Ditemukan 193693 dokumen yang sesuai dengan query
Rahadian Nopriantoko
"Friction Stir Welding FSW merupakan sebuah metode pengelasan ramah lingkungan yang telah diaplikasikan di banyak industri AA 5083 secara luas digunakan dalam berbagai aplikasi yang memanfaatkan kelebihan tahan korosi dengan kekuatan yang sangat baik setelah penyambungan AA 5083 disambungkan dalam proses FSW dengan mengorientasikan arah las sejajar dan tegak lurus rol pada beberapa variasi kecepatan pengelasan Analisis hasil pada zona las menunjukkan perbedaan sifat mekanik dan struktur mikro yang signifikan terhadap perubahan orientasi arah pengelasan dan pengerolan benda kerja.
Friction Stir Welding FSW is a eco friendly welding method that has been applicated in many industries AA 5083 are vastly used in various application to exploit the advantage of corrosive resistance with excellent strength after joining AA 5083 is joined by FSW process by orienting the weld direction parallel and perpendicular to the roll for some various of welding speed Analysis of results on the weld zone obtained exhibit differences in mechanical properties and micro structrure significantly on the change in orientation of the rolling and welding direction of the wokpiece."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T45199
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Adri Fato
"Penggunaan Baja SKD 11 dengan penambahan proses pengerasan permukaan adalah salah satu cara untuk meningkatkan umur pakai dan menekan biaya produksi. Perubahan dimensi yang terjadi akibat pengerasan permukaan pada baja perkakas menjadi fokus penelitian ini untuk mendapatkan siklus yang optimum.Pada benda uji baja perkakas SKD11 dilakukan proses perlakuan panas dengan temperatur austenisasi 10300C, dengan 3 variasi kecepatan pendinginan, udara, oli dan sub zero, 2 kali proses temper pada temperatur 550°C, dilanjutkan dengan melakukan nitridasi pada temperatur 530°C, 550°C, dan 570°C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siklus perlakuan panas pada baja perkakas SKD11 dengan temperatur nitridasi 530°C cenderung tidak terjadi perubahan dimensi.
One of the way to increase lifespan and reduce production costs of tool steel is to add the chain of process of surface hardening with SKD 11 steel. The aim of this study is to observe the dimensional changes that occur as a result of hardening tool steel surface to obtain the optimum of heat treatment cycle. Heat treatment process was performed on specimen SKD 11 tool steel with 1030°C austenitation temperature, with 3 variation of cooling rate i.e air, oil, and subzero, with twice tempered process at 550°C, followed by nitriding process at 530°C, 550°C, and 570°C. The results of this study indicate that the heat treatment cycle on SKD11 tool steel with nitriding temperature of 530°C did not make any dimensional changes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41409
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Hilmi Hakim
"Aluminium merupakan salah satu komoditas utama di berbagai industri karena sifatnya yang tahan karat. Namun, lapisan oksida Al2O3 yang timbul pada permukaan aluminium menjadikan aluminium rentan terkena deformasi saat proses pengelasan. Friction stir welding (FSW) merupakan salah satu metode pengelasan yang mampu menjadikan proses pengelasan aluminium menjadi lebih kuat karena mikrostruktur hasil proses pengelasannya yang lebih halus, sehingga laju korosi produk pengelasan juga dapat menurun. Karakteristik laju korosi sampel FSW di observasi pada lingkungan netral (3.5 wt% NaCl), asam (0.5 M H2SO4), dan basa (0.5 M NaOH) dengan metode linear sweep voltammetry (LSV) untuk menganalisis pengaruh proses FSW terhadap sifat korosi pada lingkungan yang berbeda, karakterisasi XRD digunakan untuk menganalisis parameter kristal sampel Base metal (BM) dan FSW. Hasil pengujian korosi menunjukkan peningkatan laju korosi pada lingkungan netral, asam, dan basa secara berturut-turut sebesar -20,75%; 10,54%; dan 4,83%. Kemudian berdasarkan hasil difraksi sinar X menggunakan metode W-H plot diketahui terjadi proses pembesaran parameter ukuran rata-rata kristal dari 437,394 â« menjadi 650,957 â« pada sampel FSW. Tingginya nilai microstrain dan pergeseran dan pelebaran puncak difraksi menjadi indikasi terdapat tegangan sisa pada sampel FSW hasil dari proses pengelasan yang mengurangi sifat ketahanan korosi sampel FSW
