Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Due to potential impact of invasive alien (exotic) species to the natural ecosystem, inventory of exotic species in the Cibodas Botanic Gardens (CBG) remnant forest area is an urgent need for CBG. Inventory of exotic species can assist gardens manager to set priorities and plan better responses for possible or existed invasive plants in the CBG remnants forest. the objectives of this study are to do inventory of the exotic species in the CBG remnants forest and to determine whether several environmental variables play role to the existence of exotic species in the CBG remnant forests. there are 26 exotic plant species (23 genera, 14 families) found and recorded from all four remnant forests in CBG. cluster analysis of four environmental variables shows that clustering of environmental factors of exotic species correlates with the abundances of those exotic signify the role of environmental variables on the existence of exotic plant species. the information of exotic plant species in the remnants forest is the base information for gardens manager to manage exotic species in CBG remnants forest. the relation of several environmental factors with exotic species abundance could assist gardens manager to understand better the supportive and or suppressor factors of exotics in the CBG remnants forest. further study on these species is needed to set priorities to decide which species should be treated first in order to minimize the impact of exotic plant species to native ecosystem of CBG."
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, {s.a.}
580 BKR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Cestrum aurantiacum Lindl. is an exotic species found in native remnant forest of GPNP which is located inside the Cibodas Botanic Garden (CBG). Risk assessment is an important tool to choose best decision for invasive plant management. Risk assessment analysis on C. aurantiacum in Cibodas Botanic Garden was conducted using Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) method. Analytical Hierarchy Process (AHP) used in the valuation process. Three sub-criteria used: minimizing the ecological impact, minimizing the management cost, and maximizing the public acceptance. Five management alternatives were used: do nothing (DN), eradication (E), containment (C), bio-control (BC) and harvesting (H). Harvesting (H) recommended as the best management decision for C. aurantiacumin at CBG remnant forest. This harvesting decision is not only creating environment/ ecosystem remediation but also as sources of fund in the management activity of the area.
"
580 BKR 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Buletin Kebun Raya adalah publikasi ilmiah resmi dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI. Jurnal ini berisi tulisan ilmiah hasil penelitia, ulasan, atau gagasan asli tentang konservasi tumbuhan, biologi tumbuhan dan pengembangan perkebunrayaan."
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI,
580 BKR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Mirmanto
"kajian permudaan alami di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Jawa Barat telah dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap pola dan proses ekologi serta suksesi hutan. sebanyak 27 petak (10 m x 10 m ) telah di dan pada setiap petak dilakukan pengukuran terhadap anakan pohon ( diameter 2-5 cm), yang meliputi diameter setinggi 20 cm di atas tanah, tinggi dan posisi di dalam setiap petak. setiap jenis yang tercatat dibuat spesimen bukti ekologi, untuk identifikasi jenis. dalam 27 petak tercatat sebagai jenis dominan 73 jenis anak pohon , yang terdiri atas 51 marga dan 29 suku. macaranga triloba tercatat sebagai jenis dominan hanya pada 9 petak, sedangkan 4 jenis lainnya kurang dari 5 petak. ini menunjukan danya penyebarann jenis tertentu pada habitat tertentu pula, menunjukan adanya ketertarikan antara keberadaan suatu jenis dengan habitattertentu. ketinggian tempat dan penutupan kanopi diduga sangat berpengaruh terhadap terbentuknya tipe komunitas."
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, 2014
580 BKR 17:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Murti Puspitaninghtyas
"Coelogyne merupakan anggrek asli indonesia yang mempunyai ukuran bunga relatif besar dan warna menarik. penyimpanan biji coelogyne perlu dilakukan untuk menjaga keragaman spesies tersebut. percobaan penyimpanan biji pada tujuh spesies anggrek coelogyne pada suhu -20°C telah dilakukan selama empat tahun di PKT- KR-LIPI. rangcangan percobaab yang digunakan adalah rancangan acak lengkap, dengan faktor media yang diperlukan pada masing-masing spesies coelogyne. empat macam media kultur yang digunakan untuk menguji perkecambahan biji adalah KCA (Knudson C), KC (modifikasi Knudson C), VW( modifikasi Vacin and Went), dan HS( modifikasi Hyponex0. uji viabilitas biji diamati setelah biji disimpan selama 0,1,2,3,6,9,12,18,24,36,48 bulan. hasil penelitian menunjukan bahwa biji coelogyne spp. mampu berkecambah di empat media percobaan. viabilitas bij coelogyne spp. menurun dalam waktu tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, dan seterusnya trgantung pada spesies coelogyne tersebut. biji coelogyne yang dapat disimpan selama 1-2 tahun adalah C. pandurata, C.pulverula. biji .C.rochussenii dan c.celebensis dengan masa hidup yang singkat harus ditanam segera setelah panen, dan selanjutnya disimpan dalam bentuk kultur bibit in vitro atau biji sintesis melalui enkapulasi protocorm."
