Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juan
"[ABSTRAK
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menguji performa penyerapan gas CO2 dengan menggunakan kontaktor membran superhidrofobik. Adapun variasi yang diuji pada penelitian ini adalah pengaruh laju alir gas CO2 (160, 240, dan 320 mL/menit) dan jumlah serat membran kontaktor (2000, 4000, dan 6000). Pada penelitian ini, didapatkan hasil yaitu peningkatan dari laju alir gas umpan menurunkan efisiensi dari proses, namun meningkatkan kapasitas penyerapan dan koefisien perpindahan massa secara menyeluruh. Pada peningkatan jumlah membran, terjadi peningkatan untuk nilai efisiensi, kapasitas penyerapan, dan koefisien perpindahan massa secara menyeluruh. Nilai efisiensi penyerapan tertinggi tercapai sebesar 29% pada laju alir gas umpan sebesar 160 mL/menit dan jumlah serat membran sebesar 6000. Nilai koefisien perpindahan massa dan kapasitas penyerapan tertinggi adalah 1,14x10-4 cm/s dan 0.045 mmol pada laju alir gas 320mL/menit dan jumlah serat membran sebesar 6000.
ABStRACT
The purpose of this experiment is to examine the performance of superhydrophobic contactor in the absorption of CO2 using water. The variation tested in this experiment is the CO2 gas flow rate (160, 240, 320 mL/min) and the number of fiber modules (2000, 4000, and 6000). The results obtained from this experiment is, the increasement of gas flow rate reduces the absorption efficiency, and increases the absorption capacity and the overall mass transfer coefficient. As the number of fibers increases, the efficiency, overall mass transfer coefficient, and absorption capacity also increases. The maximum value for efficiency is 29% and obtained for 160 mL/min gas flow rate and 6000 module fibers. The maximum value for overall mass transfer coefficient and absorption capacity are 1.14x10-4 cm/s and 0.045 mmol respectively for 320 mL/min gas flow rate and 6000 number module.;The purpose of this experiment is to examine the performance of superhydrophobic contactor in the absorption of CO2 using water. The variation tested in this experiment is the CO2 gas flow rate (160, 240, 320 mL/min) and the number of fiber modules (2000, 4000, and 6000). The results obtained from this experiment is, the increasement of gas flow rate reduces the absorption efficiency, and increases the absorption capacity and the overall mass transfer coefficient. As the number of fibers increases, the efficiency, overall mass transfer coefficient, and absorption capacity also increases. The maximum value for efficiency is 29% and obtained for 160 mL/min gas flow rate and 6000 module fibers. The maximum value for overall mass transfer coefficient and absorption capacity are 1.14x10-4 cm/s and 0.045 mmol respectively for 320 mL/min gas flow rate and 6000 number module., The purpose of this experiment is to examine the performance of superhydrophobic contactor in the absorption of CO2 using water. The variation tested in this experiment is the CO2 gas flow rate (160, 240, 320 mL/min) and the number of fiber modules (2000, 4000, and 6000). The results obtained from this experiment is, the increasement of gas flow rate reduces the absorption efficiency, and increases the absorption capacity and the overall mass transfer coefficient. As the number of fibers increases, the efficiency, overall mass transfer coefficient, and absorption capacity also increases. The maximum value for efficiency is 29% and obtained for 160 mL/min gas flow rate and 6000 module fibers. The maximum value for overall mass transfer coefficient and absorption capacity are 1.14x10-4 cm/s and 0.045 mmol respectively for 320 mL/min gas flow rate and 6000 number module.]"
