Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128537 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gemintang Kejora Mallarangeng
"Artikel ini mencoba melihat peran media baru, khususnya di politik, dan bagaimana penggunaan media tersebut dapat menarik partisipasi dari generasi tertentu di dalam politik itu sendiri. Artikel ini ditulis berdasarkan dua argumen utama, yaitu yang pertama, media hanyalah sebuah alat yang perlu dibentuk. Kedua, media apapun pada akhirnya akan ditinggalkan ketika datang sebuah media yang lebih baru. Dalam membuktikan argumen tersebut, artikel ini menggunakan kasus kampanye presiden Barack Obama pada tahun 2008 dan dibandingkan dengan kampanye presiden John F. Kennedy pada tahun 1960. Kasus ini dipilih karena keduanya sukses dengan bantuan dari media terbaru pada saat itu. Dimana kedua kampanye dengan sukses menggunakan media baru dan membentuknya sesuai dengan target mereka. Selain itu, perubahan trend media yang terjadi dari televisi ke internet juga mampu membuktikan argumen kedua.
This article explores the role of new media, especially in politics, and how the right use of that new media can attract a certain generations participation in politics. This article revolves around proving two central arguments. The first is that the new media is nothing but a tool that needs to be tailored. And second, any new media will eventually be obsolete when a newer media came along. In proving that, this articles uses the case of Barack Obama’s 2008 presidential campaign in comparison to John F. Kennedy’s 1960 presidential campaign. This case is chosen because both campaign succeeded with the help of the latest media at the time. From both those cases, the arguments presented in this article are supported. In which both campaign utilized new media and tailored it according to their target successfully. Also by the change of media trend in campaign from television to internet, shows how the second argument could be supported."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Paramitha Putri
"Social media addiction can be described as a type of Internet addiction, in which individuals are compelled to use social media excessively (Griffiths, 2000; Starcevic, 2013). This research emphasizes more on the younger generation of social media users, which is often characterized by the combination of excessive media use, growing social media dependence as a way to feel better, and the failure to avoid or prevent this behavior, although relationship losses have been suffered, diminished social involvement and a detrimental effect on education. The purpose of this study is to raise awareness and provide knowledge for the readers with possible discoveries from this study regarding social media addiction among the youth generation in Indonesia. The objective of this study is to examine how other research in Indonesia analyze the occurrence of social media addiction within the youth generation of Indonesian society and how other research in Indonesia analyze the impact of social media addiction on the youth generation of Indonesian society. To collect the data, this study will be using qualitative research obtained through a meta-analysis of other researchers' findings, journals, news 5 articles, and research articles. This research found that social media addiction within the youth generation of Indonesian society is categorized in the moderate category with whatsapp being the most commonly used application. Virtual information is the most common component of social media addiction in adolescents (Sarwono, 2011). The impacts of social media addiction includes decreased direct social interaction with friends because when gathering, people feel like their friends play more on their phones than chatting directly, often procrastinating on work, delaying doing school and home assignments, adolescents neglect worship activities, experiencing insomnia or difficulty sleeping, disruption of the subject's eye health, and decreased learning achievement of individuals because while playing the internet people tend to feel lazy to learn, and potentially having resulting in youth activities that are unproductive and can affect their future (Wulandari & Netrawati, 2020).

