Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chitra Annisya
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana penerapan intervensi Resource Development and Installation (RDI) dalam menurunkan gejala-gejala developmental trauma pada R, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang mengalami kekerasan seksual oleh saudara kandungnya. Tujuan dari intervensi RDI adalah mengurangi gejala-gejala trauma R dengan cara membangkitkan resource yang dimilikinya dan mengubah kognisi negatif menjadi lebih positif sehingga menurunkan tingkat ketergangguan R terhadap pengalaman traumatisnya. Intervensi RDI dilakukan dengan menggunakan teknik Point of Power, Pendulation Exercise, dan Absorption. Teknik Point of Power digunakan untuk membangkitkan sumber daya positif yang dimiliki anak. Pada teknik Pendulation Exercise, anak dihadapkan dengan materi mengganggu berupa ekspresi gambar dan dilatih untuk memindahkan fokus dari kondisi tidak menyenangkan ke kondisi tenang. Pada teknik Absorption, anak memproses ingatan menganggu dan membangkitkan resource untuk menghadapi situasi tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan penerapan RDI dapat menurunkan gejala developmental trauma pada anak yang mengalami kekerasan seksual yang terukur dari penurunan gejala developmental trauma dan tingkat ketergangguan terhadap pengalaman traumatis. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa RDI dapat memfasilitasi terjadinya Adaptive Information Processing pada anak dengan developmental trauma. Setelah intervensi, R mampu menenangkan dirinya, tidak lagi menghindari situasi keluarga, dan memusatkan perhatian di sekolah.

This study was conducted to measure the effectiveness of Resource Development and Installation (RDI) to reduce symptoms of developmental trauma on R, a 11-year-old boy who experienced sibling sexual abuse. The goal of RDI intervention is to reduce symptoms of developmental trauma by activating the child‟s resources in order to change the negative cognition become more positive so the distress level of traumatic experience will be decreased. RDI performed by using Point of Power, Pendulation Exercise and Absorption Techniques. Point of Power Technique is used to activate positive resources owned by the child. Through Exercise Pendulation technique, the child is confronted with disturbing material in the form of images and learn to shift focus from unpleasant state to calming state. Then, Absorption technique is used to process disturbing memories and activate positive resources of the child and acquire new positive coping strategy to deal with possible traumatic situation in the future.
Results of this study suggest that RDI intervention effectively decreased symptoms of developmental trauma on a child with history of sexual abuse. The decrease in developmental trauma symptoms and subjective unit of distress of traumatic memory confirmed that RDI can facilitate the adaptive information processing in children with developmental trauma. After the intervention, R becomes calmer, more open to family, and also shows improvement in concentration and behaviors.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina W Moeljadi
"Sexual abuse merupakan suatu realita yang terjadi di sekitar kita. Data dari Pusat Krisis Terpadu RSCM menyatakan adanya 270 kasus sexual abuse sepanjang tahun 2002, yang terjadi pada anak usia 2 hingga 18 tahun. Sexual abuse ini merupakan kontak atau aktivitas seksual yang dilakukan pada anak oleh orang dewasa. Anak dipakai untuk mendapatkan stimulasi seksual bagi orang dewasa maupun orang lain. Peristiwa seksual abuse itu tentunya menimbulkan dampak bagi anak, termasuk juga berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak. Untuk dapat menggali serta lebih memahami mengenai perasaan anak setelah peristiwa sexual abuse dapat digunakan tes diagnostik, yang Salah satunya adalah Tes Menggambar Orang. Melalui tes menggambar orang akan dapat diketahui gambaran kepribadian anak, bagaimana anak ineng gambarkan dirinya, hal apa yang penting baginya, serta konflik ataupun keinginannya saat itu.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek sejumlah 4 anak perempuan berusia antara 5 dan 6 tahun yang pernah mengalami sexual abuse, diperoleh dari Pusat Krisis Terpadu RSCM. Data yang digunakan adalah laporan status serla hasil tes menggambar orang. Berdasarkan analisis, tampak bahwa anak yang pernah mengalami sexual abuse memiliki kepribadian dengan kecenderungan inferior, insecure, menarik diri, serta menampakkan kecemasan hal tersebut dapat jadi berkaitan dengan peristiwa sexual abuse yang mereka alami. Seperti dikemukakan oleh para ahli, anak korban sexual abuse menjadi cemas, cenderung menarik diri, menjadi lebih jarang bermain Serta menurunnya rasa percaya diri. Para subjek juga terlihat lebih berorientasi terhadap dirinya sendiri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mischa Indah Mariska
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas terapi Resource Development and Installation (RDI) dengan Pendulation Exercise pada anak perempuan usia 12 tahun yang mengalami Developmental Trauma. RDI dilakukan dengan menggunakan protokol dasar RDI untuk anak yang dibuat oleh Korn dan Leeds (2002) untuk membangkitkan resource positif. Setelah itu dilakukan Pendulation Exercise untuk memroses pengalaman traumatik berupa perceraian orangtua yang menjadi sumber munculnya perilaku agresif pada anak. Tujuan dari terapi RDI adalah untuk membangkitkan resource guna membentuk positive cognition yang akan bermanfaat untuk mengubah negative cognition. Hasil dari intervensi menunjukkan penurunan perilaku agresif. Penurunan perilaku agresif ini menjadi bukti bahwa telah terjadi pemrosesan informasi yang adaptif. Hal tersebut nampak dari penurunan skor Child Behavioral Checklist (CBCL) pada area permasalahan perilaku agresif. Selain itu orangtua dan partisipan juga melaporkan bahwa partisipan sudah lebih mampu mengontrol perilaku saat marah.

