Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariq Noorkhakim
"Dental black stain merupakan diskolorisasi gigi berupa garis pigmen hitam atau kumpulan titik hitam pada sepertiga servikal mahkota gigi. Plak pada gigi dengan dental black stain memiliki kadar kalsium dan fosfat yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan plak pada gigi tanpa dental black stain. Komposisi kalsium dan fosfat pada saliva dicurigai merupakan penyebab tingginya kadar kalsium dan fosfat plak pada gigi dengan dental black stain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kalsium dan fosfat pada saliva anak dengan dental black stain dengan saliva anak tanpa dental black stain. Subjek penelitian berusia 4-8 tahun, sebanyak 30 anak yang terdiri dari 15 anak dengan dental black stain dan 15 anak tanpa dental black stain. Pengukuran kadar kalsium dan fosfat dilakukan dengan metode Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kalsium dan fosfat pada saliva anak dengan dental black stain lebih tinggi secara bermakna jika dibandingkan dengan saliva anak tanpa dental black stain.

Dental black stain is discoloration of the teeth which appears as black pigmented line or collection of black dots on the cervical third of the tooth crown. Plaque on tooth with dental black stain has calcium and phosphate concentrations that were higher when compared to plaque on tooth without dental black stain. Calcium and phosphate composition in saliva suspected as the cause of calcium and phosphate level elevation in dental black staion plaque. This study aims to determine the level diffrence of calcium and phosphate in the saliva of children with dental black stain and without dental black stain. The subjects were children aged 4-8 years, as many as 30 children which consist of 15 children with dental black stain and 15 children without dental black stain. The samples were calcium and phosphate levels which obtained from children’s saliva. The levels of calcium and phosphate were measured using UV-Vis spectrophotometer. The results showed that the levels of calcium and phosphate in the saliva of children with dental black stain were significantly higher when compared to the one without dental black stain."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sella
"Dental black Stain adalah suatu substansi eksogen berwarna hitam yang melekat erat pada email di sepertiga servikal mahkota gigi geligi. Bakteri kromatogen seperti Actinomyces dan Prevotella melaninogenica yang mengikat ferum yang berasal dari saliva dan eksudat gingiva dicurigai sebagai penyebab perlekatan stain hitam ini pada email gigi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar ferum dalam saliva pada anak dengan dental black stain dan kadar ferum dalam saliva pada anak tanpa dental black stain di Jakarta. Subyek penelitian berusia 4-11 tahun, sebanyak 30 orang anak yang terdiri dari15 anak dengan dental black stain dan 15 anak tanpa dental black stain. Sampel penelitian berupa kadar ferum yang terdapat didalam saliva. Kadar ferum diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan rerata antara kadar ferum dalam saliva anak dengan dental black stain dan kadar ferum dalam saliva anak tanpa dental black stain di Jakarta, namun dari hasil analisa statistik menunjjukan perbedaan tidak bermakna diantara kedua kelompok (p>0.05). Kesimpulan penelitian ini terdapat perbedaan tidak bermakna antara kadar ferum dalam saliva pada anak dengan dental black stain dan kadar ferum dalam saliva pada anak tanpa dental black sta"
Jakarta: Program spesialis Universitas Indonesia, 2012
T31180
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ameliana Nuraeni
"Dental black stain adalah diskolorasi ekstrinsik berwarna hitam di sepertiga servikal mahkota gigi permukaan bukal atau lingual. Logam yang diduga dapat menyebabkan dental black stain adalah ferum dan magnesium. Salah satu faktor risiko yang dicurigai sebagai penyebab terjadinya dental black stain adalah konsumsi susu UHT yang mengandung ferum dan magnesium. Tujuan penelitian adalah mengukur kadar ferum dan magnesium dalam plak dan saliva anak dengan dental black stain. Sampel penelitian adalah plak black stain dan saliva anak dengan dental black stain. Hasil penelitian menunjukkan kadar ferum 30,50% (plak) dan 7,68 ppm (saliva) serta kadar magnesium 0,23% (plak) dan 1,59 ppm (saliva).

