Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yeremia Rante Ada
"Menyusui, Stres dan Kelelahan Kerja pada Pekerja Wanita di Perusahaan Garmen. Peraturan perundangan yang mendukung ?menyusui? belum jelas memaknai para pekerja wanita. Tidak sedikit pekerja wanita mengalami stres kerja dan kelelahan kerja yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan mengungkap tingkat stres dan kelelahan kerja pekerja wanita menyusui di perusahaan garmen Sobosukawonosraten Jawa Tengah. Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Melibatkan 210 pekerja wanita di perusahaan garmen yang tersebar di 6 (enam) Kabupaten. Teknik sampling cluster snowball sampling. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara pekerja menyusui dengan stres kerja (X2= 15,307; p< 0,05), besar pengaruh 26,1% (C= 26,1; OR= 3,124). Ada hubungan signifikan antara pekerja menyusui dengan kelelahan kerja (X2= 15,307; p< 0,05), besar pengaruh 55,5% (C= 55,5; OR= 30,82). Pekerja wanita dalam masa menyusui memiliki kebutuhan khusus, perlu mendapat perhatian dari perusahaan selama bekerja agar dapat terus mendukung program ASI yang baik bagi anak sebagai generasi penerus bangsa.

Female workers have not been clearly defined in the legislation that supports breastfeeding. Moreover, a significant number of them experience occupational stress and fatique, which may disturb productivity. The research aimed to reveal the stress and fatigue level of breastfeeding female workers from garment companies in Sobosukawonosraten area of Central Java. Using cross sectional approach, this analytical survey involved 210 female workers of six garment companies across six districts. Furthermore, cluster snowball sampling technique was used to sample the workers, and chi-square test was used to analyze the data. Research results indicated a significant correlation between breastfeeding and occupational stress (X2= 15.307, p< 0.05) with an effect of 26.1% (C= 26.1; OR= 3.124); and another significant correlation between breastfeeding and occupational fatigue (X2= 15.307, p< 0.05) with a 55.5% effect (C= 55.5; OR= 30.82). On the whole, breastfeeding female workers have special needs and require attention from the companies in order to continue supporting good breastfeeding for the babies, who will become the nation?s future generation."
Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2014
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Female workers have not been clearly defined in the legislation that supports breastfeeding. Moreover, a significant
number of them experience occupational stress and fatique, which may disturb productivity. The research aimed to
reveal the stress and fatigue level of breastfeeding female workers from garment companies in Sobosukawonosraten
area of Central Java. Using cross sectional approach, this analytical survey involved 210 female workers of six garment
companies across six districts. Furthermore, cluster snowball sampling technique was used to sample the workers, and
chi-square test was used to analyze the data. Research results indicated a significant correlation between breastfeeding
and occupational stress (X2= 15.307, p< 0.05) with an effect of 26.1% (C= 26.1; OR= 3.124); and another significant
correlation between breastfeeding and occupational fatigue (X2= 15.307, p< 0.05) with a 55.5% effect (C= 55.5; OR=
30.82). On the whole, breastfeeding female workers have special needs and require attention from the companies in
order to continue supporting good breastfeeding for the babies, who will become the nation’s future generation.
Menyusui, Stres dan Kelelahan Kerja pada Pekerja Wanita di Perusahaan Garmen. Peraturan perundangan yang
mendukung “menyusui“ belum jelas memaknai para pekerja wanita. Tidak sedikit pekerja wanita mengalami stres kerja
dan kelelahan kerja yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan mengungkap tingkat
stres dan kelelahan kerja pekerja wanita menyusui di perusahaan garmen Sobosukawonosraten Jawa Tengah. Jenis
penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Melibatkan 210 pekerja wanita di perusahaan garmen
yang tersebar di 6 (enam) Kabupaten. Teknik sampling cluster snowball sampling. Analisis data menggunakan Chi
Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara pekerja menyusui dengan stres kerja (X2=
15,307; p< 0,05), besar pengaruh 26,1% (C= 26,1; OR= 3,124). Ada hubungan signifikan antara pekerja menyusui
dengan kelelahan kerja (X2= 15,307; p< 0,05), besar pengaruh 55,5% (C= 55,5; OR= 30,82). Pekerja wanita dalam masa
menyusui memiliki kebutuhan khusus, perlu mendapat perhatian dari perusahaan selama bekerja agar dapat terus
mendukung program ASI yang baik bagi anak sebagai generasi penerus bangsa."