ABSTRACT
This study is done to explain the effectiveness of Resource Development and Installation (RDI) with Pendulation Exercise in a 12 year old girl with Developmental Trauma. RDI is done using RDI basic protocol for children made by Korn and Leeds (2002) to activate positive resources. The other technique is using Pendulation exercise to process the traumatic experience: parental divorce as a source of aggressive behavior. The goal of RDI therapy is to activate the resources and install them for the adaptive information processing, and change the negative cognition into positive cognition. The result of this therapy is the reduction of aggressive behavior. The reduction of aggressive behavior reflects that there has been an adaptive information processing. Participant indicates behavioral changes that were reflected in the Child Behavioral Checklist (CBCL) scores. Parent and participant also report that participant was able to successfully control the anger., This study is done to explain the effectiveness of Resource Development and
Installation (RDI) with Pendulation Exercise in a 12 year old girl with
Developmental Trauma. RDI is done using RDI basic protocol for children made
by Korn and Leeds (2002) to activate positive resources. The other technique is
using Pendulation exercise to process the traumatic experience: parental divorce
as a source of aggressive behavior. The goal of RDI therapy is to activate the
resources and install them for the adaptive information processing, and change the
negative cognition into positive cognition. The result of this therapy is the
reduction of aggressive behavior. The reduction of aggressive behavior reflects
that there has been an adaptive information processing. Participant indicates
behavioral changes that were reflected in the Child Behavioral Checklist (CBCL)
scores. Parent and participant also report that participant was able to successfully
control the anger.]"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valen Fridolin Simak, examiner
"Perilaku seksual berisiko adalah merupakan masalah kesehatan remaja yang terus menerus meningkat bersamaan dengan perkembangan teknologi, sehingga perlu untuk diatasi. Intervensi keperawatan “PEKA BERAKSI” adalah merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan gambaran dan pengaruh pelaksanaan intervensi “PEKA BERAKSI” (PEndidikan kesehatan, Kontrol orang tuA, pemBERdayaAn, Keterampilan negosiaSI) terhadap perilaku seksual berisiko pada remaja di SMA/SMK kelurahan Cisalak pasar. Pelaksanaan intervensi ini melibatkan 275 siswa kelas 10 dan 11 dan 10 keluarga binaan selama 16-17 kali pertemuan selama 10 minggu. Data dianalisis menggunakan uji Paired t test dengan hasil membuktikan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja dan keluarga mencegah perilaku seksual berisiko sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (p = 0,001). Berdasarkan hasil tersebut, perlu adanya pemantauan secara berkesinambungan terhadap tahap tumbuh kembang remaja khususnya dengan meningkatkan kompetensi kecakapan hidup remaja untuk mengatasi masalah kesehatan, sehingga remaja dapat menekan angka kejadian perilaku seksual berisiko.

