Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73359 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Hayuning Galih
"Skripsi ini membahas peranan Sakamoto Ryūichi terhadap munculnya genre baru dan perkembangan musik populer Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Ryuichi Sakamoto berpengaruh terhadap munculnya genre techno-pop di Jepang dan perkembangan musik jenis electronic dan semacamnya pada era selanjutnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya artis-artis baru yang mengusung genre techno dan festival musik dengan genre serupa, serta tempat-tempat seperti klub yang menyediakan instrumen elektronik seperti synthesizer bagi para penggemar musik techno.

The study focuses on the role of Sakamoto Ryūichi for the born of new music genre and the development of popular music in Japan. This study is categorized as qualitative study with a description method. Result of the study reveals that Sakamoto Ryūichi has played a main role on the new music genre of techno-pop in Japan and the development of the other electronic-music for the following era. It can be seen from many artists who chose this new techno genre and many festival music were conducted with similar genre. Then it is followed by many music clubs which provide electronic instrument such as synthesizer to accommodate the need of techno-music lovers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kishibe, Shigeo
Tokyo: Ongaku No Tomo Sha Edition, 1984
781.952 KIS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kishibe, Shigeo
Tokyo: Kokusai Bunka Shinkokai, 1966
781.952 KIS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Malm, William P.
Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2005
780.952 MAL tt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erlyn Rosalina
"Skripsi ini membahas pembentukan kata dalam instrumen musik bahasa Rusia. Fokus skripsi ini yaitu pembentukan kata khususnya sufiks yang memiliki makna orang atau dalam instrumen musik disebut pemain musik. Selain sufiks, skripsi ini menjelaskan secara singkat tentang okončanie dan interfiks. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil analisis skripsi ini menyatakan bahwa terdapat lima jenis sufiks yang dapat ditambahkan pada instrumen musik bahasa Rusia dan tidak semua instrumen musik dapat diberi sufiks.

This paper discusses derivation in musical instrument Russian Language. The focus of this thesis is derivation particularly suffix that has meaning people or in a musical instrument called a musician. In addition to suffix, this thesis briefly describes okončanie and interfiks. The method used is descriptive. The analysis' result of this thesis states that there are five types of suffixes that can be added to the musical instrument Russian Language and not all musical instruments can be given a suffix."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S295
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Heidi Joewono
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai akulturasi musik yang terjadi dalam Tsugaru-jamisen masa kini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan teknik studi kepustakaan. Hasil temuan skripsi ini adalah bahwa akulturasi musik tersebut menyebabkan pertumbuh kembangan Tsugaru-jamisen yang dapat dilihat dari terciptanya berbagai lagu Tsugaru-jamisen baru dalam notasi Jepang juga Barat, pemanfaatannya sebagai instrumen musik modern yang dapat dimodifikasi, serta bagaimana Tsugaru-jamisen kini digunakan dalam berbagai genre musik; dan terbaginya pemain Tsugaru-jamisen saat ini ke dalam tiga kategori: pemain yang kursus di ryaha atau iemoto; pemain yang secara otodidak berlatih lagu-lagu minya; dan pemain yang secara otodidak belajar memainkan Tsugaru-jamisen untuk memainkan lagu-lagu di luar genre minya. Simpulannya adalah bahwa sebuah tradisi budaya harus dinamis: tetap hidup, bertumbuh dan berkembang bersama dengan masyarakatnya. Budaya yang dapat berkembang seiring dengan zaman tanpa kehilangan ciri khasnya akan lestari, sementara tradisi yang stagnan semakin lama akan semakin sedikit peminat hingga akhirnya tenggelam. Budaya yang berubah pun bila terlampau jauh maka dapat memisahkan diri dan membentuk aliran baru, sementara budaya aslinya ditinggalkan.

