Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johanes Setiyabudi
"[ABSTRAK
Layanan Kendaraan Terhubung Internet (LKTI) yang sudah di kembangkan oleh
operator seluler di Indonesia sebagai bagian dari layanan digital nya. Dalam konteks
LKTI, layanan yang diberikan masih terbatas pada layanan telematik dengan
menggunakan perangkat On Board Diagnostic (OBD) II dengan metoda
konektivitas ter-integrasi. Harga perolehan perangkat yang relatif lebih mahal
dibanding layanan sejenis yang bebas biaya berlangganan, membuat penetrasi pasar
LKTI telematik Operator Indonesia tidak berkembang. Dibutuhkan strategi
penetrasi pasar baru untuk dapat mencapai adaptasi masal dengan
mempertimbangkan perluasan layanan kearah infotainment, pemilihan perangkat
pemicu layanan yang komprehensif, mekanisme pemisahan pembebanan biaya
layanan, serta pola kerjasama hilir baru antara operator ? diler ? dan sistem
integrator.
Pemodelan Kano digunakan untuk mengidentifikasi fitur-fitur yang diinginkan
pelanggan terhadap solusi perangkat keras pemicu layanan serta pengembangan
tipe aplikasi LKTI agar dapat mendukung diversifikasi layanan eksisting operator.
Model bisnis baru dari LKTI operator dikembangkan dengan pemodelan bisnis
Canvas dengan ?Pemberdayaan diversifikasi LKTI untuk mobil non-premium?
sebagai proposisi nilai yang ditawarkan.
Sehingga penetrasi pasar secara masal akan dapat dicapai dengan strategi
pemanfaatan dealer sebagai jalur distribusi dengan mekanisme bundling perangkat
pemicu layanan sebagai bagian dari kendaraan yang dijual oleh diler serta
pembebasan biaya bulanan terhadap layanan LKTI telematik dasar. Pengembangan
aplikasi LKTI mandiri dan bersifat lokal oleh operator yang bekerjasama dengan
sistem integrator merupakan kunci dari kesinambungan dan perkembangan layanan
LKTI di Indonesia di masa yang akan datang dalam penggunaan aplikasi nilai
tambah (layanan nilai tambah telematik dan infotainment) yang bermuara pada
peningkatan trafik data operator yang didukung oleh mekanisme pemisahan
pembebanan biaya layanan.

ABSTRACT
Connected Car Services (CCS) have been developed by Indonesian Cellular
operators as part of their Digital Services product. In the CCS context, current
service provided by Indonesian operator is still limited to vehicle telemetry with On
Board Diagnostic (OBD)-II device as a service enabler by using integrated
connectivity scheme. High acquiring enabler-hardware cost compare to their
competitors which are free of charge, made operator market penetration on this
service is low. A new market penetration strategy is required to gain mass-market
adoption considering service broadening to infotainment, comprehensive enabler
hardware selection, split billing mechanism, and a new partnership scheme
between operator ? dealership ? and System Integrator.
Kano modelling is used to identify Connected Car Services Enabler Hardware
features and type of applications development required by customer to support
operator existing services diversification. A new business is developed to support
this new diversification services by using Canvas Model with ?Enablement VAST
Connected Car Services for non-Premium Car? as the value proposition offered.
Hence, mass adoption market penetration could be achieved by bundling CCS
enabler hardware as a part of the vehicle offered to the customer by dealer and
giving free of CCS basic telematics monthly service cost strategy. Meanwhile, self
development of CCS applications with local taste, by cooperation between operator
and system integrator, will be the key of sustainability and application enhancement
of CCS Services in Indonesia to excite customer accessing CCS enhance
applications (Telematic VAS and Infotainment) which will increase operator data
traffic through split billing mechanism., Connected Car Services (CCS) have been developed by Indonesian Cellular
operators as part of their Digital Services product. In the CCS context, current
service provided by Indonesian operator is still limited to vehicle telemetry with On
Board Diagnostic (OBD)-II device as a service enabler by using integrated
connectivity scheme. High acquiring enabler-hardware cost compare to their
competitors which are free of charge, made operator market penetration on this
service is low. A new market penetration strategy is required to gain mass-market
adoption considering service broadening to infotainment, comprehensive enabler
hardware selection, split billing mechanism, and a new partnership scheme
between operator – dealership – and System Integrator.
