Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinthia Suwardi
"Pestisida meningkatkan hasil 40% tanaman coklat di Amerika Latin, 33% tebu di Pakistan juga mengatasi masalah hama pada program intensifikasi di Indonesia. Pestisida memberikan dampak buruk jika penggunaannya dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan aturan pemakaian dan cara mengaplikasikan yang baik dan benar. Pestisida banyak digunakan petani dengan cara disemprotkan, terutama golongan organofosfat yang dapat mempengaruhi fungsi syaraf dengan jalan menghambat kerja enzim cholinesterase. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor risiko pajanan pestisida terhadap aktivitas cholinesterase dalam darah petani penyemprot hama padi. Desain penelitian cross sectional.
Penelitian dilakukan bulan April-Mei 2014, menggunakan data sekunder kuesioner responden serta hasil pemeriksaan cholinesterase yang dilakukan Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang di 3 Desa pada 2 wilayah kerja UPTD Puskesmas. Hasil penelitian, 81% petani mempunyai aktivitas cholinesterase normal atau tidak mengalami keracunan pestisida.
Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis pestisida yang digunakan, umur, berat badan, masa kerja, frekuensi kerja, durasi kerja, kontak terakhir dengan pestisida dan penggunaan APD terhadap aktivitas cholinesterase.

Pesticides increase the yield of 40% cocoa in Latin America, 33% of sugarcane in Pakistan also solving pest problems in the intensification program in Indonesia.
Pesticides had a devastating impact if used continuously regardless of usage rules and how to apply the rules. Pesticides are widely used by farmers by spraying, especially the organophosphate class which can affect nerve function by inhibiting the enzyme cholinesterase. The aim of research to analyze the risk factors of pesticide exposure to cholinesterase activity in the blood of farmers rice pest sprayer. The study used Cross-sectional design.
The study was conducted in April-May 2014, using secondary data of the questionnaire respondents as well as the result of cholinesterase which has been conducted by Environmental Health Section of Karawang District Health on 3 villages at 2 UPTD Puskesmas.
The results, 81% of farmers had normal cholinesterase activity or no pesticide poisoning. Bivariate analysis showed no correlation between the type of pesticide used, age, body weight, years of service, working frequency, duration of action, last contact with pesticides and the use of personal protective equipment against cholinesterase activity.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyna Rachmanniar
"Pestisida golongan organo fosfat dan karbamat adalah pestisida yang paling banyak digunakan petani dalam membasmi serangga dan merupakan golongan pestisida yang dapat menurunkan aktifitas enzim kolinesterase dalam darah manusia yang terpapar pestisida. Tinggi rendahnya aktivitas enzim kolinesterase menjadi indikator tinggi rendahnya tingkat keracunan dan dapat dijadikan indikasi keberadaan pestisida dalam darah. Populasi studi penelitian ini adalah seluruh petani holtikultura yang rentan terpajan pestisida di wilayah Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Penelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain cross-sectional, danjumlah sampel sebanyak 57 petani penyemprot. Pengumpulan data dengan cara wawancara dan pemeriksaan enzim kolinesterase pada darah petani di Balai Besar Laboratorium Kesehatan BBLK Jakarta dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukan 25,5 sampel darah tidak normal atau 14 orang dengankadar enzim kolinesterase dibawah 5,4 kU/L. Usia Petani penyemprot 50,9 masih berusia produktif yaitu antara 18 sampai 49 tahun. Berdasarkan statistik, faktor umur, status gizi, frekuensi pajanan, durasi kerja, penggunaan alatpelindung diri APD dan tingkat pengetahuan petani tentang pestisida tidak berhubungan dengan kadar enzim cholinesterase dalam darah petani sayuran.