ABSTRACT
The focus of this study is music acculturation in the present Tsugaru-jamisen. The study uses the method of descriptive analysis literature review. The find is that said music acculturation caused two things: the growth and development of Tsugaru-jamisen and the categorization of the recent Tsugaru-jamisen players into three types. The growth can be seen from new songs created in both classical Japanese and Western notation, how it is modifiable as a modern musical instrument, and that it can be used in various genres. The three category of Tsugaru-jamisen players are: they who affiliated themselves with certain ryaha or iemoto; self-taught people aiming for minya professionals; and players learning Tsugaru-jamisen autodidactically in other genres. The conclusion is that a cultural tradition has to stay alive, growing and developing together with the people. Cultures that can manage to develop abreast the time without losing its main characteristic will remain longlast, while stagnated ones would slowly lose inheritor, nearing extinction. Too much cultural change might result in separation: the new culture a derivative or branch while the original continues to decline."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panudju Senoaji
"Pada awal abad ke 20 atau tepatnya pada jaman Meiji (1868-1912), Jepang merupakan satu-satunya negara non Barat yang berhasil melakukan modernisasi. Bukti nyata dari keberhasilan usaha-usaha modemisasi Jepang pada jaman Meiji adalah tampilnya Jepang sebagai sebuah negara industri. Dengan kekuatan industri yang dimilikinya, Jepang kemudian menjelma menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan militer dunia. Tampilnya Jepang sebagai kekuatan ekonomi dan militer dunia, membuat statusnya dalam percaturan ekonomi politik intemasional juga mengalami perubahan, dan sebuah negara semi kolonisasi menjadi sebuah negara merdeka dan berdaulat. Keberhasilan Jepang menjadi sebuah negara merdeka dan berdaulat justru bertolak belakang dengan situasi umum yang terjadi di negara-negara Asia pada awal abad ke-20. Hampir sebagian besar wilayah Asia merupakan wilayah_wilayah kolonisasi negara-negara Barat. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, Jepang merupakan negara yang sangat miskin akan sumber daya alam. Selain itu hubungan Jepang dengan dunia pada khususnya dengan dunia Barat relatif terlambat. Mengapa hanya Jepang yang sukses dalam menjalankan program-program modemisasi, sedangkan negara-negara lain di Asia tidak? Faktor-faktor apakah yang telah membedakan Jepang dengan negara-negara lain di Asia? Menurut Paul Baran searang ahli ekonomi politik beraliran mantis, seperti yang dikutip oleh Yoshihara Kunio, modal utama dari keberhasilan industrialisasi Jepang adalah kemerdekaan politik. Dia mencoba membandingkan Jepang dengan India. Menurutnya Jepang dapat berdiri sebagai negara industri karena Jepang merupakan negara yang merdeka sedang India tetap terbelakang karena telah mengalami pemerasan akibat kolonisasi Inggris. Kunio lantas mencoba melengkapi argumen yang dikemukakan oleh Paul Baran diatas dengan membandingkan Jepang dan Muang Thai. Selain tidak pernah mengalami kolonisasi negara-negara Barat, Muang Thai pada masa pemerintahan Raja Chulalongkorn (1868-1910) atau hampir bersamaan dengan jaman Meiji juga melakukan usaha-usaha modernisasi. Tetapi apa yang dicapai oleh Muang Thai tidak seperti yang dialami oleh Jepang. Menurut Kunio keberhasilan modemisasi yang diperoleh Muang Thai hanya bersifat kuantitatif tidak kualitatif, artinya hanya menyentuh sebagian kecil masyarakat, sedangkan mayoritas besar rakyat tetap tidak berpendidikan dan hidup dalam keadaan miskin. Suatu situasi yang sangat berlawanan dengan keadaan di Jepang. Keberhasilan modernisasi yang dicapai oleh Jepang pada jaman Meiji juga sangat ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti unsur-unsur dalam kebudayaan Jepang. Kebudayaan Jepang dapat dianggap sebagai kebudayaan rasa malu."
2000
S13802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Hayuning Galih
"Penelitian ini membahas mengenai keterkaitan perubahan kondisi perempuan dan kemunculan tren dalam industri musik populer Jepang. Berdasarkan data dari buku tahunan Recording Industry Association of Japan tahun 2018, terlihat bahwa ada perubahan tren dalam industri musik populer Jepang pasca tahun 2000. Dalam data tersebut tercantum bahwa grup idola yang beranggotakan beberapa laki-laki mendapatkan posisi sebagai artis terbaik selama beberapa tahun berturut-turut, seperti Exile dan Arashi. Karena Exile dan Arashi adalah boygroup, dapat dikatakan bahwa sebagian besar penggemar mereka berasal dari kaum perempuan. Jika para perempuan tersebut dapat mengonsumsi idola mereka, berarti mereka memiliki kemampuan finansial secara independen. Pertama, penelitian ini akan melihat bagaimana perubahan tingkat pendidikan perempuan berpengaruh terhadap pekerjaan mereka sehingga mereka memiliki kemampuan finansial. Selanjutnya, akan diberikan gambaran mengenai kondisi industri musik tren dalam industri musik populer Jepang dari tahun 1980-an hingga 1990-an. Terakhir, penelitian ini akan membahas bagaimana perubahan kondisi perempuan Jepang dapat memberikan pengaruh dalam terbentuknya tren musik populer Jepang.