2016: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Kevin Stevanus
"Penyerapan gas karbon dioksida dapat dilakukan dengan menggunakan kontaktor membran super hidrofobik berbahan polipropilen (PP). Penggunaan membran superhidrofobik dapat memberikan luas kontak yang jauh lebih besar dibandingkan kolom absorpsi konvensional untuk meningkatkan penyerapan karbon diosida. Kelebihan lainnya menggunakan kontaktor membran adalah dapat mengeliminasi berbagai kekurangan yang terjadi pada absorpsi konvensional. Akan tetapi kontaktor membran juga memiliki kelemahan, yaitu adanya tahanan perpindahan massa dari membran. Kelemahan ini dapat diatasi jika kontaktor membran yang digunakan bersifat super hidrofobik, sehingga tahanan perpindahan massanya dapat diminimalkan sekecil mungkin. Absorben yang digunakan adalah larutan dietanolamina (DEA) berkonsentrasi 5%. Dilakukan variasi terhadap laju alir gas karbon dioksida untuk mendapatkan performa optimum absorpsi gas karbon dioksida melalui membran. Absorben mengalir di bagian sisi tube dan gas karbon dioksida mengalir di bagian sisi shell membran. Teknologi yang digunakan pada penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan teknologi konvensional sebelumnya yang boros energi dan kurang efektif. Analisis efektivitas dari performa absorpsi dilakukan dengan studi perpindahan massa. Parameter absorpsi yang didapatkan dari penelitian ini adalah koefisien perpindahan massa 8,15 x 10-4 cm/s, fluks perpindahan massa 1,17 x 10-5 mmol/cm2.s, persentase penyerapan 59,69%, dan acid loading 4,91 x 10-2.

Absorption of carbon dioxide gas is conducted through superhydrophobic membrane contactors made of plypropylene (PP). The usage of superhydrophobic membrane provides greater contact area, compared to conventional absorber columns, to increase the absorption of carbon dioxide gas. The advantages of membrane contactors can eliminate disadvantages of conventional absorbers. But, there is a disadvantage of using membrane, that is additional membrane resistance. It can be overcome if the membrane contactor is superhydrophobic, so that the resistance can be minimized. The absorbent is diethanolamine solution with 5% concentration. The variation of carbon dioxide flow rate is conducted to know the optimum condition of carbon dioxide absorption through membrane. The absorbent flows in tube side and carbon dioxide gas flows in shell side of membrane. The technology used in this study is conducted to develop previous conventional technologies which are wasteful of energy and ineffective. Effectivity analysis of absorption performance is conducted by study of mass transfer. Absorption parameters of this study show overall mass transfer is 8,15 x 10-4 cm/s, flux mass transfer is 1,17 x 10-5 mmol/cm2.s, percentage of absorption is 59,69%, and acid loading is 4,91 x 10-2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Andika Putri
"Kini telah dikembangkan teknologi membran dengan kontaktor serat berongga yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat pemisahan CO2 menggunakan kolom konvensional. Prinsip dari kontaktor membran ini menggunakan gaya penggerak berupa perbedaan konsentrasi. Namun terdapat kelemahan dari teknologi ini yaitu terjadi pembasahan membran oleh pelarut.
Oleh karena itu penelitian ini menguji pengaruh laju alir pelarut PEG, konsentrasi pelarut, dan jumlah serat membran dalam kinerja penyerapan gas CO2 melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Efektivitas kinerja membran diukur berdasarkan parameter hidrodinamikanya.
Proses absorpsi ini merupakan absorpsi fisika, dimana gas CO2 sebagai zat terlarut dan polietilen glikol sebagai pelarut. Dengan variabel bebas dari penelitian ini yaitu laju alir pelarut PEG 100-500 cm3/menit, konsentrasi pelarut 5-20%, dan jumlah serat membran yaitu 1000, 3000, 5000.
Pada penelitian ini hasil optimum diperoleh pada laju alir pelarut 500 ml/menit dan jumlah serat 5000, untuk koefisien perpindahan massa (KL) sebesar 3,7x10-4 cm/s, efisiensi penyerapan (%R) sebesar 14,6%, fluks (J) sebesar 1,4x10-5 mol/cm2.s, dan acid loading sebesar 4x10-3. Sedangkan besar konsentrasi pelarut optimum 10%.

Now has developed technology hollow fiber membrane contactor that can overcome the problems caused by CO2 separation using conventional columns. The principle of this membrane contactor is using the driving force as different concentrations. But a weakness of this technology is going wetting membrane by the solvent.
Therefore, this study examined the effect of PEG solvent flow rate, the concentration of the solvent, and the amount of fiber membranes in CO2 gas absorption performance through the hollow fiber membrane contactor superhydrophobic. Effectiveness of membrane performance is measured based on the parameters their hydrodinamics.
This absorption process is a physical absorption, where CO2 as a solutes and polyethylene glycol as a solvent. With the independent variables of this research that PEG solvent flow rate of 100-500 cm3/min, the solvent concentration of 5-20%, and the number of membrane fibers, namely 1000, 3000, 5000.
