Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natila Rizka Safitri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dampak krisis ekonomi Eropa tahun 2008 terhadap Diplomasi Kebudayaan dua negara Uni Eropa (Prancis, Jerman) serta Republik Federasi Rusia di Indonesia. Dalam penelitian ini akan fokus pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Pusat Kebudayaan ketiga negara yaitu Istitut Francais Indonesie (IFI), Goethe Institut, dan Pusat Kebudayaan Rusia sebagai bentuk Diplomasi Kebudayaan.

This study aimsto determine the effect and impact of the European economic crisis in 2008 against Cultural Diplomacy two EU countries (France, Germany) and the Republic Federation of Russian to Republic of Indonesia. In this research will be focus on the activities in Cultural Centre of three countries, Istitut Francais Indonesie (IFI), the Goethe Institute and Russia Cultural Centeras a form of Cultural Diplomacy.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenatien Oktaviati
"Tesis ini membahas Diplomasi Kebudayaan Prancis melalui Alliance Francaise di Cina Periode 1989-2009. Diplomasi kebudayaan sendiri bukan merupakan fenomena baru namun masih banyak negara yang belum menggunakan diplomasi kebudayaan sebagai cara lain dalam memenuhi kepentingan nasionalnya. Permasalahan yang diteliti dalam tesis ini yaitu bagaimana diplomasi kebudayaan yang dilakukan Prancis melalui Aliiance Francaise di Cina mendukung terwujudnya kepentingan politik dan ekonomi Prancis.
Prancis merupakan negara yang sudah sejak lama melakukan diplomasi kebudayaan dan secara konsisten. Diplomasi kebudayaan ini merupakan bentuk pengembangan dari softpower sebagai salah satu cara Prancis dalam memenuhi kepentingan nasional. Tujuan dari tesis ini untuk melihat diplomasi kebudayaan yang dilakukan Prancis di Cina sebagai bentuk dari softpower yang dilakukan melalui kerjasam tanpa adanya paksaan untuk memenuhi kepentingan nasional Prancis.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dengan menggunakan data-data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan publikasi resmi berkaitan dengan topik tesis. Sumber-sumber data tersebut kemudian dianalisis dengan memperhatikan laporan dari beberapa peristiwa.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa secara tidak langsung peranan Alliance Francaise dalam diplomasi kebudayaan Prancis di Cina pada periode 1989-2009 secara tidak langsung dapat berkontribusi terhadap kepentingan ekonomi dan politik Prancis.

This thesis explain and analyse French Cultural Diplomacy through the Alliance Francaise in China from 1989 until 2009. Cultural diplomacy is not a new phenomenon but there are many countries that have not been using cultural diplomacy as alternative way to fulfill their national interests, The problem of this thesis is about how French cultural diplomacy conducted through Alliance Fracaise in China can supports the estabilsihment of political and economic interest of French
France is a country that consistent using cultural diplomacy as a way to receive national interest. As we known that cultural diplomacy is a form of softpower. The purpose of this thesis is to look at France cultural diplomacy in China as a form of softpower conducted cooperation without any coercion to comply French national interests.
The methodology of this research is a qualitative descriptive design using secondary data. The data obtained from documents and official publications relating to the thesis topic. All the source of the data is analyzed by giving example from the report of several incidents.