Organophosphate and carbamate pesticides are the most widely used pesticides of farmers in eradicating insects and are a class of pesticides that can decrease Cholinesterase enzyme activity in human blood exposed to pesticides. The lowlevel of cholinesterase enzyme activity is an indicator of the high level ofpoisoning and can be an indication of the presence of pesticides in the blood. Thestudy population of this study is all horticultural farmers who are vulnerable toexposure to pesticides in the area of Desa Cibodas Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. The study used an observational analytical study with cross sectional design, and a sample size of 57 farmers. Data collectionby interviewing and examination of cholinesterase enzyme on farmer 39's blood at Balai Besar Laboratorium Kesehatan BBLK Jakarta by spectrophotometric method. The results showed 25.5 abnormal blood sample or 14 people with cholinesterase enzyme levels below 5.4 kU L. Age of sprayer Farmers 50.9 are still productive age between 18 to 49 years. Based on statistics, age factor, nutritional status, exposure frequency, duration of work, use of personal protective equipment PPE and the level of knowledge of farmers about pesticides are not related to cholinesterase enzyme levels in the blood of vegetable farmers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Afni Afifah
"Latar belakang: Produktivitas pertanian yang tinggi di Kabupaten Brebes berpotensi untuk menimbulkan berbagai gangguan kesehatan akibat pestisida pada pekerja tani. Beberapa penelitian sebelumnya pada lokasi yang sama menunjukan bahwa terdapat beberapa efek kesehatan, baik akut maupun kronis yang dialami pekerja tani akibat pajanan pestisida.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran golongan pestisida yang banyak digunakan, aktivitas enzim kolinesterase darah, gejala gangguan saraf, dan gejala gangguan kulit serta hubungannya dengan faktor lama pajanan dan karakteristik individu.
Metodologi: Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes. Sampel merupakan petani dan buruh tani pada lima desa di Kecamatan Kersana yang berjumlah 121 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode quota sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, pengukuran status gizi, dan pengukuran enzim kolinesterase darah.
Hasil: Penelitian ini menunjukan bahwa pestisida yang paling banyak digunakan adalah golongan piretroid dan avermektin (26%). Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah gejala gangguan saraf dengan lama pajanan per minggu (p=0,015). Hubungan yang signifikan juga terdapat antara jumlah gejala gangguan kulit yang dialami dengan faktor lama bekerja (p=0,045), lama pajanan per minggu (p=0,005), umur (p=0,002), jenis kelamin (p=0,044), dan kebiasaaan cuci tangan setelah bekerja dengan pestisida (p=0,000).
Kesimpulan: Pestisida yang paling banyak digunakan adalah golongan piretroid dan avermektin. Terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah gejala gangguan saraf dengan lama pajanan per minggu. Hubungan yang signifikan juga terdapat antara jumlah gejala gangguan kulit yang dialami dengan faktor lama bekerja, lama pajanan per minggu, umur, jenis kelamin, dan kebiasaaan cuci tangan setelah bekerja dengan pestisida.

Backgrounds: Brebes Region is one of various region which has high productivity in agricultural products, so this region has a potency for any health effects due to pesticide exposure. Several studies have shown that many health effects has occured in agirucultural workers in Brebes.
Objectives: This research’s objectives are knowing the groups of pesticide that commonly used, red blood cell cholinesterase activity, symtomps of neurological and skin disorders and their associatons with length of exposure and individual characteristics.
Methods: This research is located on Kersana sub-District, Brebes District, Central Java. Samples are farmers and fam labourers who live in five village on Kersana District. The number of samples is 121 persons. Quota sampling methods hava chosen by researchers to collect the samples. Data collecting was done by structured-interview, cholinesterase measurement, and nutritional status measurement.
Results: The result has shown that pesticide group which commonly used are phyretroid and avermectin. There is an significant association between the number of neurological disorders and length of exposure in week (p=0,015). There are also significant association between the number of skin disorders with working periods (p=0,045), length of exposure in week (p=0,005), age (p=0,002), gender (p=0,044), and hand-washing behaviours after working with pesticides (p=0,000).
Conclusions: Pesticide group which commonly used are phyretroid and avermectin. There is an significant association between the number of neurological disorders and length of exposure in week. There are also significant association between the number of skin disorders with working periods, length of exposure in week, age, gender, and hand-washing behaviours after working with pesticides.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nika Rustia
"Pestisida golongan organofofat banyak digunakan oleh petani sayuran. Pestisida ini dapat menghambat aktivitas enzim cholinesterase dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor risiko berdasarkan tiga jalur pajanan utama (inhalasi, ingesti, absorpsi) dan lama pajanan pada petani penyemprot sayuran terhadap penurunan aktivitas enzim cholinesterase. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui besarnya residu senyawa organofosfat pada air kali, air sumur, dan sayuran (sawi dan tomat).
