Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138548 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This is a study of cultural values of Sumbawa ethics community in Lombok. The study is conducted by studying ama samawa (samawa proverb). The study is aimed at revealing a form and cultural values in Ama Samawa among sumbawa ethics community in Lombok. In this study. Ethno linguistics method is applied and data is collected through observation and interview withthe primary informats from Rempung and Kuang berora village. The analysis result shows that there is a correlation between the content of Ama Sumawa and the cultural values of its speakers. The cultural values in Ama Samawa are classified based on their semantic meaning or information. As a conclusion, the relationship between human being and life bearing on values of wisdom, desire and feeling"
MBSN 6:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jayapura: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
303.4 DAM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Rudyansjah
2016: Penerbit Departemen Antropologi, FISIP UI, 2016
301 PRI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fajra Farhan Ekadj
"Masalah dalam penelitian ini diketahui adanya penurun jumlah wisatawan dan pendapatan masyarakat pada destinasi wisata Taman Arkeologi Onrust. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis daya tarik wisata di kawasan cagar budaya di Pulau Cipir, 2) Menganalisis kualitas pelayanan pariwisata yang berada di Pulau Cipir, 3) Menganalisis pengaruh jumlah wisatawan Pulau Cipir terhadap pendapatan masyarakat, dan 4) Menyusun konsep ekowisata sebagai upaya menciptakan pariwisata yang berkelanjutan di Pulau Cipir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah metode campuran (mix methods). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan edukasi sejarah dari Taman Arkeologi Onrust tidak cukup memikat daya tarik wisatawan. Diperlukan kegiatan lainnya untuk mendatangkan wisatawan sebagai contoh memanfaatkan wisata yang berada di Pulau Cipir. Memanfaatkan pantai yang dimiliki oleh Pulau Cipir dapat menjadi ekowisata bagi wisatawan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah suatu destinasi di kawasan cagar budaya dapat bertahan jika terdapat nilai ekonomi yang diperoleh masyarakat setempat dan juga nilai edukasi yang diterima oleh wisatawan yang berkunjung.

The problem in this study is known to be a decrease in the number of tourists and a decrease in community income and regional budget revenue at the Onrust Archaeological Park tourist destination. The aims of this study were to: 1) Analyze tourist attractions in the cultural heritage area on Cipir Island, 2) Analyze the quality of tourism services on Cipir Island, 3) Analyze the effect of the number of tourists on Cipir Island on people's income, and 4) Develop the concept of ecotourism as a efforts to create sustainable tourism on Cipir Island. This study used a qualitative approach and the method used was a mixed method. The results of this study indicate that the historical education activities of the Onrust Archaeological Park are not sufficient to attract tourists. Other activities are needed to bring in tourists, for example, taking advantage of beach tourism on Cipir Island. T Utilizing the beach owned by Cipir Island can be ecotourism for tourists. The conclusion of this study is that a destination in a cultural heritage area can survive if there is economic value obtained by the local community and also educational value received by visiting tourists"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Hayuni Wulandari
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Istiati Soetomo
"Ada dua hal yang sekaligus hendak dikemukakan di dalam disertasi ini, yaitu,
1. Teori yang dipermasalahkan, dan
2. Penelitian yang disimpulkan.
Mengawali uraian kedua hal tersebut, akan ditampilkan suatu kontinuum yang merangkum seluruh kegiatan para ahli ilmu pengetahuan pada umumnya.