Kano modelling is used to identify Connected Car Services Enabler Hardware
features and type of applications development required by customer to support
operator existing services diversification. A new business is developed to support
this new diversification services by using Canvas Model with “Enablement VAST
Connected Car Services for non-Premium Car” as the value proposition offered.
Hence, mass adoption market penetration could be achieved by bundling CCS
enabler hardware as a part of the vehicle offered to the customer by dealer and
giving free of CCS basic telematics monthly service cost strategy. Meanwhile, self
development of CCS applications with local taste, by cooperation between operator
and system integrator, will be the key of sustainability and application enhancement
of CCS Services in Indonesia to excite customer accessing CCS enhance
applications (Telematic VAS and Infotainment) which will increase operator data
traffic through split billing mechanism.]"
2015
T45269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Rizkyutami Witjaksono
"Di era digital, internet sudah menjadi komoditas hidup bagi manusia, hingga PBB memutuskan bahwa konektivitas internet merupakan bagian dari hak asasi manusia, namun hingga saat ini, sekitar setengah dari penduduk dunia masih belum terhubung dengan koneksi internet, dan mereka yang belum terhubung ternyata tinggal di daerah rural, dimana penyelenggaraan internet konvensional membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Teknologi TV Whitespace merupakan salah satu teknologi alternatif untuk menyediakan internet di daerah rural, dimana internet ditransmisikan pada spektrum frekuensi yang tidak dipakai. Skripsi ini membahas tentang teknologi TV Whitespace, standar yang digunakan yaitu standar IEEE 802.22 dan kebijakan dari FCC beserta analisisnya berdasarkan simulasi yang dilakukan di Indonesia. Analisis teknologi TV Whitespace pada skripsi ini dibagi menjadi dua, yaitu dari ketersediaan kanal maksimum dan analisis interferensi WSD terhadap DTT. Simulasi dilakukan di Pulau Bali yang sebagian dari kabupatennya masih merupakan daerah rural. Hasil simulasi menunjukkan bahwa ketersediaan kanal maksimum terbesar di Bali berada pada bagian barat dan WSD yang didesain di suatu area sampel di Bali tidak menginterferensi cakupan dari DTT yang sudah ada.

In the digital era, internet has become humanity rsquo s necessity, to the point where UN stated that internet connectivity is the right of human being. Unfortunately, half of the world population have not been connected to the internet yet, and studies found that those who haven rsquo t live in rural area, where traditional internet service will be very costly. TV Whitespace technology is one of the alternative to provide internet in rural areas, where internet is transmitted with unused frequency spectrum. This thesis explains about TV Whitespace rsquo s technology itself, existing standards, that is IEEE 802.22 standard and FCC rsquo s policy along with its analysis based on the simulation conducted in Indonesia. The TV Whitespace technology analysis in this thesis is divided into two the maximum channel availability and WSD interference toward DTT analysis. The simulation is conducted in Bali Island where some of its regencies are still categorized as rural areas. Simulation results show that the maximum channel availability in Bali is located at its western side and the WSDs designed in a certain sample area in Bali don rsquo t interfere with the already existing DTT rsquo s coverage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Putra
"Dengan menggunakan panel data dari 514 kabupaten/kota, dalam rentang tahun 2010 hingga 2020, penelitian ini menginvestigasi dampak penggunaan internet terhadap kemiskinan di tingkat kabupaten/kota. Penelitian ini menggunakan model instrumental variable generalized method of moments (IV-GMM) untuk mengevaluasi dampak dan mengatasi potensi masalah endogenitas, khususnya pada data internet. Variabel instrumental yang digunakan meliputi kehadiran Base Transceiver Station (BTS), akses listrik, persentase populasi perkotaan, dan pengeluaran pendidikan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa internet, dengan lag satu tahun, memiliki dampak signifikan secara statistik dan negatif terhadap kemiskinan. Dengan mengontrol berbagai faktor sosial-ekonomi, penelitian ini menemukan bahwa peningkatan penggunaan internet sebesar 1% berhubungan dengan penurunan kemiskinan sebesar 0,78%. Hasil penelitian ini juga konsisten tanpa lag dan dengan regresi lag dua tahun. Penelitian ini menekankan peran potensial akses internet dalam upaya pengurangan kemiskinan dan memberikan wawasan mengenai saluran penggunaan internet yang memengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia. Melalui studi ini, para pembuat kebijakan dapat mengembangkan strategi untuk meningkatkan akses internet, literasi digital, dan pemanfaatan ekonomi digital guna mendorong pembangunan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.

