Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ece Yurika Wulandari
"Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak pada balita di Indonesia. Tingginya tingkat kejadian pneumonia pada balita dapat berhubungan dengan rendahnya pengetahuan, sikap serta perilaku orangtua terhadap pneumonia dan pencegahannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku orangtua balita tentang pneumonia. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Data diambil dari wawancara berdasarkan kuesioner terhadap orangtua pasien balita berusia 9 bulan - 5 tahun tahun di RSCM Kiara tahun 2015. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi Square atau Fisher. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Data diambil dari wawancara berdasarkan kuesioner terhadap orangtua pasien balita berusia 9 bulan - 5 tahun tahun di RSCM Kiara tahun 2015. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi Square atau Fisher. Dari 96 subjek didapatkan 51 orang (53,1%) memiliki kategori pengetahuan cukup baik, 74 orang (77,1%) memiliki sikap positif, dan 49 orang (51%) berperilaku baik terhadap pencegahan pneumonia. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku orangtua tentang pneumonia (p= 0,712). Hubungan tidak bermakna juga didapatkan antara sikap dengan perilaku orangtua (p=0,649). Lebih dari setengah subjek memiliki pengetahuan dan perilaku yang baik, sedangkan tiga perempat subjek memiliki sikap postitif tentang pneumonia. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku orangtua tentang pneumonia.

Pneumonia is one of the most leading causes of death among under 5 children in Indonesia. The high incidence of pneumonia among under 5 children might be related to parents low level of knowledge, attitude, and behavior regarding pneumonia and its prevention.. This study was a cross-sectional study. Data was collected from parents of children aged 9 months - 5 years, using guided questionnaire, in RSCM Kiara during September 2015. The data was analyzed by Chi Square or Fisher test. There were 96 subjects recruited and 51 subjects (53,1 %) had fair knowledge, 74 subjects (77,1 %) had positive attitude, and 49 subjects (51 %) had good behavior regarding pneumonia. There were no significant associations between the level of knowledge toward parents’ behavior (p = 0,712), nor between the level of attitude toward parents’ behavior (p = 0,649) regarding pneumonia. Based on the research, more than a half of the subjects had good knowledge and behavior, while three quarters of the subjects had positive attitude regarding pneumonia. There were no significant associations between knowledge and attitude toward parents’ behavior regarding pneumonia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Ika Hapsari
"Di Indonesia diare masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada balita dengan insidensi mencapai 6.7%. Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua tentang diare mungkin berhubungan dengan angka kejadian diare pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku, serta mengetahui hubungan antara ketiga variable.
Penelitian potong lintang dengan menggunakan data primer berdasarkan wawancara kuesioner dilakukan di RSCM Kiara pada bulan September 2015 terhadap 102 subjek. Analisis statistik dilakukan dengan metode Chi square atau Fischer. Ditemukan sebanyak 101 subjek (99%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 55 subjek ( 53.9%) memiliki sikap positif, dan 55 subjek (53.9%) memiliki perilaku baik tentang diare.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan hampir seluruh orangtua memiliki tingkat pengetahuan yang baik namun hampir setengah orangtua masih memiliki sikap dan perilaku yang kurang. Ditemukan hubungan yang tidak bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap (p = 0.353) dan antara pengetahuan dengan perilaku orangtua tentang diare. (p=0.29).

In Indonesia, diarrhea is still considered as the main cause of child?s death with numbers of incidence reaching 6.7%. Parental knowledge, attitude, and behavior towards diarrhea is probably associated with the rise of diarrhea incidence in child. This study aims to explore the parental knowledge, attitude, and behavior, also the association between the three variable.
A cross sectional study was conducted in RSCM ? Kiara on September 2015 in 102 subjects. Chi-square / fischer hypothesis testingwass used to conduct bivariate analysis. Among 102 subjects, 101 subjects (99%) had good knowledge , 55 subjects (53.9%) had positive attitudes, and 55 subjects (53.9%) had good behavior regarding childhood diarrhea.