The results of this study show that the role of Alliance Francaise in French cultural diplomacy in China in from 1989 until 2009 can indirectly contribute to economic and political interest of France.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28908
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Azmi
"Tesis ini membahas tentang kajian strategi Hungaria dalam hubungannya dengan Rusia pada konteks sanksi Uni Eropa terhadap Rusia. Sanksi tersebut diperpanjang berkali-kali sampai Juli 2020. Penelitian ini menggunakan konsep keamanan energi dan teori diplomasi energi melalui perspektif state dan non-state actor untuk menganalisis isu tersebut. Penelitian ini menggunakan mix methods dengan desain triangulasi konkuren yang menggunakan studi pustaka, literatur, dokumentasi atau observasi yang dibatasi oleh rentan waktu adanya sanksi Uni Eropa kepada Rusia. Penelitian ini menemukan 4 faktor keamanan energi Hungaria yang menjadi alasan kuat mengapa bekerjasama dengan Rusia ditengah sanksi Uni Eropa. Selain itu, Penelitian ini juga mengungkapkan peran penting Perusahaan milik Rusia dalam menyukseskan keberhasilan kerjasama dalam sektor energi. Faktor kerjasama keamanan energi dapat mempererat hubungan baik antara Hungaria dengan Rusia ditengah konflik sanksi Uni Eropa. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana eratnya hubungan antara Hungaria dengan Rusia di era sekarang serta hubungannya Uni Eropa sebagai anggota sejak 2004. Selain itu, penelitian ini juga melihat kebijakan Hungaria dalam mendiversifikasi keamanan energi negaranya untuk kepentingan serta contoh pola kebijakan untuk negara eropa lainnya.

This thesis discusses the study of Hungary's strategy in relation to Russia in the context of European Union sanctions against Russia. The sanctions were extended several times until July 2020. This study uses the concept of energy security and energy diplomacy theory through the perspective of state and non-state actors. This study uses mixed-methods with concurrent triangulation design that uses literature studies, literature, documentation, or observations that are limited by the timeframe of the EU sanctions against Russia. This study finds 4 factors of Hungarian energy security which are strong reasons for cooperating with Russia in the midst of European Union sanctions. In addition, this study also reveals the important role of Russian-owned companies in the success of cooperation in the energy sector. The energy security cooperation factor can strengthen good relations between Hungary and Russia amid the European Union sanctions conflict. This study was conducted to see how close the relationship between Hungary and Russia is in the present era and the relationship between the European Union as a member since 2004. In addition, this study also looks at Hungary's policy in diversifying its country's energy security for the benefit and examples of policy patterns for other European countries."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Adinata Sardjono
"Sebagai negara yang memiliki sejarah menolak dirinya sebagai negara imigran, Jerman pada akhirnya harus mengakui adanya jarak antara warga asli dan warga dengan keturunan imigran. Kemunculan buku kontroversal karya Thilo Sarrazin hingga debat mengenai Leitkultur membuat posisi imigran di Jerman, khususnya imigran muslim terdesak. Krisis ekonomi yang melanda zona-euro juga turut menimbulkan sentimen terhadap para imigran, terlebih ketika banyak kepala negara di Eropa juga banyak yang menyerang ide mengenai multikulturalisme termasuk di Jerman, ketika Kanselir Angela Merkel menyatakan multikulti Jerman telah gagal.

As a country which has a history to deny themselves as an immigration country, Germany has to concede that there?s an enormous gap between Germans and the people with migration background. The publishing of a controversial book from Thilo Sarrazin to Leitkultur's debate puts the immigrants under pressure, especially to those Muslim's immigrants. The Economic crisis in euro-zone also increases the sentiment among the immigrants, especially when many European leaders condemn the idea of multiculturalism, including in Germany, when Chancellor Angela Merkel enunciated that Germany?s multikulti has failed.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riksa Pramatatya
"Tesis ini membahas tentang upaya diplomasi Indonesia untuk mempercepat pencabutan larangan terbang yang diberlakukan oleh Uni Eropa untuk seluruh maskapai penerbangan Indonesia termasuk maskapai Garuda Indonesia yang merupakan maskapai nasional ternama. Kasus ini telah mendorong pemerintah Indonesia melakukan diplomasi untuk mempercepat pencabutan larangan terbang tersebut, karena larangan terbang ini telah mencoreng citra negara khususnya dalam industri penerbangan Indonesia. Permasalahan utama larangan terbang tersebut disebabkan oleh keselamatan penerbangan Indonesia yang rendah serta banyaknya kecelakaan penerbangan di Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka analisis diplomasi ekonomi untuk menganalisa upaya Indonesia dalam mempercepat pencabutan larangan terbang.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengenali diplomasi dan upaya pemerintah Indonesia dalam pencabutan larangan terbang tersebut. Dalam kasus ini, upaya pemerintah adalah melaksanakan kerja sama luar negeri untuk mendapatkan bantuan tim ahli penerbangan dari European Aviation Safety Agency (EASA) dan menjalin kerja sama dengan International Civil Aviation Organization (ICAO) untuk menyetarakan tingkat keselamatan penerbangan yang setara dengan standar international. Pada saat yang sama, pemerintah Indonesia mengawasi maskapai dalam negeri untuk memperbaiki tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan. Dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa upaya pemerintah Indonesia tersebut telah menghasilkan pencabutan larangan terbang yang dinyatakan oleh Uni Eropa pada tahun 2018.