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, 2014
580 BKR 17:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bilqis Kusuma Wardhani Anugrah Putri
"Hubungan yang tercipta antara hewan dengan manusia pada saat ini cenderung bertujuan untuk menciptakan rasa saling memahami, perasaan senang, dan persahabatan. Meskipun demikian, rasa sayang tersebut belum tentu memberikan manfaat bagi hewan itu sendiri, seperti halnya ketika X memanfaatkan hewan eksotis yang dipeliharanya untuk tujuan komersial demi mendapatkan keuntungan, yakni dengan cara mengunggah video yang mengandung unsur kelucuan, keindahan, keunikan, dan kesenangan ke media sosial Youtube. Namun, pada kenyataannya tindakan X yang pada awalnya bertujuan untuk menyelamatkan hewan eksotis dari kepunahan karena rusaknya alam liar dan maraknya perburuan, malah menjadi paradoks kejahatan lingkungan. Tulisan ini berfokus pada konten visual yang diunggah oleh X di media sosial YouTube selama tahun 2021. Kerangka pemikiran dan analisis pada tulisan ini dipayungi oleh pemikiran Goyes (2019) mengenai Southern Green Criminology, kemudian dijelaskan lebih lanjut melalui animal welfare dalam beberapa hal, yakni 1) kontrol reproduksi; 2) sifat buatan manusia; 3) perasaan afektif; 4) fungsi biologis; dan 5) fungsi alami, kriminologi visual untuk melihat visualisasi yang ditawarkan dalam konten X, dan menggunakan metode content analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya sentimen publik sehingga menciptakan paradoks kejahatan lingkungan, khususnya terkait pemeliharaan hewan eksotis. 

The relationship that was created between animals and humans at this time tends to aim to make sense of mutual understanding, feelings of pleasure, and friendship. However, this affection does not necessarily benefit the animals themselves, as is the case when X uses the exotic animals it keeps for commercial purposes for profit, namely by uploading videos that contain elements of cuteness, beauty, uniqueness, and fun to social media. YouTube. However, in reality, X's actions which initially aimed to save exotic animals from extinction due to the destruction of the wild and rampant hunting, have become a paradox of environmental crimes. This paper focuses on visual content uploaded by X on YouTube social media during 2021. The framework and analysis in this paper overshadowed by Goyes' (2019) thoughts on Southern Green Criminology, then explained further through animal welfare in several ways, namely 1 ) reproductive control; 2) human control; 3) affective feelings; 4) biological function; and 5) natural functions, as well as visual criminology to see the visualizations offered in X content, and using the content analysis method. The results of this study indicate the existence of public sentiment that creates a paradox of environmental crimes, especially related to the maintenance of exotic animal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gytha Nafisah Sukara
"Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PKT KRB ? LIPI) adalah tujuan wisata favorit dengan pengunjung lebih dari 800,000 orang setiap tahunnya. Kebun Raya yang memiliki keragaman tumbuhan koleksi dengan lanskap paripurna, menjadi habitat ideal beranekaragam jenis burung. Untuk mengetahui potensinya bagi pengembangan wisata birdwatching di PKT KRB - LIPI, dilakukan penelitian melalui studi literatur, pengamatan langsung dan wawancara antara bulan Mei dan Juli 2013. Berdasarkan hasil penelitian tercatat 48 jenis dari 23 suku burung yang dapat ditemukan pada lokasi tersebut. Sebanyak 26 jenis dari 18 suku burung dapat selalu dijumpai dari penelitian sebelumnya hingga saat ini, ada 10 jenis yang belum pernah dilaporkan sebelumnya dan ada sembilan jenis yang tersebar merata di 12 lingkungan di PKT KRB - LIPI. Setidaknya ada 25 jenis potensial untuk wisata birdwatching berdasarkan minat pengunjung terhadap jenis burung tertentu, status konservasi, endemisitas, dan keberadaan burung dari waktu ke waktu."
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, {s.a.}
580 BKR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
London: Her Majesty's Stationary Office, 1987
R 712 KEW
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Santosa
"Areal konservasi yang didedikasikan untuk koleksi dan pertukaran bahan tanaman disinyalir menjadi sumber gulma bagi wilayah di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi dan mengevaluasi gulma ruderal invasif di Kebun Raya Bogor (KRB). Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi spesies gulma, menentukan tingkat invasif, dominasi gulma, dan penyebarannya di dalam KRB. Gulma diamati pada setiap vak (petak) termasuk asosiasinya dengan tanaman koleksi. Data pengendalian gulma dan kematian tanaman koleksi dianalisis kaitannya dengan keberadaan gulma. Penyebaran gulma di luar areal KRB diamati secara transek mengikuti alur sungai dan jalan raya. Hasil menunjukkan bahwa terdapat tujuh gulma invasif yaitu Cecropia adenopus (Cecropiaceae), Cissus nodosa Blume (Vitaceae), Cissus sicyoides Blume (Vitaceae), Dioscorea bulbifera L. (Dioscoreaceae), Ficus elastica Roxb. (Moraceae), Mikania micrantha H.B.K. (Asteraceae) dan Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen (Fabaceae). Ketujuh gulma tersebut menginvasi pada 41 famili dari total 215 famili yang ada di KRB. Enam spesies yaitu C. adenopus, C. nodosa Blume., C. sicyoides Blume., D. bulbifera L., M. micrantha H.B.K. dan P. falcataria (L.) Nielsen pada awalnya adalah koleksi introduksi di KRB sedangkan F. elastica Roxb. merupakan spesies asli setempat. Ada dugaan kuat bahwa penyebaran gulma invasif di KRB karena pengaruh angin, burung, kelelawar, pengunjung dan aliran air. Semua gulma yang ada, juga ditemukan di luar areal KRB. Mengingat pengaruh gulma tersebut terhadap tanaman koleksi di KRB cukup merugikan, oleh karena itu, perlu ada langkah pengendalian jangka panjang yang komprehensif terhadap gulma tersebut baik di dalam maupun di luar kawasan KRB dengan melibatkan otoritas setempat. "
Bogor: Pusat Konservasi Kebun Raya-LIPI, 2014
580 BKR 17:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>