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Fakultas Kedokteran, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Novahana Noor Pradita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap turnover intention pada pekerja garment di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data yang didapatkan dari tim peneliti payung yang diambil menggunakan metode survey. Sebanyak 2781 pekerja garment yang tersebar pada lima provinsi di Indonesia menjadi sampel dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan metode structural equation model (SEM). Hasil group discussion digunakan untuk mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa psychological empowerment berpengaruh negatif terhadap turnover intention serta tidak adanya hubungan yang signifikan dari workload terhadap turnover intention. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa emotional exhaustion memediasi penuh hubungan workload dengan turnover intention pada pekerja garment.

This study aims to determine the factors that influence turnover intention on garment workers in Indonesia. This research is a quantitative study using secondary data using survey methods. A total of 2781 garment workers spread across five provinces in Indonesia were used as samples in this study. Hypothesis testing is done using the structural equation model (SEM) method. Data from group discussions were used to provide additional support to the results of the research. The results showed that empowerment negatively related to turnover intention and no significant relationship of workload on turnover intention. In addition, the results of the study also showed that emotional exhaustion fully mediated the linkage between workload and turnover intention in garment workers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chika Athaya Chairunnisa
"ABSTRAK
Persaingan yang ketat dari industri garmen dunia menyebabkan permintaan tinggi untuk produksi di negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia, yang bisa menyediakan tenaga kerja dengan fleksibel peraturan untuk mengurangi biaya produksi. Biaya fleksibilitas itu menguntungkan perusahaan, tetapi merugikan pekerja. Upah rendah, jam kerja panjang, dan hubungan buruk dengan penyelia beberapa dampak buruk yang dirasakan oleh pekerja terkait kondisi kerja mereka. Miskin kondisi kerja dapat menghasilkan niat turnover yang tinggi di antara pekerja garmen. Sejak 2011, Better Work Indonesia, organisasi kolaboratif antara Internasional Organisasi Buruh (ILO) dan Korporasi Keuangan Internasional (IFC), diluncurkan untuk memecahkan masalah kondisi kerja dan meningkatkan daya saing Indonesia industri garmen, dengan menyediakan program dan pelatihan untuk pabrik garmen di Indonesia. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kondisi kerja dan niat berpindah antar perusahaan garmen yang telah berpartisipasi dalam Better Work Indonesia (BWI) program dan mereka yang belum berpartisipasi dalam program ini BWI). Data penelitian diperoleh dengan melakukan diskusi kelompok fokus pada 93 pekerja garmen di Jawa yang bekerja untuk perusahaan BWI dan Non BWI. Hasil menunjukkan bahwa perusahaan BWI cenderung memiliki kepatuhan yang lebih tinggi terhadap berbagai tenaga kerja peraturan daripada perusahaan Non BWI, tetapi tingkat turnover intention ditemukan tinggi di kedua jenis perusahaan. Hasil analisis lebih lanjut akan dibahas dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Persaingan yang ketat di industri garmen dunia menyebabkan permintaan tinggi untuk produksidi negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia, yang bisa menyediakan tenaga kerja dengan peraturan yang fleksibel sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Tekanan biaya ini menguntungkan perusahaan, tetapi merugikan pekerja. Upah rendah, jam kerja yang panjang dan hubungan dengan majikan yang tidak baik adalah
beberapa efek buruk yang dirasakan oleh pekerja terkait dengan kondisi kerja. Kondisi kerja perilaku buruk dapat mengakibatkan tingginya turnover intention di kalangan pekerja garmen. Sejak 2011, Better Work Indonesia, sebuah organisasi kolaborasi antara Internasional Organisasi Buruh (ILO) dan Korporasi Keuangan Internasional (IFC), hadir untuk memecahkan masalah kondisi kerja dan meningkatkan daya saing industri garmen Indonesia, dengan memberikan program dan pelatihan kepada pabrik garmen di Indonesia. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui perbedaannya