In this study, the results obtained in the optimum solvent flow rate of 500 ml/min and the amount of fiber 5000, for the mass transfer coefficient (KL) of 3,7x10-4 cm/s, the efficiency of absorption (%R) at 14,6%, the flux (J) of 1,4x10-5 mol/cm2.s, and acid loading of 4x10-3. Whereas, the optimum solvent concentration is 0%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Candra Pratita
"

Polutan yang terdapat di udara, khususnya gas buang yang berasal dari sisa-sisa pembakaran, salah satunya mengandung unsur Oksida Nitrogen (NOx). Dimana gas tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon, menghasilkan efek rumah kaca, hujan asam dan kabut fotokimia. Untuk mengatasi agar kandungan gas tersebut tidak mengakibatkan pencemaran udara yang berlebih, perlu dilakukan penelitian untuk menurunkan kadar emisi gas NOx. Eksperimen ini bertujuan untuk mengeliminasi NOx dari udara melalui penyerapan menggunakan campuran larutan H2O2 dan HNO3 sebagai penyerap dalam modul membran. Proses absorpsi berlangsung dengan mempertemukan gas NOx dengan absorben yang merupakan campuran oksidator yaitu H2O2 dan HNO3 . Variabel independen yang diuji adalah laju aliran gas NOx antara 100 mL/mnt, 125 mL/mnt, 150 mL/mnt, 175 mL/mnt dan 200 mL/mnt dengan konsentrasi gas NOx 600 ppm dan variasi H2O2 (0,5%, 5%, 10% wt) dengan campuran 0,5 M HNO3. Nilai efisiensi penghilangan NOx tertinggi, koefisien perpindahan massa, fluks dan NOx Loading  yang dicapai dalam percobaan adalah  95,61%, 9,6x10-8 mmol/cm2 , 1,3x10-2 cm/s, 9x10-3. Semua jenis aliran gas ialah turbulen berdasarkan nilai b trendline bilangan Reynold yang didapatkan yaitu 0,9542 ; 0,9608 ; 0,9419.

 


Pollutants found in the air, especially exhaust gases from combustion residues, one of which contains Nitrogen Oxide (NOx). Where gas can cause damage to the ozone layer, resulting in a greenhouse effect, acid rain and photochemical fog. To overcome the problems, it necessary to conduct a research to reduce the level of NOx gas emissions. This experiment aims to eliminate NOx from the air through absorption using a mixture of H2O2 and HNO3 solutions as absorbers in the membrane module. The absorption process takes place by combining NOx gas with absorbent which is a mixture of oxidizers namely H2O2 and HNO3. The experiment started with the absorbent were at static phase inside shell of membrane while the feed gas flowing inside the tube of membrane. The independent variables tested were NOx gas flow rate between 100 mL/min, 125 mL/min, 150 mL/min, 175 mL/min and 200 mL/min with NOx gas concentration of 600 ppm and H2O2 variation (0,5%, 5%, 10% wt) reacted with 0,5 M HNO3. The highest values of NOx removal efficiency, mass transfer coefficient, flux and NOx Loading achieved in the experiment were 95.61%, 9.6x10-8 mmol/cm2 , 1.3x10-2 cm/s, 9x10-3 respectively. All gas flow types based on the Reynold value obtained are 0.9542, 0.9608, 0.9419.

 

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Ivander Christian
"Pemisahan CO2 pada umumnya menggunakan kolom absorpsi konvensional. Namun, teknologi pemisahan kolom absorbs konvensional memiliki beberapa kekurangan dalam pengoperasiannya seperti terjadinya foaming, entrainment, flooding, serta energi yang dibutuhkan jumlahnya besar. Teknologi yang dapat mengatasi masalah-masalah dalam pemisahan CO2 adalah kontaktor membran. Oleh karena itu, penelitian ini meninjau pengaruh laju gas terhadap kinerja penyerapan gas CO2 murni melalui kontaktor membran serat berongga dengan bahan material membran bersifat super hidrofobik. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah CO2; larutan penyerapannya adalah PEG 5 v; dan parameter kinerja penyerapannya adalah efisiensi penyerapan, koefisien dan fluks perpindahan massa.
