Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Etika merupakan bagian filsafat yang melipudi hidup baik, menjadi orang baik, berbuat baik dan menginginkan hal baik dalam hidup. Etika, sebagaimana metode filsafat, mengandung permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu (etika praktis). Juga membahas asas-asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik profesi tertentu (etika normatif). Etika adalah pedoman berbuat sesuatu dengan alasan tertentu. Alasan tersebut sesuai dengan niat tertentu dan pembenarannya. Etika penting karena masyarakat selalu berubah, sehingga kita harus dapat memilih dan menyadari kemajemukan (norma) yang ada (filsafat praksiologik). Jadi etika juga adalah alasan untuk memilih nilai yang benar di tengah belantara norma (filsafat moral).
Perbedaan etika dengan moralitas, bahwa moralitas adalah pandangan tentang kebaikan/kebenaran dalam masyarakat. Suatu hukum dasar dari masyarakat yang paling hakiki dan dan amat kuat. Juga suatu perbuatan benar atas dasar suatu prinsip (maxim). Ia merujuk pada perilaku yang sesuai dengan "kebiasaan atau perjanjian rakyat yang telah diterima", sesuai nilai dan dan pandangan hidup sejak masa kanak-kanak, tanpa permusyawaratan."
JHK 3:5 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Millgram, Elijah
New York: Cambridge University Press, 2005
170 MIL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutcheson, Francis
"Often described as the father of the Scottish Enlightenment, Francis Hutcheson (1694–1746) was born in the north of Ireland to an Ulster-Scottish Presbyterian family. Organised into three 'books' that were divided between two volumes, A System of Moral Philosophy was his most comprehensive work. It synthesised ideas that he had formulated as a minister and as the Chair of Moral Philosophy at the University of Glasgow (1729–46). Published posthumously by his son in 1755, prefaced by an account of his life, it is the only treatise by Hutcheson for which a manuscript is known to have survived. Asserting that individual natural rights derive from an innate understanding of moral behaviour, Hutcheson offers a model that mediates between individual interests and communal ideals. Containing Book 1 and part of Book 2, Volume 1 describes the role and perception of 'perfect' and 'imperfect' natural rights."
New York: Cambridge University Press, 2014
e20528819
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Saadah Soepono
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997
170 SRI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Kasdin
"Tanggung jawab moral merupakan salah satu dari prinsip etis profesi. Tanggung jawab moral adalah kemampuan seseorang dalam menjalankan tugasnya serta memberikan tanggapan terhadapnya berdasarkan prinsip prinsip etis. Dari pengertian ini, ada dua aspek tanggung jawab moral, yakni menunjukkan diri sebagai seorang profesional yang bermutu dan berani menjawab persoalan persoalan yang muncul di dalamnya. Aspek pertama meliputi pengakuan diri sebagai pribadi yang bebas, sadar dan tahu apa yang akan dilakukan serta kecintaan pada pekerjaannya. Apek kedua, seorang profesional berani menanggung risiko dari perbuatannya. Esensi tanggung jawab ini juga berlaku bagi profesi akuntansi. Ini berarti, seorang akuntan menyadari diri sebagai orang bebas. Ia juga secara sadar akan prosedur prosedur pekerjaannya dan memiliki pengetahuan yang memadai dalam menjalankan pekerjaannya. Selain itu seorang akuntan berani menanggung resiko dari perbuatannya. Singkatnya, tanggung jawab moral adalah kemampuan kaum profesional menggunakan kompetensi teknis dan kompetensi etis dalam menjalankan tugas tugasnya."
