Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56254 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Bagi para aktivis perempuan islam, keberadaan internet memungkinkan mereka untuk menjangkau 'para pengamat' (spectators) menjadi 'simpatisan' dan akhirnya menjadi kader dakwah. tujuan dakhwah adalah representasi perempuan shalihah (ma'ratus shalihah). anonimitas blogger di dunia maya adalah sifat asketis yang juga mendasari watak atau karakter mar'atus shalihah. praktek visualisasi dalam dakwah ini telah meretas 'tabu' dan meniadakan anggapan lama bahwa ajaran islam melarang praktek visualisasi (ditemukan dalam media dakwah era Soeharto). dalam studi ini ditemukan bahwa sejak akhir tahun 1990-an (pasca orde baru) praktek ini dilakukan untuk bersaing dengan media online lain. kajian ini menyimpulkan bahwa muslimah merupakan penggerak perubahan sosial dalam dunia virtual, sebagai produsen sekaligus konsumen budaya islam dan budaya pop."
602 JP 18:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Setyaningrum Pamungkas
"Bagi para aktivis perempuan islam, keberadaan internet memungkinkan mereka untuk menjangkau 'para pengamat' (spectators) menjadi 'simpatisan' dan akhirnya menjadi kader dakwah. tujuan dakhwah adalah representasi perempuan shalihah (ma'ratus shalihah). anonimitas blogger di dunia maya adalah sifat asketis yang juga mendasari watak atau karakter mar'atus shalihah. praktek visualisasi dalam dakwah ini telah meretas 'tabu' dan meniadakan anggapan lama bahwa ajaran islam melarang praktek visualisasi (ditemukan dalam media dakwah era Soeharto). dalam studi ini ditemukan bahwa sejak akhir tahun 1990-an (pasca orde baru) praktek ini dilakukan untuk bersaing dengan media online lain. kajian ini menyimpulkan bahwa muslimah merupakan penggerak perubahan sosial dalam dunia virtual, sebagai produsen sekaligus konsumen budaya islam dan budaya pop."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2013
602 JP 18:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhestia Rosalin
"Tujuan penelitian ini mengidentifikasi dampak penggunaan internet terhadap penghasilan perempuan pekerja informal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data pooled cross section yang bersumber dari Sakernas Agustus Tahun 2018-2020. Metode yang digunakan adalah IV (Instrumental Variable) dengan estimasi TSLS (Two Stage Least Square) untuk mengatasi endogenitas pada variabel internet. Hasil regresi tahap pertama memperlihatkan bahwa probabilitas penggunaan internet di kalangan perempuan pekerja informal cenderung lebih tinggi kepada mereka yang berusia muda, berpendidikan tingggi, tinggal di perkotaan, bekerja di sektor jasa dan bukan kepala rumah tangga. Selanjutnya, regresi tahap kedua menemukan disparitas penghasilan antara perempuan pekerja informal yang menggunakan internet dan yang tidak menggunakan internet. Penghasilan perempuan pekerja informal yang menggunakan internet secara rata-rata relatif lebih tinggi sekitar Rp. 980 ribu dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan internet. Peneliti juga menemukan bahwa dampak paling besar dari pengunaan internet terhadap penghasilan yaitu melalui promosi dan transaksi secara online.

The purpose of this study is to identify the impact of internet on income of women informal worker in Indonesia. This study used pooled cross section data sourced from Sakernas August 2018-2020. The method used is IV (Instrumental Variable) with TSLS (Two Stage Least Square) estimation to overcome endogeneity on internet variable. The results of the first stage regression show that the probability of using the internet among women informal workers tends to be higher for those who are young, highly educated, live in urban areas, work in the service sector and are not heads of household. Furthermore, the second stage of regression found income disparities between female informal workers who use the internet and those who do not. The income of women informal workers who use the internet is relatively higher, on average, around Rp. 980 thousand compared to women who do not use the internet. This study also found that the greatest impact of internet use on income is through online promotions and transactions"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"dengan penduduk 240 juta jiwa, Indonesia merupakan pengguna teknologi dan komunikasi internet lima besar didunia melalui sosial media. namu demikian, posisi perempuan masih tertinggal jauh daripada laki-laki dalam hal akses, kompetensi, dan keterampilan dalam teknologi dan internet. jurang yang paling tinggi dialami oleh perempuan didaerah pedesaan yang tidak terjangkau teknologi dan internet. Mobile Internet dalam bentuk smartphone merupakan salah satu solusi bagi perempuan untuk mendapatkan akses internet. mobile Internet menjamin kebutuhan dan akses perempuan terhadap teknologi informasi dan internet karena dia menjamin : privasi perempuan, fleksibelitas, dan berbiaya sangat murah dibandingkan dengan PC."
