Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62729 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The objective of this research is to study the effects of bleaching on paper archives so the possibilities of bleaching techniques used in the restoration of archives will be known. Experiments were conducted on papers often used as the based material for the archives and archives that have hundreds years old age. Bleaching was done by soaking the solution of potassium permanganate and oxalic acid for fifteen minutes. Control papers and treated papers were analyzed for physical and chemical charasteristics, including physical condition, acid content, tear resistance and folding endurance. The effects of bleaching were known by comparing analysis results of control papers and treated papers. The results showed that the bleaching process on white paper made the color of paper darker, but on brown paper be whiter. Other results showed that bleaching process reduced the physical and chemical properties of paper and risky very much such as losing the letter on the paper, tearing, wrinkling/waving, uneven color and the emergence of new stains. The bleaching technique do not recommended for historical and national interest archives."
JS 5:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Ibrahim
"Penelitian ini membahas preservasi kuratif arsip berbahan dasar kertas tentang bagaimana kegiatan preservasi kuratif dimulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi. Penelitian ini difokuskan pada kegiatan restorasi arsip konvensional dengan metode manual system di Arsip Nasional Republik Indonesia. Metodologi penelitian yang digunakan ialah studi kasus, penelitian ini dimulai dari observasi kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam di Arsip Nasional Republik Indonesia. Hasil penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu persiapan kegiatan restorasi arsip konvesional, pelaksanaan kegiatan restorasi arsip konvensional dan evaluasi kegiatan restorasi arsip konvensional. Persiapan kegiatan restorasi arsip konvensional terdiri dari persiapan peralatan dan bahan restorasi arsip. Pelaksanaan kegiatan restorasi arsip konvensional terdiri dari penomeran, pemeriksaan, pembersihan, deasidifikasi, perbaikan arsip dengan sistem laminasi menggunakan tisu jepang atau tisu lokal, proses sizing menggunakan methil sellulosa, proses pengeringan, pelepasan plastik astralon, pemotongan, pengepresan dan penyusunan kembali arsip. Evaluasi kegiatan restorasi arsip konvensional merupakan kontrol kualitas hasil restorasi arsip berupa serangkain pengujian terhadap arsip baik secara fisik maupun kimia."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2017
020 VIS 19:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Wiryatmi Tri Lestari
Jakarta: Arika Media Cipta, 1993
027 END a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Widyarsono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh aksesibilitas akan informasi arsip. Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan informasi dari berbagai sumber serta dinamika dan lingkungan masyarakat yang telah berubah dalam meletakkan peranan informasi.
Teknik evaluasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan mengamati permasalahan akses di unit layanan informasi Arsip Nasional RI. Subyek penelitian dalam hal ini adalah para peneliti yang sudah biasa menggunakan arsip, peneliti pemula, arsiparis dan pejabat penentu kebijakan. Sedangkan obyek penelitian adalah masalah kewenangan hukum, sarana bantu penemuan kembali, fungsi layanan dan fasilitas layanan. Dari sini dapat diidentifikasi sejauh mana koleksi arsip telah dimanfaatkan serta kendala apa saja yang dihadapi dalam hal akses. Populasi penelitian yaitu pengguna jasa layanan kearsipan dari tahun 1995 sampai dengan 2000, sedangkan sampel diambil berdasarkan sampel purposif, sebanyak 85 responden.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif jenis studi kasus. Sedangkan data dikumpulkan dengan melakukan pengamatan, survei, riset dokumentasi dan wawancara sebagai pengkayaan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pemanfaatan arsip belum optimal, ini terlihat dari jumlah rata-rata peneliti per hari sekitar 7-8 orang sedangkan kapasitas layanan yang tersedia sekitar 10-15 peneliti per hari dan masih terdapat kendala dalam hal akses terhadap informasi arsip sebagai akibat belum adanya ketegasan dalam peraturan dan ketetapan hukum, belum sempurnanya alat bantu temu kembali, serta terbatasnya sumber daya layanan yang ada.

The research aims to measure archival accessibility with regard to the need of information. Social dynamic and modern living environment demand the role of improvement of information technique in society.
The main technique being used for evaluation is observation, focusing on the problem of access in the reference services and mechanism operated in the reading room of the Arsip Nasional RI Research subject deals with both avocational and vocational users, archivists and policy makers on archival matters. Questionnaire on legal authority, finding aids, function of reference services and facilities had been distributed among them, as parts of data collection details are obtained from interviews. From observation and survey, the main question on the perusal of archives materials, and the real problem of archival access have been identified survey's participants are persons who frequented the reference services in 1995-2000, purposive samples totaling 85 respondents were taken among them.
My research employed descriptive method on a case study, i.e. the Arsip Nasional RI. Observation, survey, library research and interview were made for data collecting. The research concludes that problem of access, particularly on obtaining information from archives, is due to insufficient and poorly- defined rules and regulations, inadequacy of finding aids and personnel?s lack of skills. The average daily number of researchers is 7-8, is still lower rate compared to the existing service capacity of 10-15 researchers per day, This saws the archival utilization is not yet optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Parjono Widodo
"Penyelamatan arsip sebagai bukti otentik bukan semata-mata untuk memperpanjang usia fisik dan kandungan informasinya, tetapi juga agar arsip tersebut dapat didayagunakan untuk kepentingan masyarakat luas. Dalam fungsi kultural pengelolaan arsip dirancang untuk memberikan bukti-bukti otentik sebagai upaya mengenal jati diri bangsa.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengungkap upaya pelaksanaan kebijakan penyelamatan arsip sebagai bukti otentik seiring dengan pemberdayaan otonomi daerah, jika ditinjau dalam perspektif ketahanan budaya. Data penelitian dikumpulkan melalui pengamatan dokumen, wawancara dengan para informan yang terlibat dalam pengambilan keputusan di lembaga-lembaga maupun pihak-pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam objek tersebut dan terkait dengan upaya pemberdayaan otonomi daerah. Teknik analisa data yang digunakan adalah content analysis dimulai dengan menelaah seluruh data yang dituangkan dalam bentuk narasi deskriptif.