Aluminum is one of the main commodities in various industries because of its corrosion resistance. However, the Al2O3 oxide layers that appears on the aluminum surface makes aluminum susceptible to deformation during the welding process. Friction stir welding (FSW) is a welding method that can make the product of welded aluminum stronger because the microstructure of the welding products is smoother, so that the corrosion rate of welding products can also decrease. The characteristics of the corrosion rate of FSW samples were observed in neutral (3.5 wt% NaCl), acidic (0.5 M H2SO4), and alkaline (0.5 M NaOH) environments using the linear sweep voltammetry (LSV) method to analyze the effect of the FSW process on corrosion properties in the different environment, XRD characterization was used to analyze the crystal parameters of the Base metal (BM) and FSW samples. The results of the corrosion test showed an increase in the corrosion rate in neutral, acidic, and alkaline environments, respectively, by 10.54%; -20.75%; and 4.83%. Then based on the results of X-ray diffraction using the W-H plot method, it is known that there is a process of enlargement of the average crystal size parameter from 437,394 to 650,957 in the FSW sample. The high value of microstrain and the shift and broadening of the diffraction peaks are an indication that there is residual stress in the FSW sample resulting from the welding process which reduces the corrosion resistance properties of the FSW sample."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Laksita Aji Safitri
"Micro Friction Stir Spot Welding (m-FSSW) merupakan pengelasan yang memanfaatkan gesekan serta axial force pada prosesnya. Hasil pengelasan yaitu lap-joint pada satu titik. Penelitian ini menginvestigasi pengaruh parameter pengelasan pada metode pengelasan m-FSSW menggunakan variasi geometri tool dan plunge depth terhadap karakteristik pengelasan. Dilakukan pengukuran temperatur, rotational speed, dan axial force pada proses pengelasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan plunge depth (200 µm, 400 µm, 600 µm) memiliki pengaruh signifikan pada temperatur, axial force, dan rotational speed. Semakin dalam penetrasi (plunge depth) dilakukan, temperatur yang dihasilkan semakin tinggi, axial force meningkat dan rotational speed menurun. Variasi geometri tool dan parameter pengelasan juga mempengaruhi kekuatan tarik geser dan geometri hasil pengelasan. Penetrasi yang lebih dalam menghasilkan diameter pengelasan yang lebih lebar dan meningkatkan kekuatan tarik geser. Pada pengujian struktur makro, terlihat beberapa zona pengelasan seperti Stir Zone (SZ), Thermo Mechanically Affected Zone (TMAZ), dan Heat Affected Zone (HAZ). Terdapat pula fenomena seperti Keyhole, Hook, dan EXTD Zone yang terbentuk pada pengelasan m-FSSW. Pengujian kekerasan menggunakan metode micro-hardness vickers menunjukkan bahwa kekerasan yang seragam pada daerah Stir Zone (SZ) mengindikasikan adanya optimal bonding antara dua lembar material. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk mengunakan tool 1 (519,18 N) pada plunge depth 600 µm , tool 2 (432,86 N) pada plunge depth 400 µm serta tool 2 (329,79 N) pada plunge depth 200 µm pada pengelasan m-FSSW material AA1100.