Using a panel dataset of 514 districts from 2010 to 2020 (a 10-year period), this study investigates the impact of internet use on district-level poverty rate. The study engaged the instrumental variable generalized method of moments (IV-GMM) model to assess the impact and accommodate the potential of endogeneity problems especially on internet data. The instrumental variables include measures of Base Transceiver Station (BTS) presence, electricity access, urban population percentage, and education expenditure. The findings indicate that internet, with a 1-year lag, has a statistically significant and negative impact on poverty. Controlling for various socio-economic factors, the study finds that a 1% increase in internet use is associated with a 0.78% decrease in poverty. The results are also consistent without a lag and with the 2-years lag regression. This study highlights the potential role of internet access in poverty reduction efforts and provides insights into the channels through which internet use influences poverty levels in Indonesia. By understanding these mechanisms, policymakers can develop strategies to enhance internet access, digital literacy, and the utilization of digital economy to foster economic development and reduce poverty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Karim Zaidan
"ABSTRAK
Era digitalisasi saat ini memang sudah merasuki sendi-sendi kehidupan. Hampir semua tatanan sosial masyarakat berubah, tak terkecuali di bidang pemasaran. Muncul media-media baru yang dianggap lebih efektif untuk menyukseskan kegiatan pemasaran. Jurnal ilmiah ini akan menganalisis pemasaran dari brand AirAsia selaku salah satu maskapai penerbangan bertarif rendah dalam memanfaatkan media digital dalam upaya untuk berkomunikasi ataupun berpromosi kepada para konsumennya. Analisis akan berfokus pada media sosial dan situs resmi dari AirAsia. Pada akhirnya, tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas bagaimana maskapai penerbangan AirAsia menjalankan strategi pemasaran digital sebagai salah satu kunci kesuksesannya menjadi maskapai bertarif rendah terbaik di dunia.

ABSTRACT
At present, the era of digitized has penetrated to the core of people 39 s lives. Almost every social construct has changed because of it, including within the field of marketing. Leading to the increasing number of medias deemed more effective to make a successful marketing strategy. This scientific journal will analyse the brand AirAsia, as a low cost commercial airline, in incorporating several digital media outlets in their marketing strategy for both promotional outlet and as a communication channel to their consumers. The analysis will focus onto the social media as well as AirAisa 39 s official website. In general, this journal is expected to provide a clear description in how AirAsia 39 s successfully implemented their digital marketing strategy making them one the best low cost commercial airline in the world. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Shatila
"ABSTRAK
Presentase pendapatan atas penyediaan layanan konektivitas oleh operator seluler masih memiliki kontribusi revenue yang kecil dari total revenue opportunity dalam Internet of Things (IoT) value chain. Sementara munculnya teknologi berbasis IoT pada umumnya menandai evolusi teknologi di sektor telekomunikasi yang memungkinkan gelombang baru layanan yang memberikan peningkatan value di berbagai sektor yang mendorong perekonomian. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, operator perlu melakukan revitalisasi model bisnis sebagai upaya untuk bertahan dalam ekosistem IoT. Tulisan ini bertujuan untuk memperoleh kondisi eksisting model bisnis IoT oleh operator seluler dan mengetahui strategi inovasi model bisnis penyediaan IoT oleh operator seluler di Indonesia kedepan dengan mengadopsi metode berfikir soft system yang membandingkan kondisi eksisting dengan kondisi yang diharapkan kedepan untuk dapat mengambil langkah perbaikan menuju kondisi kedepan. Adapun model bisnis yang akan digunakan adalah dengan menggunakan model bisnis St. Gallen Magic Triangle sebagai tools untuk melakukan analis komponen model bisnis dalam pengembangan bisnis IoT. Data diperoleh dari berbagai sumber literatur beserta hasil wawancara dari beberapa operator seluler di Indonesia atas implementasi IoT. Secara umum model bisnis IoT yang diimplementasikan oleh operator seluler telah mengarah kepada penyedia platform sebagai langkah awal untuk mengembangkan ekosistem IoT secara bertahap. Dalam menuju ke kondisi ideal untuk dapat menjadi penyedia end-to-end dibutuhkan strategi dalam komponen bisnis model yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya penguatan terhadap pengembangan platform yang saat ini telah dibangun dengan memperkuat pengembangan strategi untuk revenue model yang diinginkan sebagai upaya untuk menerapkan berbegai strategi monetisasi bisnis IoT serta upaya peningkatan value proposition yang ditawarkan kepada pelanggan. Rekomendasi yang dapat disampaikan adalah operator seluler secara berkala melakukan analisis investasi dari sisi internal ataupun eksternal dalam rangka meningkatkan kapabilitas perusahaan dalam mengakselerasi peran khususnya dalam bisnis penyediaan IoT serta analisa melakukan technology roadmap dan pengembangan platform dalam menuju terbentuknya ekosistem dengan penyelenggara telekomunikasi sebagai digital hub enabler.