This study confirms that almost all of the parents had a good knowledge, yet almost half of them still had unfavourable attitude and behavior. There was no significant association between parental knowledge towards behaviour (p = 0.353) nor between parental attitudes towards behavior regarding childhood diarrhea (p = 0.29).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inosensia Diajeng Kusumo
"Campak merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada balita. Kematian tersering campak terjadi akibat komplikasi campak seperti pneumonia, diare, dan ensefalitis. Setiap 1 atau 2 dari 1000 anak yang sakit campak akan meninggal. Campak masih menjadi penyebab 4% kematian balita di Indonesia. Pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua tentang campak yang rendah mungkin menjadi penyebab masih tingginya angka kejadian dan kematian campak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua serta mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku orangtua tentang campak pada balita. Penelitian potong lintang dilakukan di RSCM Kiara pada bulan September 2015. Data demografi, pengetahuan, sikap dan perilaku diambil melalui wawancara berdasarkan kuesioner. Jumlah sampel dihitung dengan rumus survei sederhana. Analisis statistik dilakukan dengan uji Chi Square atau Fischer. Terdapat 91 orangtua balita yang mengikuti penelitian ini. Orangtua yang memiliki pengetahuan baik 31 subjek (34,1%), sikap baik 33 subjek (36,3%), dan perilaku baik 46 subjek (50,5%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku orangtua tentang campak pada balita (p=1,00). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku orangtua tentang campak pada balita (p=0,463). Orangtua yang memiliki pengetahuan dan sikap tentang campak yang baik hanya sepertiga, dan hampir setengah orangtua masih memiliki perilaku yang kurang tentang campak. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku orangtua tentang campak pada balita.

Measles is one of the most leading cause of death among under-five children. Its complication such as pneumonia, diarrhea, and encephalitis be the most causes death of measles. Every one or two of 1000 children with measles will die. Measles contributes 4% in one of the most of death causes among under five children in Indonesia. Low level of knowledge, attitude, and practice of parents regarding measles may contribute in high incidence and mortality of measles. This study was to explore level of knowledge, attitude, and practices, and also the association between knowledge and attitude with parent’s practice regarding measles among under five children.This cross-sectional study was conducted in RSCM Kiara on September 2015. Data of demography, knowledge, attitude, and practice was taken by interview based on questionnaire. Sample was calculated based on survey formula. The data was analyzed by Chi Square or Fischer test. There were 91 under five children parents who joined this research as our research subject. There were 31 subjects had good knowledge (34.1%), 33 subjects had good attitude (36.3%), 46 subjects had good practice (50.5%). There was no significant association between knowledge and practice with p value 1.00 nor significant association between attitude and practice with p value 0.463 regarding measles. Subjects who had good knowledge and attitude were one-third of all subjects, and almost half of the subjects still had bad practice regarding measles among under five children. There was no significant association between knowledge and practice nor significant association between attitude and practice regarding measles among under five children."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Kurniawan
"ABSTRAK
Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Kementrian Kesehatan RI melaporkan terdapat 71.668 laporan kasus demam berdarah dengue dan 641 kasus meninggal karena demam berdarah pada tahun 2014. Demam berdarah dapat dicegah, salah satunya dengan mengontrol transmisi vektor dengue. Efektifitas pencegahan dengue ditentukan oleh kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografis usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan orangtua dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku mereka terkait transmisi dan pencegahan dengue pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang menggunakan data primer yang diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh subjek penelitian. Hasil penelitian didapatkan sebagai berikut: 51,7 orang tua berpengetahuan cukup baik, 96,3 bersikap baik, dan 63,2 berperilaku cukup baik. Pendidikan memiliki korelasi yang signifikan dengan pengetahuan orang tua terkait transmisi dan pencegahan dengue p= 0,05 . Sebaliknya usia, pekerjaan, dan penghasilan tidak memiliki hubungan signifikan p > 0,05 . Dapat disimpulkan bahwa hanya faktor pendidikan memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan subjek terkait transmisi dan pencegahan infeksi dengue pada anak. Diperlukan studi lanjutan dengan subjek dari provinsi lain agar hasil penelitian dapat diekstrapolasi pada populasi Jakarta dan juga diseminasi mengenai infeksi dengue yang lebih giat oleh pemerintah kepada masyarakat.