Kecanduan media sosial dapat digambarkan sebagai jenis kecanduan internet, di mana individu dipaksa untuk menggunakan media sosial secara berlebihan (Griffiths, 2000; Starcevic, 2013). Penelitian ini lebih menekankan pada generasi muda pengguna media sosial, yang sering ditandai dengan kombinasi penggunaan media yang berlebihan, ketergantungan media sosial yang semakin meningkat sebagai cara untuk merasa lebih baik, dan kegagalan untuk menghindari atau mencegah perilaku ini, meskipun kehilangan hubungan telah telah diderita, berkurangnya keterlibatan sosial dan efek yang merugikan pada pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan pengetahuan bagi para pembaca dengan kemungkinan penemuan dari penelitian ini mengenai kecanduan media sosial di kalangan generasi muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana penelitian lain di Indonesia menganalisis terjadinya kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia dan bagaimana penelitian lain di Indonesia menganalisis dampak kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia. Untuk mengumpulkan data, penelitian ini akan menggunakan penelitian kualitatif yang diperoleh melalui meta-analisis temuan peneliti lain, jurnal, artikel berita, dan artikel penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa kecanduan media sosial pada generasi muda masyarakat Indonesia termasuk dalam kategori sedang dengan aplikasi whatsapp yang paling banyak digunakan. Informasi virtual merupakan komponen yang paling umum dari kecanduan media sosial pada remaja (Sarwono, 2011). Dampak kecanduan media sosial antara lain berkurangnya interaksi sosial secara langsung dengan teman karena saat berkumpul, orang merasa temannya lebih banyak bermain ponsel daripada mengobrol langsung, sering menunda-nunda pekerjaan, menunda mengerjakan tugas sekolah dan rumah, remaja melalaikan kegiatan ibadah, mengalami insomnia. atau sulit tidur, terganggunya kesehatan mata subjek, dan menurunnya prestasi belajar individu karena saat bermain internet orang cenderung merasa malas untuk belajar, dan berpotensi mengakibatkan aktivitas remaja yang tidak produktif dan dapat mempengaruhi masa depannya (Wulandari & Netrawati, 2020)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eno Bening Swara
"Menurut Jean Baudrillard, masyarakat postmodern mengkonsumsi informasi yang berupa tanda. Tanda diciptakan oleh media dan media akan selalu mempengaruhi suatu masyarakat. Konsumsi akan tanda dapat mengarahkan masyarakat menuju catastrophe. Sebagai new media Youtube adalah media audio-visual yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dengan kemampuan Youtube untuk mensimulasi dan menciptakan tanda Youtube akan berpegaruh besar bagi masyarakat.

According to Jean Baudrillard people in postmodern are consuming information in the form of sign which is created by a media and any media will always affect the society. Consumption of signs will bring society to catastrophe. As a new media, Youtube is the audio-visual medium of information that is often consumed by people in Indonesia. With the ability to simulate and create a sign Youtube will have a great impact on Indonesia Society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rusmawan
"Sebuah studi penelitian kualitatif yang meneliti strategi differensiasi melalui media baru sebuah perusahaan televisi nasional. Analisa dilakukan dengan mengintegrasikan konsep teoritis dari ekonomi media, dimana sebuah perusahaan televisi memiliki konsumen ganda (dual customer) yaitu penonton dan pemasang iklan, konsep strategi differensiasi sebagai sumber pendapatan baru dan konsep media baru dimana terjadi interaktifitas antara penonton dan perusahaan televisi. Perusahaan harus melakukan strategi differensiasi karena semakin ketatnya persaingan antara stasiun televisi di Indonesia, semakin kecilnya alokasi budget iklan untuk media televisi, semakin besarnya alokasi budget iklan untuk media internet serta semakin mutakhirnya teknologi komunikasi telepon selular.
Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa strategi differensiasi yang dilakukan oleh perusahaan televisi nasional berhasil menjadi sumber pendapatan baru untuk mempertahankan eksistensi bisnisnya di bidang pertelevisian, sementara strategi dengan menayangkan program di media baru dalam hal ini melalui live streaming dan YouTube belum optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anneila Firza Kadriyanti
"Pentingnya peran media massa terhadap kegiatan politik semakin tinggi. Di satu sisi, media membutuhkan cerita yang layak dijual untuk menarik minat audiens. Dalam hal ini, berita politik selalu menjual. Meskipun persoalan politik yang pelit dapat membuat jenuh masyarakat, berita politik tetap diminati karena urusannya selalu menyangkut kepentingan publik.
Di sisi lain, politikus dan partainya pun membutuhkan media sebagai corong untuk memperkenalkan dirinya. Jika tidak ada media, maka politisi dan partai politik tidak dapat menyebarkan tujuan politiknya yang dapat mempengaruhi publik.
Dalam hal ini, Penulis mencoba menjabarkan seperti apa relasi antara politik dan penggunaan media, serta unsur-unsur apa saja yang dapat mempengaruhi relasi tersebut.

