolic compound distributed in plants and fruits which has been reported to have cytotoxic activity against human breast cancer carcinoma MCF-7 cells. In this research, six synthesized gallic acid derivatives (alkyl amide gallates) are extensively investigated their cytotoxic effects on breast MCF-7 cells.
Methods: Six synthesized compounds of alkyl amide gallates, namely methyl amide gallate, ethyl amide gallate, butyl amide gallate, sec-butyl amide gallate, ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate were evaluated on the basis of their cytotoxicities against breast MCF-7 by MTT assay. Linear regression analysis is utilized to analyze data to generate IC50 value. The results will be compared with gallic acid as an original compound and doxorubicin as a positive control.
Results: Among six synthesized alkyl amide gallates, ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate showed stronger cytotoxicity activities against breast MCF-7 cells compared to gallic acid and doxorubicin, with IC50 value of 2.1 μM to 3.5μM, respectively.
Conclusion: Ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate is potential to be further developed as promising anti-breast cancer agents.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Dorothea
"Asam galat adalah salah satu senyawa yang berpotensi menjadi obat baru bagi kanker. Banyak penelitian yang telah menguji aktivitas asam galat sebagai antikanker, tetapi asam galat bersifat sangat hidrofilik sehingga sulit untuk menembus membran sel. Untuk meningkatkan aktivitas sitotoksisitas dan hidrofobisitas, dibuat senyawa turunan asam galat yaitu alkil galat dan metoksi galat. Aktivitas diuji pada sel MCF-7 menggunakan MTS (3-(4,5-dimethylthiazol- 2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium) assay dengan inkubasi selama 48 jam. Aktivitas setiap senyawa ditentukan dengan menggunakan nilai IC50. Dari seluruh senyawa yang diuji, isoamil galat, heptil galat dan oktil galat, merupakan senyawa yang aktif sebagai antikanker MCF-7 dengan nilai IC50 58,11; 25,94 dan 42,34. Berdasarkan ekstrapolasi garis, isobutil galat dan juga dapat menurunkan persentase viabilitas sel, meskipun nilai IC50-nya belum dapat ditentukan dari penelitian ini. Metoksi galat tidak memiliki efek penghambatan pada sel kanker payudara MCF-7. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa isobutil, isoamil, heptil dan oktil galat merupakan senyawa turunan asam galat yang memiliki aktivitas sitotoksik sedangkan metoksi galat tidak memiliki aktivitas sitotoksik terhadap MCF-7.

Gallic acid is a potential chemotherapeutic agent. Many studies have proven the anti cancer activity of gallic acid, including in breast cancer. However, gallic acid is a hydrophilic molecule, which restrict the substance from passing the cell membrane. To increase the potential cytotoxicity and its hydrophobicity, two groups of gallic acid derivatives, alkyl gallates and methoxy gallates, were developed. The activity of these derivatives were tested in MCF-7 cell lines, using MTS (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4- sulfophenyl)-2H-tetrazolium) assay, and then incubated for 48 hours. Percentage of cell viability over control were assessed. Cytotoxic activities of gallic acid and its derivatives were determined using IC50 values. Among all of the gallic acid derivatives, isoamyl gallate, heptyl gallate and octyl gallate were the most potential drugs to treat MCF-7 breast cancer with IC50 values of 58,11; 25,94 and 42,34 μg/ml, respectively. Based on the trendline prediction, isobutyl gallate also showed cytotoxic activity towards MCF-7, although the IC50 values cannot be determined in this research. Methoxy gallates do not have any inhibitory activity towards breast cancer MCF-7. In conclusion, isobutyl, isoamyl, heptyl and octyl gallate are gallic acid derivatives with cytotoxic activity, while methoxy gallates do not have any cytotoxic activity towards MCF-7.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Bessa Azzahra
"Penelitian ini menyintesis senyawa amida turunan asam risinoleat dengan amilamina yaitu senyawa 12-hidroksi-N-pentilstearamida. Pertama metil risinoleat dipurifikasi menjadi metil risinoleat yang lebih murni. Kemudian produk setelah pemurnian dilanjutkan dengan reaksi hidrogenasi menggunakan gas hidrogen dan katalis Pd/C 10%. Setelah itu senyawa metil-12-hidroksistearat yang terbentuk dipurifikasi kembali dan dilakukan reaksi amidasi dengan amilamina. Senyawa lipoamida yang diperoleh dipurifikasi dengan kromatografi kolom dan struktur lipoamida yang diperoleh telah dikonfirmasi dengan spektrum FTIR. Hasil FTIR menunjukan bahwa terdapat gugus fungsi amida pada sampel, ditandai dengan adanya spektrum serapan ulur N-H dan O-H yang overlapping pada bilangan gelombang 3650-2400 cm-1 dan serapan kuat pada puncak C=O amida pada bilangan gelombang 1652 cm-1. Senyawa lipoamida tersebut diuji aktivitas antikankernya terhadap sel HeLa menggunakan metode MTT. Hasilnya menunjukan bahwa aktivitas sitotoksik senyawa 12-hidroksi-N-pentilstearamida tergolong sitotoksik sedang dengan nilai IC50 yang sebesar 37,73 µM.

