Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
JHHP 2 (2) 2004
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amrin Suit
"The aim of this research was to measure the pattern of victimization and crime among street children in West Jakarta, because street children phenomena has become an important social problem that should be overcome by the government of DKI Jakarta.
The method occupied to conduct this research was survey method, interviewing 20 on the street children and 20 off the street children.
Research result reveal that the tendency of the street children coducted deviant behavior motivated by their own desire, whilst their vicitimization pattern mostly physical as well as sexual harasment."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maydian Werdiastuti
"Pendidikan yang diberikan kepada anak jalanan merupakan pendidikan non formal yang diselenggarakan secara terorganisasi. Pendidikan tersebut membekali anak dengan pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan ini penting diberikan, karena untuk menambah wawasan berpikir anak-anak jalanan yang masih bersekolah dan membantu pengembangan intelektual anak-anak jalanan yang terpaksa putus sekolah. Namun demikian, timbul suatu permasalahan "apakah kebutuhan pendidikan yang dirasakan oleh anak-anak jalanan tersebut dapat terpenuhi melalui program pendidikan jalanan?" Untuk dapat menjawab permasalahan tersebut diperlukan suatu penelitian yang mendalam. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kebutuhan pendidikan yang dirasakan oleh anak jalanan terutama yang berkaitan dengan materi pelajaran dan metode belajar. Penelitian ini bersifat kualitatif yang berupaya mendiskripsikan kebutuhan pendidikan anak jalanan putus sekolah, khususnya anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen. Penelitian dilakukan di Yayasan Mitra Masyarakat Kota yang berlokasi di daerah Cipinang Kebembem, Jakarta Timur.
Hasil penelitian tersebut adalah:
1. Sasaran penelitian membutuhkan materi pelajaran pengalaman materi berhitung, pendidikan agama, informasi cara menabung di Bank (Aspek Kognitif); materi pendidikan olahraga bela diri (Aspek Afektif); dan pengembangan keterampilan bermain musik, menyanyi, menggambar (Aspek Psikomotor).
2. Sasaran penelitian menginginkan materi pelajaran diberikan dengan menggunakan metode belajar simulasi dan karyawisata.
3. Sasaran penelitian membutuhkan pembimbing yang memiliki kualifikasi di bidangnya, terutama pendidikan agama dan keterampilan menggambar. Mereka juga membutuhkan sarana belajar berupa meja, alat dan bahan keterampilan yang relatif murah dan mudah diperoleh, serta pengadaan perpustakaan. Suasana belajar yang tenang sangat membutuhkan agar konsentrasi belajar mereka tidak pecah.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah program pendidikan jalanan belum dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak jalanan, karena penyelenggaraannya belum sepenuhnya dapat ditunjang oleh komponen-komponen pendidikan yang dapat mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan demikian, rekomendasi yang dapat diusulkan adalah (1) materi pelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan daya tangkap anak; (2) metode belajar harus lebih banyak unsur bermain; (3) peningkatan kerjasama dengan organisasi dan pergauluan tinggi; (4) melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan pendidikan anak jalanan oleh orang-orang atau lembaga-lembaga yang berminat melakukannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T9917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Clara R.P. Ajisuksmo
"Akibat kemiskinan orang tua, anak harus berada di jalan atau bekerja untuk ikut membantu menunjang ekonomi keluarga. Sebagai konsekuensi, anak harus meninggalkan bangku sekolah. Padahal, menurut pasal 28 dari Konvensi Hak Anak (KHA) pendidikan merupakan salah satu hak anak yang harus dipenuhi, dan negara wajib untuk memfasilitasi pemenuhan hak tersebut melalui penyelenggaraan program pendidikan dasar wajib bagi semua anak tanpa kecuali secara cuma cuma. Pendidikan luar sekolah merupakan program pendidikan alternatif, yang ditujukan agar anak jalanan dan pekerja anak tetap dapat memenuhi hak mereka akan pendidikan. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam merancang dan melaksanakan program pendidikan luar sekolah bagi anak yang putus sekolah, seperti anak jalanan dan pekerja anak. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi para tutor yang mendampingi pekerja anak dan anak jalanan melalui program pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, dilakukan FGD dan wawancara mendalam kepada pendiri, staf dan pengurus LSM penyelenggara program pendidikan luar sekolah bagi anak jalanan dan pekerja anak, para tutor yang mendampingi kegiatan belajar anak, dan anak jalanan serta pekerja anak yang mendapat manfaat langsung dari program pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan oleh LSM.