This thesis discusses Indonesia's diplomacy efforts to accelerate the lifting of flight restrictions imposed by the European Union for all Indonesian airlines including Garuda Indonesia, which is a well-known national airline. This case has prompted the Indonesian government to conduct diplomacy to accelerate the lifting of the flight ban, because this flight ban has tarnished the country's image, especially in the Indonesian aviation industry. The main issue of Indonesian airlines flight ban was caused by Indonesia's low flight safety and the number of flight accidents in Indonesia. In this study, the author conduct a framework for analyzing economic diplomacy to analyze Indonesia's efforts to accelerate the lifting of flight restrictions. This economic diplomacy includes state to intergovernmental organizations relations, state to corporate relations and corporate to corporate relations.
The purpose of this research is to recognize the diplomacy and efforts of the Indonesian government in lifting the flight ban. In this case, the government's efforts are to carry out foreign cooperation to get the assistance of aviation expert team from the European Aviation Safety Agency (EASA) and establish cooperation with the International Civil Aviation Organization (ICAO) to equalize the level of flight safety to international standards. At the same time, the Indonesian government oversees domestic airlines to improve the level of flight safety and security. In this study, the authors conclude that the Indonesian government's efforts have resulted in the lifting of the ban imposed by the European Union in 2018.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Utami Seminar
"Penelitian ini berfokus pada kebijakan domestik yang diterapkan Jepang untuk persiapan pelaksanaan Olimpiade Tokyo 1964, yaitu Sport Promotion Act, Tokyo Olympic Education, dan Nation Beautifying Movement. Kebijakan domestik ini bertujuan untuk membentuk perilaku masyarakat Jepang yang sesuai dengan standar internasional. Bagi penulis, hal ini berhubungan dengan upaya pencapaian tujuan diplomasi kebudayaan Jepang pasca Perang Dunia II. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana Jepang menggunakan Olimpiade sebagai sebuah alat untuk mencapai tujuan diplomasi kebudayaannya.
Tesis ini menggunakan metode kualitatif, dengan penggunaan data primer dari laporan-laporan resmi dari kementerian-kementerian Jepang. Penelitian ini menemukan bahwa Jepang memanfaatkan Olimpiade untuk mendidik rakyatnya agar berperilaku sesuai dengan standar-standar internasional dan memberikan citra positif bagi Jepang setelah kekalahannya di Perang Dunia II.

This study focuses on Japan's domestic policies regarding the preparation of Tokyo Olympics 1964 such as: Sport Promotion Act, Tokyo Olympic Education, and Nation Beautifying Movement. These policies aimed to mold the Japanese behavior accordant to international standards. These efforts are considered as attempts to achieve Japan?s cultural diplomacy post World War II. The purpose of this study is to analyze how Japan use Olympics as a tool to achieve its cultural diplomacy.