Dental black stain is a black extrinsic discoloration at the cervical third buccal or lingual surface of the tooth crown. Metals that may cause dental black stain are ferum and magnesium. The risk factor that suspected as the cause of dental black stain is the consumption of UHT milk which contains ferum and magnesium. The purpose of this study is to measure the levels of ferum and magnesium in plaque and saliva of children with dental black stain. Samples were black stain plaque and saliva of children with dental black stain. The results showed ferum levels 30.50% (plaque) and 7.68 ppm (saliva) as well as magnesium levels 0.23% (plaque) and 1.59 ppm (saliva)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edlyn Dwiputri
"Dental black stain adalah diskolorasi eksternal oleh suatu substansi eksogen berpigmentasi gelap dalam bentuk garis atau titik-titik hitam yang sejajar dengan tepi gingiva dan melekat erat pada 1/3 servikal mahkota gigi permukaan labial/bukal, lingual/palatal dan menyebar ke proksimal. Perilaku ibu yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu mengenai kesehatan gigi dicurigai mempengaruhi tingkat keparahan dental black stain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku ibu mengenai kesehatan gigi dengan tingkat keparahan dental black stain. Subjek penelitian adalah 21 anak dengan dental black stain berusia 4-8 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku ibu dengan tingkat keparahan dental black stain memiliki hubungan tidak bermakna.

Dental black stain is an external discoloration caused by an exogenous substance dark pigmented in the form of a black line or dots and firmly attached on cervical third of crown teeth on labial/buccal, lingual/palatal and spread into proximal. Mother's dental health behaviour that is consist mother's knowledge, attitudes and actions suspected of affecting the severity of dental black stain in children. The aim of this study is to determine the relationship of Mother's dental health behavior with the severity of dental black stain in children's age 4-8 years. Subjects are 21 children aged 4-8 years old with dental black stain. The results showed that there were no significant relation between mother's dental health behavior and the severity of dental black stain."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuke Rustan
"Penelitian mengenai black stain pada permukaan email gigi masih jarang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membedakan kuantitas Actinomyces di saliva anak dengan dan tanpa black stain pada permukaan email gigi. Subyek dipilih dari anak usia 4-11 tahun dengan dan tanpa black stain. Sampel saliva diambil dengan menginstruksi kepada subyek untuk meludah ke dalam container steril dan dimasukkan ke dalam plastik steril yang mengandung Oxoid Anaerob Gas pack untuk menjaga kondisi anaerob. Di laboratorium dilakukan pengenceran berseri dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah mengandung Actinomyces Isolate Agar. Cawan petri dimasukkan ke dalam anaerob jar dan diinkubasi. Hasil biakan di cawan petri, dilakukan lagi pemeriksaan pewarnaan gram, lalu dihitung dengan metode colony forming unit. Hasil penghitungan dilakukan analisa dengan uji-t dua kelompok tidak berpasangan dengan batas kemaknaan p ≤ 0.05 dan disimpulkan bahwa kuantitas Actinomyces di saliva anak dengan dan tanpa black stain di permukaan email gigi berbeda tidak bermakna.

Studies about black stain at the surface of tooth enamel is infrequently did. The aim of this study is to differentiate the quantity of Actinomyces on saliva of children with and without black stain at the surface of tooth enamel. Subject is chosen from children aged 4-11 years old with and without black stain. Saliva taken by instructing subject to expectorate into a steryl container and inserted into a steryl plastic with Oxoid anaerob Gas pack to keep the anaerob condition when transported to laboratorium. In Laboratory, serial dilution was done and sample was inserted into a plate which contains Difco Actinomyces Isolate agar. Put the plate into an anareob jar and incubated in incubator. From the plate, subculture identification was did to identify the morphology of Actinomyces. The colony of Actinomyces on the plate was count with colony counter using the colony forming unit method. The result was analyzed with t-test two group unpaired with p ≤ 0.05 and concluded that the quantity of Actinomyces on children?s saliva with and without black stain of the enamel surface is differ unmeaningful."
Depok: Program Spesialis Universitas Indonesia, 2012
T31183
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adita Gayatri
"ABSTRAK
Latar belakang: Virgin Coconut Oil VCO memiliki efek antibakteri. Tujuan: Menganalisis efek pemberian VCO berbagai konsentrasi terhadap viabilitas bakteri Actinomyces sp dan Prevotella sp. Metode penelitian: Bakteri Actinomyces sp dan Prevotella sp dipaparkan dengan VCO konsentrasi 12,5 , 25 , 50 , dan 100 . Selanjutnya dilakukan uji viabilitas dengan MTT Assay. Hasil: Penurunan viabilitas Actinomyces sp bermakna pada pemberian VCO 25 dan penurunan viabilitas Prevotella sp bermakna pada pemberian VCO 100 . Kesimpulan: Pada pemberian VCO dengan berbagai konsentrasi, penurunan viabilitas bakteri Actinomyces sp lebih besar dibandingkan dengan Prevotella sp
.
ABSTRACT
Background Virgin Coconut Oil VCO has antibacterial effect. Objective To analyze effects of VCO administered in various concentrations on viability of Actinomyces sp and Prevotella sp. Methods Actinomyces sp and Prevotella sp was exposed to VCO in concentrations 12.5 , 25 , 50 and 100 . Afterwards, viability testing with MTT Assay was conducted. Results Significantly reduce viability was reached by Actinomyces sp with VCO 25 and significance was reached by Prevotella sp administering VCO 100 . Conclusion When VCO was administered in various concentrations, the decline rate in bacterial viability of Actinomyces sp was higher than Prevotella sp. "
2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Clarissa Eunike
"Latar belakang: Black stain sering ditemukan pada anak dan tingkat rekurensinya tinggi. Dibutuhkan bahan antibakteri untuk mematikan bakteri Actinomyces penyebab black stain.
Tujuan: Menganalisis perbedaan viabilitas bakteri Actinomyces sp. setelah berkumur dengan chlorine dioxide dan klorheksidin.
Metode Penelitian: Bakteri Actinomyces didapat dari plak black stain anak sebelum dan sesudah berkumur chlorine dioxide dan klorheksidin. Kemudian dilakukan uji viabilitas dengan MTT assay.
Hasil: Terdapat perbedaan selisih viabilitas bakteri Actinomyces sp. sebelum dan sesudah berkumur dengan chlorine dioxide dan klorheksidin.
Kesimpulan: Penggunaan obat kumur chlorine dioxide menyebabkan penurunan viabilitas bakteri Actinomyces sp. yang lebih besar dibandingkan dengan klorheksidin.

