Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165431 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Biantari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor organisasional sebagai penyebab burnout pada caregiver di SOS Children?s Village, Cibubur, Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan tipe penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa caregiver mengalami beberapa aspek yang terdapat pada faktor organisasional sebagai penyebab burnout, seperti beban kerja yang berat, reward yang masih kurang, ketidakpercayaan dan kurangnya keterbukaan organisasi, konflik di dalam komunitas, serta konflik nilai-nilai dengan organisasi.

ABSTRACT
The purpose of this research is to describe the organizational factors that cause burnout to caregiver in SOS Children?s Village, Cibubur, Jakarta Timur. This research is a qualitative research with descriptive approach and case study type. The research result shows that caregivers are experiencing some of the aspects of organizational factors as the cause of burnout, such as workload, insufficient reward, breakdown of the community, distrust and lack of openness, and conflict with the organization.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grandi Esra Jeremy S.
"Skripsi ini membahas gambaran faktor organisasional penyebab burnout pada pekerja garis depan di Puskesmas. Peneltian dilaksanakan di Puskesmas X diwilayah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya beberapa faktor organisional penyebab burnout ditemukan diantara pekerja garis depan di Puskesmas X. Namun, apabila tindakan preventif tidak segera dilaksanakan, faktor-faktor organisasional yang lain akan berkembang dan menghambat kemampuan puskesmas dalam memberikan layanan-layanan kesehatan.

This undergraduate thesis discusses an overview of organizational factors as the cause of burnouts to front-line workers at primary health center. This research is conducted at a primary health center located in Jakarta. This research uses a qualitative method with a descriptive design. The results of this study shows only a few of these factors have been found among front-line workers. However, if preventive measures aren’t implemented, other factors will grow and hinder public health center’s ability to provide healthcare services."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nadhira Prabandari
"Komunikasi keselamatan dengan atasan merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh awak kabin. Hal tersebut dapat mencegah terjadinya kecelakaan, mempengaruhi kesetiaan penumpang, dan keuntungan maskapai. Akan tetapi, komunikasi keselamatan dengan atasan rentan untuk dikompromikan karena tingginya tuntutan kerja kuantitatif dapat membuat mereka mengalami kelelahan mental, sehingga performa kerjanya pun menurun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran kelelahan mental sebagai mediator dalam hubungan antara tuntutan kerja kuantitatif dan komunikasi keselamatan dengan atasan. Tipe dan desain penelitian adalah korelasional dan cross-sectional. Partisipan dari penelitian ini adalah awak kabin yang bekerja minimal setahun di maskapai penerbangan Indonesia (N = 45) yang direkrut dengan teknik convenience dan snowball sampling. Alat ukur Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) dimensi quantitative demand digunakan untuk mengukur tuntutan kerja kuantitatif, Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) untuk mengukur kelelahan mental, dan Safety Behavior dimensi upward safety communication untuk mengukur komunikasi keselamatan dengan atasan. Melalui analisis regresi ditemukan bahwa kelelahan mental memediasi secara penuh hubungan antara tuntutan kerja kuantitatif dan komunikasi keselamatan dengan atasan (ab = -0,37, p <0.05). Untuk mengembangkan penelitian ini disarankan untuk memperbanyak partisipan dan mempertimbangkan karakteristik serta dinamika pekerjaan awak kabin, seperti jabatan, jenis penerbangan, dan durasi penerbangan.

Upward safety communication is important for cabin crew to do, as it could prevent accidents, affect passengers loyalty, and airlines profits. However, upward safety communication could be compromised because of the high quantitative demands on their field, which can make them experience burnout. This correlational and cross-sectional study aims to look at the role of burnout as a mediator in the relationship between quantitative demands and upward safety communication. The participants of this study are cabin crew who worked minimum of a year in Indonesian airlines (N = 45). They were recruited by convenience and snowball sampling techniques. Researcher used the quantitative demands dimension from Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) to measure quantitative demands, Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) to measure burnout, and the upward safety dimension from Safety Behavior to measure upward safety communication. This study shows that burnout fully mediated the relationship between quantitative demands and upward safety communication (ab = -0,37, p <0.05). To develop this research, it is recommended to recruit more participants and consider the characteristics and dynamics of cabin crews job, such as their rank, flight type, and duration."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezya Indriani
"Penelitian ini membahas gambaran tentang burnout yang dialami oleh caregiver yang memberikan perawatan pada penyandang penyandang disabilitas ganda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi pustaka, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber burnout yang dialami caregiver yaitu berasal dari beban kerja, konflik di tempat kerja, dan minimnya upah yang diberikan oleh lembaga. Sedangkan strategi/ coping yang dilakukan caregiver dalam menyelesaikan masalah adalah mencari dukungan sosial, mencari pekerjaan tambahan, berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, melakukan aktivitas yang menyenangkan, dan menghindari masalah.