A 1 AB 2 B
Penelitian Teori
Adalah merupakan pilihan pribadi seorang ilmuwan untuk menentukan di nana is akan menempatkan kegiatan dirinya dalam mencari kebenaran ilmiah. Ia berada ujung kiri dart kontinuum, bila yang dilakukan adalah mengamati gejala-gejala yang ada di sekelilingnya untuk dirampatkan/digeneralisasikan, diabstraksikan, dan dikonsepsikan lewat prosedur ilmiah yang telah ditetapkan. Banyak aktivitas ilmuwan yang tidak bertolak pada suatu teori tertentu, jika memang belum ada teori yang menopang persoalan yang akan diteliti, misalnya pada penelitian-penelitian deskriptif atau penjelajahan. Bahkan, akhirakhir ini banyak ilmuwan yang tertarik pada kegiatan penelitian yang sengaja mengesampingkan semua teori yang telah ditemukan tentang masalah yang sama, yang terkenal dengan nama grounded research . Jika kegiatan ilmiah itu ditempatkan dalam kontinuum di atas, maka is berada di ujung kiri texat pada titik A.
Jika suatu penelitian menggunakan satu-dua teori untuk mendasari hipotesis-hipotesis yang akan diuji, maka kegiatan itu dapat ditempatkan di titik A1 dalam kontinuum. Penelitian yang bersifat menerangkan adanya hubungan positif antara gejala-gejala yang diteliti dengan faktorfaktor tertentu yang lain berdasarkan suatu teori dapat menjadi contoh untuk kegiatan ilmiah yang ada di titik A1.
Suatu.penelitian dengan teori-teari yang ditempatkan sama pentingnya dengan gejala yang diamati terletak di tengah kontinuum, dengan titik AB. Sebagai contoh, adanya kesadaran dari ilmuwan bahwa suatu gejala dapat ditanggapi dari beberapa teori yang berbeda memungkinkan is menafsirkan gejala itu dari berbagai teori yang dimiliknya. Teori yang didasarkan atas pengertian integrasi masyarakat, misalnya, barang tentu akan menghasilkan tafsiran yang berbeda dari teori yang berdasarkan atas pengertian pertentangan, jika keduanya digunakan untuk menafsirkan gejala tertentu yang terjadi dalam masyarakat.
Makin bergeser ke arah kanan kontinuum, makin penting kedudukan teori dibandingkan dengan kedudukan penelitian. Akhirnya pada ujung kontinuum, yaitu titik B, terjadilah keadaan yang sebaliknya. Di sini, seorang ilmuwan tidak lagi berbicara tentang penelitian atas gejala-gejala yang terjadi di sekitarnya. la tidak lagi berbicara tentang perampatan, abstraksi ataupun konsepsi, yaitu proses-proses yang harus dilaluinya dalam upaya ilmiah untuk mendapatkan kebenaran. la hanya akan berbicara tentang teori-teori: apakah sebuah teori perlu ditinjau kembali, diperbaiki, diformulasikan kembali atau diperjelas lewat teori yang lain karena telah ketinggalan jaman, dan atau tidak dapat lagi menanggapi gejala-gejala masyarakat yang makin menjadi kompleks atau rumit selang sepuluhadua puluh tahun.
Sekali lagi, disertasi ini membahas dua masalah, yaitu teori dan penelitian Di bawah judul-sub: Sosiologi Bahasa, peneliti akan mempermasalahkan teori-teori yang telah ditampilkan oleh para sosiolinguis sampai pada saat ini. Artinya, ia menempatkan dirinya pada titik B2 dalam kontinuum itu, di mana masalah teori lebih panting daripada masalah penelitian atas gejala tuturan yang terjadi di sekelilingnya. Kalau pun ia menampilkan data, yaitu tingkah-laku berbahasa responden dalam domain keluarga dan kerja, maka data itu sesungguhnya hanya merupakan ilustrasi belaka untuk menjelaskan tentang kemampuan teori yang telah dipilihnya sebagai teori yang dianggap berkemampuan lebih besar dalam menanggapi tingkah-laku berbahasa.