Penelitian dilakukan pada Gabungan Kelompok Tani Kelurahan Campang tahun 2009 menggunakan studi analitik observasional dengan desain crosssectional. Dari pengambilan sampel secara simple random sampling, didapatkan jumlah sampel sebanyak 56 petani penyemprot. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran cholinesterase pada darah menggunakan The Livibond Cholinesterase Test Kit AF267, sedangkan pengukuran residu organofosfat pada air dan sayur menggunakan kromatografi gas dengan detektor ECD.
Hasil temuan penelitian menunjukan proporsi kejadian keracunan yang tinggi, yaitu 100% dengan 71,4% keracunan ringan dan 28,6% keracunan sedang. Persentase faktor risiko yang tinggi ditemukan pada petani yang tidak memiliki kebiasaan memakai masker (78,6%) saat menyemprot, tidak memiliki kebiasaan memakai sarung tangan (80,4%) saat menggunakan pestisida, dan kebiasaan mengkonsumsi sayuran hasil pertanian setempat (100%). Hasil uji bivariat menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna pada semua faktor risiko berdasarkan lama pajanan (lama menyemprot per minggu, lama bekerja sebagai petani penyemprot, dan waktu terakhir menyemprot), jalur pajanan inhalasi (kebiasaan memakai masker), jalur pajanan absorpsi (kebiasaan memakai sarung tangan, pakaian panjang, sepatu boot, dan kebiasaan mandi setelah menyemprot), dan jalur pajanan ingesti (kebiasaan mengkonsumsi sayuran hasil pertanian dan kebiasaan mencuci tangan setelah menyemprot) terhadap penurunan aktivitas cholinesterase dalam darah petani yang diteliti.
Pada sawi dan tomat ditemukan residu profenofos sebesar masing-masing 0,0004 dan 0,0057. Pada air sumur dan air kali tidak terdeteksi adanya residu organofosfat. Kebiasaan tidak memakai alat pelindung diri terutama sarung tangan dan masker pada petani penyemprot di Kelurahan Campang dapat memperbesar risiko keracunan. Untuk menekan angka keracunan, dibutuhkan peran pemerintah untuk memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai bahaya pestisida, cara penyemprotan yang aman, dan bantuan keringanan alat pelindung diri. Selain itu, pemantauan residu pada lingkungan secara berkala juga perlu dilakukan untuk mencegah meluasnya kejadian keracunan pada masyarakat.

Organophosphate pesticides are commonly used by vegetable farmers. This pesticide group can inhibit blood cholinesterase in human body. This study wants to find association between risk factors which based on pathway to body (inhalation, dermal absorption, and ingestion) and length of exposure. This study also wants to measure OP pesticide residues in crops (tomato and mustard green, well, and river).
The study targeted mainly in the farmer community in Kelurahan Campang with analytic-observational study and cross-sectional design. There were 56 farmers which selected through simple random sampling. Data collection was carried out by interview, blood cholinesterase was measured using The Livibond Cholinesterase Test Kit AF267, and residues were analyzed by Gas chromatography with ECD detector. The result of this study showed that there were 100% sample with organophosphate poisonings, divided into 71.4% over-exposure probable and 28.6% serious-over exposure. High percentage of risk factors found in farmers which did not wear masker while spraying (78.6%), did not wear gloves while using pesticide (80.4%), and consumed crops everyday (100%).
The findings of the study indicated that there are no statistically significant association between risk factors which are based on exposure time (spraying time a week, last time spraying, and year of working as pesticide sprayer), inhalation portal entry (mask use), dermal absorption portal entry (gloves use, protective clothes use, boot shoes use, and take a bath after spraying), and ingestion portal entry (consume crops and wash hand after spraying) with poisoning level (over-exposure probable and serious-over exposure).