ABSTRACT
Dengue infection is a major health problem in Indonesia. The Ministry of Health of Indonesia reported 71,668 cases of dengue hemorrhagic fever and the resulting 641 deaths in 2014. Dengue fever can be prevented by taking preventive control measure to prevent transmission of dengue infection via its vector. The effectiveness of dengue prevention depends on community awareness and participation in eradicating or reducing breading site for mosquitos. This research aims to investigate the correlation between parents rsquo sociodemographic factors age, education, occupation, and income and their knowledge, attitude, and practice regarding dengue transmission and prevention in children. This is a cross sectional research using primary data taken from questionnaires filled by the respondents. The results were as follows 53 of parents have sufficient knowledge, 96 display good attitude, and 63.2 exhibit good practice regarding dengue transmission and prevention. Education has a significant correlation with parents rsquo knowledge regarding transmission and prevention p 0.05 , whereas age, occupation, and income do not have significant correlation p 0.05 . In conclusion, only education has a significant correlation with the subject rsquo s knowledge regarding dengue transmission and prevention. Futher study with greater subjects from every province in order to extrapolate the data into Jakarta rsquo s population and also more frequent dissemination of dengue infection from the government to the public are needed."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Johan
"ABSTRAK
Dengue merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia. Pengenalan gejala dan penanganan anak tersangka infeksi dengue oleh orang tua sangat penting untuk memberikan tatalaksana yang tepat dan segera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografis dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku orang tua mengenai gejala dan penanganan anak tersangka infeksi dengue di Jakarta Barat. Penelitian dilakukan secara potong lintang dengan menggunakan kuesioner pada 267 orang tua di Jakarta Barat. Hasil penelitian menunjukkan subjek dengan pengetahuan sangat baik berjumlah 19.9 , baik berjumlah 32.2 , kurang berjumlah 30.3 , dan sangat kurang berjumlah 17.6 . Kebanyakan subjek memiliki sikap dan perilaku mengenai penanganan anak tersangka infeksi dengue yang sangat baik 31.1 dan baik 55.4 , namun masih terdapat 13.5 subjek dengan sikap dan perilaku kurang. Berdasarkan uji korelasi Spearman, pendidikan p=0.006 dan pekerjaan p=0.032 memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan. Namun, faktor sosiodemografis tidak memiliki hubungan bermakna dengan sikap dan perilaku orang tua mengenai anak tersangka infeksi dengue p>0.05.

ABSTRACT
Dengue is a public health concern in Indonesia. It is important for parents to be able to recognize symptoms and to properly treat children with suspected dengue infection. This research defined the relationship between sociodemographic factors and parents rsquo knowledge, attitude, and behavior regarding symptoms and treatment of children with suspected dengue infection in West Jakarta. A cross sectional questionnaire survey of 267 parents was conducted in West Jakarta. The respondents rsquo knowledge was as follows very good 19.9 , good 32.2 , poor 30.3 , very poor 17.6 . A majority of respondents had good 55.4 and very good 31.1 attitude and behavior while the remaining 13.5 had poor attitude and behavior. Education p 0.006 and employment p 0.032 factors were found to have significant correlation with parents rsquo knowledge. This study also showed that sociodemographic factors did not have significant correlation with parents rsquo attitude and behavior regarding treatment of children with suspected dengue infection p 0.05 . "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ngolu K.