Micro Friction Stir Spot Welding (m-FSSW) is a welding technique that utilizes friction and axial force in the process to create a lap joint at a single point. This research investigates the influence of welding parameters in m-FSSW, specifically the variation of tool geometry and plunge depth, on the welding characteristics. Measurements of temperature, rotational speed, and axial force were conducted during the welding process. The results of the study indicate that the different plunge depths (200 µm, 400 µm, 600 µm) have a significant impact on temperature, axial force, and rotational speed. Deeper plunge depths result in higher temperatures, increased axial force, and decreased rotational speed. The variation in tool geometry and welding parameters also affects the tensile shear strength and geometry of the weld. Deeper penetrations lead to wider weld diameters and increased tensile shear strength. Macrostructural examination reveals distinct zones in the weld, including the Stir Zone (SZ), Thermo Mechanically Affected Zone (TMAZ), and Heat Affected Zone (HAZ). Phenomena such as Keyhole, Hook, and EXTD Zone are also observed in the m-FSSW process. Micro-hardness Vickers testing demonstrates that uniform hardness in the Stir Zone (SZ) indicates optimal bonding between the two material sheets. Based on the research findings, it is recommended to use Tool 1 (519.18 N) for a plunge depth of 600 µm, Tool 2 (432.86 N) for a plunge depth of 400 µm, and Tool 2 (329.79 N) for a plunge depth of 200 µm in m-FSSW of AA1100 material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Maryati
"Friction stir welding (FSW) merupakan metode pengelasan yang baru dengan biaya yang murah dan kualitas yang baik. Aluminium 5083-7075 telah berhasil disambung menggunakan metoda friction stir welding (FSW) dengan bentuk sambungan butt joint. Kecepatan putaran tool merupakan salah satu parameter yang penting dalam FSW. Perubahan kecepatan putar akan berpengaruh pada karakteristik sifat mekanik dan struktur mikro. Parameter pengelasan yang digunakan adalah welding speed sebesar 29 mm/min dengan variasi kecepatan putaran sebesar 525 rpm, 680 rpm, 910 rpm, dan 1555 rpm. Untuk mengetahui kekuatan mekanik lasan dilakukan pengujian kekuatan tarik dan kekerasan serta untuk melihat mikrostrukturnya akan menggunakan mikroskop optik dan scanning electron microscope (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik tertinggi diperoleh pada kecepatan putar 910 rpm yaitu 244,85 MPa dan nilai kekerasan meningkat pada sisi aluminium 5083 dengan memperoleh nilai tertinggi pada daerah stir zone sebesar 96 HV pada kecepatan putar 525 rpm, sedangkan pada sisi aluminium 7075 nilai kekerasannya mengalami penurunan untuk semua sampel di daerah stir zone. Selanjutnya, berdasarkan hasil pengujian struktur makro dan struktur mikro pada semua sampel terlihat adanya cacat yaitu incomplete fusion dan incomplete penetration dan menyebabkan terbentuknya onion ring sehingga hasil pengadukan dan penyambungan pada daerah las kurang sempurna.
Friction Stir Welding (FSW) is a new welding process which was promoted with little cost and good quality joining. Dissimilar aluminium 5083-7075 was successfully joined using Friction Stir Welding (FSW) process in a butt joint configuration. The rotational speed is one of an important factor in FSW. The change of rotational speed influences the characteristic of mechanical properties and microstructure. Welding parameter used is 29 mm/min with variation rotational speed 525 rpm, 910 rpm and 1555 rpm. To investigate mechanical welding strength, tensile strength and hardness tester are conducted, and to investigate micro structure, optical microscope scanning electron microscope (SEM) is used in this research.The result of the research shows that the highest tensile strength was obtained at a tool rotational speed 910 rpm, which is 244,85 MP. The hardness in aluminium was increased 5083 with highest result 96 HV at stir zone on rotational speed 525 rpm, and found the decreased of hardness at stir zone area in aluminium side 7075. Based on the result of macro and micro structure for all samples obtained the deformity, they are incomplete fusion and incomplete penetration which caused the form of onion fusion so that the stirring and splicing result in welding area is not complete."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44995
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ibrahim Reza Shahab