Risky sexual behaviour is an adolescent health problem that continues to increase along with technological developments, so it needs to be addressed. "PEKA BERAKSI" nursing intervention is one solution to overcome this problem. The purpose of this final scientific work is to provide an overview and influence of the implementation of "PEKA BERAKSI" interventions (health education, parental monitoring, empowerment, negotiation skill) on risky sexual behaviour in adolescents in high school / vocational Cisalak pasar village. The implementation of this intervention involved 275 10th and 11th-grade students and 10 assisted families for 16-17 meetings for 10 weeks. Data were analysed using paired t-test with the results proving that there was a significant effect on the knowledge, attitudes and skills of adolescents and families to prevent risky sexual behaviour before and after the intervention (p = 0.001). Based on these results, there is a need for continuous monitoring of the stages of adolescent growth and development, primarily by increasing adolescent life skills competencies to overcome health problems, so that adolescents can reduce the incidence of risky sexual behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iletta Nathania Tjioe
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan Resource Development and Installation (RDI) untuk menurunkan simtom trauma pada anak dengan Posttraumatic Stress Disorder (PTSD). Partisipan merupakan anak laki-laki usia 8 tahun yang mengalami trauma seksual. Intervensi dilakukan selama 7 sesi menggunakan 4 teknik yaitu Point of Power, Container, Pendulation Exercise, dan Four Field.
Tujuan dari penerapan teknik RDI yaitu untuk mengurangi simtom trauma dengan meningkatkan sumber daya positif dan menurunkan perasaan-perasaan negatif.
Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan simtom trauma, peningkatan sumber daya positif, dan penurunan perasaan negatif yang terlihat dari penurunan skor CRIES-13. Selain itu, terjadi perubahan perilaku anak menjadi lebih adaptif. Anak merasa lebih mampu meregulasi emosi negatifnya dengan menggunakan sumber daya positif yang telah dipelajarinya.

This study was conducted to determine the therapeutic application of Resource Development and Installation (RDI) to reduce trauma symptoms on a child with Posttraumatic Stress Disorder (PTSD). Participant was an 8 year old boy who?s experiencing sexual trauma. The intervention process was conducted in a total of 7 sessions using 4 RDI techniques including Point of Power, Container, Pendulation Exercise, and Four Field.
The purpose of RDI application was to reduce trauma symptoms by increasing positive resources and minimize negative cognitions.
The results showed decreasing of trauma symptoms and negative cognitions and an increase of positive resources and cognitions that is marked by lowering of scores obtained from CRIES-13. In addition, participant's behaviors were noted to be more adaptive. The participant felt that he?s able to regulate his negative emotion more using his positive resources.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andria Charles
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Resource Development and
Installation (RDI), sebagai tahapan stabilisasi psikologis pada anak usia 9 tahun yang
mengalami trauma pada masa perkembangan. Penelitian dilakukan dalam empat sesi
yang setiap sesinya berlangsung selama 60 menit. Teknik RDI diterapkan guna
mengaktifasi perasaan aman dan sumber daya positif pada anak. Hasil dari penelitian
menunjukan kemampuan partisipan dalam mengembangkan perasaan aman. Partisipan
menunjukan perubahan perilaku yang terlihat dalam pengukuran Child Behavior
Checklist (CBCL) sebelum dan sesudah intervensi.