Profenofos (one of organophosphate active substance) residue was found in tomato and mustard green (0.0057 ppm and 0.0004 ppm). There is no organophosphate residue in well and river detected. Unprotected behavior among farmers, especially gloves and mask, could increase pesticide poisoning risk. Farmers need to be educated and trained how to use pesticide safely and get free personal protective equipment. Pesticide residue monitoring frequently need to be held to prevent poisoning spread in society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Hadi
"Tujuan dari penelitian adalah diperolehnya model pakaian pelindung standar bagi penyemprot hama dengan pestisida sehingga aman dan dapat dipergunakan sebagai pakaian kerja dengan demikian terhindar dari gangguan kesehatan. Permasalahan penggunaan pestisida di lahan pertanian telah berlebihan, sehingga risiko keracunan karena pestisida masih tinggi sesuai hasil monitoring petugas Kesehatan Kabupaten Cianjur tahun 1995, bahwa petani mengalami keracunan sebesar 41.10 %, oleh karena itu dilakukan penelitian Pengaruh Pakaian Pelindung Terhadap Cholinesterase pada Petani Penyemprot Hama Sayuran.
Penelitian ini menggunakan analisis data primer, bersifat "quasi experimen" dengan memberikan perlakuan pakaian pelindung metode penelitian "pretest - post test" di Desa Sindangjaya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Penelitian ini dilalcukan pada sejumlah 45 responden semua laki-laki, berusia 15 - 45 tahun dengan menggunakan tiga model pakaian pelindung yaitu model 1 (baju terusan lengan panjang & celana panjang, topi dengan tutup bagian belakang, masker, dan sarung tangan semuanya terbuat dari bahan katun), model 2 (baju terusan lengan pendek & celana panjang, topi, masker, dan sarong tangan terbuat dari bahan katun), dan model3 (baju terusan lengan panjang & ceiana panjang, topi, masker dan sang tangan terbuat dari bahan non-katun).
Dan seluruh variabel yang diukur sejumlah 9 variabel independen dan satu variabel dependen yaitu Penurunan Cholinesterase. Dari analisis regresi linier ganda diketahui besarnya pengaruh dari setiap variabel yang diteliti, karena jumlah sampel terbatas maka ada 4 variabel yang sebelumnya bermakna ternyata tidak ikut dalam analisis, dan dari analisis ternyata hanya 41,90 % kontribusi tinggi tanaman menurunkan kadar cholinesterase setelah dikontrol variabel sikap, model pakaian pelindung, umur, dan pengalaman. Sedang yang lainya adalah error karena tidak diikutkan dalam penelitian yaitu arah angin dan status gizi responden serta penyakit khronis. Telah dibuktikan dengan analisis bivariat adanya hubungan yang dapat menurunkan kadar cholinesterase, yaitu: model pakaian pelindung, sikap, dan lingkungan termasuk tinggi tanaman, temperatur, dan kelembaban.
Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari bahaya penggunaan bahan pestisida yang digunakan oleh petani. Dari penelitian ini dapat diungkapkan bahwa dengan menggunakan pakaian pelindung yang tertutup maka selain mengurangi pajanan pestisida berupa percikan sehingga terhindar dari pajanan pestisida melalui kulit yang dapat mengakibatkan penurunan cholinesterase plasma. Dengan demikian disarankan kepada masyarakat petani pengguna pestisida supaya menggunakan pakaian pelindung yang tertutup di samping itu bila melakukan penyemprotan hendaknya di pagi hari yaitu sekitar pukul 06.00 - 08.00 atan jika berkeringat hendakuya istirahat terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Siswanto
"ABSTRAK
Pajanan pestisida organofosfat terhadap mata dapat melalui pernafasan, pencernaan, absorbsi melalui kulit dan pajanan langsung pada mata. Efek toksik organofosfat akut yang utama pada mata adalah konstriksi pupil (miosis) melalui mekanisme menghambat aktivitas enzim kolinesterase di neuromuscular junction. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penurunan diameter pupil dengan persentase penurunan aktivitas asetilkolinesterase plasma sesudah pajanan organofosfat pada petani penyemprot padi laki-laki. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan dua kali pengukuran sebelum dan sesudah penyemprotan pestisida di Desa X, Jawa Barat. Pengambilan sampel menggunakan metode cluster random sampling pada tingkat RT. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, pemeriksaan fisis, pemriksaan darah dan pengamatan cara kerja. Pemeriksaan diameter pupil dan AChE plasma dilakukan sebelum dan sesudah penyemprotan. Dari 72 responden penelitian sebesar 64 responden (88,89%) mengalami penurunan diameter pupil baik secara unilateral maupun bilateral sesudah melakukan penyemprotan pestisida organofosfat. Nilai median perubahan aktivitas AChE plasma adalah 2,2 % dengan nilai minimum -4,26% dan maksimum 9,75%. Penurunan diameter pupil dan penurunan aktivitas asetilkolinesterase plasma secara statistik bermakna (paired t-test; p<0,001). Tidak ditemukan hubungan bermakna antara penurunan diameter pupil dengan persentase perubahan aktivitas asetilkolinesterase plasma (p=0,052). Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara penurunan diameter pupil dengan persentase perubahan asetilkolinesterase plasma dan faktor resiko lainnya seperti usia, IMT, masa kerja dan lama waktu penyemprotan pestisida.