"Friction Stir Welding (FSW) merupakan proses pengelasan yang memanfaatkan alat bundar perkakas (tool) yang berputar diatas dua plat material yang akan disambung dengan memanfaatkan gesekan dari tool. Proses pengelasan ini memang metode pengelasan baru dan belum banyak diaplikasikan di Indonesia. FSW sendiri memang terutama digunakan untuk Aluminium. Pada penelitian ini material yang digunakan adalah Aluminium Paduan AA1100 dan AA4015-H14. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kecepatan putar tool terhadap sifat mekanis dan struktur mikro hasil pengelasan FSW. Dua plat material benda kerja digabungkan dengan rapat, lalu dilakukan variasi kecepatan putar tool sebesar 1250, 1560 dan 1780 rpm menggunakan pin taper cylindrical dengan kecepatan feedrate 20 mm/menit. Pengujian untuk mengetahui sifat mekanis dari hasil sampel lasan dilakukan dengan uji tarik serta uji kekerasan microvickers dan pengamatan struktur mikro dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik dan SEM/EDS. Pada kecepatan putar tool 1250 RPM diperoleh kekuatan tarik 51 MPa dan 30 HVN pada daerah weld nugget. Nilai tersebut merupakan nilai terbesar dibandingkan dengan dua variabel lainnya pada kecepatan putar 1560 dan 1780 rpm. Hal ini menandakan bahwa sifat mekanis dari sampel dengan kecepatan putar tool 1250 rpm memiliki nilai mekanis yang paling tinggi. Sedangkan pada pengamatan struktur mikro terlihat bahwa semakin tinggi kecepatan putaran tool, maka masukan panas semakin besar sehingga area TMAZ dan HAZ yang dihasilkan juga akan semakin besar.
Friction Stir Welding (FSW) is a welding process that uses a round tool that rotates over two plates of material to be joined by the tool's friction. This welding process is a new welding method and has not been widely applied in Indonesia. FSW itself is mainly used for aluminum. In this study, the materials used were AA1100 and AA4015-H14. This study aimed to determine the effect of rotational tool speed on the welding results' mechanical properties and microstructure. Two plates of the workpiece material are tightly combined, then the tool rotating speed is varied by 1250, 1560, and 1780 rpm using a cylindrical taper pin with a feed rate speed of 20 mm/minute. Tensile tests, micro Vickers hardness tests, and microstructure observations using optical microscopy and SEM/EDS to determine the weld samples' mechanical properties were conducted. At the rotational speed of the tool 1250 RPM, the tensile strength of 51 MPa and 30 HVN was obtained for the weld nugget area's hard strength value. This value is the largest compared to the other two variables at rotating speeds of 1560 and 1780 rpm. The results indicate that the sample's mechanical properties with a rotating tool speed of 1250 rpm have the highest mechanical value. Meanwhile, the microstructure observation shows that the higher the tool's rotation speed, the greater the heat input so that the resulting TMAZ and HAZ areas will also be bigger."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ari Widiarto
"Meningkatnya permintaan akan produk yang compact, terintegrasi, dan berbentuk miniatur menciptakan timbulnya proses fabrikasi mikro (micro-fabrication). Micro-forming yang merupakan salah satu proses micro-fabrication memiliki keunggulan dari segi volume produk yang diproduksi, persyaratan kehandalan yang mampu dipenuhi, serta penggunaan material lembaran logam yang jauh lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan proses micro-fabrication lain. Ketika proses pembentukkan diskalakan dari ukuran konvensional menjadi submilimeter, beberapa aspek yang dimiliki oleh benda kerja/material tidak mengalami perubahan seperti struktur mikro dan surface topology. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya rasio antara dimensi dari part dan struktur mikro atau surface topology mengalami perubahan yang dikenal sebagai size effects.
Permasalahan utama yang terjadi pada micro-forming tidak terlepas dari size effects. Size effect terjadi pada seluruh komponen penyusun micro-forming yang terdiri dari material, proses, tooling, mesin/equipment, dan produk. Size effects harus diakomodasi dalam tooling dies dikarenakan mempengaruhi gaya proses pada pembentukkan skala mikro dan desain komponen kritikal pada tooling dies. Dengan mempertimbangkan terjadinya size effects pada proses micro-forming dan melalui penerapan desain berdasarkan pendekatan desain tooling dies proses makro pada proses micro-forming untuk proses micro-bending dan micro-deep drawing serta validasi menggunakan scaling laws maka diharapkan permasalahan dalam tooling dies dapat diantisipasi guna menghasilkan komponen tooling dies untuk kedua proses tersebut.