Di samping mempermasalahkan teori, penulis juga membicarakan tentang penelitian ketika ia bergeser ke arch A1 (dalam kontinuum) dengan melakukan kegiatan ilmiah yang telah umum dilakukan oleh para ilmuwan di Indonesia pada waktu ini. la telah reneliti peristiwa interferensi dan integrasi sebagai proses internalisasi maupun proses institusionalisasi. Laporan penelitian yang menghasilkan sejumlah kesimpulan itu ditempatkan di bawah judul-sub: Sosiolinguistik.
Masih ada masalah lain yang memerlukan kejelasan di sini, yaitu, perbedaan antara konsep Sosiologi bahasa dengan konsep Sosiolinguistik. Jika objek kaji.an Sosiologi bahasa adalah Manusia yang melakukan interaksi sosial dengan bahasa, maka objek kajian Sosiolinguistik adalah Bahasa yang digunakan manusia dalam interaksi sosialnya. Perbedaan objek kajian ini barang tentu mengakibatkan perbedaan metode pemilihan percontohan maupun metode pengumpulan data dalam penelitian. Dengan demikian, analisis yang delakukan atas dan kesimpulan yang didapatkan dari kedua macam data itu pun telah dibicarakan secara terpisah.
Maka kesimpulan yang dapat ditampilkan dalam disertasi ini ada dua macam:
1. Dari aspek Sosiologi bahasa, di mana penulis menempatkan kegiatan ilmiahnya pada titik B2 dalam kontinuum, ia menyimpulkan, bahwa kerangka pemikiran Talcott Parsons benar-benar berkemampuan lebih besar daripada teori-teori yang lain untuk menanggapi gejala-gejala tuturan, khususnya interferensi, alih-kode dan tunggal-bahasa.
2. Dari aspek Sosiolinguistik, di mana penulis menempatkan kegiatan ilmiahnya pada titik A1 dalam kontinuum, dua macam kenyataan tentang interferensi-integrasi dapat diungkapkan di sini, yakni:
2.1.Penelitian tentang interferensi sebagai proses internalisasi menghasilkan kesimpulan,bahwa, keinterferensian atau keintegrasian suatu un sur asing dalam tuturan bahasa Indonesia dwibahasawan hanya dapat ditentukan oleh penutur dan masyarakat penutur itu sendiri, oleh karena perasaan-bahasa penutur sebagai tolok ukurnya banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial-budaya masyarakat di mana is hidup dan bergaul dengan sesama anggota dan de - ngan demikian mengembangkan kepribadiannya.
2.2. Penelitian tentang interferensi sebagai proses institusionalisasi menghasilkan kesimpulan, bahwa terus masuknya unsur-unsur asing dalam sistem bahasa kita umumnya menandakan terus berlangsungnya penyerapan konsep-konsep baru dari budaya barat ke dalam sistem budaya kita, sehubungan dengan pengambilalihan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia yang sedang membangun ini."
1985
D326
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
303.4 DAM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Burhanuddin Aziz
"Pada penelitian ini, peneliti melihat pengaruh komunitas terhadap pelestarian cagar budaya di kawasan Kota Tua Jakarta. Dimana pengaruh dari komunitas dilihat dari persepsi yang dimiliki serta efeknya terhadap dukungan terhadap pelestarian. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan responden sebanyak 102 orang yang berasal dari 17 komunitas utama yang memanfaatkan Kawasan Kota Tua Jakarta terutama untuk kepentingan ekonomi. Metode analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah partial least square-structural equation model (PLS-SEM). Dengan mengaplikasikan teori SET (Social Exchange Theory), maka penelitian ini menggunakan faktor komunitas sebagai variabel, seperti community attachment, cultural attitude, community involvement, community gain, community members gain, dan status consistency. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa positive perception komunitas sangat tinggi. Beberapa variabel yang sangat berpengaruh terhadap persepsi ini antara lain community involvement, community gain, dan status consistency. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa persepsi positif maupun negatif tidak terlalu berpengaruh terhadap dukungan komunitas terhadap pelestarian cagar budaya karena nilai dukungan yang didapatkan sangat signifikan atau kuat. 