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2015
300 RJES 20:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Durahman
Depok: Rajawali Press, 2023
340.112 DAN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bauman, Zygmunt, 1925-2017
Chichester: Polity Press, 2013
170 BAU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alfonsus Marianus Kosat
"Studi filsafat atas compassion berdasarkan pemikiran Martha Nussbaum, sangat relevan dalam konteks kontemporer mengingat prevalensi dehumanisasi pada ranah interaksi sosial dan devaluasi nilai-nilai kemanusiaan di era digital. Keadaan demikian menuntut pengembangan sistem penalaran moral khas manusia bersumber dari realitas, pembelajaran dan tata kelola tindakan. Metode studi kritis dan tinjauan pustaka dengan mempertimbangkan prinsip penjelasan reduktif digunakan dalam analisis atas compassion yang mencakup penderitaan dan kerentanan. Analisis filosofis komprehensif bertumpu pada premis dasar bahwa compassion merupakan kemampuan menderita bersama liyan dengan hasrat memaknai kehidupan untuk mencapai transformasi moral. Penelitian ini menunjukkan bahwa penderitaan liyan dapat menjadi kewajiban moral karena penerapan kapabilitas kognisi, afeksi dan konasi melalui prinsip tanggung jawab, kesadaran diri dan kehadiran dalam fenomena penderitaan. Mekanisme demikian meneguhkan compassion sebagai teknologi moral transformatif yakni kerangka dan sistem penunjang pemahaman atas kehidupan sekaligus menjadi basis moral tindakan manusia. Akhirnya, penelitian ini mengembalikan compassion pada makna aslinya yaitu kemampuan menderita bersama atau hidup berdampingan dengan penderitaan, dengan kekhasan moralitas yang terbuka dan terintegrasi. Kekhasan tersebut menempatkan compassion dan penderitaan sebagai komitmen dan kebijaksanaan moral kemanusiaan.

The philosophical study of compassion, as proposed by Martha Nussbaum, is particularly pertinent in the contemporary context, given the prevalence of dehumanization in social interactions and the devaluation of human values in the digital age. In light of these circumstances, it is imperative that humans develop a humanitarian moral reasoning system that is grounded in the fundamental tenets of reality, learning, and the management of moral action. The critical study and literature review method, based on the principle of reductive explanation, is applied in the analysis of compassion, which encompasses suffering and vulnerability. The comprehensive philosophical analysis is based on the fundamental premise that compassion is the capacity to suffer together, alongside the desire to make sense of life, in order to achieve moral transformation. This research demonstrates that the suffering of others can become a moral obligation as a result of the application of cognition, affection and conation through the principles of responsibility, self-awareness and presence in the phenomenon of suffering. In this way, compassion can be seen as a transformative moral technology, providing a framework for understanding life and a basis for moral action. Ultimately, this research reestablishes compassion to its original meaning, that is, the capacity to suffer or coexist with suffering, with an open and integrated moral framework. This particularity situates compassion and suffering as the commitment and moral wisdom of humanity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginan Aulia Rahman
"ABSTRACT
David Hume menulis dua buku yang membahas moral secara filosofis dan komprehensif yaitu A Treatise of Human Nature dan An Enquiry Concerning the Principle of Morals. Hume mendapat kritik dari Jeremy Bentham dan Immanuel Kant bahwa kajian filosofisnya terhadap moral tidak memberikan pedoman untuk membuat putusan moral etika normatif . Robert Shaver dan Nicholas Capaldi membantah kritik tersebut. Keduanya mengatakan bahwa Hume memiliki teori putusan moralnya sendiri yang unik. Namun, pembelaan mereka tidak menunjukkan teori moral Hume yang bisa digunakan membuat putusan moral. Penelitian tulisan ini akan memaparkan pemikiran moral Hume yang dilandasi oleh teori epistemologinya yaitu empirisme, lalu dengan menggunakan enam kriteria putusan moral dari B. C. Bostow sebagai alat analisis, tulisan ini memperkuat argumentasi bahwa Hume memiliki teori putusan moral sendiri yaitu etika kebajikan.

ABSTRACT
David Hume wrote two philosophy books that concern about moral A Treatise of Human Nature dan An Enquiry Concerning the Principle of Morals. Hume gets criticism from Jeremy Bentham and Immanuel Kant that his philosophical theory of morals does not provide guidance for making moral judgments normative ethics . Robert Shaver and Nicholas Capaldi denied the criticism. Both say that Hume has his own unique moral judgement theory. However, their defense does not show Hume 39 s moral theory that can be used to make moral judgments. The study of this paper will describe Hume 39 s moral thinking based on his epistemology theory empiricism and then using the six criteria of the moral ruling by B. C. Bostow as an analytical tool. This paper reinforces the argument that Hume has his own moral judgment theory, that is virtue ethics. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriadi
Jakarta: Sinar Grafika, 2006; 2014
340.112 SUP e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>