The increase on product demand which compact, integrated, and miniaturized tend to create fabrication process in micro scale. Micro-forming is one of the process in micro-fabrication has advantages on product volume, reliability requirement, and also sheet metal material being used more efective and efficient compare to others micro-fabrication processes. When process of forming being scaling down from conventional to submilimeter, some aspects which possesed by workpiece do not change, example : micro structure and surface topology. The scaling down process resulting ratio between dimension of part and micro structure or surface topology also change known as size effects.Major problem in micro-forming as a whole system dominated by size effect. Size effect almost occured in every component of micro-forming system that consist of material, process, tooling, machine/equipment, and product. Size effects should be addresed in tooling dies because it affected forming force in micro scale and design for critical components of tooling dies. By considering the present of size effects in micro-forming process and through developing the design based on approach for design tooling dies on macro scale for micro-forming especially micro-bending and micro-deep drawing process with validation using scaling laws, so the problem in tooling dies could be tackled for resulting tooling dies components for both processes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32130
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rizky Abi Darmawan
"Friction stir welding merupakan jenis pengelasan solid state dengan memanfaatkan gesekan dari tool yang berputar sebagai sumber panas untuk menyambung logam. Selain metode pengelasan ini tidak memerlukan logam pengisi dan gas pelindung, metode ini efektif untuk mengelas logam berbeda, salah satunya adalah antara aluminium dengan tembaga yang akan sangat berguna untuk aplikasi komponen listrik. Friction stir welding pada penelitian ini diaplikasikan untuk mengelas aluminium 6061 dengan tembaga murni menggunakan variasi kecepatan putar tool sebesar 600, 1000, 1200, 2000 rpm. Perbedaan kecepatan putar tool tersebut diberikan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap makrostruktur, mikrostruktur, konduktivitas listrik, dan kekerasan sambungan. Mikrostruktur diamati menggunakan mikroskop optik. Uji konduktivitas listrik dilakukan menggunakan alat uji mikro ohmmeter dan pengujian kekerasan dilakukan menggunakan alat uji mikro-vickers. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin besar kecepatan putar tool, masukan panas yang terjadi semakin meningkat sehingga cacat void yang terbentuk semakin sedikit. Masukan panas yang semakin meningkat juga menghasilkan nilai konduktivitas listrik sambungan menurun. Selain itu, nilai kekerasan sambungan meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan putar tool. Hal ini terjadi akibat semakin banyaknya senyawa intermetalik yang terbentuk.
Friction stir welding is a solid-state welding method that utilizes friction from a rotating tool that becomes a heat source for joining the metals. Besides this welding method does not require filler metal and gas shielding, it is effective for welding dissimilar metals such as aluminium and copper which would be very useful in electrical components applications. Friction stir welding in this research was used for joining aluminium 6061 to pure copper using various tool rotational speed of 600, 1000, 1200, and 2000 rpm. Those different tool rotational speed was given to determine its effect on macrostructure, microstructure, electrical conductivity, and joints hardness. The microstructure was observed using an optical microscope. The electrical conductivity test was carried out using a micro ohmmeter and the hardness test was carried out using a microhardness vickers testing machine. The results shows that the higher the tool rotational speed applied, the higher heat input gained, so that fewer voids were formed. The increasing heat input also made the electrical conductivity value of the joints decreased. Besides that, the joints hardness value increased with the increasing tool rotational speed. It occurred because more intermetallic compounds formed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Raden Agus Sampurna
"Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan usulan inisiatif manajemen pengetahuan bagi usaha mikro, kecil dan menengah minyak akar wangi, minyak pala dan minyak nilam untuk mengakses pengetahuan eksternal. Penelitian ini menggunakan metode SMARTVision sampai pada tahap konseptual model. Dilakukan pengambilan data primer berupa kuesioner untuk mengetahui hasil uji produk, pengetahuan penting, infrastruktur teknologi, budaya knowledge sharing, dan audit pengetahuan. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah lima belas perusahaan minyak akar wangi, terdiri dari delapan perusahaan minyak akar wangi, dua perusahaan minyak pala, dan lima perusahaan minyak nilam.