kondisi kerja dan niat berpindah antar perusahaan garmen yang telah mengikuti Program Better Work Indonesia (BWI) dan mereka yang belum berpartisipasi dalam program (Non BWI). Data penelitian diperoleh dengan melakukan diskusi kelompok fokus dari 93 pekerja garmen di Jawa yang berfungsi untuk perusahaan BWI dan Non BWI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan BWI cenderung memiliki kepatuhan peraturan tenaga kerja yang lebih tinggi daripada perusahaan Non BWI, Namun, tingkat turnover intention ditemukan tinggi di kedua jenis perusahaan. Hasil
Analisis lebih lanjut akan dibahas dalam penelitian ini"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tansy Andrainie Chandra
"Industri garmen digambarkan sebagai industri manufaktur padat karya yang rentan dengan permasalahan tenaga kerja. Namun, terlepas dari permasalahan yang ada, industri garmen merupakan bidang usaha pembuatan pakaian jadi yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian negara, contohnya negara Indonesia dan Vietnam. Banyaknya kontribusi yang diberikan oleh industri garmen terhadap penciptaan lapangan kerja dan perekonomian kedua negara tersebut, tentulah harus sebanding dengan kondisi kesejahteraan para pekerjanya. Tingkat kesejahteraan yang dimiliki para pekerja tentunya memengaruhi bagaimana keinginan mereka untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut, serta memengaruhi tindakan dan ketertarikan mereka untuk mencari pekerjaan baru.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor kesejahteraan finansial yang digambarkan dengan upah, bonus, uang lembur, kepemilikan aset rumah tangga, serta kepemilikan utang terhadap perilaku pencarian kerja (job search), keputusan berpindah pekerjaan ke industri lain (job change of industry), dan keputusan untuk mendirikan usaha sendiri (setting business) dengan membandingkan para pekerja sektor industri garmen di wilayah Indonesia dan Vietnam. Responden dalam penelitian ini berjumlah masing-masing 2100 pekerja untuk kelompok Indonesia maupun Vietnam. Metode pengolahan data yang digunakan adalah Multiple Regression dengan menggunakan SPSS 22.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pekerja garmen Indonesia, upaya pencarian kerja dipengaruhi oleh upah, bonus, dan kepemilikan aset pekerja; keputusan untuk berpindah pekerjaan berbeda industri dipengaruhi oleh upah, bonus, dan kepemilikan aset; dan keputusan untuk mendirikan usaha dipengaruhi oleh bonus, kepemilikan aset, dan utang. Selanjutnya, pada pekerja garmen Vietnam, upaya pencarian kerja dipengaruhi oleh upah dan upah lembur, keputusan untuk berpindah pekerjaan berbeda industri dipengaruhi oleh upah, upah lembur, dan kepemilikan utang; dan keputusan untuk mendirikan usaha dipengaruhi oleh upah, upah lembur, dan kepemilikan utang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Hadi Setiawan
"Pendahuluan : Instrumen yang digunakan untuk menilai pajanan ergonomi telah banyak ditemukan, namun penggunaannya masih terbatas dalam bahasa Inggris sehingga ketika akan digunakan harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia. Quick Exposure Check (QEC) merupakan salah satu instrumen penilaian pajanan ergonomi yang belum dilakukan uji validitasnya. Untuk mendapatkan hasil validitas yang baik maka dipergunakan responden dengan karakteristik yang sama dengan jenis tugas yang berbeda.
Metode : Dengan menggunakan desain penelitian uji validitas data diambil dari 100 pekerja garmen di tiga bagian pekerjaan yaitu spreading, sewing dan quality control. Instrumen QEC bagian lembar pekerja diisi oleh pekerja dan lembar pengamat diisi oleh petugas keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan.Untuk menilai kesesuaian isian antara pekerja dan petugas keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan digunakan standar yang berfungsi sebagai pembanding yang diisi oleh dokter magister kedokteran kerja.Data dianalisis dengan SPSS 20.