This study discusses the correlation of the increasing of women 39 s purchasing power and the emergence of new trends in Japan 39s popular music industry in the last 2 decades. Data from the yearbook of Recording Industry Association of Japan in 2018 shows that there is a change of trend in Japan 39 s popular music industry after the year 2000. The data stated that the group of idols consisting of several men the so call lsquo boy bands, such as Exile and Arashi, achieve the position as the best artist for several consecutive years. I argue that since Exile and Arashi are boygroups, their fans are mostly women. That these women are able to consume rsquo their idol, indicates that they are indeed financially well off. Why I assume that their opportunities for higher educations during the 1980s, combined with high employment rate, have enpowered them financially as well as socially. Furthermore, I will show an overview of the trends of the music industry in the Japanese popular music industry from the 1980s to the 1990s. Finally, the discussion part will show the correlation how the changing financial position of Japanese women can affect the dynamics of Japans popular music trends."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Noviandini
"Skripsi ini membahas sifat naturalis orang Jepang yang tecermin dalam lirik-lirik laguJepang populer melalui penggunaan istilah sakura sebagai simbol. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu mengumpulkan lirik-lirik lagu sebagai data utama dan data-data lain yang relevan terhadap penelitian dan kemudian dianalisis dengan teori. Sedangkan teori yang digunakan dalam bab analisis adalah teori yang dikemukakan oleh Nakamura Hajime dalam bukunya yang berjudul Nihonjin no Shiihōhō. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Jepang dewasa ini masih menanamkan sifat naturalis yang tecermin dalam lirik-lirik lagu Jepang populer.

The focus of this study is naturalism that is reflected in Japanese popular song lyrics through the term of sakura as the symbol. This research uses analytical descriptive method. Writer collects Japanese popular songs lyrics as the main data and other datas that are relevant to the research. These datas will be analyzed by the theory. Theory used for this analysis is the theory of naturalism stated by Nakamura Hajime in his book called Nihonjin no Shiihōhō. Conclusion of the analysis shows that Japanese naturalistic aspects nowadays are still reflected in Japanese popular song lyrics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13572
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuardila
"Jurnal ini menganalisa kepopuleran Visual Kei di luar Jepang sebagai bagian dari budaya populer Jepang. Makalah ini menggunakan metode analisis dekriptif dengan landasan teori budaya populer oleh John Storey. Dengan meningkatnya minat akan budaya populer Jepang beberapa tahun belakangan, minat akan musik populer Jepang juga nampak meningkat di luar Jepang. Sebagai bagian dari musik populer Jepang, Visual Kei juga nampak tumbuh peminatnya dilihat dari banyaknya jumlah pertunjukan, konser, dan penampilan musisi Visual Kei pada festival musik di luar Jepang. Hasil analisis dalam jurnal ini menunjukan bahwa popularitas Visual Kei di luar Jepang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain popularitas budaya populer Jepang lain seperti anime, penampilan, serta orisinalitas musik yang terdapat dalam Visual Kei.

This journal analyzed Visual Kei overseas popularity as a part of Japanese popular culture. This paper use descriptive analysis as the method and using the concept of Pop culture by John Storey. With the rise of interest towards Japanese popular culture in recent years, the Japanese popular music has also seen a rise of popularity outside of Japan. As a part of Japanese popular music, Visual Kei has also seen the rise of its popularity outside of Japan trough many performances, concert, and appearance in music festival outside of Japan. The result of the analysis on this paper shows that Visual Kei popularity outside of Japan was affected some factor such as the popularity of another Japanese popular culture like anime, its look, and its musical originality that is inside of Visual Kei.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>