"ABSTRAK
Usia balita merupakan masa yang paling penting atau periode emas bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengetahuan ibu terhadap pemberian
makanan, penyediaan dan pengolahan makanan di perlukan agar dapat
memberikan nutrisi yang baik pada anak. Tujuan penelitian adalah mengetahui
gambaran pengetahuan ibu tentang pola dan perilaku makan balita yang di rawat
dengan diagnosis Pneumonia di rumah sakit Persahabatan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (descriptive) desain cross
sectional.Jumlah sampel 40orang responden dengan tehnik purposive sampling.
Hasil uji analisis univariat didapatkan sebagian besar (52,5%) responden memiliki
balita pada usia 13-36 bulan atau usia toddler. Tingkat pengetahuan ibu tentang
gizi seimbang berada pada kategori cukup sebesar 67,5%, dan kategori baik
sebesar 25%.Strategi pendidikan kesehatan perlu diberikan kepada ibu yang
memiliki balita untuk meningkatakan pengetahuan ibu mengenai gizi seimbang
pada balita

ABSTRACT
Toddlers is in golden period time for growth and development. Toddlers is a very
dependence group on mothercare.Knowledge of the mother in feeding, and the
provision of food processing is very needed to provide good nutrition in children.
This study aims to describe mothers knowledge and patterns of diet behavior in
hospitalized toddlers with a pneumonia in Persahabatan Hospital.
This study is a cross sectional method with descriptive design. Samples are 40
mothers by purposive sampling technique. The results of univariate analysis
showed that the average age of children 13-36 months of age or toddler by 52.5%.
Mother’slevel of knowledge about balanced nutrition is in enough category by
67.5%, and good categories by 25%.Health education strategies need to be given
to mothers who have children to increase mother’s knowledge about balanced
nutrition in childhood"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Saudi
"ABSTRAK
Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik akan mendukung percepatan penyembuhan balita pneumonia. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya dampak pemberian edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual berbasis mobile phone terhadap pengetahuan dan sikap ibu merawat anak balita pneumonia. Desain penelitian menggunakan quasi-experimental design dengan jumlah sampel 46 orang. Pengambilan sampel melalui consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dianalisis dengan Fisher excat test. Ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah edukasi kesehatan pengetahuan: p=0,017; sikap: p=0,003. Namun pada kelompok kontrol hanya pengetahuan yang berbeda signikan p=0,030. Pengetahuan dan sikap pada kelompok intervensi dan kontrol memiliki nilai statistik yang berbeda setelah edukasi kesehatan pengetahuan: p=0,018; sikap: p=0,384. Ada hubungan antara pendidikan dan pengalaman ibu merawat balita pneumonia dengan pengetahuan tetapi tidak ada perbedaan terhadap sikap ibu. Usia, pendapatan keluarga, dan informasi tidak ada perbedaan terhadap pengetahuan dan sikap ibu. Peneliti merekomendasikan untuk menggunakan audiovisual dalam kegiatan edukasi kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu.

ABSTRACT
Mother's good knowledge and attitude will support healing of children suffering from pneumonia. The aim of this study is the identification of health education effect using mobilephone based audiovisual media on the mother's knowledge and attitude to be caring under five children with pneumonia. The research design used quasi experimental design with 46 samples. The sample was chosen through consecutive sampling. Data collection using questionnaires analyzed with Fisher excat test. There were a difference of mother's knowledge and attitude in the intervention group before and after health education knowledge p 0.017 attitude p 0.003. However in the control group only knowledge was significantly different p 0.030. Knowledge and attitude in groups of intervention and control have different statistic value after health education knowledge p 0,018 attitude p 0,384. There were a relationship between education and experience of caregiving mother of pneumonia with mother's knowledge but no difference to mother's attitude. Age, family income, and information there were no difference to mother's knowledge and attitude. Researcher recommend to use audiovisual in health teaching activities in an effort to improve mother's knowledge and attitude."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Rokhmiawati Wahyu Purnamasari
"Pneumonia merupakan penyebab kematian balita peringkat ke 2. Penelitian ini melihat pengaruh pendidikan kesehatan pada orang tua terhadap pengetahuan dan kepatuhan kunjungan ulang balita dengan pneumonia. . Desain penelitian adalah 'Pre-Post test Non Equivalent Control Group Design' dan jumlah sampel penelitian adalah 32 orang tua. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan berperan dalam peningkatan pengetahuan orang tua (p=0.00) dan kepatuhan orang tua dalam mengontrol ulang status kesehatan anaknya (p=0.00). Penelitian ini merekomendasikan pemberian leaflet yang dapat digunakan orang tua sebagai panduan dalam merawat anaknya di rumah.