Background: Black stain is often found in children and the recurrence rate is high. Antibacterial agent is needed to kill Actinomyces sp. causing black stain.
Aim: To compare Actinomyces sp. bacterial viability differences before and after rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine.
Method: Actinomyces sp. was obtained from black stain plaque in children before and after rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine. Bacterial viability was measured using MTT assay.
Results: Significant differences in Actinomyces sp. bacterial viability was found when rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine.
Conclusion: Using mouthrinse containing chlorine dioxide resulted in reducing Actinomyces sp. bacterial viability.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilla Lavine
"Latar belakang: Black stain merupakan salah satu tipe stain ekstrinsik yang
dapat mengenai gigi sulung dan puncaknya terjadi pada masa kanak-kanak lalu
menurun prevalensinya saat pubertas dan mencapai dewasa. Salah satu etiologi
dari black stain adalah bakteri Actinomyces dalam jumlah yang melebihi batas
normal pada anak. Obat kumur klorheksidin merupakn salah satu agen bakteri
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Actinomyces viscosus. Obat kumur
chlorine dioxide dapat membunuh mikroorganisme patogen spektrum luas seperti
bakteri, sedangkan penggunaan bahan alam sebagai salah satu alternatif obat
kumur virgin coconut oil (VCO) dengan kandungan asam laurat dan monolaurin
yang tinggi dapat membunuh bakteri gram positif dan gram negatif. Tujuan:
Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek agen antibakteri klorheksidin,
chlorine dioxide dan VCO terhadap waktu pembentukan, klasifikasi dan viabilitas
bakteri Actinomyces penyebab black stain pada anak yang dilakukan pada 3 kali
kunjungan. Metode penelitian: Penelitian dilakukan pada 15 anak yang dibagi
menjadi 3 kelompok berkumur oil pulling dengan klorheksidin 0,1%, chlorine
dioxide 0,1% dan VCO 25%. Hasil: Obat kumur klorheksidin 0,1%, chlorine
dioxide 0,1% dan VCO 25% dapat memperpanjang waktu pembentukan black
stain kembali. Terdapat kecenderungan penurunan nilai klasifikasi (Gasparetto et
al.) pada obat kumur klorheksidin 0,1%, chlorine dioxide 0,1% dan VCO 25%
dari kunjungan 1, 2 dan 3. Obat kumur klorheksidin 0,1%, chlorine dioxide 0,1%
dan VCO 25% efektif dalam menurunkan viabilitas bakteri Actinomyces yang
banyak dikaitkan sebagai faktor etiologi black stain. Kesimpulan: Obat kumur
VCO 25% dapat direkomendasikan sebagai salah satu alternatif obat kumur
berbahan dasar herbal yang dapat menghambat koagregasi dan pembentukan plak

