Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56518 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imantya Putri
"Kelompok tari Kencana Pradipa mengalami pergeseran cara belajar. Anggota yang sekarang dirasa kurang serius dan tidak menunjukkan semangat yang setinggi anggota terdahulu. Belajar menari yang tergolong dalam kegiatan belajar motorik melibatkan proses-proses yang menandakan dibutuhkannya self-regulated learning, yang digerakkan oleh goal yang ingin dicapai. Sebanyak 32 anggota klub tari Kencana Pradipa diminta untuk menuliskan goal mereka di Kencana Pradipa serta mengisi alat ukur Self-regulation Scale (SRS) yang mengukur enam komponen self-regulated learning. Berdasarkan goal yang disebutkan, partisipan dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok dengan goal meningkatkan kemampuan tari dan kelompok dengan goal lain-lain. Hasil pengujian statistik dengan independent sample T-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kedua kelompok tersebut dalam total skor self-regulated learning (t= 1.194, p = 0.242). Namun ketika ditinjau dari enam komponen self-regulated learning, terdapat perbedaan pada komponen reflection (U = 71.00, p = 0.030). Analisis tambahan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan komponen self-efficacy pada partisipan yang tergolong sering terpilih dan tidak terpilih untuk mengikuti penampilan selama bergabung bersama Kencana Pradipa (t = -2.635, p = 0.013).

Members of Kencana Pradipa dance group are showing changes of learning behavior. The current members are not seen as spiritful and serious as the past members on every learning session. Learning to dance is categorized as a form of motor learning, which involves processes that hinted the role of self-regulated learning, driven by the goal set. 32 members of Kencana Pradipa dance group were asked to write what they‟re trying to achieve by joining Kencana Pradipa, and asked to fill the Self-regulation Scale (SRS). SRS is measuring self-regulated learning by its six components. After writing down goals, participants were divided into two groups, the first being those who want to improve their dancing skills and the second is those who have other goals. Statistical analysis using independent sample T-test method shows that there are no difference between the two groups in terms of self-regulated learning as a whole (t = 1.194, p = 0.242), but there is a significant different in the reflection component (U = 71.00, p = 0.030). Additional analysis shows that there is a significant difference in the self-efficacy component between participant who are often choosen to be a part of a dance team to appear in a show during their membership in Kencana Pradipa and those who are not choosen (t = -2.635, p = 0.013)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairun Nisa
"Self regulated learning merupakan aspek yang penting dalam kesuksesan akademik siswa. Pada sisi personal, goal orientation diketahui mempengaruhi komitmen seseorang dalam meregulasi dirinya pada proses belajar. Pada sisi kontekstual, classroom goal structure diketahui juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya self regulated learning siswa. Pada masyarakat Indonesia yang cenderung embedded, classroom goal structure sebagai faktor kontekstual diasumsikan memiliki peran yang lebih besar dibandingkan dengan goal orientation. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kontribusi peran goal orientation dan classroom goal structure sebagai terhadap self regulated learning.
Analisis hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan partial correlation. Sebanyak 301 siswa sekolah menengah atas menjadi partisipan dalam penelitian ini. Goal orientation dan classroom goal structure diukur menggunakan adaptasi dari sub tes personal goal orientarion dan perception about classroom goal structure pada alat ukur Pattern of Adaptive Learning Scale. Self regulated learning diukur dengan alat ukur yang dikonstruksi berdasarkan dimensi self regulated learning yang dikemukakan oleh Lindner dan Harris 2002. Ketiga jenis classroom goal structure ditemukan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap self regulated learning. Adapun kontribusi goal orientation terhadap self regulated learning hanya didapatkan dari mastery goal orientation saja. Akan tetapi, secara keseluruhan, kontribusi goal orientation ditemukan lebih besar dibandingkan classroom goal structure terhadap self regulated learning.

Self Regulated Learning SRL is an important aspect in determining students 39 success in academic. At the personal side, goal orientation is known to be able to influence how much one puts a commitment in regulating oneself in studying process. At contextual side, classroom goal structure is also known to be affecting the degree of SRL in students. In Indonesia 39 s context which is prone to be more towards embedded culture, classroom goal structure as a contextual factor is assumed to have a bigger role in influencing SRL compared to goal orientation. This research is intended to test how significant is the role of goal orientation and classroom goal structure to SRL.