"
2018
T52626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuat Prabowo
"Untuk mengembangkan upaya pencegahan kcracunan pada penggunaan pestisida oleh petani, maka perlu dH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubumgan antara karakteristik individu dan karakteristxk pekerjaan dengan aktivitas cholineszerase darah pada pelani pengguna pestisida di Kabupaten Bandung. Penelilian ini menggunakan dcsain penelitian potong lintang (Cross Sectional), dengan memanfaatkan data sekunder dari hasil pemexiksaan aktivitas cholinesrerase darah pczani pengguna pestisida oleh Dinas Kesehatan Kabupalen Bandung tahun 2001.
Hasil analisa univariat mcnuqiukkan bahwa dari 230 responden yang diteliti, scbanyak 49,6% mempunyai tingkat aktivitas cholinesremse darah dalam katagori keracunan. Karakteristik individu responden melipuli jenis kelamin (8l,3% laki-laki), umur (58,3% bemsia tua), lingkat pendidikan (57,8% berpendidikan kurang), tingkat pengetahuan (55,7% berpengelahuan kurang), dan perilaku (58,3% berperiaku balk): Karakteristik pekerjaan responden melipnti waktu kerja (58,7% sedang), frckuensi penyemprotan (53,9% sedang), metoda penyemprotan (66,l_% beuaf), dan penggunaan APD (69,1% tidak menggunakan). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 5 (lima) variabel karakteristik individu (ienis kelamin, umur, tiugkat pendidikan, tingkat pengetahuan, dan perilaku) temyata hanya 2 (dua) veriabel yang berhubungan secara befmakna dengan aktivitas cholinesterase darah yaitu lingkat pengetahuan (0R=9,25), dan perilaku responden (OR=3,36). Dari 4 (empat) variabel karakteristik pekerjaan, semuanya berhubungan secara bermakna dengan aktivitas cholinesterase darah. yaitu waktu kerja (0R=2,38), frekuensi penyemprotan (OR=O,38), metoda penyemproun (0R°3,36), dan penggunaan APD (OR=3,06).
Hasil analisis multivariat dengan analisis statistik regresi logistik pada lima vaxiabel bebas menunjukkan bahwa yang Apaling bsar hubungannya (dominan) dengan aktivitas clzolme.stcrase darah adalah tmgkat pengetahuan (OR-6,75 setelah dikontrol oleh variabel perilakmg Rekuensi penyemprotan, metoda penyemprotan, dan penggunaan APD).
Dengan hasil penelitian tersebut diatas, penulis menyarankan peningkaum penyuluhan secara lintas sektoral antara Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian melalui Upaya Kesehatan. Kc1ja (UKK) di wilayah kexja Puskesmas dengan penekanan pada mated tentang, cara masuk pestisida ke dalam tubuh dan keterangan pada label kemasan pestisida , agar petani pengguna pestisida dapat mcningkatkan pengetahuan dau keterampilan dalam penggmaan pestisida secara aman. Selain itu perlu dilakukan pcmericsaan cholinesterase pre-eksposure sebagai baseline dam dan pemericsaan cholinesterase pada plasma darah selain pemeriksaan rutin cholinesterase pada_ se] darah merah yang sudah dilakukan agar dapat dianalisis secara lebih jelas dari keadaan cholinesterase yang sebenamya.