Due to poverty, children have to be on the street or involve in child labour to support the families? economy to survive. As a consequence, children have to drop their school activities out. Refering to article 28 of the Convention of The Rights of The Children (CRC) children have the right to education and the states party recognizes to achieving this right by providing primary education compulsory and available free on the basis to equal opportunity. Non formal education is an alternative education for street children and working children, intended for them to fulfill their right to education. The aim of this study is to identify important factors that are essential for designing and implementing educational program for out-of school children, such as street children and working children. In addition, this study is intended to identify training needs for tutors who facilitate street children and working children in their non formal education program. In order to achieve the research objectives, series of FGDs and in depth interviews with staff of NGO working with out-of school children, tutors who facilitate children?s learning processes, and street children and working children as the beneficiaries of the non-formal education program implemented by the NGO."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi faktor adanya anak jalanan (anjal) dan mengidentifikasi bentuk penanganannya melalui pendidikan etika. Metodenya survei, teknik pengumpulan data dengan angket dan wawancara terbatas. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan adanya anak jalanan adalah faktor ekonomi dan pendidikan orang tua yang rendah, pekerjaannya sebagai pengamen, kuli bangunan, tukang becak dan pekerja serabutan. Sekarang, anak jalanan ada yang bekerja di persewaan terop, mengantarkan makanan itik, mengamen di kampung dan di bus. Penghasilan sekitar Rp 20.000,- per hari untuk kebutuhan sendiri, seperti: biaya main playstation, membeli rokok, membeli miras, dan makan. Penanganan dengan pengarahan, mengisi angket. Hasilnya 100% anjal setuju melakukan etika yang baik misalnya menjaga kesehatan, etika waktu mengamen, waktu di jalan, waktu di tempat kerja, dan yang berkaitan dengan agama menanamkan kepercayaan diri menghindari perilaku jahat, mencuri, menyakiti orang lain, dan berkelahi."
JPUT 16:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Yuni Aprin
"Jumlah anak jalanan khususnya di Jakarta tidak ada data yang pasti. Terdapat perbedaan data yang disampaikan oleh Pemerintah dengan lembaga independen lainnya seperti Komnas Perlindungan anak. Anak jalanan turun ke jalan karena adanya desakan pemenuhan ekonomi keluarga sehingga anak dijadikan suatu aset dalam menghidupi keluarga. Hal ini terjadi karena ketidak berfungsian keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Selain faktor desakan ekonomi, rendahnya pendidikan orang tua anak jalanan sehingga mereka tidak mengetahui fungsi dan peran sebagai orang tua dan juga ketidaktahuannya mengenai hak-hak anak menjadi faktor pendorong anak turun kejalan. Kondisi lingkungan keluarga yang tidak harmonis menyebabkan anak untuk mencari kompensasi kejalan, kondisi ini pada umumnya terjadi pada anak jalanan yang orang tuanya berpisah.
Anak jalanan memiliki beberapa karakter yang menonjol yaitu anak jalanan pada umumnya terlihat kumuh atau kotor, memandang orang lainsebgai yang dapat diminta uang, rasa mandiri, mimik wajah yang selalu memelas, terutama ketika berhubungan dengan orang yang bukan dari jalanan, yang sangat menonjol sekali sikap malas untuk melakukan kegiatan ?rumahan?. Anak jalanan rentan menjadi anak nakal yang melakukan kejahatan. Hal ini disebabkan pengaruh lingkungan, gaya hidup, kurangnya kontrol sosial kepada mereka sehingga penginternalisasian norma-norma yang ada pada masyarakat menjadi berkurang. Kenakalan anak jalanan khususnya perbuatan pidana anak jalanan menurut penilaian Polres Metropolitan Jakarta barat belum merupakan kejahatan yang serius sehingga dalam pencegahan kenakalan anak jalanan ini Polres metropolitan Jakarta Barat melakukan kegiatan patroli preventif, penjagaan pada titik rawan dan penertiban anak jalanan. Kegitan-kegiatan tersebut merupakan bentuk pelaksanaan fungsi kepolisian umum.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan berkaitan dengan pencegahan kenakalan anak jalanan yaitu faktor Environment (kondisi lingkungan), Value (nilai-nilai) yang dianut dan Resource (sumberdaya) yang dapat digunakan. Ketiga faktor tersebut membutuhkan pengikat yaitu kepemimpinan yang peduli terhadap anak jalanan sebagai salah satu potensi kejahatan. Dari penelitian lapangan ditemukan bahwa faktor EVR dalam melaksanakan peran pencegahan kejahatan belum memaksimalkan sumberdaya yang ada dan pemimpin yang peduli terhadap anak jalanan masih kurang dan ini diindikasikan dengan pendekatan terhadap kenakalan anak jalanan masih mengedepankan pada tindakan represif.

There is no exact data on the number of street children in Jakarta. There is a gap between the government number and the data provided by independent institution such as National Commission on Child Protection. Children become street children because family economic reasons, thus a child become an asset in providing for their family. This happen because the family does not function properly as family provider. Aside from economic pressure, the low educational background of the street children?s parents consequently they do not understand the function and roles of parent, also the lack of knowledge on children rights become another pressure factors for the children to venture the streets. This inharmonic family condition caused children to pursuit compensation in the street, this condition usually happen if the parents split.
Street children have several distinct characters : generally the appear dirty and grubby, the consider other people as someone the can extract money from, independent, pitiful face expression specially in dealing with people outside the street community, and the very distinct character is the laziness to do house-hold activities. Street children become vulnerable in becoming crime-committing-juvenile. This is due to environment factors, lifestyle, and the lack of social control thus the internalization of the existing norms in the society become lessen. The misbehaviors of street children specially the public offence according to West Jakarta Police are not yet considered to be a serious crime offence, therefore in preventing these children crime, the West Jakarta Police conduct preventive patrols, safeguarding in several susceptible points. Those activities are form of general police function.