Hasil: Uji validitas interna pada penelitian ini mendapatkan nilai korelasi Pearson's pada masing-masing item pertanyaan adalah valid yaitu diatas nilai tabel r = 0,1966 untuk N=100 dengan Cronbach's Alpha 0,653. Validitas eksterna dengan metode uji kesesuaian didapatkan nilai Kappa yang bervariasi. Derajat kesesuaian penilaian antara petugas K3 dan standar didapatkan nilai Kappa buruk pada pertanyaan D sebesar 0,455 dan E sebesar 0,433, sedangkan untuk pertanyaan A,B, C, F dan G baik antara 0,906 dan 1,000.Derajat kesesuaian penilaian antara penilaian pekerja dan standar didapatkan nilai Kappa buruk yaitu 0,036 pada pertanyaan H, baik yaitu 0,674 pada pertanyaan N, nilai sangat baik 1,000 pada pertanyaan K dan L serta nilai tak terhitung pada pertanyaan J dan M.
Kesimpulan: Pada penelitian ini hasil uji validitas interna QEC adalah valid dan reliable, namun instrumen QEC versi bahasa Indonesia belum dapat digunakan dengan baik karena pada lembar pekerja banyak ketidaksesuaian. Mengingat banyaknya ketidaksesuaian tersebut maka pengisian harus dilakukan oleh petugas K3 dengan pelatihan mempelajari QEC tersebut.Perlunya waktu tertentu untuk pelatihan dalam mempelajari pengisian lembar QEC.

Background: Many instruments to assess ergonomic exposure already exists but still limited in English version, threfore it has to be translated to Indonesian first. Quick Exposure Check (QEC) is one of the ergonomic exposure assessments tools that have not been validated before in Indonesian. For the validity test was used the subjects with same characteristic but with three different tasks in garment company workers.
Methods: Validity test study is chosen as research design that involved 100 subjects of garment company workers on three divisions are Spreading, Sewing and Quality Control. The QEC workers assessment filled by workers and observer's assessment is filled by practitioners. To assess interrater reliability among practitioners and workers filled are used Occupational Medicine assessment. Analyse data use the SPSS version 20.
Results: Internal validity test in this study was found Pearson's Inter Item Correlation for each item were valid, more than r table value 0.1966 for N=100, with Cronbach's Alpha value is 0.653. External validity we use the interrater reliability test was found Kappa value were varies. Kappa value for question D is 0.455 and E is 0.433. Kappa value for question A, B, C F and G is good between 0.906 to 1.000. Kappa value for question H is 0.036, question N is 0.674, question K and L is 1.000 and question J and M is uncountable.
Conclusions: Internal validity QEC in this study is valid and reliable but interrater reliability is not good, therefore this instrument in Indonesian can not used with worker's assessment filled by workers. We can use this instruments if the worker's assessment is filled by practitioners who have been trained about QEC or Indonesian grammar of QEC is enhanced in order to be more easily understood by workers."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Indah Cinderakasih
"[ABSTRAK
Jumlah perempuan yang masuk dalam angkatan kerja di Indonesia terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik di sektor formal maupun
informal. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian dari pembuat kebijakan dan
manajemen perusahaan mengenai kebutuhan pekerja perempuan, diantaranya
kesempatan untuk memberikan ASI Eksklusif bagi mereka yang memiliki bayi
berusia 0-6 bulan. Namun hasil penelitian menunjukkan rendahnya tingkat
pemberian ASI Eksklusif di Indonesia di tahun 2010. Bekerja dan kurangnya
dukungan dan fasilitas di tempat kerja menjadi salah satu alasan kesulitan
memberikan ASI Eksklusif bagi pekerja perempuan. Padahal di sisi lain,
pemerintah melalui PP No. 33 Tahun 2012 telah mengamanatkan kepada pemberi
kerja untuk menyediakan fasilitas dan memberikan kesempatan pada pekerja
perempuan untuk memberikan/memerah ASI.