Pneumonia was the second leading cause of death among children under five years. The aim of this research was to identify the influences of providing health education to parents of children aged under five years and parents' obedience to control their children health status in health center. Pre-Post test Nonequivalent Control Group Design was used as research design, and the number of sample was 32 parents. The result showed that health education significantly increasing parents' level of knowledge (p value = 0.00) and parents' obedience to obedience to control their children health status in health center (p value = 0.00). This research recommended the use of leaflet as parents' guidance in caring for their children at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30882
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiana Intan Rahayu Pertiwi
"Status nutrisi merupakan hal yang paling penting dan harus dipantau pada proses tumbuh kembang anak, termasuk balita. Masa balita adalah masa emas dari seluruh perjalanan kehidupan seseorang karena pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat terjadi pada masa ini. Peran dari orang tua, terutama ibu adalah hal yang terpenting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu, perilaku ibu, dan sikap ibu tentang gizi seimbang terhadap status nutrisi balita. Teknik pengambilan sampel digunakan secara stratified random sampling untuk 21 Posyandu yang tersebar di masing-masing 21 RW wilayah Kelurahan Pancoran Mas, Depok. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan metode Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan sebesar 77,6% ibu berpengetahuan baik, 81,3% ibu bersikap baik, dan 83,2% ibu berperilaku baik tentang gizi seimbang dan sebanyak 76,6% balita memiliki status nutrisi yang normal. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p<0,05) antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang gizi seimbang dengan status nutrisi balita. Hasil ini dapat menjadi acuan petugas kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan yang lebih baik dalam meningkatkan status nutrisi balita dengan edukasi kepada orangtua, maupun kader kesehatan.

Nutritional status is the most important aspect for the growth process of a human. The children under five of age period is the golden period of the human life because rapid growth and development occur during this period. The role of the parents, particularly the mother are paramount. The purpose of the study is to determine the relationship between mother?s knowledge level, attitudes and behaviour about nutritional balance toward the nutritional status of children under five years old. The sampling technique used stratified random sampling from 21 Posyandus scattered in each 21 RW at Pancoran Mas, Depok. Data were analyzed using univariate and bivariate with Chi-Square.