This study used qualitative method with primary data such as reports and guidebooks issued by Japan ministries. This study shows that Japan utilized Olympics to educate the citizens to behave accordant to international standards and also creating positive image after the lost in World War II."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadjeng Pulungsari Hadi
"Di era globalisasi ini, peranan Tiongkok di dunia internasional semakin diperhitungkan. Selain muncul dengan kekuatan ekonominya, Tiongkok juga memanfaatkan kekuatan budayanya untuk mengadakan pendekatan dengan negaranegara lain. Pendekatan yang dikenal sebagai diplomasi kebudayaan ini selain dilakukan secara langsung, juga dapat melalui berbagai media sebagai perantaranya. Salah satu media yang dimanfaatkan oleh pemerintah RRT untuk melakukan diplomasi kebudayaan terhadap Indonesia adalah melalui media radio. Pada 2010, radio resmi pemerintah RRT, China Radio International CRI atau Zhongguo Guoji Guangbo Diantai bekerja sama dengan radio swasta Elshinta 90 FM untuk menyiarkan beragam topik dalam dimensi budaya, ekonomi, sosial, politik.
Siaran yang ditujukan untuk audiens Indonesia tersebut dibawakan dalam bahasa Indonesia, dan di antaranya membahas aspek-aspek terkait hubungan Tiongkok-Indonesia. Pengamatan terhadap siaran CRI program 'Lentera' periode 2011-2013 menghasilkan pemetaan 164 seratus enam puluh empat topik siaran. Setelah melakukan kategorisasi dan seleksi topik, kajian ini melakukan analisis intertekstual terhadap kata-kata kunci, konteks, tujuan eksplisit, kepentingan, konektor audiens dari siaran-siaran terseleksi tersebut. Berdasarkan hasil analisis, kajian ini menemukan strategi-strategi diplomasi kebudayaan yang dijalankan RRT untuk audiens Indonesia melalui media radio CRI.

In this era of globalization, the role of China in the international world is increasingly significant. Beside its economic power, China is also using its cultural strength to make approaches with other countries. This approach, known as cultural diplomacy, that not only done directly, but also through various media as its intermediary. One of the media used by PRC government to do cultural diplomacy to Indonesia is throughbroadcast media. In 2010, China Radio International CRI or Zhongguo Guoji Guangbo Diantai was collaborating with Elshinta 90 FM private radio to broadcast a variety of topics in cultural, economic, social, political dimensions.
The broadcasts that aimed for Indonesian audiences were in Indonesian, with topics that were related to the China Indonesia relationship. Observations of the 2011 2013 CRI program's called Lentera had resulted mappings of 164 one hundred and sixty four broadcast topics. After categorizing and selecting those topics, this study performs an intertextual analysis of key words, contexts, explicit objectives, audience connectors of the selected broadcasts. Based on the results of the analysis, this study finds cultural diplomacy strategies that China conducts for Indonesian audience through CRI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D2284
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsyad Maulana Hidayat
"Tesis ini mengeksplorasi diplomasi kopi Indonesia di pasar Jerman dari tahun 2019 hingga 2023, dengan fokus pada strategi yang digunakan untuk meningkatkan volume ekspor dan mengatasi tantangan di pasar yang kompetitif. Studi ini terletak dalam konteks diplomasi ekonomi yang lebih luas dan memanfaatkan konsep soft power melalui gastrodiplomasi. Ini menekankan peran kopi sebagai komoditas budaya dan alat untuk memupuk hubungan internasional yang positif. Indonesia, sebagai produsen kopi utama, telah menghadapi fluktuasi volume ekspor kopi ke Jerman, yang merupakan importir kopi terbesar kedua di dunia. Analisis ini mencakup data perdagangan historis, mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi daya saing kopi Indonesia. Faktor-faktor ini termasuk tantangan internal seperti kualitas produksi kopi, dan tantangan eksternal seperti regulasi ketat Uni Eropa dan persaingan dari negara-negara penghasil kopi utama lainnya seperti Vietnam. Metodologi penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara dengan pemangku kepentingan kunci, termasuk pejabat dari Kementerian Luar Negeri Indonesia, Konsulat Jenderal di Hamburg, dan eksportir kopi Indonesia di Jerman. Data sekunder dari literatur akademik, laporan perdagangan, dan analisis pasar memberikan konteks tambahan dan mendukung temuan. Tesis ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang strategi dan efektivitas diplomasi kopi Indonesia. Ini menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas kopi, mematuhi standar internasional, dan meningkatkan upaya pemasaran untuk meningkatkan penetrasi pasar di Jerman. Studi ini menyimpulkan dengan rekomendasi bagi pembuat kebijakan dan pelaku industri untuk meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan hubungan internasional negara tersebut. Temuan ini menegaskan pentingnya diplomasi ekonomi dalam mempromosikan kepentingan nasional dan potensi kopi sebagai alat diplomasi. Penelitian ini berkontribusi pada diskursus akademik tentang perdagangan internasional dan diplomasi, menawarkan wawasan praktis untuk meningkatkan strategi ekspor Indonesia di sektor kopi.