Abstract
This study aims to determine the effectiveness of Resource Developmental and
Installation (RDI) technique as a psychological stabilization in 9-years-old child with
developmental trauma. The study was done in a total of 4 sessions with each session
runs for 60 minutes. RDI protocols served as activating agent in order to activate
positive resources. The results of the intervention program show positive results. The
participant was able to successfully develop a sense of security and gain positive
resource. Participant indicates behavioral changes that were reflected in the Child
Behavioral Checklist (CBCL) scores pre and post intervention."
2012
T31198
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Tania
"Intervensi ini dilakukan pada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang tinggal di panti asuhan. Ia yang memiliki insecure attachment dan trauma perkembangan. Bersama dengan ibu asuh, anak menjadi partisipan dalam intervensi ini. Target dari intervensi ini adalah menurunkan perilaku externalizing, stress pengasuh serta meningkatkan konsep diri dan kualitas hubungan pengasuh dan anak Jumlah sesi yang diberikan sebanyak 11 sesi. Intervensi yang diberikan pada anak dan pengasuh berfokus pada attachement dan self regulation.
Efektifitas pemberian intervensi ini diukur setelah sesi selesai diberikan. Efektifitas ini dapat dilihat dengan penurunan masalah pada skor CBCL dan parent stress index serta peningkatan pada skor parent perception inventory dan the way I feel about myself.f Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan dalam masalah perilaku externalizing. Selain itu, adanya penurunan level stress yang dialami oleh ibu serta perubahan dalam konsep diri anak. Namun demikian, penurunan yang terjadi tidak terlalu besar. Hal ini dipengaruhi ketidakikutsertaan ibu pada sesi regulasi diri anak. Butuh waktu yang lebih panjang untuk memastikan apakah intervensi yang diberikan memang efektif.

This intervention is done for nine years old boy who live at orphanage. He has insecure attachment and developmental trauma. He and his foster mother become our participants. There are some targets for this intervention, reduce externalizing behavior, foster mother's stress and increase relation between foster mother and child, and improvement on child' self concept. There were 11 sessions for child and foster mother which focused on attachment and self regulation.
The Effectivity of this intervention is measured after the last session. The effectivity will be seen on decreasing CBCL score, parent stress index, and increasing on parent perception inventory and the way i feel about myself. The result showed there was declined on externalizing problem. make sure In addition to that, there was also a decrease on mother's stress level and change on child's self perception. We need more time to make sure the effectivity of this intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teresa Winny
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi REBT dalam menangani perempuan yang mengalami kekerasan seksual dalam hubungan pacaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan desain before-after within subject. Alat ukur Unconditional Self-Acceptance Questionnaire dan Hopkins Symptom Checklist-25 digunakan untuk mengukur efektivitas intervensi. Pada akhir proses intervensi, empat partisipan perempuan yang mengikuti intervensi mengalami peningkatan tingkat self-acceptance dibanding sebelumnya. Mereka lebih menerima dan menghargai diri, mendapat pandangan baru terkait pengalaman kekerasan, serta memahami teknik-teknik yang aplikatif diterapkan untuk mengelola stres. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi REBT terbukti efektif untuk meningkatkan self-acceptance pada perempuan yang mengalami kekerasan seksual dalam hubungan pacaran.

ABSTRACT
This research aims to find out the effectivity of REBT in increasing self-acceptance for women who sexually abuse. The research was designed using one-group quasi experimental, before-after within subject. Unconditional Self-Acceptance Questionnaire and Hopkins Symptom Checklist-25 were used to measure the level of self-acceptance and psychological distress. This research found out the level of self-acceptance in all participants were increasing after intervention. The partisipants more able to unconditionally accept themselves, have more positive thoughts towards the past experience, and learn how to manage their stress."
2016
T46626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azzam Rabbani
"Profesi guru dianggap sebagai profesi terhormat yang menjalankan tugas mulia untuk membimbing dan melindungi anak selama proses pendidikan. Sayangnya, seorang guru yang telah dipercaya untuk menjalankan tugas penting tersebut justru dapat melakukan kekerasan seksual terhadap anak. Kekerasan seksual yang dilakukan oleh guru terhadap siswa seringkali melibatkan penggunaan grooming untuk dapat memanipulasi siswa ke dalam tindakan seksual dan mempertahankan kerahasiaan. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko anak terhadap guru yang menggunakan grooming untuk melakukan kekerasan seksual. Studi ini menggunakan analisis data sekunder dari 40 kasus berita yang bersumber dari media daring di Indonesia selama periode Januari 2016 hingga Mei 2021. Penulis melakukan criminal profiling untuk menggambarkan profil guru pelaku kekerasan seksual, profil siswa yang menjadi korban, metode grooming yang digunakan pelaku, dan bentuk kekerasan seksual. Analisis bivariat juga dilakukan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel independen dengan metode grooming dan tingkat kekerasan seksual sebagai variabel dependen. Hasil profiling kemudian dimasukkan ke dalam kerangka kerja Social Ecological Model SEM) untuk mengidentifikasi faktor risiko anak. Studi ini menemukan bahwa guru dapat menggunakan pemberian perhatian, pemberian suap, atau penggunaan paksaan sebagai metode grooming. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa jenis sekolah korban dan intensitas kekerasan seksual grooming. Jenis kelamin korban, jenjang pendidikan korban, dan jumlah korban memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kekerasan seksual. Selain itu, faktor risiko anak terhadap kekerasan seksual oleh guru dapat diidentifikasi dari keempat tingkat SEM, yang dalam studi ini berupa individu, hubungan (dengan guru dan keluarga), komunitas (sekolah), dan masyarakat (kebijakan pendidikan dan konstruksi sosial anak).