Background: Black stain is one type of extrinsic stain that can affect the
deciduous teeth and peak occurs in childhood then decreases its prevalence at
puberty and reaches adulthood. One of the etiologies of black stain is Actinomyces
in numbers that exceed the normal limits in children. Chlorhexidine mouthwash is
one of the bacterial agents that can inhibit bacterial growth of Actinomyces
viscosus. Chlorine dioxide mouthwash can kill broad-spectrum pathogenic
organisms such as bacteria, while the use of natural ingredients as an alternative
virgin coconut oil (VCO) with high lauric acid and monolaurin content can kill
gram-positive and gram-negative bacteria. Aim: The study was conducted to
investigate the effect of antibacterial agent of chlorhexidine, chlorine dioxide and
VCO on formation time, difference of classification and viability of Actinomyces
that cause black stain on children performed on 3 visits. Methods: The study was
conducted on 15 children divided into 3 groups of gargling oil pulling with 0.1%
chlorhexidine, 0.1% chlorine dioxide and 25% VCO. Result: 0.1% chlorhexidine
0.1% chlorine dioxide and 25% VCO can extend the formation time of black stain.
There is tendency to decrease the classification value (Gasparetto et al.) on 0.1%
chlorhexidine, 0.1% chlorine dioxide and 25% VCO from 3 visits. 0.1%
chlorhexidine, 0.1% chlorine dioxide and 25% VCO are effective in reducing
Actinomyces viability, which is widely associated as an etiology factor.
Conclusion: 25% VCO mouthwash can be recommended as an alternative to
herbal based mouthwash that can inhibit coaggregation, plaque and black stain
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Mujtahidah
"ABSTRAK
Latar Belakang: Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia cukup tinggi. Susu yang banyak dikonsumsi anak-anak dan remaja adalah susu formula dan susu UHT. Kalsium yang dikonsumsi dari susu akan diserap melalui mekanisme
sistemik kemudian diserap dan disekresikan oleh kelenjar saliva menjadi kalsium
bebas dalam saliva. Kalsium saliva merupakan komponen saliva yang dibutuhkan
untuk proses mineralisasi plak bakteri menjadi kalkulus. Kalkulus merupakan
kondisi lokal penyebab timbulnya penyakit periodontal. Tujuan: Untuk
menganalisis apakah terdapat perbedaan kadar kalsium saliva anak berkalkulus
pengonsumsi susu formula dan UHT. Metode: Penelitian ini dilakukan secara
analitik observasional laboratorik dengan pendekatan cross sectional pada 24 anak
berkalkulus pengonsumsi susu formula, dan 24 anak pengonsumsi susu UHT usia
5-7 tahun yang memenuhi kriteria. Pemilihan subjek melalui seleksi kuisioner dan
pemeriksaan. Sampel penelitian diambil dari saliva anak. Pengukuran kadar
kalsium saliva dengan spektrofotometri serapan atom. Hasil penelitian diolah
secara statistik dengan menggunakan t-Test tidak berpasangan dengan nilai
p<0,05. Hasil: Rerata kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu
formula lebih rendah (4,079±1,193 mg/dL) dari anak berkalkulus pengonsumsi
susu UHT (4,271±1,315 mg/dL). Analisis t-Test tidak berpasangan menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara rerata kadar kalsium
saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula dan susu UHT, dan secara
statistik bermakna (p=0,001). Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna
antara kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula dan susu
UHT. Kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula lebih
rendah nilainya dari anak berkalkulus pengonsumsi susu UHT.

ABSTRACT
Background: The level of milk consumption Indonesian is high. Milk the most
mostly consumed children and teenager is formula milk and ultra high
temperature (UHT) milk. Calcium of milk will be absorbed by the mechanisms of
bodys syistemic and then will be absorbed and secreted by salivary glands to be
calcium free in saliva (calcium ions). Salivary calcium are saliva component on
promoting mineralization bacterial plak in dental calculus formation. Dental
calculus is local condition to contribute in periodontal disease. Purpose: to
analyze the difference of salivary calcium level between children who has dental
calculus whom consumption formula milk and UHT milk. Method: The research
is Analitic of obeservasional laboratoric with cross sectional approach, Subjec has
been take from cuesioner and examination. Saliva samples were collected from 24
children aged 5-7 years who has supra gingival calculus whom consumpted
formula milk and 24 children who has supra gingival calculus whom consumted
UHT milk. Salivary calcium level was assesed by atomic absorption
spectrofotometry. The data were procesed by using not paired t-Test statistics.
Results: salivary calcium level mean of formula milk group (4,079±1,193 mg/dL)
is lower than UHT milk group (4,271±1,315 mg/dL). There is a significant
difference salivary calcium level between children who has dental calculus whom
consumed formula and UHT milk (p=0,001). Conclusion: There is a significant
difference salivary calcium level between children who has dental calculus whom
Consumed Formula and UHT Milk."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mudasir
Bandung: Pustaka Setia, 1999
297.132 MUD i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>