The importance of mass media's roles to politics activities is getting higher. In one side, media needs stories to sell, so they can attract people's attention. Politics news always sell. Eventhough politics problems can saturate people, it is still demanded, because politics always connect with public's interest.
In another side, politicians and their parties need media as the medium to introduce them. If there is no media, political activities can not move to spread their purpose, and they can not influence people.
In this case, I try to spell out the relation between politics and the using of media, and what elements between them that can influence the relation.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"Studi kasus ini meneliti pemanfaatan media baru untuk menjadikan seseorang dari yang tidak didengarkan (nothing) menjadi sangat terdengar (something). Studi dilakukan pada dua subyek yaitu Trinity lewat blog Naked- Traveler dan grup band The S.I.G.I.T lewat situs MySpace dengan melihat karakter pengguna sebelum memanfaatkan media baru, pola pemanfaatan dan optimalisasi pemanfaatan media baru itu sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kerangka konsep teknologi dan masyarakat, media baru dan Web 2.0. Temuan utama: Blog dimanfaatkan sebagai sumber naskah digital apabila dicetak menjadi sebuah buku meraih angka penjualan yang tinggi. Sedangkan content lagu dalam situs MySpace apabila dijadikan sebuah album tidak meraih angka penjualan yang tinggi. Sehingga pemanfaatannya lebih kepada tempat berinteraksi antara anggota band dengan penggemarnya.

This case study examines the way new media can tum people who are unknown into widely known. The case study was of two subjects, which are Trinity with the Naked-Traveler blog and The S.I.G.I.T on MySpace, by looking at user characters before using new media, and then the pattern and the optimization of new media itself. This qualitative research is using the framework of technology and society, new media and Web 2.0. The main results are: A blog can be used as a source of digital documents, and if it is printed as a book can sell well. On the other hand, if songs in MySpace were produced in an album, they are not likely to achieve good sales. The use of MySpace is more as an interaction place for band members and their fans."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33939
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Achdiat
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat representasi struktur media dan respon wartawan dalam pemberitaan kasus dugaan penggelapan pajak PT. Asian Agri di MBM Tempo. Dengan perspektif teori strukturasi dan penelitian kualitatif, khususnya analisis semiotika sosial M.K. Halliday (tenor of discourse, mode of discourse, dan field of discourse). Persinggungan semiotika sosial dengan teori strukturisasi, di antaranya konsep agen dengan unsur pelibat wacana. Pada pemberitaan Asian Agri, MBM Tempo menggunakan sejumlah pelibat wacana/agen, yaitu: sumber daya favorable dan unfavorabfe terhadap garis kebijaksanaan redaksional. Mode of discourse yang digunakan membentuk field of discourse, sebagai berikut: perlindungan saksi, hak jawab, penelitian pemberitaan Tempo, putusan pengadilan Vincent, whistle blower, penyadapan, dan putusan pengadilan Tempo.
Struktur sumber daya tersebut merepresentasikan dua hal. Pertama, sumber daya alokatif merepresentasikan: (a) akan hilangnya sumber daya terpenting untuk melakukan jumalistik investigasi: mengingat aparat kepolisian tidak melihat Vincent merupakan whistle blower dan aparat kehakiman tidak mengetahui status Vincent sebagal whistle blower; (b) praktik pemupukan modal (capital) media melalui ritual objektivitas yang menjadi dasar rasionalisasi masyarakat industri dan kapital. Kedua, sumberdaya otoritatif merepresentasikan kebebasan pers sebagai struktur signifikansi yang dibangun dan berusaha dilanggengkan struktur media dan UU Pers adalah Lax spesialist. Kesimpulannya dipandang dari sudut struktur media MBM Tempo pemberitaan kasus dugaan penggelapan pajak PT. Asian Agri di MBM Tempo tidak melanggar kode etik jurnalistik maupun UU Pers No. 40 1999.