Studi ini merupakan studi kuantitatif dan kualitatif. Studi kuantitatif
bertujuan untuk memberikan data secara deskriptif mengenai pengetahuan, sikap,
dan dukungan organisasi bagi pekerja perempuan. Studi kualitatif bertujuan untuk
mengetahui sikap dan tantangan pekerja perempuan dan dukungan organsiasi
terhadap pemberian ASI eksklusif pada pekerja perempuan. Pelaksanaan studi ini
dilakukan pada pekerja perempuan di Pusat Administrasi Universitas Indonesia,
Depok yang memiliki anak berusia 6 bulan-5 tahun. Studi ini dilakukan dengan
metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner dan dilanjutkan dengan
melakukan wawancara mendalam.
Hasil dari tulisan ini dapat menjadi dasar rekomendasi kebijakan baik di
tingkat organisasi/perusahaan sebagai berkontribusi dalam menciptakan
lingkungan yang mendukung pemberian ASI eksklusif di kalangan perempuan
pekerja sehingga mereka dapat terus berkembang di ruang publik tanpa
meninggalkan peran penting mereka dalam mencerdaskan bangsa melalui
pemberian ASI eksklusif.

ABSTRACT
The number of women who entered the workforce in Indonesia continues
to increase from year to year, both in the formal and informal sectors. This of
course requires the attention of policy makers and corporate management about
the needs of women workers, including the opportunity to provide exclusive
breastfeeding for those who have a 0-6 month old baby. However, the results
showed low levels of exclusive breastfeeding in Indonesia in 2010. Work load and
lack of support and facilities in the workplace is one difficult reason to do
exclusive breastfeeding for women workers. Yet on the other hand, the
government through PP No. 33 Year 2012 has mandated the employer to provide
the facilities and provide opportunities for women workers to provide or express
the milk.
This is a mixed method study. Quantitative study aimed to provide
descriptive data on knowledge, attitudes, and organizational support for women
workers. Qualitative study aimed to determine the attitudes and challenges of
women workers and Organizational support to exclusive breastfeeding women
workers Implementation of the study conducted on women wokers in the
University of Indonesia administration office, Depok who have children aged 6
months-5 years. This study was conducted using a survey by distributing
questionnaires and followed by conducting in-depth interviews.
Results of this article can be the basis of policy recommendations both at
the level of the organization or company Thus this paper can contribute to creating
an environment that supports exclusive breastfeeding among women workers so
that they can continue to thrive in a public space without leaving their important
role in the nation through exclusive breastfeeding, The number of women who entered the workforce in Indonesia continues
to increase from year to year, both in the formal and informal sectors. This of
course requires the attention of policy makers and corporate management about
the needs of women workers, including the opportunity to provide exclusive
breastfeeding for those who have a 0-6 month old baby. However, the results
showed low levels of exclusive breastfeeding in Indonesia in 2010. Work load and
lack of support and facilities in the workplace is one difficult reason to do
exclusive breastfeeding for women workers. Yet on the other hand, the
government through PP No. 33 Year 2012 has mandated the employer to provide
the facilities and provide opportunities for women workers to provide or express
the milk.
This is a mixed method study. Quantitative study aimed to provide
descriptive data on knowledge, attitudes, and organizational support for women
workers. Qualitative study aimed to determine the attitudes and challenges of
women workers and Organizational support to exclusive breastfeeding women
workers Implementation of the study conducted on women wokers in the
University of Indonesia administration office, Depok who have children aged 6
months-5 years. This study was conducted using a survey by distributing
questionnaires and followed by conducting in-depth interviews.