Teacher is considered as an honorable profession that carries out a noble task to guide and protect children during the educational process. Unfortunately, a teacher who has been trusted to carry out this important task on the contrary can commit sexual abuse against children. Teacher sexual misconduct against students often involves the use of grooming to manipulate students into sexual acts and maintain secrecy. The purpose of this study was to identify the child risk factors against teachers who use grooming to commit sexual abuse. This study uses secondary data analysis from 40 news cases sourced from online media in Indonesia during the period of January 2016 to May 2021. The author conducts criminal profiling to describe the profiles of teachers who perpetrate sexual abuse, profiles of students who being victimized, grooming methods used by perpetrators, and forms of sexual abuse. Bivariate analysis was also conducted to determine the relationship between several independent variables with the grooming method and the level of sexual abuse as the dependent variable. The results of the profiling are then applied into the Social Ecological Model (SEM) framework to identify child risk factors. This study found that teachers may use attention giving, bribery, or the use of coercion as grooming methods. The crosstabulation results show that the type of school of the victim and the intensity of sexual abuse have a significant relationship with the grooming method. The sex of the victim, victim’s education level, and the number of victims have a significant relationship with the level of sexual abuse. In addition, child risk factors for teacher sexual misconduct can be identified from the four levels of the SEM, which in this study are individual, relationship (with teachers and families), community (school), and society (education policy and social construction of childhood)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juliawati Utoro, supervisor
"Angka kejadian kekerasan seksual pada anak meningkat dari tahun ke tahun. Keluarga merupakan orang terdekat yang berperan penting dalam merawat anak pasca kekerasan seksual yang dialaminya. Tujuan dari penelitian ini adalah menggali pengalaman orang tua merawat anak yang mengalami kekerasan seksual. Partisipan dalam penelitian ini 5 orang tua yang anaknya mengalami kekerasan seksual yang dipilih secara purposive sampling. Metoda penelitian yang digunakan adalah fenomenologi deskriptif dengan analisis data content analysis Tema yang diperoleh ada 5 yaitu: membangun koping yang adaptif, memperhatikan perubahan anak, mengupayakan segala bentuk upaya pemulihan bagi anak, memberi dukungan emosional serta upaya antisipasi. Penelitian akan datang yang perlu diteliti bagaimana persepsi anak terhadap kondisi yang dialaminya pasca kekerasan seksual.

The incidence of child sexual violence increased from year to year. Family is the closest person who caring in treat for the child after sexual violence that experienced by him. The purpose of this research is to explore the experiences of parents to treat their child who have experienced sexual violence. Participants in this research are 5 parents whose their children suffered sexual violence. Participants were selected by purposive sampling. The method of research used is descriptive phenomenology of data analysis of content analysis. Theme obtained is 5 namely: build koping that adaptive, notice change child, trying entire recovery effort form for child, give emotional support as well as effort anticipation. To next research, that important, how the children with child sexual violence have maintained their condition after sexual violence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>