Pada penelitian ini didapatkan nilai koefisien perpindahan massanya KL sebesar 1,1 x 10-6 m/s, Fluks perpindahan massa J sebesar 1,8 x 10-5 mol/m2.s , Persen penyerapan CO2 sebesar 8,03 , CO2 terabsorpsi sebesar 1,7 x 10 5 mol/s, dan CO2 loading didapatkan sebesar 0,0204 mol/mol. Pada penelitian didapatkan konsentrasi optimum pada konsentrasi 10 v.

Carbon dioxide separation usually using conventional absorption. But, conventional absorption have several disadvantage foaming, flooding, entraiment, and a huge amount require energy. This study evaluated the performance of absorption of CO2 through the superhydrophobic contactor membran. Superhydrophobic contactor membran's performance is evaluated from four main parameters with the variation of solvent flow rates of gas carbon dioxide 160, 260, and 311 mL min and the number of contactors membran fibers 1000, 3000, and 5000.
The results of this study will define the flow rate of the Polyethylene Glycol solvent effects, increases superhydrophobic contactor membran's performance in terms of mass transfer coefficient, flux, and the efficiency CO2 absorption. Based on the research mass transfer coefficient is 1.1 x 10 6 m s, flux is 1.8 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1.7 x 10 5 mmol s, CO2 loading is 0.0204 mol mol , dan absorption efficieny is 8.03 . The optimum concentration of absorbent is 10 v.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Karbelani A.
"Menghilangkan gas CO2 yang terkandung dalam aliran gas alam menjadi masalah penting bagi industri migas dan LNG. Saat ini, proses penghilangan CO2 banyak dilakukan secara konvensional dengan kolom absorpsi dan desorpsi. Namun, kolom konvensional memiliki kelemahan dalam segi keekonomisan dan operasional. Teknologi alternatif yang dikembangkan untuk mengurangi permasalahan yang ada pada kontaktor konvensional adalah teknologi kontaktor membran serat berongga.
Penelitian mengenai absorpsi CO2 menggunakan kontaktor membran telah dilakukan sejak lama diawali dengan menggunakan pelarut air. Selanjutnya, senyawa amina mulai ditelusuri sebagai senyawa yang mampu menyerap gas asam. Penelitian ini menitik beratkan pada peninjauan kinerja membran kontaktor serat berongga berbahan PVC dalam menyerap CO2 dengan diethanolamine sebagai larutan penyerap.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kontaktor membran sebagai satu keseluruhan sistem untuk menyerap CO2 dari aliran gas. Efektivitas keseluruhan kontaktor membran dapat diukur berdasarkan parameter perpindahan massa dan hidrodinamikanya.
Hasil optimum yang diperoleh pada penelitian ini adalah gas CO2 dapat diserap 90,15% per menit dengan koefisien perpindahan massa (KL) sebesar 7,42 10-6 m/s dengan menggunaan variasi membran berjumlah 85 serat, laju alir gas CO2 yang masuk sebanyak 4,1 10-4 m3/menit dan laju alir pelarut DEA sebanyak 1 m3/menit.

Removing CO2 in natural gas flow has become a major problem in oil and gas industries, as well as LNG industries. Conventional column contactor using absorber and stripper column has been used to overcome the problem. However, it has weaknesses in terms of operational and economical. The compromising alternative technology that has been developed is hollow membrane contactor.
The study about gas absorption using membrane contactor has been started past few decades with using water as absorbent. Later on, researchers got interested in using amine solvent as absorbent. This study is focusing on CO2 gas absorption through hollow fiber membrane, which is made from Polyvinyl Chloride (PVC) using diethanolamine (DEA) as absorbent.
This study intends to observe and ascertain the effectiveness of membrane contactor as a whole system to absorp CO2 in gas flow. Overall effectiveness of membrane contactor can be measured by its mass transfer parameters as well as hydrodinamic parameters.