This study discusses the description of burnout that helps caregivers who provide care for multiple disabilities. This research uses a descriptive qualitative approach. The data techniques used were interviews, observation, literature study, and documentation study. The results of this study indicate that the sources provided by caregivers come from workloads, conflicts in the workplace, and the minimum wage given by the institution. Meanwhile, the caregivers coping strategies in solving problems are seeking social support, seeking additional work, praying and surrendering to God Almighty, doing fun activities, and avoiding problems."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cherniss, Cary
Beverly Hills: Sage Publications, 1980
361.302 3 Che s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan utama kajian ini ialah untuk mengenal pasti perkaitan antara pemboleh ubah latar belakang guru, tekanan kerja , konflik peranan,kekabuean peranan , sokongan sosial dari pengetua dan sokonga sosial dari rakan sekerja dengan tiga subskala burnout iaitu keletihan emosi, depersonalisasi dan pencapaian peribadi."
370 JPUKM 24 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Septyana Eka Putri
"Praktik klinik dapat menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa profesi ners yang dapat mengakibatkan burnout. Burnout akan berdampak pada performa selama praktik klinik, terutama dalam berperilaku caring ketika memberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara burnout dengan perilaku caring mahasiswa profesi ners. Dengan desain cross-sectional, penelitian ini melibatkan 89 mahasiswa profesi ners di satu perguruan tinggi di Jawa Barat. Sampel dipilih dengan teknik simple random sampling. Burnout diukur menggunakan maslach burnout inventory yang telah dimodifikasi dan perilaku caring menggunakan caring behavior inventory-24. Hasil uji pearson menunjukkan skor burnout dengan skor perilaku caring berkorelasi sedang dan negatif, serta bermakna (r= -0,460; p<0,001). Penelitian ini juga mendapatkan rerata skor dimensi kelelahan emosional paling tinggi dibanding dimensi lain dan dimensi menciptakan hubungan positif dari perilaku caring mahasiswa profesi ners masih rendah. Kesimpulan: Burnout berhubungan dengan perilaku caring, yaitu semakin tinggi tingkat burnout semakin rendah skor perilaku caring. Institusi pendidikan keperawatan perlu mengavaluasi iklim pembelajaran klinik dan merancang program untuk mencegah burnout selama pendidikan profesi agar tidak berdampak pada perilaku caring mahasiswa terhadap pasien.

Clinical practice can be a burden for nursingstudents and its can cause burnout. Burnout will have an impact on performance during clinical practice, especially in caring behavior when providing nursing care. This study aimed to determine the relationship between burnout and caring behavior of nursing students. With a cross-sectional design, this study involved 89 students of the nursing students in clinical stage at one university in West Java. The sample was selected by simple random sampling technique. Burnout was measured using a modified Maslach Burnout Inventory and caring behavior using Caring Behavior Inventory-24. The results of the Pearson test showed that the burnout score with caring behavior score was moderately and negatively correlated and significant (r = -0.460; p <0.001). This study also found that the average score of the emotional exhaustion dimension was the highest compared to other dimensions of burnout and the dimension positive connectedness in the caring behavior of the nurse profession students was still low. Conclusion: Burnout is related to caring behavior, the higher the burnout level will impact to the lower the caring behavior score. Nursing education institutions need to evaluate the clinical learning climate and design programs to prevent burnout during professional education so as not to have an impact on student caring behavior towards patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rahman Hakim
"Penelitian ini secara garis besar dilakukan untuk mengetahui pengaruh perceived supervisor support dan self-efficacy terhadap turnover intention pekerja Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek dengan peran mediasi burnout. Terdapat 6 hipotesis yang peneliti rancang pada penelitian ini. Dengan menggunakan pendekatan structural equation modelling (SEM), beberapa temuan dihasilkan dari data yang telah terkumpul dari 207 responden pekerja Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek. Temuan atau hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perceived supervisor support memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap burnout dan turnover intention pekerja Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek. Kemudian, self-efficacy juga memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap burnout dan turnover intention pekerja Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek. Ditambah dengan adanya variabel burnout memediasi hubungan antara perceived supervisor support dan self-efficacy terhadap turnover intention pekerja Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek, semakin tinggi perceived supervisor support dan self-efficacy yang dimiliki karyawan Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek, maka semakin rendah perasaan burnout dan turnover intention yang dialami oleh karyawan Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek. Kesimpulannya, penting untuk perusahaan memperhatikan perceived supervisor support dan self-efficacy dari karyawannya khususnya Gen Y dan Gen Z di Jabodetabek untuk menurunkan tingkat burnout dan turnover intention karyawannya.