The research aims to see the representation of the media structure and the agen responed in media productions (case of the news of the suspect of tax manipulation in Asian Agri in Tempo weekly). The analysis of the theory of structurasion and qualitative research, the analysis of MK. Halliday’s social semiotics (tenor of discourse, mode of discourse, and field of discourse). Between the sosial semiotics and structuration theory, among other is the agent concept and the element of discourse. In making news of Asian Agri, the Tempo weekly used a number of agents, the resources of favourable and unfavourable toward the line of “redaksional” policy. The mode of discourse formed the field of discourse; the protection of witness, the right of answer, the research on Tempo news making, the court decision on Vincent, whistleblower , tapping and the court decision on the Tempo.
The resources structure represented two things. First, the allocative resources did: a). The lost of the most important resource to journalism investigation. The policy didn’t see Vincent as whistleblower and the court didn’t recognize Vincent of whistleblower; b) The act of collective capital media throught ritual objectivity which based the rationalized of the industry society and capital. Second, the authoritative resource represented the press freedom as significancy structure the press law is lex specialist.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33965
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Athifah Chairunnisah
"Penelitian ini mengkaji bagaimana pemaknaan sukses pemuda modern di Indonesia, khususnya Generasi Milenial, diproduksi melalui tren hustle culture di media sosial. Media sosial memiliki peran yang penting dalam memengaruhi aspirasi dan gaya hidup pemuda di era modern. Tren hustle culture dipilih sebagai fokus penelitian karena merepresentasikan pandangan yang kuat mengenai kerja keras, ambisi, dan produktivitas yang sering dipromosikan oleh pemuda-pemuda ini sebagai gaya hidup mereka. Penelitian ini mengumpulkan data melalui konten-konten teks, gambar, maupun multimedia, yang berkenaan dengan hustle culture atau gaya hidup pemuda urban modern di Indonesia di Instagram, Twitter, dan TikTok serta wawancara bersama 6 responden dari Generasi Milenial. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan pendekatan Ethnography Content Analysis (ECA) sembari terus berefleksi terhadap berbagai konsep teori mengenai pemuda, kota, media sosial, dan hustle culture. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tren ini merepresentasikan citra dan gaya hidup pemuda modern-urban yang modern, produktif, dan inspiratif sebagai gambaran kesuksesan yang diimajinasikan. Dengan begitu, citra yang sukses di media sosial telah menjadi kesuksesan itu sendiri. Penelitian ini menawarkan perspektif baru yang relevan dalam pemetaan pemahaman sukses pemuda Indonesia di era modern, khususnya dengan mempertimbangkan praktik media sosial dalam kehidupan sehari-hari.

This study examines how the notion of success among modern Indonesian youth, particularly the millennial generation, is constructed through the hustle culture trend on social media. With social media playing a significant role in shaping the aspirations and lifestyles of young individuals, the study centers on the hustle culture trend due to its strong promotion of values such as hard work, ambition, and productivity as integral to their way of life. Data was collected from various platforms including Instagram, Twitter, and TikTok, comprising textual, visual, and multimedia content related to hustle culture and the modern urban youth lifestyle in Indonesia. Additionally, interviews were conducted with six millennial respondents. The collected data is analyzed using the Ethnography Content Analysis (ECA) approach while reflecting on various theoretical concepts regarding youth, urban, social media, and hustle culture. The findings demonstrate that the hustle culture trend constructs an idealized image and lifestyle of modern urban youth, portraying them as modern, productive, and inspirational, thereby equating the social media image of success with actual success. This research provides a fresh perspective on understanding success among Indonesian youth in the modern era, specifically by examining the influence of social media practices in their daily lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulgan, Richard
Auckland: Oxford University Press, 1989
320.993 MUL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fuchs, Christian
"
Now more than ever, we need to understand social media - the good as well as the bad. We need critical knowledge that helps us to navigate the controversies and contradictions of this complex digital media landscape. Only then can we make informed judgements about what's happening in our media world, and why.
Showing the reader how to ask the right kinds of questions about social media, Christian Fuchs takes us on a journey across social media, delving deep into case studies on Google, Facebook, Twitter, WikiLeaks and Wikipedia. The result lays bare the structures and power relations at the heart of our media landscape.
This book is the essential, critical guide for all students of media studies and sociology. Readers will never look at social media the same way again."
London: Sage Publications, 2014
e20503020
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>