ABSTRACT
The percentage of revenue from the provision of connectivity services by cellular operators still has a small contribution to revenue from the total revenue opportunity in the Internet of Things (IoT) value chain. While the emergence of IoT-based technology in general marks the evolution of technology in the telecommunications sector which allows a new wave of services that provide increased value in various sectors that drive the economy. To be able to take this opportunity, operators need to revitalize the business model as an effort to survive in the IoT ecosystem. This paper aims to obtain the existing conditions of the IoT business model by cellular operators and find out the strategy of providing IoT business model innovation by cellular operators in Indonesia in the future by adopting a soft system thinking method that compares existing conditions with expected conditions in the future to be able to take corrective steps towards future conditions . The business model that will be used is using the St. business model. Gallen Magic Triangle as a tool for analyzing business model components in IoT business development. Data is obtained from various literary sources along with interviews with several cellular operators in Indonesia for IoT implementation. In general, the IoT business model implemented by cellular operators has led to platform providers as a first step to developing the IoT ecosystem in stages. In heading to the ideal condition to be an end-to-end provider, a strategy is needed in the business components of the model used. The results of the study show that there is a need to strengthen the development of the platform that has now been developed by strengthening the development of the strategy for the desired revenue model in an effort to implement various IoT business monetization strategies and efforts to increase the value proposition offered to customers. Recommendations that can be conveyed are cellular operators that regularly carry out internal or external investment analysis in order to improve the company's capability to accelerate its special role in the IoT supply business and analyze technology roadmaps and platform development towards the establishment of ecosystems with telecommunications operators as digital hub enablers."
2019
T54201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rachim Saputra
"Pada saat ini, beriklan melalui internet atau situs web memiliki prospek luar biasa dalam meningkatkan niat pembelian konsumen. Banyaknya iklan yang tersebar secara digital perlahan telah berkontribusi terhadap pendapatan negara keseluruhan pada iklan. Peningkatan pendapatan pada iklan dapat disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang bermigrasi ke platform digital sebagai media promosi untuk mendapatkan pasar yang lebih luas dan juga mempermudah konsumen untuk mengakses produk, informasi maupun layanan yang ditawarkan. Salah satu perusahaan yang menggunakan media digital atau internet sebagai media untuk promosi adalah Tiket.com yang telah diakusisi oleh Blibli inc. Akuisisi tersebut dengan ambisi untuk menjadikan Tiket.com sebagai Unicorn ke lima di Indonesia. Salah satu cara untuk menjadikan hal tersebut adalah melalui media promosi digital. Penelitian ini berfokus pada banner digital Tiket.com tentang bagaimana desain visual iklan mereka dapat memberikan efek pada sikap konsumen di iklan internet, menciptakan sikap terhadap merek, mengklik iklan dan memori terhadap niat pembelian online. Output dari data yang diteliti mengungkapkan bahwa, desain iklan banner dari Tiket.com, seperti ukuran, bentuk, dan animasi menghasilkan sikap konsumen yang positif terhadap merek yang diiklankan, membangun efek yang diklik dan membantu konsumen menghafal iklan yang masing-masing meningkatkan niat untuk membeli di sisi konsumen. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa ada perbedaan tentang bagaimana respons pria dan wanita terhadap iklan banner Tiket.com.