This research was conducted to determine the effect of perceived supervisor support and self- efficacy on the turnover intention of Gen Y and Gen Z workers in Jabodetabek with the role of mediating burnout. Using a structural equation modeling (SEM) approach, several findings were generated from data collected from 207 Gen Y and Gen Z worker respondents in Greater Jakarta. The findings in this study indicate that perceived supervisor support has a significant negative effect on burnout and turnover intention of Gen Y and Gen Z workers in Jabodetabek. Then, self-efficacy also has a significant negative effect on burnout and turnover intention of Gen Y and Gen Z workers in Jabodetabek. Coupled with the presence of the burnout variable mediating the relationship between perceived supervisor support and self-efficacy on the turnover intention of Gen Y and Gen Z workers in Jabodetabek. Thus, the higher the perceived supervisor support and self-efficacy of Gen Y and Gen Z employees in Jabodetabek, the lower feelings of burnout and turnover intention experienced by Gen Y and Gen Z employees in Jabodetabek. In conclusion, it is important for companies to pay attention to the perceived supervisor support and self-efficacy of their employees, especially Gen Y and Gen Z in Jabodetabek to reduce the burnout rate and turnover intention of their employees."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Attala Deschamps
"Di indonesia, perawat merupakan populasi tenaga kesehatan yang paling banyak terpapar oleh virus COVID-19 sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi kesehatan mental mereka. Beban kerja yang tinggi, durasi kerja yang panjang, kesulitan menyesuaikan diri di situasi pandemi meningkatkan risiko mereka mengembangkan burnout. Studi menemukan bahwa unit kerja dapat menentukan risiko perawat terpapar oleh burnout. Akan tetapi, selama pandemi COVID-19 studi menemukan hasil yang berlawanan, ada yang menemukan perbedaan burnout pada perawat berdasarkan unit kerja, tetapi ada juga yang tidak. Maka dari itu, penelitian ini hendak melihat perbedaan taraf burnout pada perawat berdasarkan unit kerja mereka. Penelitian ini dilakukan pada pertengahan Februari 2022 ketika gelombang dua COVID-19 terjadi di Indonesia. Menggunakan pendekatan hospital-based, 178 perawat dari ICU, UGD, Unit Operasi, Unit Rawat Inap, dan Unit Rawat Jalan dari rumah sakit X di Tangerang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ditemukan perbedaan burnout pada perawat berdasarkan unit kerja mereka selama pandemi COVID-19. Hal ini dapat dijelaskan oleh karakteristik rumah sakit X yang berada dalam skala yang kecil. Rumah sakit dengan skala kecil cenderung bisa mendistribusikan perawat secara merata di setiap unit, sehingga tekanan yang dialami perawat cenderung serupa. Maka dari itu, risiko burnout pada perawat di setiap unit cenderung sama.

Nurses are the largest population of health workers who are most exposed to the COVID-19 virus in Indonesia, which raises concerns about their mental health state. High workload, long shift duration, and hardship to adapt in uncertain situations increase their risk to develop burnout. In addition to that, previous studies found that hospital units are one of the risk factors that could affect burnout in nurses because each unit has different intensity levels. However, during COVID-19, there are contradicting findings, some studies found differences in burnout based on hospital units, but some studies don’t. Therefore, the aim is to find differences in burnout levels between nurses based on their hospital units. Using a hospital- based approach, a total of 178 nurses from ICU, ED, OT, Inpatient, and Outpatient Unit from a hospital in Tangerang participated in this study. Furthermore, this study was conducted in mid-February 2022 when the second wave of COVID-19 hit Indonesia. This study found that there aren’t any significant differences of burnout levels found among nurses based on their hospital units. This result could be explained by noticing the characteristic of hospital X, which is a small-scale hospital. Hospitals with small scale tend to be able to distribute nurses evenly in each unit, so the pressure experienced by nurses tends to be similar. Therefore, the burnout risk for nurses in each unit tends to be the same with one another."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>