This thesis explores Indonesia's coffee diplomacy in the German market from 2019 to 2023, focusing on strategies employed to increase export volumes and overcome challenges in a competitive market. The study is situated within the broader context of economic diplomacy and leverages the concept of soft power through gastrodiplomacy. It emphasizes the role of coffee as a cultural commodity and a tool for fostering positive international relations. Indonesia, a major coffee producer, has faced fluctuations in coffee export volumes to Germany, which is the second-largest coffee importer globally. The analysis includes historical trade data, identifying key factors influencing the competitiveness of Indonesian coffee. These factors include internal challenges like the quality of coffee production, and external challenges such as stringent European Union regulations and competition from other major coffee-producing countries like Vietnam. The research methodology is qualitative, utilizing primary data collected through interviews with key stakeholders, including officials from the Indonesian Ministry of Foreign Affairs, the Consulate General in Hamburg, and Indonesian coffee exporters in Germany. Secondary data from academic literature, trade reports, and market analysis provide additional context and support the findings. This thesis aims to provide a comprehensive understanding of the strategies and effectiveness of Indonesia's coffee diplomacy. It highlights the importance of improving coffee quality, adhering to international standards, and enhancing marketing efforts to increase market penetration in Germany. The study concludes with recommendations for policymakers and industry stakeholders to enhance the competitiveness of Indonesian coffee in the global market, ultimately contributing to the country's economic growth and international relations. The findings underscore the significance of economic diplomacy in promoting national interests and the potential of coffee as a diplomatic tool. This research contributes to the academic discourse on international trade and diplomacy, offering practical insights for enhancing Indonesia's export strategies in the coffee sector."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahimatul Afidah
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai proses pembentukan pasar lelang tembakau Indonesia di Bremen sebagai sebuah keberhasilan diplomasi ekonomi. Pemutusan hubungan ekonomi maupun politik Indonesia dengan Belanda pada tahun 1958 berpengaruh terhadap kemacetan ekspor tembakau Indonesia. Sebagai konsekuensinya, pemerintah Indonesia harus memindahkan pasar lelang tembakaunya yang semula dipusatkan di Amsterdam, Belanda. Pada tahun 1959 pasar lelang tembakau Indonesia akhirnya dipindahkan ke Bremen, Jerman Barat. Pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jerman Barat berhasil membentuk lembaga DITH Deutsch-Indonesische Tabak Handellschaft yang mana badan tersebut memiliki hak monopoli untuk memasarkan tembakau hasil produksi PPN dan perkebunan rakyat. Kesuksesan diplomasi ekonomi tersebut berpengaruh besar terhadap perubahan ekonomi ataupun sosial. Keputusan pemerintah Indonesia untuk mengambil sikap berani tersebut menjadi penanda bangkitnya ekonomi Indonesia yang mandiri dan terlepas dari penetrasi Belanda. Melalui penelitian dengan menggunakan sumber tertulis maupun tidak tertulis, tesis ini menjelaskan mengenai bagaimana pentingnya peranan diplomasi ekonomi dalam membangun perekonomian nasional pada masa Sukarno.