This research, an amide compound derived from ricinoleic acid was synthesized with amylamine, namely 12-hydroxy-N-pentylstearamide. First, methyl ricinoleate is purified to make methyl ricinoleate which is purer. Then the product after purification is followed by a hydrogenation reaction using hydrogen gas and 10% Pd/C catalyst. After that, the methyl-12-hydroxystearate formed was purified again and amidation reaction with amylamine. The lipoamide compound obtained was purified by column chromatography and the structure of the lipoamide obtained was confirmed by FTIR spectrum. The FTIR results showed that there was an amide functional group in the sample, indicated by the presence of overlapping N-H and O-H stretching absorption spectra at wave numbers 3650-2400 cm-1 and strong absorption at the amide C=O peak at wave numbers 1652 cm-1. The lipoamide compounds were tested for their anticancer activity against HeLa cells using the MTT method. The results showed that the cytotoxic activity of 12-hydroxy-N-pentylstearamide was moderate with an IC50 value of 37,73 µM."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Divina
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sitotoksisitas alkil asam salisilat terhadap sel kanker T47D. Senyawa yang diuji adalah metil salisilat, etil salisilat, butil salisilat, isoamil salisilat, dan oktil salisilat. Kromatografi lapis tipis dilakukan terhadap senyawa uji dan uji MTT terhadap sel kanker T47D dilakukan untuk mengetahui laju inhibisi sel kanker dan nilai IC50. Berdasarkan uji MTT, terlihat bahwa efek sitotoksisitas meningkat seiring penambahan konsentrasi. Nilai IC50 turunan asam salisilat menunjukkan efek sitotoksisitas yang signifikan (p<0,05) bila dibandingkan dengan IC50 asam salisilat kecuali oktil salisilat. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan gugus alkil memberikan efek sitotoksisitas yang lebih signifikan karena adanya peningkatan afinitas. Hasil ini didapatkan dari nilai IC50 turunan asam salisilat yang lebih rendah dibandingkan asam salisilat. Efek sitotoksisitas ini dikarenakan inhibisi COX-2 yang ditemukan meningkat pada kanker payudara.

This research aim is to analyse the cytotoxicity effect of alkylated salicylic acid towards breast cancer cells T47D. Samples used are methyl salicylate, ethyl salicylate, butyl salicylate, isoamyl salicylate, and octyl salicylate. Thin layer chromatography was done to samples and MTT test was done against T47D cancer cells to obtain cancer cell growth and IC50 value. Based on MTT result, there was shown an increase of cytotoxicity effect with higher concentration. IC50 value of alkylated salicylic acid showed more significant cytotoxicity effect (p<0,05) when compared to IC50 value of salicylic acid, except octyl salicylate. This shows that addition of alkyl group enhances cytotoxicity effect of salicylic acid due to increase of affinity. The IC50 value of alkylated salicylic acid showed lower results compared to salicylic acid. This cytotoxicity effect is due to inhibition of COX-2 which has been shown to increase in breast cancers."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masayu Siti Gumala Sari
"Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang berperan sebagai flora normal sekaligus patogen penting pada manusia. Asam galat atau 3,4,5-asam trihidroksibenzoat merupakan senyawa polifenol yang memiliki banyak kegunaan seperti pada industri, makanan antioksidan, serta industri farmasi. Asam galat juga memiliki potensi untuk menjadi agen antimikroba berspektrum luas. Modifikasi gugus karboksil maupun hidroksil pada asam galat akan menghasilkan senyawa turunan asam galat yang diharapkan lebih aktif sebagai antimikroba dibandingkan asam galat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antimikroba senyawa turunan asam galat terhadap Staphylococcus aureus. Pengujian dilakukan secara duplo pada asam galat dan 10 turunan asam galat dengan antibiotik amoksisilin sebagai kontrol positif menggunakan metode makrodilusi dan uji konfirmasi pada agar darah.
Hasil penelitian diambil dari nilai KHM Konsentrasi Hambat Minimum pada uji plat agar darah yang menunjukkan bahwa lima senyawa turunan asam galat yaitu senyawa 2-fenil-etil galat 4, benzil galat 6, amil galat 8, isoamil galat 9, dan sekunder amil galat 10 memiliki aktivitas antimikroba yang lebih baik dibandingkan asam galat dengan KHM masing-masing 989 g/mL, 983,5 g/mL, 455,5 g/mL, 972 g/mL, dan 1089 g/mL. Aktivitas antimikroba kelima senyawa turunan ini dipengaruhi oleh panjang rantai alkil ester yang optimal, struktur gugus alkil lurus, dan adanya gugus aromatik benzena.

Staphylococcus aureus is a gram positive bacteria that acts both as a normal flora and as an important human pathogens. Gallic acid or 3,4,5 trihydroxybenzoic acid is a polyphenol compounds that have many uses such as in industry, for antioxidant foods, and pharmaceutical industries. In addition, gallic acid has the potential to be a broad spectrum antimicrobial agents. Modification of carboxyl and hydroxyl groups on the gallic acid will generate gallic acid derivative compounds which are expected to be more active as an antimicrobial agent than gallic acid.
This study aimed to examine the antimicrobial activity of gallic acid derivatives against Staphylococcus aureus. The test was done in duplicate on gallic acid and 10 gallic acid derivative compounds with antibiotic amoxicillin as a positive control with macrodilution tube method and confirmation test by blood agar.
The results were taken from MIC Minimum Inhibitory Concentration on blood agar plate test which showed that five gallic acid derivative compounds, 2 phenyl ethyl gallate 4, benzyl gallate 6, amyl gallate 8, isoamyl gallate 9, and the secondary amyl gallate 10 has antimicrobial activity better than gallic acid with MIC of each is 989 g mL, 983.5 g mL, 455.5 g mL, 972 g mL and 1089 g mL. The antimicrobial activity of the fifth derivatives is influenced by optimum long chain alkyl ester, the straight structure of alkyl groups, and the presence of benzene aromatic group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>