To develop efforts of prevention of poisoning in using pesticide by farmers, we should know factors that influenced. As on indicator of poisoning result of using pesticide, we use the result of measuring cholinesterase activity of b1ood_ to the farmers who using pesticide. As the information about factor of working environmental in agricultural sector is difticult to find, so in this thesis just analyze factors of individual and working characteristics that associated with cholinesterase activity of blood to the farmers who using pesticide.
The object of this research is to know the relationship between individual and working characteristics with cholinesterase activity of blood to the farmers who using pesticides in Bandung District, West Java. This research used cross sectional design, by using secundary data from health service of bandung District in 2001.
The result of univariate analyze from 230 respondents, there were 49,6% respondents had level of cholinesterase activity of blood at poisoning category. Individual characteristics consist of sex (Sl ,3% men), age (58,3% old), level of education (57,8% low level of education), level of knowledge (55,7% low level of knowledge) and behavior (58,3% good behavior). Working haracteristics consist of working time (58,7% average), frequency of spraying (53,9% average), spraying method (66,l% right method) and using of personal protective equipment (69,l% not using personal protective equipment). The result of bivariate analyze from 5 variable of individual characteristics (sex, age, level of education, level of knowledge, and behavior), only 2 variable that have signiticant associated with cholinesterase activity of blood, there were level of knowledge (OR=9,25) and respondent behavior (0R=3,36).
All of variable of working characteristics are signiiicant related with cholinesterase activity of blood, there were working time (OR-=2,38), frequency of spraying (OR=0,38), spraying method (OR=3,36) and using of personal protective equipment (OR=3,06). The result of multivariate by analyze of logistic regression on tive independent variables indicate the dominant relation with cholinesterase activity of blood is level of knowledge (0R=6,75 atter controlled by behavior, frequency of spraying, spraying method, and using of personal protective equipment.
According to the result of research, we suggest to improve the intbrmation by cross sectoral between Health Department and Agricultural Department by "Upaya Kesehatan Keija" (Occupational Health Efforts) in working area of ?Puskcsmas" which is stressed in how pesticides enter into the human body and remark of pesticides label, in order the farmer who using pesticides could improve their knowledge and skill in using pesticides safety. Besides it's necessary to inspection of cholinesterase pre-exposure as data base and inspection of cholinesterase in plasm blood beside routin cholinesterase on erytrochyte that already done could be analyze deeply from the station of the pure cholinesterase."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"ABSTRACT
This research aims to investigate different type of standard protective clothes for pesticide sprayers in agricultural activities. The protective clothes are intended to be worn as work clothes in order to protect the sprayer (farmers) from health disorders. The excessive utilization of pesticides for agricultural activities results in high risks of poisoning. The results of monitoring activities conducted by health personnel of Cianjur District (1995) show that 41.]O % of farmers suffer from poisoning. This research therefore is identifies the relationship between type of protection clothes and decrease of cholinesterase content in vegetable farmers (pesticide sprayers).
This research is a "quasi experiment" and uses primary data from Sindangjaya Village, Pacet Sub-district, Cianjur District. The treatment is undertaken towards protective clothes. It is designed as a "pre test - post test" experiment.
The data analysis involves 45 respondents (men, 15 - 45 years) wearing three different types of protective clothes. Type 1 consist of full length-clothes with long sleeves, long pants, hat with back cover, mask, gloves. All items are made of cotton. Type 2 consists of full length-clothes with short sleeves, short pants, hat, mask, gloves. All items are made of cotton. Type 3 consists of full length-clothes with long sleeves, long pants, hat, mask and gloves. All items are made of non-cotton material.
There are 9 independent variables and 1 dependent variable (decrease of cholinesterase content). Multiple linear regression is utilized to determine the magnitude of influence of respective variables. Due to the limited number of sample, there are 4 significant variables which are not analysed. Multivariate analysis results show the contribution of plant height, attitude, protective clothes, age, and experience relate to the decreasing of cholinesterase content (evidence: 41.90 %). However, the experiments do not include wind direction, nutritional status of respondents and chronic diseases.
Bivariate analysis shows that the factors which can decrease cholinesterase content include type of protective clothes, attitude and environmental factors such as height of plants, temperature, humidity.
This research intends to study the dangers of pesticide application. It shows that use of protective clothes may reduce pesticide exposure and skin absorption which can decrease cholinesterase content.