The results indicated 77.6% of the mothers has good knowledge, 81.3% of mothers has good attitude and 83.2% of mothers has good behaviour on nutritioal balance and as much as 76.6% children had normal nutritional status. Thus, the results for bivariate analysis showed that the knowledge level, attitudes, and behavior?s of mothers about nutritional balance toward the nutritional status of children under five years old is correlated significantly. These results can be a reference for health care workers to conduct better health promotion to improve nutritional status of infants by educating parents and health cadres.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Purwanto
"Promosi kesehatan di RS mulai dikampanyekan oteh WHO sejak tabun 1997. Harapannya agar RS tidak menfokuskan pada individunya tetapi juga mengarah pada sikap untuk mecegah , mengurangi kesakitan dan meningkatkan derajat kesehatan. Sehingga RS memiliki paradigma baru yaitu rnenjadi tempat untuk menciptakan kesehatan, promotif dan preventif bukan hanya melayani orang saldt saja. Kerja sama yang baik perlu diciptakan antara petugas di ruang perawatan di RSt karena informasi yang kurang dan tidak baik tentang interaksi obat dan makanan yang diminum pasien dalam terapinya, dapat memperpanjang kesembuhan dan masa perawatan serta menimbulkan kejadian keracunan, aler,gi atau internksi obat, kurang gizi, hingga menimbulkan kematian pasien. Ini terlihat dari masih tingginya angka kejadian interaksi obat dan alergi (30,39 %) pada pasien di RRl BPD RSCM.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam memberikan infonnasi cara minum obat (ICMO) kepada pasien di ruang rawat inap Bagian Pcnyakit Dalam (RRI BPD) RSCM Jakarta tahun 2007. Dari teori model Gibson dan diperkuat dengan teori Gillies, Hasibuan dan Siagian. maka peneliti membuat sebuah kerangka konsep peneiitian. Kerangka konsep ini akan diuji lmbungan antara variabel yang mempengaruhi perilaku perawat. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam memberikan ICMO kepada pasien di RRI BPD P.SC:>-1 Jakarta lahun 2007.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Populaslnya adalah pcnmrat yang tedibat langsung dalam pemberian IC?-.10 pada pasien di RRI BPD. Sampel adalah perawat yang bekerja d1 RRl BPD d!pilih secara acak mewakili petugas di RRI BPD. Penentuan jumlah responden ditetapkan secara acak atau sample random sampling. Karena 2 proporsi petugas yang memberikan dan yang tidak memberikan infonnasi minum obat maka jumlah seluruh sampel adalah sebanyak I 16 perawat.
Dari analisis multivariat regresi logistik ganda di dapatkan model terakhir pada penelitian ini adalah : variabel Pengetahuan (p value 0~558; 95 % CI 0~536- 3,171, OR: 1,304), Sikap (p value 0,137; 95% Cl 0,194- 1,253, OR: 0,493) dengan dikontrol variabel konfonding : Pendidikan (p value 0,005; 95 % CI 0,113 -0,683,0R: 0,277) dan Sanksi (pvalue0,003; 95 %CI1,617- 9,770, OR : 3,974). Artinya bahwa responden yang memiliki sanksi yang ketat dl RR1 BPD RSCM mempunyai peluang 4 kali untuk memberikan ICMO kepada pasien dibandingkan dengan responden yang memiliki sanksi longgar.
Kesimpulan adalah : Perawat yang memberikan lCMO sebanyak 32,8 %, tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan periiaku perawat dalam pemberian ICMO. Tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku perawat dalam pemberian ICMO, Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap, Hasil analisa uji multivariat regresi logistik ganda menunjukkan bahwa model terakhir dari penelitian ini adalah pengetahaun dan sikap perawat dikontrol dengan variabel pendidikan dan sanksi dapat mempengaruhi pemberian ICMO. Artinya pengetahuan dan sikap perawat yang dikontrol dengan sanksi yang ketat di RRl BPD RSCM mempunyai peluang 4 kali untuk memberikan ICMO kepada pasien dibandingkan dengan responden yang memiliki sanksi longgar.
Saran : sebaiknya pengetahuan perawat tentang penyebab, tanda-tanda bahaya yang ditimbulkan dan cara pencegahan keracunan atau aJergi obat perlu ditingkatkan, agar kejadian keracunan atau alergi oba.t di RR1 BPD dapat dihindari atau dapat diminimalisasi. Peningkatan pengetahuan ini bisa disampaikan pada saat pergantian shift kerja, saat ronde dengan dokter~pertemuan mingguan dengan kepala ruangan dan manajer atau menyelenggarakan workshop. Sebaiknya perawat diberikan kesempatan untuk melihat atau mengunjungi RS lain yang telab memiliki program promosi kesehatan khususnya tentang ICMO. Sebaiknya pibak manajemen RSCM memasang spanduk atau poster di ruang praktek dokter, apotek, ruang tunggu pasien, loket pendaftaran, RRl dan di lingkungan RS yang mudah lihat pasien dan keluarganya. Sebaiknya petugas medis dan keperawatan yang tidak sempat memberikan ICMO kepada pasien dan keluarganya dapat memberikan selebaran atau flyer. Akan baik lagi kalau manajemen RSCM menyediakan ruang khusus untuk mendapatkan ICMO atau konsultasi ten tang obat di setiap RRI RSCM.