Berdasarkan penelitian diidentifikasi bahwa masih terdapat gap pengetahuan yang masih berada di area Red Alert Zone pada usaha mikro, kecil dan menengah minyak akar wangi dan minyak nilam. Penelitian juga mengidentifikasi peta pengetahuan pada ketiga jenis umkm minyak atsiri. Selain itu penelitian mengidentifikasi inisiatif manajemen pengetahuan yang sesuai dengan kondisi dan strategi manajemen pengetahuan pada ketiga jenis umkm minyak atsiri.
The research was conducted to generate knowledge management initiatives for micro, small and medium in java vetiver oil, nutmeg oil and patchouli oil to make accessible for external knowledge. This research used SMARTVision's methodology which limited to conceptual modeling's procedure. The data gathering was conducted through questionnaires to identify the product's test, knowledge requirement, technology infrastructure, knowledge sharing culture, and knowledge audit. The object of the research were fiveteen essential oil company, consist of : eight java vetiver oil company, two nutmeg oil company and five patchuoli oil company. The result showed that there are knowledge gap which are in red alert zone area in micro, small and medium enterprise of java vetiver oil, nutmeg oil and patchouli oil producers. The research also identified knowledge map in three types of essential oil producers. Finally the research identified knowledge management initiatives which fit the condition and knowledge management strategy for the three types of essential oil producers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26167
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Rifqo Anwarie
"Studi ini membandingkan hasil pengelasan plat aluminium seri 5083 dengan ketebalan 6 mm menggunakan Friction Stir Welding (FSW) dengan variasi welding speed, yaitu 22, 29 dan 38 mm/menit dengan hasil pengelasan konvensional Gas Tungsten Arc Welding (GTAW). Pengelasan FSW dilakukan dengan menggunakan mesin frais. Hasil FSW dan GTAW diidentifikasi menggunakan uji tarik, uji kekerasan, struktur mikro dan SEM-EDS. Dari identifikasi hasil analisa struktur mikro dan SEM-EDS menunjukkan terbentuknya presipitat Mg2Si dan alumina (Al2O3) yang menyebabkan naiknya nilai kekerasan pada daerah Lasan. Kemudian dari hasil pengujian struktur mikro diperoleh grain size hasil pengelasan FSW lebih kecil dari GTAW. Hal ini menyebabkan kekerasan hasil FSW lebih tinggi dibandingkan dengan GTAW. Berikutnya dari analisa struktur makro diperoleh bahwa semua hasil pengelasan FSW terdapat cacat incomplete fusion yang diakibatkan oleh kurang sempurna proses pengelasan. Hal ini mengakibatkan hasil pengujian tarik GTAW lebih baik dari FSW.
This study compares the results of welding 5083 series aluminum plate with a thickness of 6 mm using the Friction Stir Welding (FSW) with a variation of welding speed, namely 22, 29 and 38 mm / min with the results of conventional welding Gas Tungsten Arc Welding (GTAW). FSW welding is done by using a milling machine. Results FSW and GTAW identified using tensile test, hardness test, microstructure and SEM-EDS. The identification results of the analysis of microstructure and SEM-EDS showed the formation of precipitates Mg2Si and alumina (Al2O3) which resulted in higher hardness values at weld zone. Then the microstructure of the test results obtained FSW welds grain size smaller than GTAW. It causes hardness of FSW results higher than the GTAW. The next of the macro structure analysis showed that all FSW welds are incomplete fusion defects caused by imperfect welding process. This resulted in GTAW tensile test results better than FSW."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45359
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library