ABSTRACT
This thesis describes about the process of the establishment international tobacco auction market in Bremen as a successful diplomacy economy. Discontinuance of economic and politic relation between Indonesia and the Netherlands in 1958 influence toward stagnation of Indonesian tobacco export. As consequences, Indonesian government should to move tobacco auction market from Amsterdam, Netherlands to another country. Finally in 1959, Indonesian tobacco auction market was moved to Bremen, West Germany. Indonesia and West Germany government establish the DITH Deutsch Indonesische Tabak Handellschaft committee that has monopoly right to sell all of Indonesian tobacco export from PPN The Estates Company of the Country and farmers. The successful of the establishment above has big impact for the countries and tobacco farmers especially in economy and social field. The brave decision taken by Indonesian government became the sign of the birth of Indonesian independent national economy that regardless from the Netherlands. Pass through using written and non written sources, this thesis describes the important of diplomacy economy to build national economy in Sukarno rsquo s era. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Malik Nasserie
"Tesis ini membahas diplomasi publik NATO di Eropa pasca perang dingin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber data dari media video tentang NATO baik yang diproduksi oleh Divisi Diplomasi Publik NATO PDD yang dibentuk pada tahun 2003 maupun yang diproduksi sebelum berdirinya PDD ini. Secara acak saya mengambil 30 video tentang NATO. Dari ke 30 video tersebut, 10 dibuat oleh Associated Press AP dan 20 dibuat oleh PDD. Video ini dianalisa dengan teori agenda setting, konsep diplomasi publik dan konsep diplomasi militer.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa NATO menggunakan media massa dan mekanisme agenda setting, diplomasi publik dan diplomasi militer sebagai agenda operasinya karena dalam media video yang dianalisis ini terdapat agenda-agenda tertentu, khususnya politik, dengan tujuan mempengaruhi pandangan pemirsanya, mempromosikan kepentingannya pada publik dan entitas politik lainnya, serta untuk menunjukan kerjasama militer NATO. Pada 10 video produksi AP menunjukan bahwa NATO adalah penyelamat warga Kosovo keturunan Albania.
NATO berpartisipasi dalam menjaga perdamaian di Kosovo dan melaksanakan misi PBB dalam KFOR sebagai pasukan pengamat dan penjaga perdamaian di Kosovo. Pada 20 video produksi PDD menunjukan bahwa NATO siap menghadapi ancaman Rusia, ISIS, teroris dan musuh lainnya serta NATO terdepan dalam misi kemanusiaan seperti tanggap bencana dan perlindungan di jalur perdangan laut. NATO aktif menjaga keamanan dan melindungi anggota-anggota dari berbagai ancaman konvensional ataupun cyber threat. NATO juga aktif mengadakan latihan militer bersama dengan anggota dan mitranya.

This thesis explains about NATO rsquo s public diplomacy in Europe post Cold War. This research used qualitative method with sources of datas from videos about NATO, both from NATO Public Diplomacy Division PDD , which founded in 2003 and from the year before the division was built. The researcher randomly picked 30 videos about NATO and from those videos, 10 was made by Associated Press AP and 20 videos made by PDD. The video is analyzed with the agenda setting theory, public diplomacy concept and military diplomacy concept.
From the results of the study it can be concluded that NATO uses mass media and agenda setting, public diplomacy and military diplomacy mechanisms as its operational agenda. Because it is shown in the video that there are certain agendas, especially politics, with the aim of influencing the viewer 39 s perception, promoting their interests to the public and other political entities, and to demonstrate NATO 39 s military cooperation. Based on 10 videos made by AP, it shows that NATO is the savior of Kosovo citizens of Albanian descent.
NATO is participating in maintaining peace in Kosovo and implementing the UN mission in KFOR as an observer and peacekeeping force in Kosovo, and on 20 videos made by PDD shows that NATO is ready to face the threat against Russia, ISIS, terrorists and other enemies, and that NATO is leading in humanitarian missions such as disaster response and maritime protection. NATO actively maintains security and protects members from various conventional threats or cyber threats. NATO is also active in conducting joint military exercises with its members and partners.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>