Health promotion in hospitals has been campaigned for by the WHO since 1997. Its intention is so that hospitals are not focusing on individuals hut also directing their focus onto attitude to prevent, decrease morbidities and increase the degree of health. As such, hospitals have a new paradigm which is to be a place to create health- involved in promotion and prevention- not only caring for the sick. Good cooperation needs to be built among staff in the hospital in-patlem unit. Lack or bad information regarding drug interaction and food consumed by patients during their therapy, could prolong their recovery and duration of treatment as well as Inducing toxicity, allergy or drug interaction, malnutrition, causing mortality in patients. This can be seen from the high occurrence of drug interaction and allergy (30.39%) in patients in the internal medicine in-patient unit inRSCM.
The main objective of this study is to determine the association between knowledge and attitude with nurses~ behavior in providing information on methods of drug administration to patients in the internal medicine in~ patient unit in RSCM Jahrta in the year of2007. From the theoretical model of Gibson and strengthened by theory from Gillies, Hasibuan and Siagian, the researcher made a frame of concept for this research. Tnis frame of concept will test the association between a variabel that influences nurses' behavior.
This study makes use of cross-sectional method. The study population {;consist of nurses who are directly involved in providing information regarding methods of drug administration in the internal medicine in-patient unit in RSCM Jakarta in the year of 2007. Study samples are nurses who work in the internal medicine in-patient unit and are randomly selected to repre...<::ent the staff in rhe internal medicine in-patient unit. The required numbers of respondents are assigned randomly or by simple random sampling. Because there are 2 proportions of staff) those who provide and those who do not provide information on methods of drug administration, therefOre the total numbers of samples are 116 nurses.
From multivariate analysis of matched logistic regression, a final model for this research is obtained as follow: knowledge variable (p-value 0.558~ 95% Cl 0.536-3.171, OR: 1.304), attitude (p-value 0.137; 95% Cl 0.194-1.253, OR: 0.493) controlled for confounding variables: education (p-value 0.005; 95% CJ 0.113-0.683, OR: 0.277) and punishment (p-value 0.003; 95% CI 1.6!7-9.770, OR: 3.974). This means that respondents with tighter/stricter punisment in the internal medicine in-patient unit RSCM have 4 times more chances of providing information on methods of drug administration to patients compared to those with more lenient punishment
The conclusion as such is: there are 32.8% nurses who provide information on methods of drug administration; there is no association between knowledge and nurses' behavior in providing information on methods of drug administration; there is no association between attitude and nurses? behavior in providing information on methods of drug administration; there is no association between knowledge and attitude.
Advice: It's better to enhance the nurses· knowledge about causes~threatening signs that can be induced and methods of prevention of drug toxicity or allergy, so that drug toxicity and allergy occurrences in the internal medicine inpatient unit can be avoided or minimized. This knowledge enhancement can be conveyed during the change of shift hour, during rounds with doctors! weekly meetings with the head and manager of the unit ·or by holding a workshop, It's preferred that the nurses are given the chance to see or visit other hospitals which already have health promotion program especially about information on methods of drug administration, It's best that RSCM management put up banners or posters which are easily visible to the: patients and their families in the doctors examination rooms, pharmacies, patients' waiting rooms, registration booths, inpatient units and the hospital's surroundings. It'd be favorable if medical staff and nurses, are able to give out leaflets or flyers. It's even more desirable if RSCM management can allocate a special room whereby patients can obtain information on methods of drug administration and have a consultation regarding drugs in all."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T32504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>