The optimum result of this study: amount of absorbed CO2 that is 90.15% per minute with 7,42 10-6 m/s mass transfer coefficient using 85 fibers membrane module, 4,1 10-4 m3/minute CO2 gas flow rate, and 1 m3/minute liquid flow rate variation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Tri Rama
"Penelitianini menjelaskan mengenai penyisihan amonia dari limbah sintetis dengan menggunakan membran super hidrofobik. Kontaktor membran serat berongga hidrofobik mulai dipergunakan karena memiliki kemampuan memisahkan tanpa kontak antara air limbah dengan absorben. Penelitian dilakukan dengan menggunakan limbah sintesis pada variasi konsentrasi 100, 200, 400, dan 800 ppm lalu 4 jenis absorben yaitu air Ciater murni dengan pH 1,1, Asam sulfat dengan pH 1,1, asam sulfat terlarut air Ciater dengan pH 0,8, asam sulfat 0,1 M dengan pH 0,8. Dari hasil penelitian, konsentrasi umpan yang semakin tinggi akan menyebabkan koefisien perpindahan massa akan mengalami penurunan. Nilai koefisien perpindahan massa paling besar ada pada asam sulfat berpelarut air Ciater pada konsentrasi 100 ppm yaitu 0,0004 Cm/s dengan nilai fluks 3,0 mg/m2.det. Pada studi hidrodinamik, dibutuhkan daya sekitar 16 kali lebih besar dibanding dengan menggunakan pipa selongsong tanpa membran.

This research explain about dissolve ammonia removal from synthetic wastewater through membrane contactor Super Hydrophobic. The use of super hydrophobic membrane contactor as alternative technology has the ability the separation of a compound without direct contact and have better stability of fluid. This experiment is done with variety of feed concentration : 100, 200, 400, and 800 using four types of absorbent in different solution. From the results of research, higher concentration of the feed will decline the the mass transfer coefficient. The highest mass transfer coefficient results was from sulfuric acid with Ciater water with kl 0,0004 Cm/s and 3,0 mg/m2.s. From the hydrodynamnic test, the power needed to pump the fluid through the membrane is 16 times higher than plain tube."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainu Safira Corni
"[ABSTRAK
Penelitian ini mengevaluasi kinerja absorpsi gas CO2 dari campurannya dengan
CH4 melalui membran kontaktor superhidrofobik. Kinerja kontaktor membran
superhidrofobik ini ditinjau dari empat parameter utama dengan variasi laju alir
pelarut DEA (100, 300 dam 500 mL/menit) dan jumlah serat membran kontaktor
(2000 dan 8000). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan laju alir pelarut
DEA meningkatkan kinerja kontaktor membran superhidrofobik, dalam hal
koefisien perpindahan massa, fluks dan efisiensi penyerapan CO2. Sedangkan
kenaikan jumlah serat membran akan menurunkan koefisien perpindahan massa
dan fluks CO2. Namun, meningkatkan efisiensi penyerapan CO2 dan acid loading.
Koefisien perpindahan massa dan fluks CO2 tertinggi yang didapatkan pada
penelitian ini berturut-turut adalah 2,31 x 10-4 cm/s dan 7,15 x 10-6 mmol/cm2s pada
laju alir DEA 500 mL/menit dan jumlah serat membran 2000. Sedangkan efisiensi
penyerapan CO2 tertinggi adalah 72% pada laju alir DEA 500 mL/menit dan jumlah
serat membran 8000.
ABSTRACT
This study evaluates performance of CO2 absorption from its mixture with CH4
through membran contactor superhydrophobic. Superhidrophobic membrane
contactor performance is observed using four main parameters by varying the flow
rate of solvent DEA (100, 300 dam 500 mL/min) and the number of fiber membrane
contactors (2000 and 8000). The results showed that increasing DEA solvent flow
rate increase superhidrophobic membrane contactor performance, in terms of mass
transfer coefficient, flux and efficiency removal of CO2. While increasing the
number of fiber membrane will reduce the mass transfer coefficient and CO2 flux.
However, it will increase the efficiency removal of CO2 and acid loading. The
highest mass transfer coefficient and CO2 flux obtained in this study are
respectively 2,31 x 10-4 cm/s and 7,15 x 10-6 mmol/cm2s on DEA flow rate of 500
mL/min and the number of fiber membranes 2000. The highest CO2 absorption
efficiency is 72% at DEA flow rate of 500 mL/min and the number of fiber
membranes 8000.;This study evaluates performance of CO2 absorption from its mixture with CH4
through membran contactor superhydrophobic. Superhidrophobic membrane
contactor performance is observed using four main parameters by varying the flow
rate of solvent DEA (100, 300 dam 500 mL/min) and the number of fiber membrane
contactors (2000 and 8000). The results showed that increasing DEA solvent flow
rate increase superhidrophobic membrane contactor performance, in terms of mass
transfer coefficient, flux and efficiency removal of CO2. While increasing the
number of fiber membrane will reduce the mass transfer coefficient and CO2 flux.