Research analysis was conducted using partial correlation. 301 high school students in Depok city became the participants in this research. Classroom goal structure and goal orientation were measured by adaptation from sub test perception on classroom goal structure and personal goal orientation using Pattern of Adaptive Learning Scale instrument. Meanwhile SRL was measured using an instrument that was constructed using a theory by Lindner and Harris 2002 . The 3 types of classroom goal structure was found to have a significant contribution to SRL. While contribution of goal orientation to SRL was only significantly found in mastery goal orientation. Nevertheless, overall, the contribution to SRL by goal orientation was found to be higher compared to classroom goal structure."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T46975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siburian, Horas Ertoios
"Pendidikan moral religius sejak masa kanak-kanak diharapkan bisa membentuk suatu generasi yang bermoral dan bertingkah laku baik. Institusi keagamaan berperan dalam menanamkan nilai-nilai moral religius tersebut seperti halnya gereja melalui Sekolah Minggu. Proses belajar mengajar dalam Sekolah Minggu diserahkan pada guru-guru Sekolah Minggu. Sebagai komponen vital dalam Sekolah Minggu, guru-guru Sekolah Minggu memiliki pengaruh langsung terhadap hasil belajar dan minat murid-murid. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh goal orientation guru yang menentukan cara guru melakukan pendekatan dan melaksanakan aktivitas mengajar. Tujuan yang ditetapkan guru dalam mengajar, apakah itu penekanan terhadap proses mengajar (task involved) atau penekanan terhadap hasil (ego involved) akan menunjukkan bagaimana perhatian guru terhadap tugasnya, usaha yang dilakukan dalam mengajar, daya tahan guru dalam mencapai tujuan pengajaran, dan strategi pengajaran yang digunakan. Guru-guru Sekolah Minggu ini merupakan individu-individu yang mengabdikan diri secara sukarela tanpa imbalan. Guru-guru tersebut bebas berhenti kapan saja mereka inginkan terutama jika mereka menilai kemampuan dirinya tidak memadai untuk menjadi guru Sekolah Minggu. Karena tidak adanya sesuatu yang mengikat mereka maka menarik untuk ditelaah hal yang menyebabkan guru-guru tersebut mau bertahan dan meluangkan waktu menjadi guru Sekolah Minggu.
Penulis berpendapat bahwa faktor yang menyebabkan guru-guru tersebut bersedia dan bertahan menjadi guru Sekolah Minggu antara lain karena mereka memiliki self efficacy, yaitu penilaian atau keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tingkah laku berkaitan dengan situasi tertentu dalam mencapai suatu tujuan, yang cukup tinggi. Guru-guru tersebut menilai kemampuan yang dimiliki cukup memadai untuk mengajar di Sekolah Minggu. Hal ini memicu motivasi untuk menjadi guru Sekolah Minggu. Penelitian ini bermaksud untuk menemukan hubungan antara self efficacy dengan goal orientation. Self efficacy dan goal orientation adalah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi guru, kinerja guru, situasi yang ingin dihadapi atau dihindari, serta daya tahan guru dalam menghadapi masalah saat mengajar. Goal orientation memiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki self efficacy. Dengan demikian, penulis berpendapat bahwa ada kemungkinan hubungan di antara keduanya. Aspek-aspek goal orientation yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian Ames dan Archer (1988). Self efficacy dan goal orientation pada guru Sekolah Minggu diukur dengan menggunakan Skala Teacher Efficacy (Woolfolk & Hoy, 1990) dan Skala Goal Orientation (Ames & Archer, 1988). Analisa instrumen menggunakan coefficient alpha dan corrected Hem correlation.
Analisis data menggunakan korelasi Pearson Product Moment untuk melihat hubungan antara self efficacy dengan goal orientation. Analisis hasil tambahan menggunakan Hotelling untuk melihat perbedaan correlated coefficient antara masingmasing korelasi, t-test untuk melihat signifikansi perbedaan task involved dengan ego involved, cmova one way untuk mengetahui perbedaan self efficacy dan goal orientation pada guru dengan tingkat pendidikan berbeda, dan F test untuk melihat signifikansi perbedaannya. Proses perhitungan semua dilakukan oleh SPSS for Windows 6.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dan orientasi task involved pada guru Sekolah Minggu. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dengan orientasi ego involved pada guru Sekolah Minggu. Terdapat juga hubungan yang positif dan signifikan antara orientasi task involved dengan orientasi ego involved pada guru Sekolah Minggu. Melalui t-test diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara orientasi task involved dengan orientasi ego involved. Orientasi task involved menunjukkan skor rata-rata yang lebih baik. Melalui t-test Hotelling untuk correlated coefficient diketahui bahwa korelasi self efficacy dengan task involved tidak signifikan menunjukkan hubungan yang lebih kuat dari pada korelasi self efficacy dengan ego involved. Melalui anova one way dan F test diketahui bahwa guru dengan tingkat pendidikan terakhir sarjana memiliki tingkat self efficacy dan ego involved yang lebih tinggi secara signifikan.