602 JP 18:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Setyaningrum Pamungkas
"Abstrak
Bagi para aktivis dakwah perempuan Islam, keberadaan internet memungkinkan mereka untuk menjangkau para pengamat (spectators) menjadi simpatisan dan akhirnya menjadi kader dakwah. Tujuan dakwah adalah representasi perempuan salihah (maratus salihah). Anonimitas Blogger di dunia maya adalah sifat asketis yang juga mendasari watak atau karakter mar'atus salihah. Praktek visualisasi dalam dakwah ini telah meretas tabu bahwa ajaran Islam melarang praktek visualisasi (ditemukan dalam media dakwah era Soeharto). Dalam studi ini ditemukan bahwa sejak akhir tahun 1990an (pasca Orde Baru) praktek ini dilakukan untuk bersaiing dengan media online lain. Kajian ini menyimpulkan bahwa Muslimah merupakan penggerak perubahan sosial dalam dunia virtual, sebagai produsen sekaligus konsumen budaya Islam dan budaya pop."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2013
305 JP 18:3(2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Athiya Maulani
"Penelitian ini membahas mengenai gerakan digital hak-hak perempuan Saudi untuk mengakhiri sistem perwalian laki-laki (mahram). Kampanye ini berawal di media sosial Twitter dengan tagar #EndMaleGuardianship pada tahun 2016. Maka yang menjadi pertanyaan penulis adalah bagaimana gerakan digital End Male Guardianship sebagai bentuk aktivisme digital dapat menyuarakan hak perempuan di Arab Saudi. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kualitatif, dimana metode ini terbagi menjadi tiga tahapan, terdiri dari tahap pengumpulan data, analisis data, interpretasi atau pemaknaan akan data yang sudah didapat, dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui upaya gerakan sosial End Male Guardianship sebagai bentuk aktivisme digital, tepatnya media sosial, dapat menyuarakan hak perempuan di Arab Saudi. Aktivis Saudi memulai gerakan digital End Male Guardianship dengan harapan dapat memiliki kebebasan dalam tiga hal, yaitu kebebasan berpergian, memperoleh pendidikan tinggi, dan pernikahan. Temuan dari penelitian ini adalah gerakan ini berhasil menyampaikan pesan perjuangan perempuan Saudi dan direspon oleh pemerintah dengan tanggapan positif, meskipun tidak semua kebijakan dapat dihapuskan.

This research discusses the digital movement of Saudi women's rights to end the male guardianship system (mahram). This campaign started on social media Twitter with the hashtag #EndMaleGuardianship in 2016. This paper aims to examines how the digital movement End Male Guardianship as a form of digital activism can speak for the rights of women in Saudi Arabia. The research method that the author uses is a qualitative research method, where this method is divided into three stages. Consisting of the stages of data collection, data analysis, interpretation or meaning of the data that has been obtained, and ends with drawing conclusions. The purpose of this research is to determine the efforts of the End Male Guardianship social movement as a form of digital activism, specifically social media, to voice women's rights in Saudi Arabia. Saudi activists started the digital movement End Male Guardianship with the hope of having freedom in three aspects, namely freedom of travel, obtaining higher education, and marriage. The result of this research are that this movement succeeded in conveying the message of the struggle of Saudi women and the government responded positively to it, although not all policies could be abolished."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Whinda Erlyani
"ABSTRAK
Menghadapi dampak negatif kelahiran prematur. Perkembangan teknologi dan internet membuat online support group marak dan populer, termasuk pada ibu dengan bayi prematur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan karakteristik ibu, karakteristik bayi prematur, jenis dukungan, harapan atas jenis dukungan, dan intensitas seluruh dukungan dalam online support group. Penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner online melibatkan 82 responden. Karakteristik ibu: rata-rata usia 30,91 tahun, sebagian besar tamatan pendidikan tinggi, sebagian besar mengurus rumah tangga, sebagian besar tidak memiliki riwayat penyakit, dan sebagian besar tidak memiliki riwayat prematuritas sebelumnya. Karakteristik bayi prematur: rata-rata berusia 23,48 bulan, sebagian besar laki-laki, sebagian besar moderate preterm, sebagian besar lahir melalui operasi caesar, rata-rata berat lahir 1595,44 gram, dan sebagian besar memiliki riwayat penyakit kuning/jaundice. Jenis dukungan meliputi emotional, informational, instrumental, dan companionship support. Setiap jenis dukungan terbagi menjadi 5 kategori jawaban selalu, sering, kadang, jarang, dan tidak pernah . Jenis dukungan yang paling banyak mendapatkan jawaban ldquo;selalu rdquo; adalah informational support dan paling banyak mendapatkan jawaban ldquo;tidak pernah rdquo; adalah instrumental support. Informational support dipilih sebagai jenis dukungan prioritas utama yang diinginkan oleh responden 46,3 . Intensitas dukungan pada seluruh dukungan yang didapatkan responden berkategori baik 53,7 . Penelitian ini merekomendasikan optimalisasi jenis dukungan dalam online support group untuk meminimalisasi dampak negatif kelahiran prematur pada ibu.