Results of this article can be the basis of policy recommendations both at
the level of the organization or company Thus this paper can contribute to creating
an environment that supports exclusive breastfeeding among women workers so
that they can continue to thrive in a public space without leaving their important
role in the nation through exclusive breastfeeding]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humaira Sentosa
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran kesejahteraan subjektif tenaga kerja perempuan di kantor pusat PT Nindya Karya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang berlangsung sejak November 2023 hingga Mei 2024. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui analisis dokumen dan wawancara mendalam dengan sebelas informan yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Tenaga kerja perempuan dalam lingkup perusahaan konstruksi rentan mengalami diskriminasi dalam bentuk tekanan serta ketidaksetaraan dalam pembagian tugas pekerjaan. Hal tersebut membuat mereka rentan terdiskriminasi dalam lingkup pekerjaan, sedangkan semestinya lingkungan kerja dapat menjadi faktor yang mendukung kesejahteraan subjektif mereka. Untuk dapat melihat gambaran pemaknaan kesejahteraan subjektif tenaga kerja perempuan di PT Nindya Karya dan faktor pendukung kesejahteraan subjektif, penelitian ini menggunakan teori kesejahteraan subjektif dan faktor-faktor yang mendukung kesejahteraan subjektif yang mengacu pada. Analisis menunjukkan bahwa pemaknaan kesejahteraan subjektif tenaga kerja perempuan terbentuk melalui aspek kognitif yang berhubungan dengan kepuasan hidup (life satisfaction) dan aspek afektif yang terdiri dari afek positif dan negatif yang dapat membentuk kesejahteraan subjektif tenaga kerja perempuan di PT Nindya Karya. Pemaknaan tersebut dapat terpenuhi melalui 3 faktor pendukung yaitu faktor personal yang terdiri dari dua sub faktor yakni karakteristik diri (usia, pendapatan, status pernikahan, pendidikan, kesehatan, dan tujuan hidup) serta kondisi psikologis (harga diri dan optimisme), faktor lingkungan sosial yang meliputi dukungan sosial keluarga dan dukungan sosial lingkungan kerja, kemudian faktor spiritualitas. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa interaksi positif antara faktor-faktor tersebut dapat membuat kesejahteraan subjektif tenaga kerja perempuan di PT Nindya Karya dapat terpenuhi.

This research discusses subjective well-being among women workers at the head office of PT Nindya Karya. This research uses a qualitative approach with a descriptive research design, conducted from November 2023 to May 2024. The data in this study were obtained through document analysis and in-depth interviews with eleven informants selected using purposive sampling techniques. Women workers in the construction sector are vulnerable to discrimination in the form of pressure and inequality in task distribution. This makes them susceptible to discrimination within the workplace, although ideally, the work environment should support their subjective well-being. To identify and to understand the meaning of subjective well-being among women workers at PT Nindya Karya, the study utilizes theory of subjective well-being and the supporting factors of subjective well-being. The analysis reveals that the meaning of subjective well-being for women workers are shaped through cognitive aspects related to life satisfaction and affective aspects comprising positive and negative affect. These aspects together contribute to the subjective well-being of women workers at PT Nindya Karya. The fulfillment of this perception can be achieved through three supporting factors: personal factors, which include two sub-factors—self-characteristics (age, income, marital status, education, health, and life goals) and psychological conditions (self-esteem and optimism); social environmental factors, which encompass family social support and workplace social support; and spirituality factors. The results of this study reveal that positive interactions among these factors can fulfill the subjective well-being of female workers at PT Nindya Karya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilatul Ulfah
"Ketatnya persaingan di industri garmen telah mengakibatkan tingginya permintaan produksi kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang dapat menyediakan tenaga kerja dengan upah yang rendah dan peraturan yang fleksibel, untuk mengurangi biaya produksi. Pekerja garmen Indonesia yang didominasi oleh pekerja wanita seringkali menghadapi ketidakadilan dalam hal promosi dan pembagian kerja, serta kurangnya dukungan sosial dengan dibatasinya pergerakan serikat pekerja. Kedua hal tersebut dapat mengakibatkan kelelahan emosional dan sikap menarik diri dari organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dukungan sosial dan keadilan distributif terhadap sikap menarik diri dengan kelelahan emosional sebagai mediasi menggunakan metode Structural Equation Modeling SEM. Data penelitian diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pertanyaan tertutup terhadap 491 pekerja wanita di pabrik-pabrik garmen Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dan keadilan distributif terbukti memiliki pengaruh tidak langsung terhadap sikap menarik diri melalui kelelahan emosional, namun dukungan sosial tidak terbukti memiliki pengaruh langsung terhadap sikap menarik diri. Hasil-hasil tersebut dibahas lebih jauh dalam penelitian ini.