In this Thesis, researchers see the effects of the community on the preservation of cultural heritage in the Old Town of Jakarta. Where the influence of the community is seen from the perceptions and effects on support for conservation. This research applies quantitative method with 102 respondents who come from 17 communities that utilize Jakarta Old Town Area especially for economic interest Data analysis method used in this research is partial least square-structural equation model (PLS-SEM). By applying SET (Social Exchange Theory) theory, this study uses community factors as variables, such as community attachment, cultural attitudes, community involvement, community gain, community membership gain, and consistency status. From the research results can be seen that the positive perception community is very high. Some of the most influential variables on this perception are community involvement, community gain, and consistency status. The results of this study also showed that positive and negative perceptions did not significantly affect the community's support for the preservation of cultural heritage because the value of support obtained was significant."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada suku bangsa Samawa, Nusa Tenggara Barat, mempunyai kebiasaan yang unik sebagai warisan budaya yang dimulai terjadi sepuluh ribu tahun yang lampau, yaitu tradisi Nganyang. Penyelenggaraan tradisi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup berupa bahan makanan daging rusa. Tradisi Nganyang dengan melibatkan penganyang anjing kampung yang terlatih baik secara fisik maupun mistik. Tradisi ini tidak sengaja berfungsi secara ekonomi, namun juga secara sosial, konversi alam, dan pembentukan karakter. Jika ditelusuri lebih mendalam tradisi ini mampu memaknai pada aspek kehidupan pendukungnya seperti makna keagamaan dan spiritual, pembentukan toleran dan keseimbangan ekologi khususnya terhadap Satwa Rusa."
JNANA 18:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Acdian
"Tesis ini merupakan kajian terhadap siasat dan politik budaya masyarakat adat kasepuhan dalam pertarungan mendapatkan hak atas sumberdaya atas lahan dan hutan adat di kawasan konservasi Halimun-Salak, Jawa Barat dan Banten. Fokus kajian diarahkan pada sosok dan peran para pemimpin adat di dua wilayah kasepuhan, masing-masing adalah Kasepuhan Cisitu di Kabupaten Lebak, Banten dan Kasepuhan Sinar Resmi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Perhatian terhadap dua sosok pemimpin masyarakat adat itu memberikan penulis sebuah gambaran menarik tentang bentuk-bentuk siasat dan politik budaya yang menjadi sumber inspirasi dalam aksi-aksi kolektif masyarakat kasepuhan berhadapan dengan kebijakan negara, khususnya terhadap klaim atas wilayah konservasi oleh Departemen Kehutanan dan eksploitasi emas oleh PT Aneka Tambang (PT Antam). Studi ini menunjukan bahwa lebih dari sekedar sebuah gagasan adat yang statis, adat menjadi sebuah konstruksi dinamis yang bergerak sesuai dengan proses kontestasi yang terjadi antara masyarakat kasepuhan tersebut berhadapan dengan negara, diwakili oleh pemimpin mereka, dan sekaligus juga sebuah inovasi dalam menjaga dan mempertahankan lembaga adat dalam proses perubahan cepat yang terjadi dalam kehidupan masyarakat tersebut.

This thesis is a study about cultural politics and strategy of indigenous peoples (Kasepuhan) in the struggle obtain rights to resources of land and forests in the conservation areas of Halimun-Salak, West Java and Banten. The study focused on the figure and the role of traditional leaders in the two kasepuhan areas, Kasepuhan Cisitu in Lebak , Banten province and Kasepuhan Sinar Resmi, Sukabumi, West Java. The focus to the leaders role and function in designing cultural politics and strategy in their contestation against the state policies, especially the claim of conservation areas by Forestry Department and gold mining by PT Aneka Tambang, provides an interesting findings of adat as dynamic construction along with their daily struggles, as well as an inovative strategy by the leaders to maintain adat institution under rapid social changes in their environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28974
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>