However, it will increase the efficiency removal of CO2 and acid loading. The
highest mass transfer coefficient and CO2 flux obtained in this study are
respectively 2,31 x 10-4 cm/s and 7,15 x 10-6 mmol/cm2s on DEA flow rate of 500
mL/min and the number of fiber membranes 2000. The highest CO2 absorption
efficiency is 72% at DEA flow rate of 500 mL/min and the number of fiber
membranes 8000.;This study evaluates performance of CO2 absorption from its mixture with CH4
through membran contactor superhydrophobic. Superhidrophobic membrane
contactor performance is observed using four main parameters by varying the flow
rate of solvent DEA (100, 300 dam 500 mL/min) and the number of fiber membrane
contactors (2000 and 8000). The results showed that increasing DEA solvent flow
rate increase superhidrophobic membrane contactor performance, in terms of mass
transfer coefficient, flux and efficiency removal of CO2. While increasing the
number of fiber membrane will reduce the mass transfer coefficient and CO2 flux.
However, it will increase the efficiency removal of CO2 and acid loading. The
highest mass transfer coefficient and CO2 flux obtained in this study are
respectively 2,31 x 10-4 cm/s and 7,15 x 10-6 mmol/cm2s on DEA flow rate of 500
mL/min and the number of fiber membranes 2000. The highest CO2 absorption
efficiency is 72% at DEA flow rate of 500 mL/min and the number of fiber
membranes 8000., This study evaluates performance of CO2 absorption from its mixture with CH4
through membran contactor superhydrophobic. Superhidrophobic membrane
contactor performance is observed using four main parameters by varying the flow
rate of solvent DEA (100, 300 dam 500 mL/min) and the number of fiber membrane
contactors (2000 and 8000). The results showed that increasing DEA solvent flow
rate increase superhidrophobic membrane contactor performance, in terms of mass
transfer coefficient, flux and efficiency removal of CO2. While increasing the
number of fiber membrane will reduce the mass transfer coefficient and CO2 flux.
However, it will increase the efficiency removal of CO2 and acid loading. The
highest mass transfer coefficient and CO2 flux obtained in this study are
respectively 2,31 x 10-4 cm/s and 7,15 x 10-6 mmol/cm2s on DEA flow rate of 500
mL/min and the number of fiber membranes 2000. The highest CO2 absorption
efficiency is 72% at DEA flow rate of 500 mL/min and the number of fiber
membranes 8000.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masrizandhi Gemala Sakti
"Gas alam adalah salah satu sumber bahan bakar yang masih terus dipakai hingga saat ini. Namun gas alam yang ada saat ini masih mengandung lebih 2 - 50% volum CO;
Untuk mengurangi kadar CO2 dalam gas alam maka, diperlukanlah suatu teknologi untuk memisahkan gas alam dari CO2. Teknologi konvensional yang ada saat ini adalah dengan cara absorbsi dengan menggunakan pelarut, dan dengan rnenggunakan padatan adsorben.
Namun cara tersebut memerlukan biaya yang besar terutama untuk pelarut yang digunakan. Semcntara untuk meregenerasi Iarutan tersebut diperlukan panas yang besar. Sehingga diperlukan suatu sumbcr energi untuk menyuplai panas tersebut.
Untuk dapat diaplikasikan pada skala industri menggantikan kontaktor konvensional, maka kontaktor membran serat berongga terlebih dahulu aspek hidrodinamika dan perpindahan massanya harus dievaluasi. Selain itu, dilakukanjuga studi pengaruh panjang serat terhadap perpindahan massa dan hidrodinamika. Proses peneiitian dilakukan dengan mengontakkan CO1 dengan air melalui kontaktor membran serat berlubang dengan variasi panjang serat dan laju alir air. Pengukuran yang dilakukan adaiah pengukuran pH dan temperatur air setiap 30 detik selama 5 menit dan pengukuran perbedaan tekanan aliran air yang masuk dan keluar modul untuk tiap laju alir air.