ABSTRAK
Preterm birth tend to have negative impact for the mother. Support groups might help mother in dealing with negative impact of preterm birth. Technology and internet make online support groups grow and popular, including for mothers with premature infants. The aim of this study was to identify mothers rsquo characteristics, the premature infants rsquo characteristics, type of support, expectations of type of support, and intensity of support in an online support group. Quantitative research using an online questionnaire was conducted among 82 respondents. Mothers rsquo characteristics average age of 30.91 years, mostly graduates of higher education, mostly take care of households, mostly have no history of disease, and mostly have no prior history of prematurity. Premature infants rsquo characteristics average age of 23.48 months, mostly boy, mostly in moderate preterm, mostly born by caesarean section, average birth weight 1595.44 grams, and mostly have a history of jaundice. The types of support listed are emotional, informational, instrumental, and companionship support. Each type of support are divided into 5 categories answer always, often, sometimes, rare, and never . The type of support that gets the most always answer is informational support and the most never answer is instrumental support. Informational support was chosen as the type of main priority support desired by the respondents 46.3 . The intensity of support for all the support obtained respondents categorized good 53.7 . Optimizing the type of support in online support group for mother is needed to minimize the negative impact of preterm birth."
2017
S68995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ace Sriati Rachman
""Kesetaraan jender merupakan inti yang menentukan pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium Development Goal (MOG)....". Demikian isi "jendela" Laporan Pembangunan Manusia atau Human Development Report (HDR) tahun 2003, yang diterbitkan oleh Program Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pembangunan atau United Nations Development Program (UNDP). Pemyataan dari pihak yang sangat berkompeten di atas, menggambarkan betapa kesetaraan jender merupakan isu yang strategis dalam usaha pencapaian tujuan pembangunan suatu bangsa. Namun, kenyataan di Indonesia menunjukkan bahwa pemberdayaan dan kesetaraan perlakuan serta kesempatan terhadap perempuan masih jauh dari harapan. Di kehidupan sehari-hari, banyak terjadi ketidakadilan terhadap perempuan dalam mendapatkan pekerjaan dan di tempat kerja, kekerasan terhadap perempuan sering terjadi bahkan juga dalam rumah tangga, kesempatan mendapatkan pendidikan serta keikutsertaan dalam proses pengambilan keputusan di segala tingkatan sosial masyarakat juga masih menunjukkan ketimpangan bagi perempuan. Di tengah kurangnya perhatian terhadap kondisi seperti di atas, atensi harian umum Kompas terhadap isu-isu perempuan dan kesetaraan jender yang ditampilkan dalam rubrik Swara (terbit setiap hari Senin), tentu merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji dan diteliti, mengingat Kompas merupakan satu-satunya harian umum berskala Nasional yang secara khusus dan rutin memuat atau menampilkan berbagai isu tentang perempuan dan kesetaraan jender.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dikaji adalah : "Bagaimanakah konstruksi realitas tentang isu-isu kesetaraan jender ditampilkan dalam rubrik Swara di harian umum KOMPAS sepanjang tahun 2003". Tujuan penelitiannya adalah : (1) Menganalisis bingkai pemberitaan tentang isu-isu kesetaraan jender yang ditampilkan dalam rubrik Swara, Kompas sepanjang tahun 2003; (2) Melihat kecenderungan pemberitaan isu-isu kesetaraan jender, dalam hal ini aspek yang dilihat adalah untuk mengungkapkan ideologi jender yang dominan ditampilkan para penulis dalam tulisan di rubrik Swara, Kompas.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kualitatif, sedangkan perspektif metodologi penelitian ini adalah perspektif konstruktivisme. Sementara itu, metode analisis penelitiannya adalah analisis bingkai (framing analisys) dengan model analisis framing dari Gamson dan Modigliani. Perangkat-perangkat framing yang dianalisis pada model ini meliputi perangkat pembingkai (Framing Devices) dan perangkat penalaran (Reasoning Devices). Perangkat pada Framing Devices terdiri dari metaphor, catchphrases, exemplar, depiction dan visual image. Sedangkan perangkat penalaran yang berfungsi untuk menunjang perangkat-perangkat framing yang dipakai dalam tulisan tersebut terdiri dari roots, appeals to principle dan consequences. Satuan analisisnya adalah artikel isu kesetaraan jender dalam Swara sepanjang tahun 2003, yang masing-masing berjudul ; (1) Merefleksikan Gerakan yang Sedang dan Terus Berproses; (2) Mengajarkan Kesetaraan Jender, (3) Ketidakadilan Jender, Kesetaraan Jender dan Pengarusutamaan Jender, (4) Membicarakan Feminisme; (5) Upaya yang Tak Kenal Lelah untuk Keadaan yang Lebih Adil; (6) Kesetaraan Jender Menentukan Pencapaian MDG; (7) Perempuan, Lingkungan dan Globalisasi; (8) Mempertanyakan RUU yang Bias Jender (9) Istri yang Kehilangan Nama.
Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini dipayungi oleh perspektif konstruktivisme. Teori kanstruksi sosial atas realitas dari Berger dan Luckmann , teori dari Shoemaker dan Reese yang menyatakan ada faktor-faktor yang bersifat eksternal dan internal yang mempengaruhi isi media (Hierarchy of Influence), teori Agenda Setting dan teori Feminis merupakan teori yang dipergunakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama, keseluruhan artikel tentang kesetaraan jender yang berjumlah 9 buah yang ditampilkan Swara selama tahun 2003, dibingkai Swara sebagai; "Kesetaraan Jender - Perjuangan Panjang yang membutuhkan kesadaran Perempuan dan Masyarakat, serta Intervensi Negara". Kedua, Kecenderungan ideologi jender yang paling dominan adalah feminis liberal, meskipun ada beberapa artikel yang cenderung meyiratkan ideologi feminisme sosialis.
Bagi studi mendatang, untuk melihat konstruksi realitas perempuan yang berkaitan dengan isu kesetaraan jender di media massa secara metodologis direkomendasaikan menggunakan analisis wacana kritis. Asumsinya adalah karena analisis wacana kritis dengan analisis yang holistik (bukan hanya pada level teks) diharapkan dapat mengungkap realitas perempuan beserta aspek-aspek yang tersembunyi yang mempengaruhi penyajian tulisan secara lebih tajam dan mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Leiliyanti
"Majalah Cosmopolitan sebagai industri media global membingkai target pembacanya ke dalam konstruksi identitas fun fearless female. Hal ini terlihat jelas dari teks visual (model sampul majalah Cosmopolitan) maupun teks verbal (judul judul artikel andalan) dalam sampul majalah (sebagai sebuah perwajahan sekaligus iklan) yang mengarah pada pengonstruksian identitas fun fearless female. Tujuan penelitian ini adalah untuk membongkar mekanisme pengonstruksian identitas perempuan dalam majalah Cosmopolitan dengan menggunakan pendekatan kajian budaya feminis. Tahapan analisis dilakukan pertama-tama dengan memakai teori semiotika Roland Barthes, kemudian dibongkar dengan metode dekonstruksi, dan teori simulasi Jean Baudrillard. Cara yang dipakai aktor majalah Cosmopolitan dalam menggiring target pembacanya ke dalam konstruksi identitas fun fearless female melalui sampul majalahnya adalah dengan menampilkan visualisasi sosok model sampul perempuan sebagai sosok yang merepresentasikan firm fearless female. Pembaca yang sebelumnya ditempatkan sebagai sosok belum fun fearless female dan ingin menjadi sosok tersebut, dirayu dengan visualisasi model sampul perempuan (yang seolah merepresentasikan sosok fun fearless female) dan judul dan isi artikel, rubrik maupun feature (sebagai teks verbal) yang sejalan dengan slogan fun fearless female. Namun, sosok fun fearless female itu sendiri merupakan sosok hyperreal (yang berada dalam simulakra) yang dibentuk aktor majalah Cosmopolitan. Sedangkan bagi pembaca setia yang sudah merasa seperti sosok fun fearless female, pembacaan atas majalah Cosmopolitan secara terus menerus akan mempertebal kepercayaan atas nilai ideologi fun fearless female."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Nalwan
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2000
004.6 AGU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>