At this time, advertising through the internet or websites has extraordinary prospects in increasing consumer purchase intentions. The number of ads that are spread digitally has slowly contributed to the overall state revenue on advertising. Increased revenue on advertising can be caused by the number of companies migrating to digital platforms as a promotional medium to gain a wider market and also make it easier for consumers to access the products, information and services offered. One company that uses digital media or the internet as a medium for promotion is Tiket.com which has been acquired by Blibli inc. The acquisition is with the ambition to make Tiket.com as the fifth Unicorn in Indonesia. one way to make this happen is through digital promotion media. This research focuses on Tiket.com digital banners on how the visual design of their advertisements can have an effect on consumers attitudes on internet advertising, creating attitudes towards brands, clicking on ads and memory towards online purchase intentions. The output from examined data unveil that, design of banner advertisements of Tiket.com, such as size, shape, and animation generate a positive consumer attitude towards the advertised brand, establish clicked through effect and helps consumer memorize the ads which respectively increase an intention to purchase on the consumer side. Furthermore, this study also unveils that there is a difference on how male and female response to Tiket.com banner advertisement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shuman, Bruce A.
Colorado: Libraries Unlimited, 2001
004.678 SHU i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdinal Rahman
"Skripsi ini membahas tentang kebijakan penetapan nilai jual kendaraan bermotor yang berimplikasi terhadap penetapan nilai jual kendaraan bermotor mobil bekas angkutan taksi Nilai jual kendaraan bermotor merupakan salah satu dasar pengenaan pajak dari Pajak Kendaraan Bermotor di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis proses dari penetapan nilai jual kendaraan bermotor khususnya untuk mobil bekas angkutan taksi dan menganalisis permasalahan yang timbul dan penetapan tersebut. Pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan oleh peneliti telah memberikan hasil berupa adanya perbedaan harga mobil bekas angkutan taksi yang cukup besar antara di pasaran umum dengan harga berdasarkan penetapan Nilai Jual Kendaraan Bermotor sebagai dasar pengenaan PKB Selain itu penehti juga menemukan berbagai ketidaksetujuan dari pihak wajib pajak (pemilik mobil bekas taksi) mengenai jumlah pajak yang mereka bayar ketika mereka mengetahui proses penetapan dan penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor.

This undergraduate thesis discusses the motor vehicle pricing imposition policy which has implications for the price of ex-taxi car. In indonesia, motor vehicle price is one of the vehicle tas base The purpose of this research is analyzing the process of motor vehicle pricing imposition (especially for ex- taxi) and analyzing problems that arise from such imposition Qualitative approach and qualuative data collection techniques used by researcher have some result, such as the difference of ex-taxi car price between public market and ex-taxi car price based on the imposition of motor vehicle price as vehicle tax bases. In addition, researcher also found a variety of disapproval from the owner of ex-taxi car on the amount of tax they pay when they know the process of determining and calculating vehicle rax"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S10523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenta Febriyandi
"Sigfox merupakan sebuah teknologi protokol radio Low Power Wide Area Network (LPWAN) yang memiliki karakteristik konsumsi daya rendah, data rate rendah, topologi jaringan yang sederhana, dan jangkauan yang luas. Sigfox beroperasi pada spektrum frekuensi unlicensed Industrial, Scientific, and Medical (ISM) di rentang 920 MHz sampai dengan 923 MHz. Berdasarkan regulasi Pemerintah Indonesia, lisensi penggunaan frekuensi yang diberikan adalah berupa Izin Kelas. Tesis ini menganalisis perencanaan jaringan Sigfox untuk layanan Internet of Things (IoT) publik di wilayah DKI Jakarta. Analisis yang dilakukan adalah berbasis coverage dan capacity. Sebagai pemodelan propagasi, digunakan metode Okumura-Hata dan memberikan hasil propagation loss sebesar 152.5 dB dengan fading margin sebesar 7.5 dB. Hasil simulasi menyebutkan bahwa diperlukan 402 gateway untuk menjangkau wilayah DKI Jakarta, hal ini sepadan dengan 99,95% wilayah memiliki Reference Signal Receice Power (RSRP) downlink di atas ambang batas minimal sebesar -134 dBm. Nilai rata-rata RSRP (DL) didapat -80,23 dBm dan nilai rata-rata RSSI (DL) didapat -95 dBm, sementara itu nilai rata-rata SINR (DL) didapat -10,83 dBm. Dalam menentukan titik lokasi gateway atau access point, dilakukan mapping terhadap lokasi tower milik perusahaan PT. XYZ sebagai mitra penyedia tower. Layanan IoT berbasis teknologi Sigfox memiliki keunggulan pada use case yang berkarakteristik low data rate, free roaming, dan memerlukan daya tahan battery tinggi. Analisis model bisnis dilakukan berdasarkan pendekatan tekno ekonomi dan model bisnis Kanvas Osterwalder, dimana terdapat sembilan analisis blok bangunan yang harus diterapkan oleh Sigfox Indonesia dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia. Hasil analisis dan korelasi dengan model bisnis IoT ITU-T menyebutkan bahwa Sigfox fokus pada segmen penyedia connectivity atau network provider. Saran yang dapat diberikan adalah, Sigfox harus membangun kemitraan dalam rangka membangun ekosistem IoT, melakukan edukasi serta penetrasi pasar.