Intense competition in the garment industry has resulted in high production demand for developing countries such as Indonesia, which can provide workers with low wages and flexible regulations, to reduce production costs. Indonesian garment workers, dominated by women workers, often face injustice in terms of promotion and task assignment, and lack of social support with the limitation of union movement. Both of these can be related to emotional exhaustion and organizational withdrawal cognitions. This study aims to determine the effect of social support and distributive justice on withdrawal cognitions with emotional exhaustion as a mediation using Structural Equation Modeling SEM method. The research data was obtained by interviewing 491 female workers in Indonesian garment factories based on closed questions. The results showed that social support and distributive justice have an indirect effect on withdrawal cognitions through emotional exhaustion, but social support is not proven to have a direct effect on withdrawal cognitions. These results are discussed further in this study.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusmiati Vistamika Wangka
"Migrasi tenaga kerja internasional Indonesia dewasa ini direpresentasikan oleh tiga profil utama. Pertama, perempuan Pekerja Rumah Tangga PRT migran di Timur Tengah, yang jumlahnya berangsur-angsur berkurang. Kedua, pekerja rumah tangga migran di negara-negara maju di Asia seperti Hong Kong, Taiwan dan Singapura. Ketiga, laki-laki pekerja migran tidak berdokumen di Malaysia. Tesis ini difokuskan pada kategori kedua dari profil pekerja migran Indonesia, khususnya PRT migran di Hong Kong untuk memperlihatkan bagaimana migrasi tenaga kerja internasional Indonesia adalah migrasi berwajah perempuan akan tetapi akses keadilan perempuan PRT masih terbatas. Untuk melihat bagaimana akses keadilan perempuan PRT migran di Hong Kong, empat aspek dari Akses Keadilan, yaitu permasalahan hukum, literasi hukum, identitas hukum dan bantuan hukum dieksplor melalui penelitian kualitatif berperspektif feminis, menggunakan sudut pandang perempuan PRT migran yang sementara menghadapi permasalahan dengan agen dan/atau pemberi kerja di Hong Kong. Studi dokumen mengenai permasalahan hukum dilakukan terhadap Undang-Undang No. 18/2017 mengenai Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dan Ordininansi Ketenagakerjaan serta Kontrak Kerja Standar Hong Kong, sedangkan studi lapangan mengenai literasi hukum, identitas hukum dan bantuan hukum dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap lima subyek utama penelitian, FGD dan observasi. Hasil penelitian memperlihatkan perempuan masih terkendala akses keadilan karena instrumen hukum belum memperhitungkan pengalaman perempuan, terbatasnya literasi hukum, ketiadaan akses terhadap dokumen identitas hukum dan layanan bantuan hukum yang terbatas dari negara.

International labor migration of Indonesian migrant workers nowadays is represented by three main profiles that is female domestic workers in Middle East itself even though the number is less compare to previous years, migrant domestic worker in developing countries such as Hong Kong, Taiwan and Singapore, which increasing in number and the last category is undocumented male migrant workers in Malaysia who work on plantations. This thesis focuses on the second category, particularly Migrant Domestic Workers MDWs in Hong Kong to show how international labor migration has female face, but access to justice of female MDWs is still constrained. Access to justice here refers to four aspects that are legal problem, legal literacy, legal identity and legal aid. To explore these aspects, a qualitative feminist based research has been conducted using the life story of five Indonesian female MDWs who is now engage in legal proceedings due to disputes caused by both agencies and employers. At the same time, documentary study was also conducted toward the newest Indonesian The Law No.18 2017 on Protection of Indonesian Migrant Workers as well as Hong Kong law that are Employment Ordinance and Standard Working Contract of Foreign Domestic Helper. The research results show that women are restricted to access justice because legal instrument does not include women rsquo s experiences yet, the legal literacy of MDWs is limited, female MDWs do not have proper access to their legal identities as well as limited legal aid provided by the state. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>