There are 3 factors that effect the implementation of street children crime prevention policy, which are environment, values that are being adapted, and resources that are being used. Those 3 factors need a bonding factor which is the leader?s concern of the potential crime from the street children. From field research, the EVR Factors in conducting crime prevention is not yet maximizing the existing resources, and the leaders that care about street children are still lacking. This is proved by the repressive approach in dealing with street children."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24552
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Faustine Sugianto
"Tesis ini membahas tentang motivasi seorang anak jalanan dalam mengambil keputusan untuk keluar dari kehidupan jalanan. Anak jalanan adalah anak-anak yang tersisih, marginal dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan, waktu bermain, kasih sayang dan lainnya terpaksa harus bekerja demi membantu orang tua mereka. Keterbatasan skill yang dimiliki membuat mereka melakukan kegiatan seperti berjualan di pinggir jalan, mengamen, meminta-minta dan kegiatan lainnya yang dianggap negatif oleh masyarakat padahal mereka juga ingin memiliki pendidikan yang baik serta penghidupan yang layak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan latar belakang seorang anak menjadi anak jalanan dan menganalisis motivasi seorang anak jalanan keluar dari kehidupan jalanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur, observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kebutuhan fisiologis dari dalam dan luar diri anak jalanan serta kebutuhan akan kasih sayang memberikan peran yang cukup besar terkait keputusan anak jalanan meninggalkan kehidupan jalanan. Kebutuhan dasar tersebut mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan. apabila unsur ini tidak dipenuhi maka akan sulit untuk mencapai kelangsungan hidup yang baik serta mencapai pemenuhan kebutuhan lain.

This thesis discusses about motivation of street children to get out off from the street in Jakarta. Street children are actually children who are excluded, marginalized from the treatment of affection because most at a relatively early age have had to deal with harsh city environments, and even very unfriendly. Children who are supposed to get education, play time, affection and others are forced to work to help their parents. The limited skills possessed make them carry out activities such as selling on the roadside, busking, begging and other activities that are considered negative by the community even though they also want to have a good education and a decent living. This study aims to describe the background of a child to be a street child and analyze the motivation of a street child out of street life. This study uses a qualitative approach to the type of descriptive research. Data collection methods used were literature study, observation and in-depth interviews. The results of this study illustrate that the physiological needs of the inner and outer self of street children and the need for affection play a significant role in the decision of street children to leave street life. These basic needs contain elements needed by humans in maintaining physiological and psychological balance, which aims to maintain life. if these elements are not met then it will be difficult to achieve good survival and achieve the fulfillment of other needs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Clara R.P. Ajisuksmo
"Akibat kemiskinan orang tua, anak harus berada di jalan atau bekerja untuk ikut membantu menunjang ekonomi
keluarga. Sebagai konsekuensi, anak harus meninggalkan bangku sekolah. Padahal, menurut pasal 28 dari Konvensi
Hak Anak (KHA) pendidikan merupakan salah satu hak anak yang harus dipenuhi, dan negara wajib untuk
memfasilitasi pemenuhan hak tersebut melalui penyelenggaraan program pendidikan dasar wajib bagi semua anak tanpa
kecuali secara cuma cuma. Pendidikan luar sekolah merupakan program pendidikan alternatif, yang ditujukan agar anak
jalanan dan pekerja anak tetap dapat memenuhi hak mereka akan pendidikan. Penelitian ini ditujukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam merancang dan melaksanakan program
pendidikan luar sekolah bagi anak yang putus sekolah, seperti anak jalanan dan pekerja anak. Penelitian ini juga
bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi para tutor yang mendampingi pekerja anak dan anak jalanan
melalui program pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, dilakukan FGD dan
wawancara mendalam kepada pendiri, staf dan pengurus LSM penyelenggara program pendidikan luar sekolah bagi
anak jalanan dan pekerja anak, para tutor yang mendampingi kegiatan belajar anak, dan anak jalanan serta pekerja anak
yang mendapat manfaat langsung dari program pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan oleh LSM.
Due to poverty, children have to be on the street or involve in child labour to support the families’ economy to survive.
As a consequence, children have to drop their school activities out. Refering to article 28 of the Convention of The
Rights of The Children (CRC) children have the right to education and the states party recognizes to achieving this right
by providing primary education compulsory and available free on the basis to equal opportunity. Non formal education
is an alternative education for street children and working children, intended for them to fulfill their right to education.
The aim of this study is to identify important factors that are essential for designing and implementing educational
program for out-of school children, such as street children and working children. In addition, this study is intended to
identify training needs for tutors who facilitate street children and working children in their non formal education
program. In order to achieve the research objectives, series of FGDs and in depth interviews with staff of NGO working
with out-of school children, tutors who facilitate children’s learning processes, and street children and working children
as the beneficiaries of the non-formal education program implemented by the NGO."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>