Sigfox is a Low Power Wide Area Network (LPWAN) radio protocol technology that has the characteristics of low power consumption, low data rate, simple network topology, and wide coverage. Sigfox operates in unlicensed Industrial, Scientific, and Medical (ISM) spectrum frequency band in the range of 920 MHz to 923 MHz. Based on Indonesian Government regulation, the license granted is Class License. This thesis analyzes Sigfox network planning for public Internet of Things (IoT) services in the capital of Indonesia, DKI Jakarta. Analysis is carried out based on coverage and capacity approach. As a propagation model, the Okumura-Hata method is used and gives a propagation loss of 152.5 dB with a fading margin of 7.5 dB. The simulation results say that 402 gateways are needed to cover Jakarta Area, this is equivalent to 99.95% of the total area having a Reference Signal Receive Power (RSRP) Downlink above the minimum threshold of -134 dBm. The mean value of RSRP (DL) is -80.23 dBm and the mean value of RSSI (DL) is -95 dBm, while the mean value of SINR (DL) is -10.83 dBm. In determining the gateway location, mapping is carried out to the location of tower owned by PT. XYZ as a tower provider partner. Sigfox based IoT services have advantages in use cases that are characterized by low data rate, free roaming, and require long battery life. The business model analysis is carried out based on techno-economic analysis and Osterwalder Business Model Canvas, where there are nine building blocks analysis that must be applied by Sigfox Indonesia in running business. The result of the analysis and correlation with ITU-T IoT business model state that Sigfox focuses as connectivity or network provider. The advice that can be given is, Sigfox must build partnership to build an IoT ecosystem, market education and market penetration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Cahya Ningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlibatan dan terbentuknya budaya partisipatif dalam komunitas fashion pada produk brand Aesthetic Pleasure. Dalam konteks ini, berkaitan dengan konsep budaya partisipatif yang diartikan sebagai adanya hubungan partisipasi, hubungan sosial, jaringan sosial, komunikasi dan interaksi sosial yang terjalin antara satu individu dengan individu lainnya. Studi sebelumnya menjelaskan bahwa terdapat dukungan yang kuat antara satu individu dengan individu lainnya dalam menciptakan produk dan menyebarluaskan informasi dalam jangkauan yang luas. Argumentasi pada penelitian ini berfokus pada adanya hubungan partisipasi dan hubungan jaringan sosial yang membentuk ruang ekspresi bagi para produsen dan konsumen produk brand Aesthetic Pleasure dalam menciptakan suatu produk, mendefinisikan ulang produk, dan mendistribusikan konten produk yang dibantu oleh platform e-commerce dan media sosial lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif yang bersumber dari data sekunder dan diperkuat dari hasil wawancara.

This study aims to determine the involvement and formation of a participatory culture in the fashion community in Aesthetic Pleasure brand products. In this context, it relates to the concept of participatory culture which is defined as a relationship of participation, social relations, social networks, communication and social interactions that exist between one individual and another. Previous studies have explained that there is strong support between one individual and another in creating products and disseminating information in a wide range. The argument in this study focuses on the participation relationship and social network relationships that form a space of expression for producers and consumers of Aesthetic Pleasure brand products in creating a product, redefining products, and distributing product content assisted by e-commerce platforms and other social media. . The method used in this study is a descriptive qualitative research method that is sourced from secondary data and strengthened from the results of interviews."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>