Disarankan dalam penelitian lanjutan terhadap self efficacy dan goal orientation, pencarian kecenderungan goal orientation pada individu dengan tingkat self efficacy tertentu mendapat perhatian khusus. Selain itu perlu dilakukan analisis mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk mengetahui adanya kemungkinan pengaruh self efficacy terhadap goal orientation yang mengakibatkan terjadinya hubungan di antara keduanya. Kemudian yang perlu dilakukan adalah untuk meneliti kemungkinan korelasi negatif dan signifikan antara usia dan lama mengajar dengan orientasi task involved. Hal lain yang perlu dilakukan adalah penelitian tentang faktor-faktor pembentuk self efficacy dan hubungannya dengan goal orientation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fithri Rosalia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiansen, Rich, 1965-
New York: McGraw-Hill, 2012
650.1 CHR z
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Evivania Judea Hasiannami
"Seiring meningkatnya tantangan dari dunia kerja, hadirnya pandemi COVID-19 telah menjadi ancaman baru bagi kelompok dewasa muda, khususnya para mahasiswa yang akan menjalani transisi sekolah ke kerja. Dalam penelitian ini, adaptabilitas karier dilihat sebagai kemampuan yang dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman tersebut. Untuk lebih memahami pengembangan adaptabilitas karier, peneliti ingin melihat pengaruh yang dimiliki jenis goal orientation terhadap adaptabilitas karier dengan mediator keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Studi cross-sectional dilakukan dengan mengumpulkan partisipan berupa mahasiswa sarjana tingkat akhir dan fresh graduates dari berbagai universitas di Indonesia. Berdasarkan data dari 351 partisipan, keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler memediasi secara parsial hubungan learning goal orientation dengan adaptabilitas. Lalu, keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler memediasi secara penuh hubungan performance-approach goal orientation maupun performance-avoidance goal orientation dengan adaptabilitas karier. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menjelaskan proses goal orientation memengaruhi adaptabilitas karier. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa masing-masing jenis goal orientation dapat mengembangkan adaptabilitas karier melalui pengaruhnya terhadap keterlibatan dalam ekstrakurikuler.

Along with the increasing challenges from the labour market, the presence of the COVID- 19 pandemic has become a new threat for young adults, especially university students who are about to undergo the school-to-work transition. In this research, career adaptability is proposed as an ability that could help students face those challenges. Therefore, this research is expected to help increase the understanding related to development of career adaptability. Using a cross-sectional study design, a survey of final year undergraduate students and fresh graduates from various universities in Indonesia examined the effect that each type of goal orientation has on career adaptability with involvement in extracurricular activities as a mediator. Based on data collected from 351 participants, involvement in extracurricular activities partially mediated the relationship between learning goal orientation and career adaptability. Results also showed that involvement in extracurricular activities fully mediated the relationship between performance-approach goal orientation and performance-avoidance goal orientation with career adaptability. The results indicate that involvement in extracurricular activities can explain how goal orientation affects career adaptability. In addition, research also shows that each type of goal orientation can develop career adaptability through its influence on involvement in extracurricular activities."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiansen, Rich, 1965-
New York: McGraw-Hill, 2012
650.1 CHR z
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson, Susan B.
"Why is that some people consistently seem to get more done than others? The answer is that they know how to set specific, achievable goals for themselves...and then follow through on them. This revised, updated edition of "Goal Setting" features worksheets, quizzes, and other practical tools, showing readers how to set a goal, make a plan, and acquire the resources necessary to achieve their objective. Achieving goals takes hard work and discipline. This expanded edition of "Goal Setting" gives readers the tools and techniques to accomplish anything they set their minds to."
New York: American Management Association, 2008
e20443819
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mager, Robert
Belmont California: Lear Siegler, 1972
371.4 MAG g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vinesia Febrianti
"Saat duduk di kelas 12 SMA, siswa akan mendapatkan banyak tuntutan akademis yang dapat menyebabkan stres. Untuk mengatasi stres tersebut, diperlukan penggunaan coping yang tepat. Salah satu hal yang berhubungan dengan penggunaan coping adalah goal orientation yang dimiliki individu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis goal orientation dengan gaya coping adaptif terhadap stres terkait sekolah pada siswa kelas 12 SMA. Adapun partisipan ini berjumlah 284 partisipan yang berasal dari SMA di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan dengan Achievement Goal Questionnaire-Revised dan Coping Across Situation Questionnaire-Revised. Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mastery-approach goal r=0,219.

12th graders can have academic demands that will result in stress. A suitable coping style is needed to manage that stress. One of the factors that relate to an individuals coping style is their goal orientation. This study aims to find the relationship between type of goal orientation and adaptive coping style related to school related stress among 12 th graders. The participants of this study were 284 students from high schools in Greater Jakarta Area. The measurements used were Achievement Goal Questionnaire Revised and Coping Across Situation Questionnaire Revised. Based on this study, a significant relationship was found between mastery approach goal r 0,219, p 0,05 and performance approach goal r 0,147, p 0,05 with active coping. Thus, no relationship was found between mastery avoidance goal r 0,036, ns and performance avoidance goal r 0,092, ns with active coping, as well as between mastery approach goal r 0,046, ns , mastery avoidance goal r 0,010, ns , performance approach goal r 0,031, ns , and performance avoidance goal r 0,081, ns with internal coping. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>