Hasil analisis dan interpretasi yang dilakukan diperoleh kesimpulan: (I) Kebijakan penyelamatan arsip sebagai bukti otentik membentuk model inkremental yang memerlukan integrasi dan variasi dari kebijakan yang telah ada sebelumnya, serta terfokus kepada visi arsip sebagai simpul pemersatu bangsa, dengan misinya untuk melestarikan memori kolektif bangsa, karena itu keotentikan arsip bukanlah prioritas dalam kegiatan penyelamatan arsip tetapi prioritas ditujukan kepada arsip-arsip yang informasinya berdampak luas dan berarti bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan; (2) Implementasi penyelamatan arsip yang dilakukan selama ini telah dilaksanakan secara kontinyu dan bertahap, namun langkah pendekatan 'policy' yang bersifat reaktif terhadap suatu peristiwa (terutama ketika periode sebelum berlakunya Undang-Undang Kearsipan) lebih baik dari langkah pendekatan hukum (ketika berlakunya Undang-Undang Kearsipan), terbukti dari khazanah arsip yang berhasil diselamatkan memperlihatkan jati diri bangsa Indonesia semasa kolonial lebih terungkap dibanding ketika masa kemerdekaan dan pembangunan; (3) Upaya kebijakan penyelamatan arsip sehubungan dengan otonomi daerah, di satu sisi memberi peluang keleluasaan kepada setiap daerah untuk melengkapi memori kolektif daerahnya, namun kendala yang menyangkut kelembagaan dan SDM yang tidak teratasi berakibat tidak dimilikinya memori kolektif daerahnya sehingga memupuskan pengenalan jati diri daerahnya; (4) Dalam perspektif ketahanan budaya, fungsi strategis penyelamatan arsip sebagai bukti otentik melalui pendekatan budaya mewujudkan adanya keterkaitan antara khasanah arsip sebagai warisan budaya terhadap keutuhan wilayah, sehingga mengintegrasikan kemajemukan tiap-tiap daerah dalam satu simpul Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Analysis of Archives Safety as Authentic Evidence in Cultural Resilience Perspective; Study of Local AutonomyArchives safety as authentic evidence is not just to prolong the age of physical information but also the archives can be used for public interest. In cultural function the management of archives was designed to produce authentic evidences as effort to recognize nation identity.
This study use descriptive qualitative method by means to describe the effort of archives safety policy as authentic evidences to escort the empowerment of local autonomy. The data used was collected by document observation and interview to the informants in institutions involved in the decision making in the effort of empowerment local autonomy. Data analysis technique used content analysis with narration descriptive.
Conclusion of the result of analysis and interpretation are: (l) The policy of archives safety as authentic evidence to make incremental model that need integration and variation from former policy, and focus to the vision that archives as tie the unity of nations, with the mission to preserve the collective memory of nation. That is why authenticity of archives is not priority in archives safety but to the archives that information give wide impact and meaningful to nationality; (2) Implementation of archives safety that had been done before was done continuously and step by step, but the step with policy approach and reactive to an action (especially in period before the archive law) is better than law approach (when archive law active). It was prove from the archive collection that have been saved that show identity of Indonesian at colonial era is better than developing era; (3) Effort in archives safety policy concerning in local autonomy, in one side give a chance to every region to complete collective memory of its region. But obstacle with institution and human resources give impact that is not collective memory in every to vanish recognition local identity; (4) In perspective cultural resilience, strategically function of archives safety as authentic evidence by cultural approach, create a tie between archives collection as cultural heritage to the unity of territory to integrate the diversity every region in a tie of United of Republic of Indonesian."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T10814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rustam
Banten: Penerbit Universitas Terbuks, 2014
025.04 MUH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo-Basuki
Jakarta: [Publisher not identified], 2001
651.5 SUL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jaquet, Frederic George Peter
Jakarta: Arsip Nasional , 1976
651.5 JAQ a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Kearsipan adalah suatu proses mulai dari penciptaan , penerimaan, pengumpulan , pengaturan , pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan warkat menurut sistem tertentu dimana pada saat dibutuhkan dapat dengan cepat dan tepat ditemukan kembali...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Puspitasari
"This research is abaout the implementation of record manager?s role Engineering Faculty of Indonesian University (FTUI). It is qualitative approach with study case method to comprehend record management process at FTUI being conducted. The result shows that
the roles of record manager are played by faculty secretary and general manager whom they both manage the record based on their knowledge and experiences. It shows also among the staff whom conducting the practical of record managing. The implementation
of record manager?s role in managing Engineering Faculty of Indonesian University?s record comprehended as symbolic role. It
means that structurally in UI record management is on faculty secretary but in fact record management done by general manager.
Penelitian ini merupakan pelaksanaan peran rekor manajer Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk memahami proses manajemen catatan di FTUI sedang dilakukan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peran manajer rekaman yang dimainkan oleh sekretaris fakultas dan general manager yang mereka berdua mengelola catatan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka. Ini menunjukkan juga di antara staf yang
melakukan pengelolaan arsip. Pelaksanaan peran rekor manajer dalam mengelola Fakultas Teknik rekor Universitas Indonesia ini dipahami sebagai peran simbolis. Ini berarti bahwa secara struktural di UI catatan manajemen adalah pada sekretaris
fakultas tapi dalam manajemen catatan sebenarnya dilakukan oleh general manager.
"
Universitas Airlangga, 2016
020 PAL 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>