Dari hasil penelitian, didapat bahwa pada proses absorbsi CO2 ke dalam air menggunakan kontaktor membran serat berongga, perpindahan massa yang terjadi cukup baik, dinyatakan dengan fluks perpindahan CO2 ke dalam air yang dapat mencapai hingga sekitar 130 gram CO; setiap meter persegi luas membran selama I jam. Koefisien perpindahan massa dari proses ini dapat mencapai 3 x 103 cm/s. Selain itu, semakin panjang serat dalam ukuran selongsong modul yang sama, maka koefisien perpindahan massa yang terjadi semakin kccil, sedangkan untuk modui yang sama, semakin besar laju alir air, koefisien perpindahan massa yang teljadi semakin meningkat. Sementara itu, daiam uji hidrodinarnika didapat kesimpulan bahwa dengan bertambah panjangnya serat dan meningkatnya kecepatan aiiran, nnurunan tekanan yang terjadi semakin besar. Namun, faktor friksi semakin kecil seiring dengan semakin panjangnya metal dan meningkatnya kecepatan aliran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawan Prasetyo
"Penelitian ini memanfaatkan aliran turbulensi yang ditimbulkan pencetus turbulensi dengan menggunakan gangguan dinding pada suatu aliran fluida elektrolit untuk meningkatkan laju perpindahan massa antara plat elektroda sejajar dalam suatu kanal aliran. Model eksperimental yang dikaji merupakan dasar dari berbagai proses elektrokimia terapan, antara lain elektroplating pada berbagai peralatan yang digunakan di dunia industri. Plat tembaga dan cairan CuSO4 dipilih sebagai elektroda dan elektrolit dalam penelitian ini. Pengukuran laju perpindahan massa ini menggunakan teknik limiting diffusion current yang merupakan representasi dari perpindahan elektron karena adanya arus listrik yang mengalir dari kedua plat tembaga dan elektrolit. Dengan menggunakan pencetus turbulensi model gangguan dinding berupa pagar (fence) maka hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa laju perpindahan massa mengalami kenaikan di bagian menuju fence dan mengalami penurunan dibagian setelah melewati fence. Pada bagian yang menjauh dari fence aliran mengalami redeveloping. Dari penelitian ini perpindahan massa ternyata tidak berbanding lurus dengan kenaikan bilangan Reynolds melainkan mengalami fluktuasi, dimana dalam rentang Re=500-3000 diperoleh koefisien perpindahan massa sebesar Km = 3.5 x 10-4 (m/s) - 3.85 x 10-4 (m/s) yang merupakan peningkatan sebesar 24,75% dari kondisi tanpa turbulensi aliran, Km = 3.1 x 10-4 (m/s). Secara umum penggunaan metode kontrol turbulensi dapat meningkatkan perpindahan massa pada proses elektrokimia. Terutama dibagian upstream atau hulu hingga mendekati fence dan pada bagian akhir kanal. Penggunaan metode ini dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada dunia industri agar menghasilkan suatu proses yang efektif dan efisien.

This research uses a turbulence flow which is generated by placing wall obstruction in an electrolyte flow to increase mass transfer in a parallel plate electrochemical flow cell. The experimental method being investigated is a basic of some applied electrochemical processes, i.e, electroplating process which is widely used in industries. Copper plate is chosen as electrode and Calcium Sulphate or CuSO4 liquid as an electrolyte in this experiment. Mass transfer between the electrode is measured by using limiting diffusion current as result of electrone movement between cathode and anode occurs in this experiment. The results of this experiment shows that the rate of mass transfer increase at just upstream and downstream of the fence. Far from the downstream area the flow redevelops. Rate mass transfer in this case does not increas linierly with Reynolds number, but rather fluctuates. In the range of Re = 500 ? 3000, the maximum transfer coefficient ranges from Km = 3.5 x 10-4 (m/s) to 3.85 x 10-4 (m/s). This result show 24,75% improvement from the condition without turbulence, Km = 3.1 x 10-4 (m/s). In general, this methods can increase the mass transfer than using the conventional electrochemistry methods, especially in upstream area before the fence and in the end of the channel. This methods can be applied in industry to make the efficient and effective process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37317
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>