It is therefore recommended that farmers (pesticide users) should wear protective clothes. It is also suggested that pesticide spraying should be carried out between 06.00 and 08.00 a.m. Moreover, farmers should interrupt their work when they sweat to avoid increased absorption through skin.

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian adalah diperolehnya model pakaian pelindung standar bagi penyemprot hama dengan pestisida sehingga aman dan dapat dipergunakan sebagai pakaian kerja dengan demikian terhindar dari gangguan kesehatan. Permasalahan penggunaan pestisida di lahan pertanian masih berlebihan, sehingga risiko keracunan karena pestisida masih tinggi sesuai hasil monitoring petugas Kesehatan Kabupaten Cianjur tahun 1995, bahwa petani mengalami keracunan sebesar 41.10 %, oleh karena itu dilakukan penelitian Hubungan Model Pakaian Pelindung Dengan Penurunan Cholinesterase Pada Petani Penyemprot Hama Sayuran.
Penelitian ini menggunakan analisis data primer, bersifat "quasi experimen" dengan memberikan perlakuan pakaian pelindung metode penelitian "pretest - post test" di Desa Sindangjaya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Penelitian ini dilakukan pada sejumlah 45 responden semua laki-laki, berusia 15 - 45 tahun dengan menggunakan tiga model pakaian pelindung yaitu model 1( baju terusan lengan panjang & celana panjang, topi dengan tutup bagian belakang, masker, dan sarung tangan semuanya terbuat dari bahan katun), model 2 (baju terusan lengan pendek & celana panjang, topi, masker, dan sarung tangan terbuat dan bahan katun), dan model 3 (baju terusan lengan panjang & celana panjang, topi, masker dan sarung tangan terbuat dari bahan non-katun). Dan seluruh variabel yang diukur sejumlah 9 variabel independen dan satu variabel dependen yaitu Penurunan Cholinesterase. Dari analisis regresi linier ganda diketahui besarnya pengaruh dari setiap variabel yang diteliti, karena jumlah sampel terbatas maka ada 4 variabel yang sebelumnya bermakna ternyata keluar dari analisis, dan dari analisis multivariat tinggi tanaman, sikap, model pakaian. pelindung, umur dan pengalaman bersama-sama menjelaskan 41.90 penurunan cholinesterase, hal ini dikarenakan ada variabel lain tidak diikutkan dalam penelitian yaitu arah angin dan status gizi responden serta penyakit infeksi khronis.
Telah dibuktikan dengan analisis bivariat adanya hubungan yang dapat menurunkan kadar cholinesterase, yaitu: model pakaian pelindung, sikap, dan lingkungan termasuk tinggi tanaman, temperatur, dan kelembaban.
Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari bahaya penggunaan bahan pestisida yang digunakan oleh petani. Dari penelitian ini dapat diungkapkan bahwa dengan menggunakan pakaian pelindung yang tertutup maka akan mengurangi pajanan pestisida berupa percikan sehingga terhindar dari pajanan pestisida melalui kulit yang dapat mengakibatkan penurunan cholinesterase plasma.
Dengan demikian disarankan kepada masyarakat petani pengguna pestisida supaya menggunakan pakaian pelindung yang tertutup di samping itu bila melakukan penyemprotan hendaknya di pagi hari yaitu sekitar pukul 06.00 - 08.00 atau jika berkeringat hendaknya istirahat terlebih dahulu."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Sukaemi
"kunjungan antenatal yang teratur dan pengawasan rutin dari bidan maupun dokter selama masa kehamilan merupakan asuhan penting untuk mencegah komplikasi pada ibu hamil. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas bidan dalam melaksanakan pelayanan antenatal di posyandu wilayah kerja puskesmas lemahabang kabupaten karawang provinsi jawa barat tahun 2013. menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survey deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh bidan yang bertugas di posyandu wilayah kerja lemahabang dengan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan data primer melalui observasi dengan menggunakan daftar tilik. data dianalisis secara univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 indikator kualitas pelayanan antenatal, masih banyak tindakantindakan yang dilaksanakan belum sesuai dengan standar, diantaranya adalah indikator penilaian tentang melengkapi riwayat medis hanya 15% bidan yang melakukan langkah tersebut. untuk penilaian tentang memberikan suplemen dan imunisasi hampir semua sudah dilakukan (83,7%) saran dari penelitian ini adalah bagi dinas kesehatan dan puskesmas meningkatkan bimbingan teknis dan pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan, bagi bidan melaksanakan tugas sesuai SOP antenatal.

Regular antenatal visits and routine supervision of midwives and physician care during pregnancy is important to prevent complications in pregnant women. purpose of this study was to determine the quality of midwives in antenatal care in carrying out the work area clinic Lemahabang posyandu karawang district west Java province in 2013. using a quantitative approach with a descriptif-survey design. study population was all midwives working in posyandu Lemahabang region with a total sampling technique. This study uses primary data through observation using a checklist. Data were analyzed using univariate.
The results showed that of the 7 indicators of the quality of antenatal care, there are many actions that have not been implemented in accordance with the standards, which are an indicator of the complete medical history assessment only 15% of midwives who perform these steps. to provide supplements and assessment of immunization was carried out almost all (83.7%) at the suggestion of this research is to improve the health office and clinic technical guidance and training to improve the quality of services, to carry out duties in accordance SOP midwife antenatal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Supriyatna
"Latar Belakang dan pennasalahan :
Hasil pemeriksaan darah petani padi di satu kecamatan Kabupaten Bekasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi tahun 2009 menunjukkan, 3% mengalami keracunan berat, 15,5% keracunan sedang, 3l,5% keracunan ringan. Hasil tersebut menunjukkan adanya petani yang mengalami keracunan akut akibat penggunaan pestisida golongan organophosfat dan atau karbamat Dampak keracunan organophosfat karbamat jangka panjang, antara lain adalah gangguan memori jangka pendek Penelitian ini ingin mengetahui, apakah kadar kolinesterase darah dapat digunakan sebagai prediktor risiko gangguan memori jangka pendek.
Metode:
Desain Penelitian menggunalcan Cross sectional, penelitian dilakukan di satu kecamatan dengan I02 responden dari 200 orang petani padi. Data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner, pemeriksaan darah, tes pengingatan selelctif, pengamatan dan data sekunder hasil pemeriksaan aktivitas kolineslerase darah. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square dan Logistik Regresi.
Hasil:
Didapatkan prevalensi gangguan memori jangka pendek 20,6%. Dari analisis multivariat ditemukan bahwa kadar kolinestemse tidak ada hubungan bermakna dengan gangguan memori jangka pendek. Faktor risiko yang bermakna meningkatkan risiko gangguan memori jangka pendek adalah faktor perilaku personal hygiene dengan nilai OR suaian sebesar 4,20 (p=0,0l5, 95%CI=l,32-135)
Kesimpulan dan Saran:
Pemeriksaan kadar kolinestcrasc tidak dapat digunakan untuk memprediksi adanya efek jangka panjang. Upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan perilaku personal hygiene disarankan untuk diimplementasikan.

Background and problem statement:
Results of blood tests among rice farmers in a subdistrict conducted by Bekasi District Public Health Department in year 2009; showed that 3% have obtained severe poisoning, lS,5% had medium level poisoning and 3l,5% had mild level poisoning. Those results showed that farmers had acute poisoning due to use of organophosfat and or carbamat. Long term effect of organophosfat carbamat poisoning among other is short tcm: memory loss. The main objective of this study is to know if blood cholinesterase levels can be used as predictor for risk of short term memory loss.
Methods:
This Research used Cross sectional design, study location was a district using 102 respondents from 200 farmers. Data was obtained through interviews using a questionare, physical examination, selective memory tests, observation and examination of secondary data of cholinesterase activity in blood. Data analysis was done using Chi-square and Logistic Regression.
Results:
The prevalence of short-term memory loss was 20.6%. Multivariate analysis showed that there is no significant relation between blood cholinesterase levels and short term memory loss. Signiticant risk factors that increase the risk of short term memory disorder is personal hygiene behavior with the value of adjusted OR 4,20 (p=0,015, 95%CI=l,32-13,32).
Conclusion and Recommendation :
Blood cholinesterase levels can not be used to predict the risk short term memory loss. Implementation of health promotion efforts to improve personal hygiene behavior is suggested."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T32303
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>